Skool Luv Affair (Prolog)


Title:
Skool Luv Affair

Author:
Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast:
Jessica – Jin – V – Jungkook
Suga – Jimin – J-Hope – Rap Monster

Support Cast:
YoonA – Hyoyeon
Taeyeon – Tiffany – Seohyun
etc

Genre:
School-life – Romance – Friendship

Length:
Series

A/N:
Baca dulu teaser FF ini sebelum kamu baca prolog FF ini!

Gambar

***

Seorang gadis berusia delapan belas tahun tengah melakukan aksinya dengan melompati tembok yang melindungi istana milik keluarganya. Dengan aksi yang sangat ekstra hati-hati, gadis itu berusaha turun dari atas tembok dengan tanpa suara agar tidak membangunkan para penjaga istana tersebut. Setelah berhasil, gadis itu berjalan mengendap-endap menuju belakang istananya. Gadis itu membuka pintu yang berhubungan langsung dengan dapur di istananya.

“Princess Jung Sooyeon!” pekik seorang pelayan pelan dan ia terlihat cukup kaget.

Gadis bernama Sooyeon itu meletakkan jari telunjuknya di depan mulutnya, meminta satu-satunya pelayan yang masih terjaga agar tidak membuat kebisingan sedikit pun.

“Dad and his wife, are they sleeping now?” tanya Sooyeon dengan suara yang sangat pelan.

“I don’t know, princess. I think so cause I don’t hear their voices.” jawab pelayan itu.

“Okay. Thank you, Lily.” ucap Sooyeon lalu segera keluar dari dapur.

“God, please save her.” gumam pelayan paruh baya bernama Lily itu.

Sooyeon baru saja ingin menaiki anak tangga, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara deheman dari belakangnya.

“Again, Jung Sooyeon?” tanya seorang pria paruh baya.

Sooyeon berbalik dan tersenyum paksa, “Good night, dad, stepmother.” sapanya dengan nada riang, kecuali dibagian kata ‘stepmother’.

“Jung Sooyeon!,” bentak pria yang dipanggil ayah oleh Sooyeon.

“Be calm, Yonghwa.” ucap wanita yang dipanggil ibu tiri oleh Sooyeon, lalu beralih menatap Sooyeon dengan senyuman khasnya. “Why you come so late? We’re worrying you.” ucapnya.

“Really? I think both of you never worry me. I always like this every night, right? Why both of you worrying me just now?” tanya Sooyeon sambil mempertahankan senyuman paksanya.

“You know us, right? We’re too busy.” jawab wanita itu.

“Yeah. I forget it. I have the parents who really busy. Why I can forget this one?”

“Sooyeon, actually—,”

“It’s okay, Dad. I understand it. Good night!” ucap Sooyeon lalu segera naik ke atas menuju kamarnya.

Yonghwa menghela napas berat, “I’m sorry, Calissa. I can’t make Sooyeon be nice person for you.” ucapnya.

“It’s fine, Yonghwa. I know Sooyeon is sad now. I know she loves you very much. But, we can’t give the best for her.”

“I’m a fail father.” ucap Yonghwa.

“No. You’re the best father. I know Sooyeon will understand it.” ucap Calissa.

>>>

“Dasar anak nakal! Kau pulang larut malam lagi? Apa kau ke klub malam lagi? Apa kau minum lagi?”

“Ish, haraboji cerewet sekali! Aku tidak ke klub malam. Aku hanya pergi ke pesta ulang tahun temanku.” jawab Sooyeon.

Sooyeon dan kakeknya sedang berbincang melalui telepon.

“Pesta? Itu artinya kau minum lagi?”

“Di Amerika tidak ada remaja yang tidak menyediakan minuman di pestanya, haraboji.” jawab Sooyeon.

“Dasar anak nakal! Harusnya kau tinggal di Korea saja. Amerika membawa dampak buruk bagimu.” omel kakeknya.

“Salahkan appa karena dia yang sudah membawaku kemari. Ugh, mengapa dia harus jatuh cinta pada wanita Amerika? Padahal wanita Korea tak kalah cantik.” ucap Sooyeon.

“Amerika maupun Korea, sekali ibu tiri, tetaplah ibu tiri. Kau akan tetap membencinya, kan?” tanya kakeknya.

Sooyeon terkekeh pelan, “Iya juga sih.” jawabnya.

“Apa kau tidak suka tinggal disana?” tanya kakeknya.

“Tidak juga. Hanya saja, rasanya disini sangat berbeda. Aku hanya merasa kurang nyaman tinggal disini.” jawab Sooyeon.

“Bagaimana kalau kau tinggal bersamaku?”

Sooyeon tersentak kaget, “Memangnya bisa?” pekiknya.

“Apa yang tidak bisa untuk haraboji mu ini, eoh? Aku akan memberitahu appa mu jika kau setuju untuk kembali ke Korea. Bagaimana?”

“Haraboji saikyooo!” seru Sooyeon girang.

“Saikyo?” tanya kakeknya bingung.

“Kau yang terbaik, haraboji. Bahasa jepang. Kau ini mantan presiden tapi tidak tahu bahasa asing.”

“Jangan meremehkanku, bocah. Aku cukup terampil dalam berbahasa asing. Mungkin tidak untuk bahasa Jepang.”

“Benarkah?” goda Sooyeon.

“Sudahlah. Cepat tidur. Aku akan memberitahu appa mu besok. Tidur yang nyenyak, ya? Jangan sampai kesiangan besok. Kau kan harus sekolah.”

“Baiklah, haraboji cerewet!”

“YA!”

>>>

Sooyeon sedang berada di ruang makan bersama kedua orangtuanya sebelum ia berangkat ke sekolah. Seperti biasa, suasana hening menyelimuti mereka. Hanya terdengar suara sendok dan garpu berbunyi.

“Ngg—Sooyeon-ah,” panggil Yonghwa.

“Hm?” jawab Sooyeon tanpa mengalihkan pandangannya dari makanannya.

“Harabojimu memberitahuku kalau aku harus memindahkanmu kembali ke Seoul. Beliau berkata, kau juga sudah menyetujui hal ini. Apa benar?”

“Yes. That’s true!” jawab Sooyeon.

“Kau benar-benar ingin pindah? Kau ingin meninggalkan appa?” tanya Yonghwa tak percaya.

Sooyeon menatap Yonghwa dengan tajam, “Sejak awal kita pindah kesini, kau sudah meninggalkanku. Jadi, meskipun aku tidak pindah pun, sejak dari awal kita sudah berpisah, appa.” jawabnya lalu beranjak berdiri.

“What are you doing? Your food still—”

“Thanks, stepmother. But, I’m not hungry.” ucap Sooyeon lalu segera beranjak pergi dari ruangan itu.

“What is she says? You look trouble.” ucap Calissa.

Yonghwa menggeleng lemah, “She’s right. Maybe, I must transfer her to Seoul.” jawabnya.

>>>

“Sooyeonnie!”

Sooyeon tersentak kaget saat seseorang sudah berada disampingnya dan memekikkan namanya. Sooyeon hanya bisa menggeleng pasrah karena ia sudah terlalu sering diperlakukan seperti ini.

“Ada apa, Nicole-ah?” tanya Sooyeon.

“Eh? Seperti biasa Sooyeonnie selalu to the point. Why you look trouble, Sooyeonnie?”

Sooyeon menggeleng, “Aku baik-baik saja. Hanya saja—” ia menggantungkan kalimatnya sejenak, “—mungkin hari ini adalah hari terakhir kita bertemu.” lanjutnya.

Nicole tertawa keras, “Kau sedang mengerjaiku, ya? Tapi, sekarang kan bukan ulang tahunku. Bukan juga april mop. Jadi, dalam rangka apa?” tanyanya.

“I’m serious, Nicole. I will back to Seoul tomorrow.” jawab Sooyeon.

“WHAT??!!”

Sooyeon dan Nicole menoleh ke sumber suara. Ternyata tiga teman mereka yang lain lah yang memekik sangat keras itu.

“Sooyeon, are you absolutely serious?” tanya Chloe.

“Sooyeon, are you joking, right? Tell us!” seru Dylan tak percaya.

“Wifey, you won’t leave me, right? Remember, I’m not propose you yet. We are not marry yet. We are not make kids yet. We are not—”

“Stop, Lu Han!” potong Chloe.

“I’m absolutely serious, friends. I will back to Seoul. I will enter school in Seoul. I will life in Seoul and I don’t know I can come back here.” jawab Sooyeon.

“Why you move, Sooyeonnie?” tanya Nicole sedih.

“Your parents move too?” tanya Dylan.

Sooyeon menggeleng, “No. Just me.” jawabnya.

“Kenapa?” tanya Nicole yang air matanya sudah berlinang.

“Aku ingin menemukan kebahagiaan disana, Nicole-ah. Bukan berarti aku tidak bahagia disini. Aku bahagia bersama kalian. Tapi, aku tidak bahagia tinggal bersama orangtuaku. Aku membenci mereka yang selalu membuatku menangis setiap malam. Kau harus mengerti, Nicole-ah. Jika kau sahabatku, kau harus mengerti posisiku.” jawab Sooyeon.

“What is she says, Lu?” tanya Dylan.

“I don’t know. I just understand English and Chinese.” jawab Lu Han.

“I know.” ucap Chloe.

“WHAT??!!” pekik Dylan dan Lu Han tak percaya.

Chloe meneteskan air matanya sambil melihat Sooyeon dan Nicole berpelukan, “Look at Sooyeon’s eyes. She is really sad, hurt. We must understand and accept her choice.” ucapnya.

Lu Han dan Dylan mengangguk mengerti.

“It’s okay, Sooyeon. We’re sure we will meet again.” ucap Dylan.

“Even I’m very sad, I’m sure you will meet your destiny in Seoul. I’m sure that.” ucap Lu Han.

Sooyeon tersenyum, “Thanks, Lu. I’m sure you will meet your destiny, too.” balasnya.

>>>

Sooyeon tengah mempersiapkan pakaian dan barang-barangnya untuk keberangkatannya besok. Ia tengah dibantu oleh para pelayannya. Hal itu membuat semuanya menjadi cepat dan mudah.

“Are you sure to do this, princess?” tanya Lily.

“Yes. This is my choice. I will get happiness.” jawab Sooyeon.

Lily tersenyum lembut, “Certainly. And I will miss you so much, princess.” ucapnya.

“Me too.” jawab Sooyeon dengan senyuman manisnya.

“Sooyeon,”

Sooyeon dan Lily menoleh ke sumber suara. Ternyata pemilik suara itu tak lain adalah ibu tirinya, Calissa.

“What?”

“Can we talk?” pinta Calissa.

Lily langsung memberi isyarat agar semua pelayan yang ada di kamar Sooyeon keluar bersamanya, “Excuse me, princess, your highness.” ucapnya lalu keluar dari kamar Sooyeon.

“YA! LILY!” pekik Sooyeon kesal.

Tanpa persetujuan Sooyeon, Calissa melangkah masuk ke dalam kamar Sooyeon. Ia mendekati Sooyeon yang terlihat tak suka dengan kehadiran dirinya.

“I know you hate me so much. I’m sorry. I can’t be your perfect mother.”

“Perfect stepmother. Not perfect mother.” ucap Sooyeon meralat perkataan ibu tirinya.

Calissa tersenyum pahit, “But, as you know, I love you very much. I’m doing everything I can.”

“Lakukan apa? Bisamu hanya menggoda appa saja.” gerutu Sooyeon.

“Aku tidak menggoda appa mu, Sooyeon-ah!”

Sooyeon tersentak kaget saat ibu tirinya mengerti gerutuannya dan bahkan ikut menggunakan bahasa Korea.

“Are you—”

“Selama ini, aku banyak mempelajari bahasa Korea diam-diam agar kita bisa akrab. Tapi, melihat kau pergi, rasanya perjuanganku sia-sia jika aku tak melakukannya sekarang. Aku sudah tidak tahan melihatmu memperlakukanku seperti ini. Kau pikir aku tidak menangis setiap malam melihat anak meskipun bukan anak kandungku memperlakukanku seperti orang asing?”

Sooyeon terdiam, tak bisa berkata apa-apa.

“Aku sangat mencintaimu, Sooyeon-ah. Melebihi rasa cintaku kepada appa mu. Meskipun saat ini kau tidak bisa mencintaiku, tolong mulai sekarang belajarlah untuk mencintaiku. Hanya itu yang ingin ku katakan sebelum kau pergi.”

Tubuh Sooyeon bergetar pelan. Tapi, Sooyeon mencoba untuk tidak terlihat seperti itu di depan ibu tirinya.

“Aku berjanji akan menjaga appa mu dengan baik. Kau juga harus berjanji untuk menjaga dirimu sendiri dengan baik. Jika kau terluka, aku takkan segan untuk terbang ke Seoul dan membawamu kembali.”

“Kau tidak berhak membawaku sesukamu.” ucap Sooyeon.

Calissa tersenyum, “Tentu saja aku berhak. Aku adalah eomma mu. Meskipun aku adalah eomma tirimu pun, aku tetap adalah eomma mu. Dan aku melakukan ini demi kebaikanmu. Jadi, kau harus menjaga dirimu dengan baik agar aku dan Yonghwa tidak menyesal memindahkanmu ke Seoul.” ucapnya.

“Keluar dari kamarku sekarang!” perintah Sooyeon.

Calissa mengangguk, “Baik. Aku akan keluar sekarang. Selamat tidur. Aku mencintaimu, Sooyeon-ah.” ucapnya lalu keluar dari kamar Sooyeon.

Seperginya Calissa dari ruangannya, senyuman kecil mulai terukir dibibir tipis milik Sooyeon.

>>>

Sooyeon, kedua orangtuanya, Lily, dan keempat temannya berada di dekat pesawat jet pribadi milik Yonghwa. Mereka sedang melakukan upacara perpisahan singkat dengan Sooyeon.

“Jaga dirimu baik-baik, Sooyeonnie. Sampaikan salamku jika kau bertemu dengan keluargaku, ya?” seru Nicole.

“Tentu saja.” jawab Sooyeon.

“I will miss you so much, Sooyeon.” ucap Lu Han.

“Hey! You don’t call her ‘wifey’, do you?” goda Dylan.

“She’s not my wife anymore.” jawab Lu Han sambil terkekeh pelan, diikuti tawa dari teman-temannya.

“Sooyeon, you must get happiness in Seoul. Promise?” seru Chloe.

“I’m promise.” jawab Sooyeon.

“Don’t forget to send email, princess.” ucap Lily.

“Of course, Lily. That’s our promise.” jawab Sooyeon.

“Kapan-kapan, kembalilah kesini, Sooyeon-ah.” ucap Yonghwa.

“Kau yang harus mengunjungiku, appa.” ucap Sooyeon lalu memeluk Yonghwa erat, “Aku akan merindukanmu, appa.”

Yonghwa tersenyum bahagia, “Aku juga akan sangat merindukanmu.” jawabnya.

“Ahem!”

Sooyeon dan Yonghwa melepaskan pelukan mereka dan menatap Calissa yang baru saja berdeham.

“Sooyeon, don’t forget about our promise, okay?” seru Calissa.

“You have promise with Sooyeon?” tanya Yonghwa tak percaya.

“Aku akan melakukannya jika kau tetap menggunakan bahasa Korea saat berbicara denganku maupun dengan appa.” jawab Sooyeon.

“Apa? Kau bisa berbahasa Korea?” tanya Yonghwa tak percaya lagi.

“Baiklah. Akan ku lakukan.” ucap Calissa.

Sooyeon memeluk Calissa dan membuat Calissa sangat kaget, “Sepertinya, aku akan mulai untuk belajar mencintaimu, eomma.”

Air mata Calissa langsung jatuh begitu saja. Ini terasa mimpi baginya. Mimpi terindah di dalam hidupnya. Bahkan Yonghwa dan keempat teman Sooyeon juga merasa sedang bermimpi.

Sooyeon melepaskan pelukannya, “Okay. Should I go now?” tanyanya.

Yonghwa mengangguk, “Yeah. Good bye.” jawabnya.

Sooyeon tersenyum lalu menaiki anak tangga dan masuk ke dalam pesawat jet pribadi milik Yonghwa. Pesawat itu pun terbang dan perjalanan Sooyeon ke Korea baru saja dimulai.

***

Yaps! Prolog sudah selesai. Berarti selanjutnya adalah chapter yang di publish. Jangan pelit ngasih komentar kalo masih pengen FF ini berlanjut. Kay? ^^

28 respons untuk ‘Skool Luv Affair (Prolog)

  1. shyela berkata:

    halo halo halo
    aku lupa pernah buka wp ini apa ga!
    kaya.a udah tp ga yakin sih
    gpp deh mulai sekarang hrs d save link.a
    penasaran ama ff.a! tp harus.a aku baca intro cast dulu x ya biar ngarti karaktr dlm cerita
    ya udah deh, ditung9u chapt 1 yah
    oh ya thor ijin menjelajah yak?

  2. Ice Jung berkata:

    Seru suwer! Aku terharu scene calissan sama jessica, aku fikir jessica dingin ke calissan karena dia jahat, gataunya dia baik bangettttt, aku sedih thor 😦 😦 😦 😦 lanjut ya thor lanjuuutttt

  3. Tuh kan. Tuh kan. Jessica anak orang kaya. Tuh kan, bener kan/?
    Dan well, aku suka sama sifat ibu tirinya Jessica. :’ oh my… semoga Jessica dan ibu tirinya menjadi akrab ‘^’
    Dan, saya jatuh cinta sama sifat kakeknya Sica xD
    Lol. Okay, chapter berikutnya ditunggu!^^
    Fighting! ‘-‘)/

  4. Aku kira jessica dingin ke stepmother nya gara2 dia jahat. Taunya baik banget sama jessica sampai2 rela belajar bahasa korea sendiri.
    Chapter 1 ditunggu^^
    Jangan lama2 ya thor hehe 😀

    • keep waiting, ne! aku juga gak terlalu bisa berkoneksi dengan internet dalam waktu-waktu ini soalnya lagi fokus ikut kursus perguruan tinggi.

  5. seruuuu,,, apalagi pemainnya semua member BTS 🙂 #lagi demen BTS soalnya 🙂
    aku kira Calissa tu jahat,, eh kiranya baik banget 🙂 aku sedih baca pas moment mereka 🙂
    mudah mudahan luhan nanti nggk datang ke korea,,, nanti malah berabe lagi -_- penasaran, pengen cepat cepat jessica datang ke sekolah itu,,,
    cepetan dilanjut ya thor,,, penasaran tingkat akut nih 😀 aku suka kalau cerita jessica sama BTS, apalagi sama Jin ❤

  6. Telekinetics berkata:

    Ceritanya seru #suwer agak gak mudeng pakek bhs inggris :v trharu bcanya ,,Akhirnya sica akrb sma eomma nya ,,,keren keep hwaiting

  7. Keren >..< aku pikir jessie bakalan benci ibu tirinya seumur hidup(berlebihan). Disini nicole nya nicole kara ya makanya bisa bhs korea hwhw.
    Waiting for chap 1 🙂

  8. ku kira ibunya jahat dan caper di depan yonghwa dengan sok baik keke tapi ternyata dia baik banget hahahaha
    aduuuhhh kenapa jessi sama luhan ajaaa#jiwashipperkeluar
    suka banget dialog jessi sama daehyun, kayam temen bukan kaya ke kakek sama cucu nya wkwkwk
    ok ku tunggu next chapppp

  9. sehunjessicaforever berkata:

    Dari prolognya aja udah keren..apalagi ceritanya..

    Seneng juga masih ada luhan di sini walaupun cuma jadi other cast..keren ff nya thor!!!

  10. Woaaahh… jessica eon goes back to seoul uwaaahhh
    Oke, luhan knp langsung putus asa sih trs gak manggil sica eon ‘wifey’ lagi huhu. Aku suka luhan disini. Sayangnya luhan gak main banyak, right?

Tinggalkan Balasan ke Xiao Li Batalkan balasan