Skool Luv Affair (Chapter 3)


Title:
Skool Luv Affair

Author:
Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast:
Jessica – Jin – V – Jungkook
Suga – Jimin – J-Hope – Rap Monster

Support Cast:
YoonA – Hyoyeon
Taeyeon – Tiffany – Seohyun
etc

Genre:
School-life – Romance – Friendship

Length:
Series

skool-luv-affair

*** Baca lebih lanjut

I Choose To Love You (Chapter 8 – END)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

i-choose-to-love-you

Poster © bubbletea

***
Baca lebih lanjut

I Choose To Love You (Chapter 7)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :

  • EXO’s Tao as Huang Zi Tao
  • EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

Gambar

Poster © bubbletea

*** Baca lebih lanjut

Skool Luv Affair (Prolog)


Title:
Skool Luv Affair

Author:
Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast:
Jessica – Jin – V – Jungkook
Suga – Jimin – J-Hope – Rap Monster

Support Cast:
YoonA – Hyoyeon
Taeyeon – Tiffany – Seohyun
etc

Genre:
School-life – Romance – Friendship

Length:
Series

A/N:
Baca dulu teaser FF ini sebelum kamu baca prolog FF ini!

Gambar

*** Baca lebih lanjut

I Choose To Love You (Chapter 6)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

    i-choose-to-love-you
    Poster © bubbletea

    ***

Byun Baekhyun berjalan memasuki kelasnya yang dipenuhi oleh keributan teman-teman sekelasnya seperti biasa. Baekhyun hanya bisa menggelengkan kepalanya apalagi saat ia melihat kedua sahabatnya—Chanyeol dan Tao—sedang bertengkar karena hal yang sepele.

“Real Madrid curang! Harusnya Barcelona yang memenangkan pertandingan tadi malam!,” seru Chanyeol.

“Curang dari mana? Real Madrid menjalankan pertandingan sesuai dengan aturan,” balas Tao.

“Salah satu pemain dari Real Madrid sengaja mendorong keeper dari Barcelona!,”

“Dia takkan melakukannya jika salah satu pemain dari Barcelona menabraknya!,”

Baekhyun menghela napas berat melihat kedua sahabatnya itu. Tiba-tiba, matanya melirik ke bangku yang tepat berada di sebelahnya.

Kosong.

“Aneh. Jessica tidak biasanya terlambat. Sebentar lagi kan bel masuk berbunyi,” gumam Baekhyun kemudian berbalik ke belakang, “Taeyeon-ah, apa kau melihat Jessica?,” tanyanya.

Taeyeon menggeleng kaku lalu kembali membaca bukunya. Alis kanan Baekhyun terangkat. Tak biasanya Taeyeon terlihat kaku seperti itu.

“Songsaenim datang!,” seru seorang mahasiswa.

Semuanya pun kembali ke tempat masing-masing dan duduk dengan rapi. Sang dosen memandu para mahasiswa untuk memulai pelajaran, tetapi tampaknya si jenius Byun Baekhyun sedang tidak tertarik dengan pelajaran.

“Jessica Jung tidak masuk? Ada yang tahu mengapa?,” tanya dosen itu.

Tidak ada jawaban. Bahkan Baekhyun sangat menantikan seseorang menjawab pertanyaan dari gurunya itu.

“Byun Baekhyun, kau tidak tahu?,”

Baekhyun menggeleng, “Saya tidak tahu, songsaenim,” jawabnya.

>>>

“Ya! Jangan lemas begitu, Baekhyunnie. Kau harus menghabiskan makananmu,” seru Chanyeol.

“Aku sedang tidak nafsu makan,” jawab Baekhyun sambil mengaduk-aduk makanannya.

“Kami tahu kau sangat mencemaskan Jessica. Kami pun sama. Tapi, jika kau tidak makan, kau tidak akan punya tenaga untuk menjalankan aktivitas hari ini. Terlebih lagi, pasti kita akan mencari Jessica sepulang sekolah nanti,” ucap Tao.

“Mungkin Jessica sakit. Ibunya sedang bekerja dan tidak sempat memberitahu ke sekolah,” ucap Chanyeol.

“Jessica itu kuat. Dia jarang sekali sakit sejak kecil,” protes Baekhyun.

“Taeyeon-ah, kenapa kau diam saja?,” tegur Tao.

Taeyeon yang sedari tadi menunduk sambil melahap makanannya pun akhirnya mengangkat kepalanya, “A-Aku sedang makan,” jawabnya.

“Ah, biasanya kau juga banyak bicara saat makan,” ucap Chanyeol.

Bukannya menjawab, Taeyeon malah kembali menunduk dan melanjutkan makannya.

“Kau sakit?,” tanya Baekhyun sedikit cemas.

Taeyeon menggeleng, “Aku sudah selesai makan. Aku pergi duluan, ya?,” ucapnya lalu beranjak pergi dari tempat tersebut.

“Apakah kau memikirkan apa yang ku pikirkan?,” tanya Chanyeol.

“Taeyeon terlihat aneh?,” tanya Tao.

“Bukan aneh, tapi mencurigakan,” jawab Chanyeol.

“Jangan berpikiran buruk kepadanya,” ucap Baekhyun.

“Oh. Sang pangeran membela sang puteri,” goda Chanyeol.

“Hey, apakah itu Kyungsoo?,” tanya Tao sambil menunjuk seorang mahasiswa berkacamata yang sedang mengambil makanan.

“Iya. Memangnya kenapa?,” tanya Chanyeol.

“Memangnya kenapa? Kita kan bisa bertanya soal Jessica kepadanya,” jawab Tao.

“Do Kyungsoo!,” panggil Baekhyun.

Kyungsoo menoleh ke sumber suara. Ia melihat Baekhyun menggerakan tangannya untuk meminta Kyungsoo menghampiri Baekhyun. Kyungsoo pun menghampiri Baekhyun dengan membawa makanannya.

“Ada apa, sunbae?,” tanya Kyungsoo.

“Apa kau tahu mengapa Jessica tidak hadir hari ini?,” tanya Baekhyun.

Bukannya menjawab, Kyungsoo justru tertawa keras. Ketiga seniornya itu menatapnya aneh.

“Kita salah pertanyaan,” bisik Chanyeol.

“Bukan salah pertanyaan, tapi salah orangnya,” bisik Tao.

“Kenapa tertawa?,” tanya Baekhyun.

“Pertanyaan sunbae sunggul menggelikan,” ucap Kyungsoo sambil berusaha menghentikan tawanya.

“Tuh kan, salah pertanyaannya. Bukan orangnya,” bisik Chanyeol.

“Apa maksudmu? Tidak ada yang lucu dari pertanyaanku,” ucap Baekhyun.

“Sunbae pikir Jessica noona membolos? Tidak mungkin,” ucap Kyungsoo.

“Jadi, maksudmu, Jessica masuk hari ini?,” tanya Tao.

“Tentu saja. Dia berangkat bersamaku. Kalian ini kenapa? Aneh sekali,” jawab Kyungsoo.

“Ku rasa kali ini aku setuju dengan Chanyeol,” ucap Baekhyun.

“Kau memang harus setuju denganku. Yang benar itu salah pertanyaannya, bukan orangnya,” ucap Chanyeol percaya diri.

“Bukan itu, bodoh. Tapi, ini soal—Taeyeon,” ucap Baekhyun.

“Ada apa dengan Taeyeon?,” tanya Tao.

“Apa kau lupa Chanyeol sempat berkata tadi kalau Taeyeon terlihat—,” Baekhyun menggantung kalimatnya dan menatap kedua sahabatnya itu.

“MENCURIGAKAN!!,” teriak mereka bertiga.

>>>

Baekhyun, Tao, dan Chanyeol berlari menuju kelasnya. Saat sudah sampai di kelas, mereka langsung menghampiri Taeyeon yang sedang membaca bukunya. Taeyeon terkaget-kaget saat ketiga temannya berada di depannya.

“Ya! Kalian mengagetkanku saja!,” pekik Taeyeon.

“Kenapa, eh?,” tanya Baekhyun.

Taeyeon mengernyit bingung, “Apa maksudmu?,” tanyanya.

“Kenapa sikapmu seperti ini, Taeyeon-ah? Ada sesuatu yang kau sembunyikan?,” tanya Baekhyun.

“Aku menyembunyikan apa? Aku sama sekali tak mengerti maksud dari perkataanmu tadi,” jawab Taeyeon.

Baekhyun berjongkok di dekat kaki Taeyeon, “Ku mohon,” pintanya, “Hanya kau satu-satunya yang tahu dimana Jessica, kan?,”

Mata Taeyeon membulat sempurna. Ia langsung berdiri dari kursinya, “Aku mengerti. Jadi, kau menuduhku,” ucapnya.

Baekhyun langsung berdiri, “B-Bukan. Aku tidak menuduhmu, tapi—,”

“Kalau tidak menuduhku, apa lagi? Dimana pikiranmu sampai berpikir aku yang menyembunyikan Jessica?,” tanya Taeyeon marah.

“Aku tidak bilang kalau kau menyembunyikan Jessica. Aku hanya berpikir kalau kau menyembunyikan informasi tentang keberadaan Jessica,” jawab Baekhyun.

“Memangnya apa bedanya?,” tanya Taeyeon.

“Jelas berbeda. Dari kalimat menyembunyikan informasi keberadaan Jessica dengan menyembunyikan Jessica saja sudah jelas berbeda,” sahut Chanyeol.

“Apapun itu, intinya kau telah menuduhku, Byun Baekhyun,” ucap Taeyeon lalu segera pergi.

“Ya! Kim Taeyeon!,” panggil Baekhyun.

Taeyeon berbalik, “Aku kecewa padamu, Baekhyun-ah,” ucapnya lalu keluar dari kelas.

Baekhyun mengacak-acak rambutnya frustasi. Gadis yang ia cintai sedang marah padanya dan sahabatnya menghilang. Bagaimana dirinya tak frustasi?

“Tenang dulu, Baekhyun-ah. Kita akan membantumu mencari Jessica sampai ketemu,” ucap Tao.

Baekhyun mengangguk lemah, “Iya. Terima kasih, teman-teman,” ucapnya.

>>>

Pelajaran sedang berjalan dengan lancar. Tetapi, mahasiswa pintar berkacamata itu tampak gelisah. Biasanya dirinya akan sibuk melontarkan jawaban-jawaban dari pertanyaan sang dosen. Tetapi, untuk menjawab pertanyaan ‘kau kenapa?’ dari teman sebangkunya saja ia tak bisa.

‘Jessica noona, dimana kau berada?’, batin Do Kyungsoo ketakutan. Tentu saja ia ketakutan. Jelas-jelas Jessica berangkat bersamanya tadi pagi. Tapi, mengapa Jessica tidak masuk ke kelasnya?

“Ya! Do Kyungsoo! Mengapa hari ini kau begitu mengecewakan, eh? Sangking mengecewakannya, rasanya aku ingin memberimu nilai F,” ucap sang dosen sambil berkacak pinggang.

Tak ada jawaban dari pria manis yang mengaku mirip Harry Potter itu. Ia hanya terus-terusan memikirkan seseorang yang ia sayangi.

“Kau benar-benar ingin mendapat nilai F, ya?,”

“Songsaenim, bisakah kau maklumi dia?,” pinta teman sebangku Kyungsoo.

“Memaklumi apa?,” tanya sang dosen bingung.

“Sepertinya dia sedang memiliki masalah besar. Ku mohon jangan buat masalahnya bertambah besar. Kita semua tahu Do Kyungsoo tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Jadi, aku sebagai temannya memohon kemakluman dari kalian semua terutama anda, songsaenim,”

Sang dosen menghela napas berat, “Baiklah. Kali ini ku maafkan. Di lihat dari wajahnya, dia memang terlihat sedang mengalami masalah besar,”

>>>

Jessica membuka matanya perlahan seiring dengan rasa sakit yang mulai ia rasakan di seluruh tubuhnya terutama di kedua tangan dan kakinya. Betapa kagetnya dirinya saat melihat tempat di sekitarnya. Ia bahkan tak tahu ia berada dimana. Yang jelas, Jessica pernah melihat tempat-tempat menyeramkan di televisi dan tempatnya kurang lebih persis dengan tempat dimana ia berada sekarang.

“Mmmhhh.. mmmhhh,” Jessica tak dapat berbicara. Di mulutnya tertempel isolasi hitam yang sangat rekat. Ia juga baru sadar kedua tangan dan kakinya di ikat.

Jessica mulai mengamuk. Ia memberontak dan berusaha untuk melepaskan diri, tapi tidak bisa. Talinya terlalu kuat. ‘Tamatlah riwayatku’, batinnya.

>>>

“Jadi, gadis bodoh itu mengurung Jessica di gudang ini?,” tanya Sunkyu.

“Iya. Sesuai dengan apa yang ku perintahkan,” jawab Tiffany.

“Bagus. Kalau begitu, tidak akan ada lagi Jessica di kampus kita. Senangnya melihat kampus kita bersih tanpa ada parasit,” seru Hyoyeon.

“Jangan senang dulu,” ucap Sunkyu.

Tiffany dan Hyoyeon menatap Sunkyu bingung, “Kenapa?,” tanya mereka kompak.

Sunkyu mengambil suatu benda di tanah dan menunjukkannya kepada kedua sahabatnya. Tiffany dan Hyoyeon terperanjat kaget, “KUNCI?!!,” pekik mereka.

“Ssshh! Nanti Jessica bisa mendengarnya,” ucap Sunkyu.

“Ya! Lee Sunkyu! Tumben kau pintar,” ucap Hyoyeon.

“Si bodoh Kim Taeyeon itu. Apa dia terlalu payah untuk melakukan hal semudah ini?,” gerutu Tiffany kesal.

“Jadi, kunci ini kita apakan?,” tanya Hyoyeon.

“Buang saja ke laut,” jawab Sunkyu asal.

Tiffany menatap Sunkyu tak percaya, “Ya! Baru kali ini aku mau mengakui kepintaranmu, Lee Sunkyu. Kebetulan sekali sekolah kita dekat dengan laut,” ucapnya.

“Kau serius mengikuti saranku?,” tanya Sunkyu tak percaya.

“Of course,” jawab Tiffany, “Come on, girls. Let’s go to the sea!,” serunya.

“Okay!,” balas Hyoyeon dan Sunkyu.

Ketiga gadis itu pun segera pergi dari depan gudang di kampus mereka. Tak lama kemudian, Taeyeon muncul dengan napas tak beraturan.

“Dimana kuncinya?,”

Taeyeon mencari-cari kunci yang ia buang tadi pagi di tanah. Ia cari kemana-mana tapi tak kunjung ia temukan. Taeyeon semakin panik, tetapi ia tetap berusaha untuk mencarinya.

“Dimana kuncinya? Ya Tuhan, bantu aku,”

Tetesan dari langit mulai turun dan semakin deras. Tetapi hal itu tidak meruntuhkan seorang Kim Taeyeon untuk tetap mencari kunci tersebut.

“ARGH!!,” teriak Taeyeon geram. Ia sudah mencari di tanah sekitar gudang tetapi tak kunjung ia temukan. Kini Taeyeon benar-benar menyesal telah mengikuti saran dari Tiffany.

“Jessica akan sangat membenciku. Baekhyun pun juga. Ku pikir, dengan ku lakukan ini, hubunganku dan Baekhyun akan semakin membaik. Ternyata, aku merasa tidak sanggup untuk bertemu dengan Baekhyun karena ia akan selalu menanyakan soal Jessica,” gumam Taeyeon sambil menangis. Tak ada yang bisa melihat air matanya karena seluruh anggota tubuhnya yang di tetesi oleh air hujan.

Taeyeon tak bisa membiarkan Jessica berada di dalam selamanya. Jessica bisa mati. Taeyeon pun segera berlari untuk mencari Baekhyun.

>>>

“Laut memang yang paling terbaik. Aku mencintaimu, laut!,” seru Sunkyu.

“Ya! Jangan menghilangkan image pintarmu, Lee Sunkyu. Tadi kau sangat keren. Sekarang kau menjadi aneh kembali,” ucap Hyoyeon.

“Kenapa? Memangnya orang pintar tidak boleh mencintai laut?,” protes Sunkyu kesal.

“Diamlah kalian. Kenapa kalian tidak mengambil gambar saat aku membuang kunci ini?,” tanya Tiffany.

“Ide yang brilian,” ucap Hyoyeon.

Sunkyu mengeluarkan ponselnya, “Kamera.. action!,” serunya.

“HENTIKAN!!,”

“Oh, Do Kyungsoo, kan?,” tebak Hyoyeon.

Kyungsoo menghampiri ketiga gadis yang sedang berdiri di atas jembatan di atas laut dengan berlari. Kyungsoo mengatur napasnya saat ia sudah sampai di hadapan ketiga gadis itu.

“Sedang apa kau kemari? Jangan merusak upacara pentingku,” ucap Tiffany.

“Berikan kuncinya,” pinta Kyungsoo.

“Oh. Are you Jessica’s super hero?,” tebak Tiffany.

“Bukankah Jessica pernah memukulmu di depan umum? Mengapa kau mau menyelamatkannya?,” tanya Hyoyeon.

“Ku mohon. Berikan kuncinya,” pinta Kyungsoo.

“Apa jaminannya?,” tanya Tiffany.

“Apapun akan ku berikan,” jawab Kyungsoo.

Tiffany tersenyum meremehkan, “Sayang sekali. Aku tak butuh apapun dari pria miskin sepertimu,” dan ia pun menjatuhkan kuncinya ke laut.

“TIDAK!!!,” teriak Kyungsoo.

“Let’s go out here, girls,” seru Tiffany lalu pergi bersama kedua sahabatnya.

Kyungsoo tak percaya Tiffany tega melakukan ini kepada saudaranya, meskipun Jessica adalah saudara tirinya. Tanpa ragu, Kyungsoo langsung bercebur ke laut untuk mengambil kunci tersebut.

>>>

“Jadi, tempat mana yang harus kita datangi terlebih dahulu?,” tanya Chanyeol.

“Mungkin rumahnya. Siapa tahu ia sudah berada di rumah,” jawab Baekhyun.

“BAEKHYUN-AH!!,”

Taeyeon berlari menghampiri Baekhyun, Chanyeol, dan Tao. “Oh, sudah tak marah lagi?,” goda Chanyeol.

“Baekhyun-ah, kau harus ikut aku!,” perintah Taeyeon.

“Tidak bisa. Kami harus mencari Jessica,” sahut Chanyeol.

“Kalau kalian ingin menemukan Jessica, kalian harus ikut denganku,” ucap Taeyeon.

“Jangan bilang kau tahu—,”

“Tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Cepat!,” seru Taeyeon lalu berlari disusul ketiga pria itu.

Mereka berempat berlari menuju sebuah gudang di kampus mereka.

“Jessica berada di dalam? Sejak kapan?,” tanya Baekhyun.

“Sudah ku bilang tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Cepat keluarkan dia,” jawab Taeyeon panik.

“Pintunya terkunci, Baekhyun-ah,” ucap Chanyeol.

“Dimana kuncinya, Taeyeon-ah?,” tanya Baekhyun.

“Aku juga tidak tahu. Dobrak saja pintunya,” jawab Taeyeon.

“Tao-ah, Chanyeol-ah, bantu aku mendobrak pintunya,” pinta Baekhyun.

“Baik,” jawab Tao dan Chanyeol kompak.

Ketiga pria itu langsung mendobrak pintu tersebut dengan keras namun tidak berhasil. Mereka mencoba, dan terus mencoba, hingga akhirnya berhasil. Dan mereka kaget saat melihat Jessica dalam keadaan seperti sedang di culik.

“JESSICA!!,” teriak Baekhyun.

Mereka semua langsung menghampiri Jessica. Mereka melepaskan semua benda yang menggangu Jessica. Setelah semuanya sudah di lepas, Jessica langsung memeluk Baekhyun erat, begitu pula sebaliknya.

“Mengapa hal ini bisa terjadi padamu, hah? Aku sangat mencemaskanmu!,” ucap Baekhyun.

“A-Aku tidak tahu. Aku takut sekali, Baekhyun-ah,” jawab Jessica.

Taeyeon menatap pemandangan tersebut sambil tersenyum pahit. Ini bukan yang ia inginkan. Tetapi, Taeyeon tahu inilah balasan yang harus ia terima. Dan mungkin masih ada balasan lain yang lebih menyakitkan dari ini.

“Kita harus membawa Jessica pulang ke rumah. Jessica butuh istirahat,” ucap Tao.

Tiba-tiba, ponsel Jessica berbunyi dari dalam tasnya. Baru saja Jessica ingin mengambil, Baekhyun langsung mencegatnya.

“Biar aku saja yang mengangkatnya,” ucap Baekhyun. Di balas anggukan pasrah dari Jessica.

Baekhyun mengeluarkan ponsel Jessica dari dalam tas Jessica. Ia melihat nama Do Kyungsoo tertera di layar ponsel Jessica. Di dalam hati, Baekhyun menggerutu, ‘Pria ini selalu saja mengganggu momen ku bersama Jessica’, lalu mengangkat teleponnya.

“Halo?,”

“…”

“Maaf. Saya bukan Jessica. Saya temannya,”

“…”

“Iya, saya mengenalnya. Ada apa, ya?,”

“…”

Mata Baekhyun yang sipit seketika membulat sempurna, “APA??!!,”

“Baekhyun-ah, ada apa?,” tanya Jessica cemas.

“…”

“Baik. Akan saya sampaikan. Terima kasih,”

Baekhyun menutup teleponnya. Ia menghela napas berat membuat teman-temannya menjadi cemas.

“Ya! Siapa yang menelpon?,” tanya Chanyeol.

“Seorang dokter yang menggunakan nomor Do Kyungsoo,” jawab Baekhyun.

“Dokter? Apa yang terjadi pada Kyungsoo?,” tanya Jessica.

Baekhyun menghela napas berat. Ia tahu sekarang bukan waktu yang tepat untuk memberitahu soal itu karena kondisi Jessica masih buruk. Dan ia tahu Jessica akan bertindak bagaimana jika ia memberitahu apa yang terjadi.

“Ya! Byun Baekhyun! Jawab aku!,” bentak Jessica marah.

Sekali lagi Baekhyun menghela napas berat, “Do Kyungsoo—dilarikan ke rumah sakit,”

“APA????!!!!,”

    TBC

    Tadaaaaaa!!! Saya muncul lagi, yorobeun! Tolong tinggalkan komentarnya, ya? Karena FF ini satu-satunya yang belum selesai, maka saya akan buat perhitungan. Keke~!

    Kalau FF ini tidak memiliki komentar minimal 30, maka FF ini tidak akan dilanjutkan. Jadi, kalian gak boleh pelit ngasih komentar. Ayo, mau di lanjut apa gak? Soalnya dibandingkan ‘Who I Love’, FF ini masih kurang diminati. Jadi, aku pengen tau sebenarnya FF ini emang bener kurang diminati atau yang minat pada pelit ngasih komentar? Keke ^^v

    Review, ne? :*

I Choose To Love You (Chapter 5)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

i-choose-to-love-you

    Poster © Bubbletea
    ***

Jessica mengajak Baekhyun untuk mengunjungi rumah barunya. Sebenarnya bukan Jessica yang mengajak, melainkan Baekhyun yang memaksa. Dengan terpaksa, Jessica mengikuti permintaan sahabatnya mengingat mereka baru saja berbaikan.

“Rumahku kumuh dan jelek. Kau pasti tidak akan betah. Ruangannya kecil dan panas. Hanya ada kipas angin lama dan angin alami yang bisa mendinginkan rumahku,” ucap Jessica sepanjang jalan.

Baekhyun mendesis, “Bisa berhenti berbicara seperti itu, tidak? Kau pikir aku ini sahabat macam apa jika aku bersikap sekonyol itu saat aku berada di rumahmu?,”

Jessica menunduk, “M-Maafkan aku,” ucapnya.

Baekhyun menghela napas berat, “Tidak. Aku yang minta maaf karena sudah membentakmu,” ucapnya.

Jessica mendongak, “Itu rumahku,” ucapnya sambil menunjuk sebuah rumah kecil dihadapan mereka.

Berbeda dengan apa yang Jessica katakan, rumah kecil itu sangatlah manis menurut Baekhyun. Dindingnya bersih, halamannya bersih, banyak bunga dan pepohonan rindang. ‘Mengapa aku harus tidak betah di tempat semanis ini?’, pikir Baekhyun.

“B-Bagaimana?,” tanya Jessica takut.

“Sempurna. Sebagaimana adanya,” jawab Baekhyun dengan senyuman lebarnya.

Senyuman Jessica mengembang, “Benarkah?,” tanyanya.

Baekhyun mengangguk, “Dibandingkan dengan gedung bertingkat, rumah ini sangat terlihat nyaman. Aku merasa seperti di negeri dongeng, sedang melihat rumah para kurcaci yang ditinggali oleh puteri salju,” jawabnya.

Jessica menghela napas lega, “Syukurlah kau menyukainya,” ucapnya.

“Tapi, kenapa berbeda dengan yang ada di mading, ya?,”

Jessica dan Baekhyun menoleh ke sumber suara. Ternyata, Tao, Chanyeol, dan Taeyeon mengikuti mereka dari belakang.

“Hey! Siapa yang menyuruh kalian ikut?,” tanya Baekhyun kesal kepada Tao dan Chanyeol.

“Aku!,” jawab Taeyeon lantang, “Ada masalah?,” tanyanya.

Baekhyun menyengir pelan, “T-Tidak kok,” jawabnya.

“Taeyeon penasaran dengan rumah Jessica, jadi dia memaksa kami untuk mengikuti kalian,” ucap Chanyeol.

“Tapi, rumah ini benar-benar berbeda,” ucap Tao seraya meneliti rumah Jessica di hadapannya itu.

“Berbeda?,” tanya Jessica.

“Dengan yang di mading. Aku masih ingat foto rumahmu yang di mading sangatlah kotor dan kumuh. Banyak sampah berserakan di halaman. Tidak seperti rumah ini,” jawab Tao.

“Rumahku dari dulu ya seperti ini. Meskipun aku merasa rumahku kumuh dan jelek,” ucap Jessica.

“Kau terlalu merendahkan diri, Sica-ya,” ucap Baekhyun.

“Apa kau tidak menyadari foto di mading tersebut berbeda dengan aslinya, Sica-ya?,” tanya Taeyeon.

Jessica menggeleng, “Tidak. Saat itu terlalu banyak murid. Dan aku juga sedang emosi tinggi. Jadi, aku tidak menyadarinya,” jawabnya.

“Pasti seseorang telah mengedit fotonya,” seru Chanyeol.

“Tentu saja begitu. Pertanyaannya adalah siapa pelakunya?,” sahut Tao.

“Siapa orang yang sangat membenci Jessica?,” tanya Baekhyun.

“Jessica adalah murid baru, sama sepertiku. Jadi, untuk hal yang seperti itu, masih terlalu dini untuk mengetahuinya. Selama ini, tidak ada yang terlihat menonjol dari murid-murid yang membenci Jessica,” jawab Taeyeon.

“Jessica kan dekat dengan Baekhyun,” seru Chanyeol.

“Jadi?,” tanya Baekhyun bingung.

“Orang yang cemburu dengan kedekatan mereka lah yang melakukannya,” jawab Chanyeol.

“Orang yang menyukai Baekhyun, ya?,” gumam Tao. Mata Tao melebar saat sudah menemukan jawabannya, “TIFFANY!,” serunya.

“Kau yakin?,” tanya Jessica.

“Tentu saja. Selama ini, dia lah yang selalu mengejar Baekhyun,” jawab Tao.

“Aku akan membalas perbuatannya,” ucap Baekhyun.

“Tidak. Kau hanya membuang-buang waktumu, Baekhyun-ah. Kita lupakan saja kejadian tadi,” ucap Jessica.

“Dan membiarkannya menyakitimu lagi? Tidak akan!,”

Taeyeon tercengang mendengar Baekhyun berbicara seserius itu. ‘Sebegitu besar kah rasa sayang Baekhyun kepada Jessica?’, batinnya.

Jessica menggenggam kedua tangan Baekhyun, “Ku mohon. Lupakan kejadian tadi. Anggap saja tidak ada yang terjadi. Kau tak perlu khawatir denganku. Aku adalah gadis yang kuat. Dia takkan bisa menyakitiku lagi. Percayalah,”

“J-Jessica,” gumam Baekhyun.

“Itu benar. Jessica Jung adalah gadis perkasa. Tidak akan ada yang bisa mengalahkannya,” ucap Chanyeol.

“Hidup gadis perkasa!,” seru Tao.

Jessica mendesis kesal, “Apa maksud kalian menyebutku gadis perkasa, eh?,” tanyanya.

“Sica-ah, kau disana?,”

Mereka menoleh ke sumber suara. Mereka menemukan seorang wanita setengah paruh berada di ambang pintu rumah tersebut.

“Mum!,” seru Jessica.

“Kenapa diam saja? Ayo ajak teman-temanmu masuk. Eomma sudah menyiapkan makan siang untuk kalian semua,”

“Woah. Ahjumma sangat baik,” ucap Chanyeol.

“Hidup ahjumma!,” seru Tao.

“Terima kasih sudah merepotkan,” ucap Taeyeon.

“Tidak apa. Ayo masuk,”

Chanyeol, Tao, dan Taeyeon pun masuk terlebih dahulu.

“Mum, masih ingat dengan Baekhyun?,” tanya Jessica.

“Tentu saja ingat. Sahabat yang paling tampan sedunia itu, kan?,” seru sang ibu seraya mengedipkan sebelah matanya.

Wajah Jessica memerah. Ia memukul pelan lengan ibunya sambil menggerutu. Baekhyun tertawa melihatnya.

“Ya sudah. Ayo masuk. Kalian pasti lapar,”

“Baik,”

Mereka bertiga pun masuk dan pintu tertutup.

Di luar, Kyungsoo yang berada di balik pohon tersenyum lega. Ia pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

“Syukurlah kau bisa tersenyum kembali, noona,” gumamnya.

>>>

Taeyeon berjalan menuju kelasnya. Banyak murid laki-laki yang menyapanya. Tentu saja karena kecantikannya, Taeyeon telah menjadi idola di sekolah tersebut.

Tiba-tiba, tiga murid perempuan menghampirinya.

“Kalian Tiffany, Sunkyu, dan Hyoyeon itu, kan?,” tebak Taeyeon.

Tiffany tersenyum sinis, “Hebat sekali seorang gadis yang begitu terkenal di sekolah ini hanya dalam waktu satu hari bisa mengenal kami yang sudah berada di popularitas tingkat bawah,”

Taeyeon tertawa, “Kalian merasa begitu?,” tanyanya.

“Tentu saja. Semenjak kehadiran kau dan Jessica itu, semuanya menjadi kacau. Padahal dulu penggemar kami sangat banyak,” jawab Hyoyeon.

“Kasihan sekali kalian,” ucap Taeyeon dengan nada mengejek.

“Kau boleh mengasihani kami, Kim Taeyeon. Tapi, sebelumnya, aku ingin memberitahukan sesuatu untukmu,” ucap Tiffany.

“Dan kau pikir aku tertarik?,” tanya Taeyeon.

“Oh, tentu saja. Karena ini tentang dua orang terdekatmu, Jessica dan Baekhyun,” jawab Sunkyu.

Taeyeon terdiam sejenak. ‘Jangan bilang mereka telah menyakiti Jessica lagi?’, batinnya.

“A-Apa yang ingin kau beritahu?,” tanya Taeyeon.

‘Kena kau, Kim Taeyeon!’, batin Tiffany. “Kami tahu, berada di posisimu sangatlah tidak menyenangkan,” ucapnya.

“Maksudmu?,”

“Kami tidak sebodoh itu, Kim Taeyeon. Sebagai orang yang pernah di abaikan oleh lelaki yang aku sukai, aku sangat mengerti dengan keadaanmu,” ucap Tiffany.

“Aku tidak pernah bernasib sama denganmu,” ucap Taeyeon.

“Benarkah? Lalu, apa kau merasa tidak sakit hati dengan hubungan mereka berdua yang tidak wajar jika hanya disebut sahabat itu?,” tanya Hyoyeon.

“Ngg—aku—,”

“Jangan khawatir, Taeyeon-ssi. Selama kau percaya kepada kami, kau akan bisa mendapatkan hati Baekhyun. Tapi, jika kau tidak percaya, ya tidak apa-apa. Lagi pula, kami hanya berniat untuk membantumu saja sebelum hal yang tidak kau inginkan benar-benar terjadi,” ucap Tiffany.

Taeyeon menunduk takut. Ia memikirkan perkataan ketiga gadis dihadapannya itu. Bagaimana jika Jessica dan Baekhyun pada akhirnya akan bersatu? Apakah ia sanggup menerima kenyataan itu?

“Come on, girls. Let’s go to the classroom,” ajak Tiffany.

Trio gadis itu pun pergi dari hadapan Taeyeon. Taeyeon mengangkat kepalanya seraya menghela napas berat. Ia bingung harus bertindak bagaimana.

Dan seketika, Taeyeon membeku saat melihat di ujung koridor, Jessica dan Baekhyun berpegangan tangan sambil berjalan. Tubuh Taeyeon bergetar pelan dan dadanya terasa sesak. Perkataan trio gadis tadi pun terus mengiang-ngiang di pikirannya.

“What should I do?,” gumamnya.

>>>

Jessica dan Baekhyun keluar dari sekolah menuju area parkir disusul Taeyeon, Chanyeol, dan Tao. Langkah Jessica terhenti saat dirinya melihat Kyungsoo sedang menaiki sepedanya.

“Ya! Do Kyungsoo!,” panggil Jessica.

Kyungsoo menoleh ke sumber suara, “Noona!,” balasnya.

Jessica berlari menghampiri Kyungsoo, “Aku boleh pulang bersamamu?,” pintanya.

“Apa? Kau serius, noona?,” tanya Kyungsoo tak percaya.

“Tentu saja. Tapi, sebelum kau antarkan aku ke rumah, bisa kita singgah ke kedai es krim? Aku akan mentraktirmu sepuasnya,” seru Jessica.

“B-Baik!,” jawab Kyungsoo senang. ‘Tak pernah aku melihat Sica noona bersemangat seperti ini’, batinnya.

“TEMAN-TEMAN, AKU PULANG DULU, YA?!,” teriak Jessica.

“Hati-hati dijalan!,” balas Tao.

“Sampai jumpa besok, Sica-ya!,” balas Chanyeol.

“Selamat bersenang-senang!,” balas Taeyeon.

Sedangkan Baekhyun hanya memasang senyuman pahitnya.

Jessica duduk di belakang Kyungsoo dan mereka pun pergi mengendarai sepeda milik Kyungsoo.

“Mereka itu cocok, lho!,” ucap Tao.

“Cocok memerankan film animasi Beauty and The Beast, kan?,” tebak Chanyeol.

Tao, Chanyeol, dan Taeyeon tertawa. “Kalian ini!,” seru Taeyeon disela tawanya. Namun, tawanya berhenti saat melihat Baekhyun menunduk dan terlihat murung.

“Ada apa, Baekhyun-ah?,” tanya Taeyeon khawatir.

“Kenapa kau murung? Rasanya tadi kau bersemangat sekali,” sahut Tao.

“Aku tidak apa-apa. Hanya mendadak kehilangan mood saja,” jawab Baekhyun lalu berjalan meninggalkan teman-temannya.

“Aneh sekali dia,” ucap Chanyeol.

“Sepertinya dia cemburu karena Jessica pulang bersama Kyungsoo,” ucap Tao.

“Ah, tidak mungkin. Baekhyun kan hanya mencintai Taeyeon?,”

“Mungkin saja,”

Taeyeon menunduk sambil mendengar perkataan Chanyeol dan Tao. ‘Mereka benar. Aku yakin sekali Baekhyun sedang cemburu’, batinnya.

>>>

“Ingin pesan apa, agasshi?,”

“Es krim rasa vanilla,” jawab Jessica.

“Sama dengannya,” jawab Kyungsoo.

“Baik. Harap menunggu,” pelayan itu pun pergi.

“Eh? Kau hanya memesan itu? Aku bilang kau boleh memesan sepuasnya,” ucap Jessica.

“Aku hanya ingin itu, noona,” jawab Kyungsoo.

“Jangan bilang kau tidak enak padaku karena aku adalah orang miskin? Tenang saja! Mum memberiku uang banyak hari ini,” ucap Jessica.

“Tidak, noona. Terima kasih. Aku hanya ingin satu es krim saja,” jawab Kyungsoo.

Jessica menghela napas berat, “Baiklah jika itu yang kau mau,” ucapnya.

Kyungsoo menjadi tidak enak, “Maafkan aku, noona,” ucapnya.

Mendengar itu, Jessica spontan tertawa keras. Kyungsoo menjadi bingung karenanya.

“Kau sangat polos, Kyungsoo-ah. Untuk apa meminta maaf? Memangnya kau salah apa?,” tanya Jessica.

Kyungsoo menyengir, “Tidak ada sih,” jawabnya.

Jessica memukul lengan Kyungsoo sambil tertawa, “Kau ini!,” serunya disela tawanya.

Kyungsoo tersenyum lebar melihat Jessica tertawa senang. Ia sangat jarang melihat Jessica bisa sesenang ini. ‘Mungkin karena Jessica noona tidak perlu menyimpan rahasianya lagi. Makanya dia bisa selega dan sesenang ini sekarang’, batinnya.

Dan satu hal yang membuat Kyungsoo semakin senang dengan keadaan sekarang. ‘Jessica noona terlihat sangat cantik saat tertawa’, batinnya.

>>>

Taeyeon sedang memikirkan tawaran dari Tiffany pada waktu kemarin. Berhubung ia selalu merasa tidak tahan melihat Baekhyun bersama Jessica, Taeyeon mencoba untuk menerimanya. Tetapi, apa ia sanggup untuk menyakiti sahabatnya sendiri? Apa ia harus bermain curang untuk mendapatkan hati pria yang ia cintai?

Taeyeon memegang selembar kertas bertuliskan nomor ponsel Tiffany. Tiffany memang sengaja memberinya pada saat pulang sekolah agar Taeyeon bisa memutuskan tawarannya, antara menerima atau menolak. Setelah menghela napas berat, Taeyeon mulai mengetik nomor ponsel Tiffany di ponselnya, lalu menekan tombol hijau untuk memanggilnya.

“H-Halo? A-Apakah ini Tiffany?,”

“…”

“Aku adalah Taeyeon. Aku sudah memutuskan untuk menerima tawaranmu,”

>>>

Jessica berpisah dengan Kyungsoo di pertigaan koridor kampus mereka. Jessica berjalan seorang diri menuju kelasnya. Dengan senandung ria, Jessica berjalan penuh semangat. Tapi, kelas-kelas yang di laluinya masih sangat sepi. Ya, Jessica memang sengaja datang pagi-pagi untuk mengerjakan tugasnya yang belum sempat ia kerjakan kemarin.

Tiba-tiba, sesuatu membungkam hidung dan mulutnya. Bau yang sangat menyengat tercium ke dalam hidungnya. Jessica mulai kehilangan napas hingga penglihatannya menjadi gelap.

Seorang wanita membawa Jessica yang tak sadarkan diri menuju sebuah gudang yang cukup jauh dengan kelas-kelas di kampus tersebut. Untungnya hari masih pagi sehingga tidak ada yang melihat mereka. Sesampai di gudang, wanita itu meletakkan Jessica bersandar di dinding. Ia mengikat kedua tangan dan kaki Jessica dan menutup mulut Jessica dengan isolasi hitam. Setelah semuanya telah selesai, wanita itu segera keluar dari gudang dan mengunci gudang itu. Kunci tersebut pun di buang ke sembarang tempat dan wanita itu pun melangkah pergi sebelum ada orang yang melihatnya.

“Maafkan aku, Sica-ya,”

    TBC

Review, please~!

Who I Love? (Chapter 6 – END)


Title : Who I Love?

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Sehun as Oh Sehun
o EXO’s LuHan as Xiao Lu Han
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol

Support Cast :
o SNSD’s Seohyun as Oh Seohyun
o SNSD’s YoonA as Im Yoona
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s Xiumin as Kim Minseok
o etc

Genre : Fluff, Romance, Friendship

Length : Series

who-i-love

    Poster © pearlshafirablue
    ***

“Jangan terlalu berharap kepadanya, Jessica-ya. Lihat dan tataplah lelaki yang selalu berada di sampingmu, bukan lelaki yang membuatmu bahagia dalam waktu sekejap,”

Kata-kata yang dilontarkan oleh Oh Sehun kemarin benar-benar membuat Jessica terus-menerus memikirkannya. Sehun berkata seolah-olah ada orang lain yang mencintai Jessica. Tetapi, siapa orang itu? Jessica masih tidak dapat bisa menyimpulkannya karena hal ini terlalu membingungkan untuknya.

“Baru kemarin Sehun berbicara sehangat itu. Dia bersikap sangat peduli kepadaku. Dia juga pernah menciumku. Tapi, apa mungkin Sehun mencintaiku? Atau orang yang Sehun maksud adalah Chanyeol?,” gumam Jessica.

Jessica mengacak-acak rambutnya prustasi. Hal ini lebih membingungkan dibandingkan pelajaran sejarah maupun matematika baginya. Jessica masih seorang gadis muda yang baru mempelajari tentang cinta. Tapi, mengapa Tuhan memberikan cinta serumit ini kepadanya?

“A-Aku menyukai Luhan sunbaenim. Tapi, aku merasa nyaman di dekat Sehun meskipun kami selalu bertengkar. Sedangkan dengan Park Chanyeol, aku sudah terbiasa diganggu olehnya. Jadi, kalau dia tidak menggangguku, rasanya sepi sekali,” ucapnya.

Jessica mengusap wajahnya kasar, “Apa yang harus aku lakukan? Dan sebenarnya, siapa yang ku cintai?,”

>>>

Luhan sedang berjalan masuk ke dalam kelasnya. Ia meletakkan tasnya dan duduk di samping Minseok. Minseok mulai mengajaknya mengobrol dengan topik ringan. Tetapi, Luhan lebih tertarik untuk melihat Yoona yang terlihat sangat mencurigakan.

Yoona tengah memasukkan isolasi besar berwarna hitam dan juga tali ke dalam tasnya. Luhan mengernyit bingung. ‘Untuk apa Im Yoona membawa benda seperti itu?’, batinnya.

Yoona berjalan keluar dengan tas miliknya. Luhan sebenarnya penasaran, tapi ia tak ingin menghampiri Yoona karena masih tak enak dengan penolakan dirinya kemarin kepada Yoona.

“Jadi, bagaimana menurutmu, Xiao Lu?,” tanya Minseok.

“Eh?,”

Minseok mendesis kesal, “Kau tak mendengarkanku?,” tanyanya.

Luhan tersenyum kaku, “Maaf. Bisa kau ulang dari awal?,”

>>>

Pelajaran telah dimulai sejak setengah jam yang lalu. Semua murid terlihat menikmati pelajaran di kelas itu. Namun, tidak dengan Jessica. Mendadak ia ingin buang air kecil.

Jessica berdiri, “Songsaenim, dapatkah saya pergi ke toilet?,” pintanya.

“Jung-ya ingin pergi ke toilet? Ku temani, ya?,” tawar Chanyeol.

PLETAKK!!

Chanyeol langsung mendapatkan tiga jitakan sekaligus dari Sehun, Baekhyun, dan Taeyeon. Disambut tawa ringan dari Seohyun.

“T-Tidak. Aku bisa sendiri,” jawab Jessica.

“Baiklah, Jessica-ssi. Silakan,” jawab guru itu.

Jessica membungkuk sopan dan keluar dari kelas tersebut. Sehun menatap kepergian Jessica dari kelas. Entah kenapa, perasaannya jadi tidak enak.

“Sehun-ah, kau baik-baik saja?,” tanya Seohyun.

Sehun mengangguk pelan, “Iya. Aku baik-baik saja,” jawabnya.

>>>

Tepat dengan perasaan buruk Sehun, Jessica tidak kembali ke kelas sampai waktu istirahat. Awalnya, Sehun berniat ingin menyusul. Tetapi, guru memberikan mereka tugas ekstra saat itu.

“Aku dan Seohyun akan mencoba mengecek di toilet,” ucap Taeyeon.

“Baiklah. Kami akan mencari di tempat lain,” ucap Sehun.

Kelima sahabat itu pun berpencar untuk mencari Jessica agar dapat mempersingkat waktu.

“Kenapa harus ke toilet? Bisa saja Sica tertidur di perpustakaan,” ucap Seohyun.

“Bagaimana kalau Jessica pingsan di toilet? Atau Jessica terkunci di toilet?,” tanya Taeyeon.

Seohyun menggeleng, “Jangan berkata seperti itu. Kau membuatku semakin cemas,” ucapnya.

Taeyeon menarik tangan Seohyun, “Cepat. Kita harus bergegas!,” serunya. Dan mereka pun berlari menuju toilet.

>>>

“Tidak ada di perpustakaan,” ucap Chanyeol.

“Biasanya kan dia tertidur disini,” ucap Sehun.

“Oh, no,” gumam Baekhyun sambil melihat ponselnya.

Sehun dan Chanyeol menatap Baekhyun bingung, “Ada apa?,” tanya Sehun.

“Taeyeon meminta kita ke toilet perempuan sekarang,” jawab Baekhyun.

“Jung-ya pasti sudah mereka temukan,” ucap Chanyeol senang.

Sehun pun segera berlari di ikuti Chanyeol dan Baekhyun. Entah mengapa, lari Sehun sangat kencang. Chanyeol dan Baekhyun sampai letih mengejarnya. Padahal Sehun tidak pandai dalam olahraga lari.

Sehun, Chanyeol, dan Baekhyun bingung karena toilet perempuan dipenuhi oleh banyak murid. Mereka bertiga pun menerobos masuk melalui murid-murid itu.

“SICA!!,”

“J-Jung-ya?,”

“Jessica-ya,”

Mereka bertiga melihat Jessica berada di dalam pelukan Seohyun. Wajahnya sangat pucat, napasnya tak beraturan, pergelangan tangannya merah sekali.

Sehun berjongkok dan memegang pipi Jessica, “Apa yang terjadi?,” tanyanya.

“Kami menemukannya terkunci di toilet dalam keadaan tangan di ikat oleh tali dan mulutnya di plester oleh isolasi hitam,” jawab Taeyeon.

“APA??!!,” teriak Chanyeol dan Baekhyun kompak.

“Kita harus membawanya ke ruang kesehatan sekarang, Sehun-ah,” usul Seohyun.

Sehun mengangguk. Tanpa aba-aba, Sehun langsung menggendong Jessica dan keluar dari toilet perempuan di ikuti oleh teman-temannya. Murid-murid yang tadinya di situ pun mulai bubar. Termasuk senior tampan yang juga menyaksikan peristiwa itu.

“Yoona-ah, kau pelakunya, benar?,” gumamnya pelan sambil berjalan pergi.

>>>

Jessica terbaring lemah di atas ranjang di ruang kesehatan. Di sekelilingnya ada Sehun, Seohyun, Taeyeon, Chanyeol, dan Baekhyun. Mereka menemani Jessica bahkan melupakan waktu mulainya jam pelajaran kembali.

“Bagaimana perasaanmu? Sudah membaik?,” tanya Taeyeon.

Jessica mengangguk lemah, “Terima kasih sudah datang dan menyelamatkanku,” ucapnya.

“Sebenarnya, apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini padamu, Sica-ya?,” tanya Seohyun.

Jessica terdiam. Mulutnya ingin sekali memberitahu, tetapi tidak dengan hatinya. Jessica terlalu takut untuk memberitahu kejadian sebenarnya kepada teman-temannya. Ia tak ingin bermasalah lebih serius dengan si pelaku.

“Hey, ayo jawab,” pinta Sehun.

“Ah—Ngg—A-Aku tidak mengingat apapun. Sebelumnya, aku pingsan dan bangun. Ternyata aku sudah dalam keadaan seperti itu,” jawab Jessica berbohong.

Sehun menghela napas berat. Ia tahu betul kalau Jessica sedang berbohong. ‘Kau adalah pembohong yang buruk, Jessica Jung’, batinnya.

“Ya sudah. Yang penting Jessica selamat,” ucap Baekhyun lega.

“Setelah kejadian ini, aku berjanji akan selalu berada disampingmu, Jung-ya. Takkan ku biarkan siapapun melukaimu. Itu adalah janjiku,” ucap Chanyeol serius.

“Chanyeol-ah,” gumam Jessica tak menyangka.

Seohyun menatap Chanyeol dalam diam. Di dalam hatinya, ia merasa iri kepada Jessica. Chanyeol selalu memberikan perhatian lebih kepada Jessica. ‘Apakah aku benar-benar menyukai Chanyeol?’, batinnya.

“Aku juga akan menjagamu, Sica-ya. Tenang saja,” ucap Sehun hangat.

Jessica tersenyum senang, “Terima kasih, teman-teman,”

>>>

“Im Yoona!,”

Yoona yang sedang membaca buku dibawah pohon pun menoleh ke sumber suara. Ternyata Luhan berjalan ke arahnya. Yoona pun segera berdiri dan tersenyum manis kepada Luhan.

“Akhirnya kau menyapaku juga,”

“Tidak. Aku ingin berbicara serius padamu,” ucap Luhan serius.

Senyuman Yoona memudar, “A-Apa yang ingin kau bicarakan?,” tanyanya.

“Kau—pelakunya, kan?,” tebak Luhan.

Yoona langsung membeku di tempat. Meskipun Luhan tak memberitahu secara detail, tetapi Yoona sangat mengerti apa yang Luhan maksud.

Yoona tertawa paksa, “Kau berbicara apa, Luhan-ah? Pelaku apa?,” tanyanya.

“Tak usah berpura-pura kalau kau tak mengerti apa maksudku, Im Yoona. Aku melihat sendiri kau membawa tali dan isolasi hitam,” jawab Luhan.

Yoona langsung bersujud di kaki Luhan, membuat Luhan terperangah kaget dan bingung.

“Ya! Im Yoona! Apa yang kau lakukan?,”

“Maafkan aku, Luhan-ah. Aku melakukan ini karena aku cemburu. Aku tidak mau Jessica mendapatkanmu. Aku ingin hanya aku yang memilikimu,” ucap Yoona sambil menangis.

“Obsesimu padaku terlalu tinggi atau kau terlalu bodoh?,” tanya Luhan.

“Aku hanya gadis biasa yang mengharapkan balasan cintamu, Luhan-ah. Aku terlanjur dan terlalu mencintaimu. Apapun akan ku lakukan demi mendapatkanmu. Membunuh Jessica pun akan ku lakukan,”

“Kau sangat gila,”

“Ya. Aku memang gila. Karenamu, Xiao Lu Han,”

Bukannya marah atau pergi, Luhan malah mengeluarkan seringaiannya. Hal itu membuat Yoona mendongak dan menatap Luhan bingung.

“Kau tidak marah?,” tanya Yoona.

Luhan membungkuk dan menyamakan posisinya dengan Yoona, “Kau benar-benar ingin bersamaku?,” tanyanya.

Yoona mengangguk, “Tentu saja,” jawabnya.

“Dan kau akan melakukan apapun agar dapat bersamaku?,” tanya Luhan.

Yoona mengangguk mantap.

Luhan tersenyum misterius. Ia menangkup wajah Yoona dengan tangannya dan mulai melumat bibir Yoona. Tanpa menunggu, Yoona pun membalas lumatan dari Luhan. Untungnya tempat itu sangatlah sepi, jadi tak ada yang melihat mereka.

Luhan melepaskan ciuman panas itu dan menatap Yoona dalam, “Maukah kau melakukan sesuatu untukku?,” tanyanya.

“Tentu saja. Apapun yang kau mau, akan ku berikan dengan senang hati,” jawab Yoona.

Luhan tersenyum penuh kemenangan, “Bunuh Jessica untukku,” pintanya.

Yoona mengerjap kaget, “Kau serius? Bukankah kau—,” ucapan Yoona terputus saat Luhan meletakkan telunjuknya di bibir Yoona.

“Lakukan saja, jika kau mau bersamaku,” ucap Luhan.

Yoona mengangguk mantap, “Baiklah. Aku akan melakukannya untukmu,” ucapnya.

Minseok mengintip kejadian itu dari balik pohon. Ia mendengar semuanya. Kim Minseok hanya bisa menghela napas berat.

“Kasihan sekali kau, Yoona-ssi. Otakmu benar-benar telah dicuci oleh Luhan,” gumam Minseok pelan.

>>>

Sehun dan Seohyun baru saja pulang dari sekolah. Semenjak kejadian itu, Sehun meminta Jessica istirahat di rumah paling sedikit satu hari. Dan Jessica sama sekali tidak keberatan. Berada di rumah adalah tempat teraman bagi Jessica.

“Kami pulang,”

“Selamat datang,”

“Sica-ya, kondisimu sudah membaik?,” tanya Seohyun.

Jessica mengangguk, “Aku sudah dapat kembali beraktivitas,” jawabnya.

“Taeyeon, Baekhyun, dan Chanyeol titip salam kepadamu,” ucap Sehun.

“Mereka minta maaf tidak bisa menjengukmu karena mereka punya urusan pribadi,” tambah Seohyun.

Jessica tersenyum tipis, “Tidak apa-apa. Aku memakluminya, kok,” jawabnya.

Seohyun berjalan menuju kamarnya. Sedangkan Sehun memilih untuk duduk di sofa. Jessica pun ikut duduk disampingnya.

“Kenapa kau tidak mau jujur?,” tanya Sehun.

“Eh?,” Jessica mengerjap bingung.

“Mumpung tidak ada siapa-siapa selain kita, lebih baik kau ceritakan padaku kejadian kemarin. Aku tahu kau mengetahuinya,” ucap Sehun.

“A-Aku—,”

Sehun menghela napas berat, “Apa aku harus memaksamu, eh?,”

“Apa?,”

Tanpa aba-aba, Sehun langsung mendekati Jessica. Jessica langsung mundur dan akhirnya ia terbaring di atas sofa dengan Sehun berada di atasnya. Wajah Jessica memerah panas karenanya.

“A-Apa yang k-kau lakukan?,” tanya Jessica gugup.

“Ceritakan padaku yang sebenarnya atau—,”

“A-Atau apa?, tanya Jessica takut.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Jessica, Sehun langsung mencium bibir Jessica. Mata Jessica membulat besar saat itu juga. Sehun mulai melumat bibir Jessica dengan lembut, memberikan sensasi yang nyaman untuk Jessica. Jessica pun mulai terbuai dengan ciuman lembut dari Sehun, dan mulai memejamkan matanya dan membalasnya secara lembut dan pelan. Keduanya begitu menikmati momen tersebut.

Namun, di dalam ciuman tersebut, pikiran Jessica jadi berputar. Di mulai dari Sehun bersikap dingin padanya, memarahinya, memeluknya, menciumnya, bersikap hangat padanya, memuji kecantikannya, dan memperhatikannya. Semua itu telah membuat Jessica yakin kalau Sehun benar-benar mencintainya. Mungkin awalnya memang buruk. Tetapi, Jessica sering menonton drama-drama di televisi kalau cinta itu berawal dari benci. Dan Jessica telah merasakan hal itu. Jessica awalnya sangat membenci Sehun, begitu pula sebaliknya. Dan sekarang, setiap berada di dekat Sehun, jantung Jessica berdetak sangat cepat, wajahnya memerah, dan bahkan ia merasa nyaman berada di dekat Sehun.

‘Apakah aku mencintai Sehun?’

Sehun melepaskan ciumannya pada Jessica dan mengatur napasnya, begitu pula dengan Jessica.

“Kau tidak menyerah? Kau tidak mau mengatakan yang sebenarnya padaku?,” tanya Sehun.

“Aku tidak bisa mengatakannya,” jawab Jessica.

“Kenapa?,” tanya Sehun.

Jessica melingkarkan tangannya di leher Sehun, membuat Sehun terperanjat kaget. Tak pernah Jessica melakukan hal seperti ini. Apalagi, Sehun tahu kalau Jessica menyukai Luhan, bukan dirinya.

“Lebih baik, kita melupakan kejadian kemarin,” jawab Jessica.

“J-Jessica-ya-hmm!,” kalimat Sehun terputus saat Jessica menarik lehernya dan mencium bibir Sehun. Sehun tak menyangka, kali ini Jessica lah yang memintanya. ‘Apakah Jessica juga mencintaiku?’, batinnya.

“Ahem!,”

Keduanya saling melepaskan ciuman mereka dan menatap ke sumber suara. Mereka melihat Seohyun berkacak pinggang sambil menatap mereka kesal.

“Kalian ini tidak jera, ya? Kalian ingin mendapatkan hukuman lagi?,” tanya Seohyun.

“TIDAK!!,” jawab mereka serempak lalu segera berlari ke kamar masing-masing.

Seohyun tersenyum melihat tingkah mereka yang begitu kompak, “Ah! Mereka benar-benar cocok. Tapi, aku tak bisa membiarkan mereka berciuman terus. Takutnya nanti mereka akan berakhir di ranjang sungguhan. Ah, mereka kan harus lulus sekolah dulu baru menikah dan punya anak. Tidak boleh sekarang!,” serunya.

>>>

“Jadi, kalian berpacaran?,” tanya Taeyeon.

“T-Tidak!,” bantah Jessica dan Sehun kompak.

“Bohong. Aku melihat sendiri mereka berciuman panas sambil bertindih-tindihan di atas sofa. Kalau tidak ku cegat, pasti Jessica sudah hamil sekarang,” ucap Seohyun.

“KAU BERLEBIHAN!!,” teriak Jessica dan Sehun kesal.

“Sudahlah. Akui saja kalau kalian itu berpacaran,” ucap Baekhyun.

“Tidak bisa! Sehun belum menyatakan cintanya padaku,” ucap Jessica.

“Oh, jadi kau ingin Sehun menyatakan cintanya kepadamu?,” goda Taeyeon.

Wajah Jessica langsung memerah seperti kepiting rebus, “T-Tidak kok!,” bantahnya.

“Sehun-ah, kenapa kau tidak menyatakan cintamu pada Jung-ya? Bukankah kalau dua orang berciuman itu sudah jelas saling menyukai?,” tanya Chanyeol.

“Kau tidak cemburu?,” tanya Baekhyun.

“Ah, tidak. Jika Jung-ya senang, aku pun juga senang,” jawab Chanyeol.

Seohyun tersenyum senang mendengar jawaban dari Chanyeol.

“Sehun-ah, tunggu apa lagi? Ayo nyatakan cintamu pada Jessica!,” seru Baekhyun.

“A-Aku—,”

“Selamat pagi,”

Keenam sahabat itu menoleh ke sumber suara, “LUHAN?!!,” pekiknya.

“Apa yang kau lakukan di kelas kami, sunbaenim?,” tanya Taeyeon.

“Aku ingin berbicara dengan Jessica sebentar. Bisa, kan?,”

“T-Tentu saja,” jawab Jessica. ‘Jika aku bersama Luhan sunbaenim, Yoona sunbaenim tidak akan menggangguku. Dia takkan berani melakukan itu’, batinnya.

Sehun menahan Jessica, “Mau ku temani?,” tawarnya.

“Tidak perlu. Aku kan bersama Luhan sunbaenim,” jawab Jessica.

Luhan dan Jessica pun keluar dari kelas tersebut. Luhan berjalan di depan dan Jessica mengikuti dari belakang. Jauh sekali mereka berjalan hingga menuju ke belakang sekolah. Jessica merasakan firasat buruk di pikirannya.

“A-Apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan, Luhan sunbaenim?,” tanya Jessica.

“Aku ingin memberitahumu tentang rahasia antara keluargaku dengan keluarga Oh,” jawab Luhan.

‘Keluarga Oh? Keluarga Sehun, kan?’, batin Jessica.

“Kau pasti sering dilarang oleh Sehun untuk berbicara maupun dekat denganku,” ucap Luhan.

“Benar,” jawab Jessica.

“Ayahku adalah seorang psikolog terkenal. Beliau bekerja sama dengan perusahaan milik ayah Sehun. Kerja sama mereka terbilang baik dan sangat untung. Suatu hari, perusahaan milik ayah Sehun bangkrut. Ayahku dituduh karena menjadi penyebab kebangkrutan ini karena ayahku telah menghipnotis ayah Sehun dan karyawan-karyawannya. Ayahku pun di hukum masuk penjara selama lima belas tahun. Setelah kepergian ayahku, anehnya perusahaan mereka kembali memuncak. Ayahku mencoba kabur hanya untuk memberikan ucapan selamat, namun ayahku di bunuh oleh penjaga ayah Sehun. Semenjak itulah, keluargaku dan keluarganya tidak akur. Satu tahun kemudian, orangtua Sehun kecelakaan. Kami merasa sangat senang karena ayah Sehun telah mendapatkan balasannya. Tapi, aku belum puas karena Sehun masih ada di dunia ini. Aku tidak berniat untuk membunuhnya, menurutku membunuh itu tidak menyiksa batinnya. Aku ingin membuat ia kehilangan orang yang ia sayangi seperti aku kehilangan ayahku,” ucap Luhan.

“Dia sudah kehilangan ayahnya. Kalian sama sekarang, kan?,” tanya Jessica.

“Tidak. Dia tidak merasakan kepedihan seperti yang aku rasakan. Dia tidak merasakan seperti aku harus menunggu ayahku sekian tahun untuk melihatnya keluar dari sel tahanan. Ku pikir setelah beliau kabur, aku akan membawanya pergi dari Seoul dan kembali ke Beijing dan aku bisa selalu bersamanya. Tapi, ternyata aku salah. Beliau sudah tak bernyawa. Hebat, kan, keluarga Oh itu?,” ucap Luhan sambil tertawa.

“S-Sunbaenim,” gumam Jessica takut.

“Maafkan aku, Jessica-ssi. Aku membuatmu terlibat dalam masalahku. Tapi, aku melakukan ini karena aku tahu Sehun sangat mencintaimu, melebihi cintanya pada Seohyun,” ucap Luhan.

“Maksudmu, kau ingin membunuhku?,” tanya Jessica tak percaya.

Luhan menggeleng, “Bukan, bukan aku. Tapi—,”

“AKU!!,” teriak Yoona yang baru saja keluar dari balik pohon dengan pedang di tangannya dan mengarahkannya ke Jessica, namun..

Pedang lain menghalangi pedang milik Yoona. Dan pengendali pedang itu adalah Oh Sehun yang berada di depan Jessica sekarang.

“Sehun-ah,” gumam Jessica senang.

“Minggir kau, Oh Sehun!,” perintah Yoona.

“Jangan sentuh kekasihku,” ucap Sehun, yang langsung membuat Jessica kaget.

Sehun dan Yoona pun mulai bertarung dengan pedang mereka. Meskipun Yoona seorang perempuan, tetapi permainan pedangnya tak terkalahkan.

Luhan berdecak kesal melihat kejadian ini. Baru saja ia ingin membunuh Jessica dengan tangannya sendiri, namun Minseok menahannya.

“Hyung?,” pekik Luhan kaget.

“Hentikan kekonyolan ini, Luhan-ah,” pinta Minseok.

“Tidak. Dia harus merasakan apa yang ku rasakan,” ucap Luhan.

“Tapi, kau berlebihan, Xiao Lu Han! Kau gila! Dendam telah membutakan matamu!,” bentak Minseok.

“Aku tidak peduli. Lepaskan aku atau kau terlibat dalam pertarungan ini?,”

“Hentikan!,”

Semuanya menoleh ke sumber suara. Ternyata sekumpulan polisi telah datang di ikuti Taeyeon, Baekhyun, Chanyeol, dan Seohyun.

“Xiao Luhan! Im Yoona! Kalian kami tangkap,” ucap ketua dari polisi itu.

“Apa?,” pekik Luhan dan Yoona.

Mereka berdua pun di borgol oleh polisi-polisi itu.

“Aku tidak akan di penjara, kan?,” tanya Yoona.

“Kau akan di penjara karena kau telah berniat membunuh orang,” jawab polisi itu.

“Luhan-ah,” gumam Minseok.

“Tidak apa-apa, hyung. Kau benar. Dendam telah membutakan mataku,” ucap Luhan.

Luhan dan Yoona pun dibawa oleh sekelompok polisi itu. Minseok menghela napas berat dan tersenyum tipis. ‘Semoga dengan begini, kau bisa berubah menjadi Luhan yang ceria seperti dulu’, batinnya.

“Syukurlah kau baik-baik saja, Sica-ya,” ucap Seohyun seraya memeluk Jessica.

“Bagaimana kalian bisa ada disini?,” tanya Jessica.

“Sehun penasaran dan mengajak kami untuk mengikutimu,” jawab Baekhyun.

“Aku tak menyangka Luhan sunbaenim ingin membunuhku. Ternyata, selama ini dia—,”

“Maaf. Ini semua salahku. Karena ayahku, aku dan Luhan menjadi musuh. Padahal saat kecil, aku dan Luhan adalah sahabat,” ucap Sehun.

“Kau tidak salah, Sehun-ssi. Luhan yang salah. Ia tak mengetahui cerita yang sebenarnya,” ucap Minseok.

“Minseok sunbaenim?,”

“Sebenarnya, ayah Luhan lah yang salah. Ayahku mengetahui cerita yang sebenarnya dan memberitahuku tapi beliau memintaku untuk tak memberitahu Luhan,” ucap Minseok.

“Jadi, bagaimana cerita yang sebenarnya?,” tanya Jessica.

“Ayah Luhan memang bersalah. Pertama, beliau menghipnotis ayah Sehun dan seluruh karyawannya lalu mengambil uang milik perusahaan. Kedua, beliau kabur dari penjara untuk balas dendam pada ayah Sehun. Hampir saja beliau menusukkan pisau ke perut ayah Sehun kalau saja penjaga tidak menghentikannya dan menusuk balik ke perut beliau. Sayangnya, setelah kejadian itu, keluarga Oh maupun keluarga Xiao menutup rapat cerita ini. Cerita yang Luhan ceritakan padamu tadi adalah cerita yang dibuat-buat oleh masyarakat saja,” jawab Minseok.

“Jadi, begitu,” gumam Sehun.

“Terima kasih, sunbaenim. Kau sangat baik,” ucap Jessica.

“Tidak masalah. Dan, untuk Sehun-ssi,”

“Ya?,” sahut Sehun.

“Jaga kekasihmu. Jangan sampai hal ini terulang lagi,” ucap Minseok.

Sehun tersenyum, “Pasti!,” jawabnya.

“Eh? Siapa yang kau sebut kekasihmu?,” tanya Jessica tak terima.

“Tentu saja kau. Memangnya siapa lagi?,”

Wajah Jessica memerah, “T-Tapi, kau kan tidak menyatakan cinta kepadaku. Lagi pula, aku tidak bilang kalau aku mau menjadi kekasihmu,” ucapnya.

“Apakah caramu menciumku kemarin bukan berarti kau juga mencintaiku, eh?,” goda Sehun.

Wajah Jessica semakin memerah, “Apa? Ya! Kau ini!,” ia pun memukuli lengan Sehun. Sedangkan Sehun menanggapinya dengan tertawa. “Apa yang lucu?,” protes Jessica karena Sehun tak henti tertawa.

Taeyeon dan Baekhyun saling merangkul dan tertawa. Sedangkan Chanyeol dan Seohyun saling melemparkan senyuman. Minseok menghela napas lega karena semuanya telah berakhir. Kini, Minseok yakin, Sehun dan Luhan bukan lagi musuh seperti dulu. Sehun pasti mau memaafkan Luhan.

    END

Jaaaaaa~! Fic ‘gaje’ gue akhirnya selesai. Jangan lupa komentarnya, ya?