I Choose To Love You (Chapter 8 – END)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

i-choose-to-love-you

Poster © bubbletea

***
Baca lebih lanjut

I Choose To Love You (Chapter 7)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :

  • EXO’s Tao as Huang Zi Tao
  • EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

Gambar

Poster © bubbletea

*** Baca lebih lanjut

I Choose To Love You (Chapter 6)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

    i-choose-to-love-you
    Poster © bubbletea

    ***

Byun Baekhyun berjalan memasuki kelasnya yang dipenuhi oleh keributan teman-teman sekelasnya seperti biasa. Baekhyun hanya bisa menggelengkan kepalanya apalagi saat ia melihat kedua sahabatnya—Chanyeol dan Tao—sedang bertengkar karena hal yang sepele.

“Real Madrid curang! Harusnya Barcelona yang memenangkan pertandingan tadi malam!,” seru Chanyeol.

“Curang dari mana? Real Madrid menjalankan pertandingan sesuai dengan aturan,” balas Tao.

“Salah satu pemain dari Real Madrid sengaja mendorong keeper dari Barcelona!,”

“Dia takkan melakukannya jika salah satu pemain dari Barcelona menabraknya!,”

Baekhyun menghela napas berat melihat kedua sahabatnya itu. Tiba-tiba, matanya melirik ke bangku yang tepat berada di sebelahnya.

Kosong.

“Aneh. Jessica tidak biasanya terlambat. Sebentar lagi kan bel masuk berbunyi,” gumam Baekhyun kemudian berbalik ke belakang, “Taeyeon-ah, apa kau melihat Jessica?,” tanyanya.

Taeyeon menggeleng kaku lalu kembali membaca bukunya. Alis kanan Baekhyun terangkat. Tak biasanya Taeyeon terlihat kaku seperti itu.

“Songsaenim datang!,” seru seorang mahasiswa.

Semuanya pun kembali ke tempat masing-masing dan duduk dengan rapi. Sang dosen memandu para mahasiswa untuk memulai pelajaran, tetapi tampaknya si jenius Byun Baekhyun sedang tidak tertarik dengan pelajaran.

“Jessica Jung tidak masuk? Ada yang tahu mengapa?,” tanya dosen itu.

Tidak ada jawaban. Bahkan Baekhyun sangat menantikan seseorang menjawab pertanyaan dari gurunya itu.

“Byun Baekhyun, kau tidak tahu?,”

Baekhyun menggeleng, “Saya tidak tahu, songsaenim,” jawabnya.

>>>

“Ya! Jangan lemas begitu, Baekhyunnie. Kau harus menghabiskan makananmu,” seru Chanyeol.

“Aku sedang tidak nafsu makan,” jawab Baekhyun sambil mengaduk-aduk makanannya.

“Kami tahu kau sangat mencemaskan Jessica. Kami pun sama. Tapi, jika kau tidak makan, kau tidak akan punya tenaga untuk menjalankan aktivitas hari ini. Terlebih lagi, pasti kita akan mencari Jessica sepulang sekolah nanti,” ucap Tao.

“Mungkin Jessica sakit. Ibunya sedang bekerja dan tidak sempat memberitahu ke sekolah,” ucap Chanyeol.

“Jessica itu kuat. Dia jarang sekali sakit sejak kecil,” protes Baekhyun.

“Taeyeon-ah, kenapa kau diam saja?,” tegur Tao.

Taeyeon yang sedari tadi menunduk sambil melahap makanannya pun akhirnya mengangkat kepalanya, “A-Aku sedang makan,” jawabnya.

“Ah, biasanya kau juga banyak bicara saat makan,” ucap Chanyeol.

Bukannya menjawab, Taeyeon malah kembali menunduk dan melanjutkan makannya.

“Kau sakit?,” tanya Baekhyun sedikit cemas.

Taeyeon menggeleng, “Aku sudah selesai makan. Aku pergi duluan, ya?,” ucapnya lalu beranjak pergi dari tempat tersebut.

“Apakah kau memikirkan apa yang ku pikirkan?,” tanya Chanyeol.

“Taeyeon terlihat aneh?,” tanya Tao.

“Bukan aneh, tapi mencurigakan,” jawab Chanyeol.

“Jangan berpikiran buruk kepadanya,” ucap Baekhyun.

“Oh. Sang pangeran membela sang puteri,” goda Chanyeol.

“Hey, apakah itu Kyungsoo?,” tanya Tao sambil menunjuk seorang mahasiswa berkacamata yang sedang mengambil makanan.

“Iya. Memangnya kenapa?,” tanya Chanyeol.

“Memangnya kenapa? Kita kan bisa bertanya soal Jessica kepadanya,” jawab Tao.

“Do Kyungsoo!,” panggil Baekhyun.

Kyungsoo menoleh ke sumber suara. Ia melihat Baekhyun menggerakan tangannya untuk meminta Kyungsoo menghampiri Baekhyun. Kyungsoo pun menghampiri Baekhyun dengan membawa makanannya.

“Ada apa, sunbae?,” tanya Kyungsoo.

“Apa kau tahu mengapa Jessica tidak hadir hari ini?,” tanya Baekhyun.

Bukannya menjawab, Kyungsoo justru tertawa keras. Ketiga seniornya itu menatapnya aneh.

“Kita salah pertanyaan,” bisik Chanyeol.

“Bukan salah pertanyaan, tapi salah orangnya,” bisik Tao.

“Kenapa tertawa?,” tanya Baekhyun.

“Pertanyaan sunbae sunggul menggelikan,” ucap Kyungsoo sambil berusaha menghentikan tawanya.

“Tuh kan, salah pertanyaannya. Bukan orangnya,” bisik Chanyeol.

“Apa maksudmu? Tidak ada yang lucu dari pertanyaanku,” ucap Baekhyun.

“Sunbae pikir Jessica noona membolos? Tidak mungkin,” ucap Kyungsoo.

“Jadi, maksudmu, Jessica masuk hari ini?,” tanya Tao.

“Tentu saja. Dia berangkat bersamaku. Kalian ini kenapa? Aneh sekali,” jawab Kyungsoo.

“Ku rasa kali ini aku setuju dengan Chanyeol,” ucap Baekhyun.

“Kau memang harus setuju denganku. Yang benar itu salah pertanyaannya, bukan orangnya,” ucap Chanyeol percaya diri.

“Bukan itu, bodoh. Tapi, ini soal—Taeyeon,” ucap Baekhyun.

“Ada apa dengan Taeyeon?,” tanya Tao.

“Apa kau lupa Chanyeol sempat berkata tadi kalau Taeyeon terlihat—,” Baekhyun menggantung kalimatnya dan menatap kedua sahabatnya itu.

“MENCURIGAKAN!!,” teriak mereka bertiga.

>>>

Baekhyun, Tao, dan Chanyeol berlari menuju kelasnya. Saat sudah sampai di kelas, mereka langsung menghampiri Taeyeon yang sedang membaca bukunya. Taeyeon terkaget-kaget saat ketiga temannya berada di depannya.

“Ya! Kalian mengagetkanku saja!,” pekik Taeyeon.

“Kenapa, eh?,” tanya Baekhyun.

Taeyeon mengernyit bingung, “Apa maksudmu?,” tanyanya.

“Kenapa sikapmu seperti ini, Taeyeon-ah? Ada sesuatu yang kau sembunyikan?,” tanya Baekhyun.

“Aku menyembunyikan apa? Aku sama sekali tak mengerti maksud dari perkataanmu tadi,” jawab Taeyeon.

Baekhyun berjongkok di dekat kaki Taeyeon, “Ku mohon,” pintanya, “Hanya kau satu-satunya yang tahu dimana Jessica, kan?,”

Mata Taeyeon membulat sempurna. Ia langsung berdiri dari kursinya, “Aku mengerti. Jadi, kau menuduhku,” ucapnya.

Baekhyun langsung berdiri, “B-Bukan. Aku tidak menuduhmu, tapi—,”

“Kalau tidak menuduhku, apa lagi? Dimana pikiranmu sampai berpikir aku yang menyembunyikan Jessica?,” tanya Taeyeon marah.

“Aku tidak bilang kalau kau menyembunyikan Jessica. Aku hanya berpikir kalau kau menyembunyikan informasi tentang keberadaan Jessica,” jawab Baekhyun.

“Memangnya apa bedanya?,” tanya Taeyeon.

“Jelas berbeda. Dari kalimat menyembunyikan informasi keberadaan Jessica dengan menyembunyikan Jessica saja sudah jelas berbeda,” sahut Chanyeol.

“Apapun itu, intinya kau telah menuduhku, Byun Baekhyun,” ucap Taeyeon lalu segera pergi.

“Ya! Kim Taeyeon!,” panggil Baekhyun.

Taeyeon berbalik, “Aku kecewa padamu, Baekhyun-ah,” ucapnya lalu keluar dari kelas.

Baekhyun mengacak-acak rambutnya frustasi. Gadis yang ia cintai sedang marah padanya dan sahabatnya menghilang. Bagaimana dirinya tak frustasi?

“Tenang dulu, Baekhyun-ah. Kita akan membantumu mencari Jessica sampai ketemu,” ucap Tao.

Baekhyun mengangguk lemah, “Iya. Terima kasih, teman-teman,” ucapnya.

>>>

Pelajaran sedang berjalan dengan lancar. Tetapi, mahasiswa pintar berkacamata itu tampak gelisah. Biasanya dirinya akan sibuk melontarkan jawaban-jawaban dari pertanyaan sang dosen. Tetapi, untuk menjawab pertanyaan ‘kau kenapa?’ dari teman sebangkunya saja ia tak bisa.

‘Jessica noona, dimana kau berada?’, batin Do Kyungsoo ketakutan. Tentu saja ia ketakutan. Jelas-jelas Jessica berangkat bersamanya tadi pagi. Tapi, mengapa Jessica tidak masuk ke kelasnya?

“Ya! Do Kyungsoo! Mengapa hari ini kau begitu mengecewakan, eh? Sangking mengecewakannya, rasanya aku ingin memberimu nilai F,” ucap sang dosen sambil berkacak pinggang.

Tak ada jawaban dari pria manis yang mengaku mirip Harry Potter itu. Ia hanya terus-terusan memikirkan seseorang yang ia sayangi.

“Kau benar-benar ingin mendapat nilai F, ya?,”

“Songsaenim, bisakah kau maklumi dia?,” pinta teman sebangku Kyungsoo.

“Memaklumi apa?,” tanya sang dosen bingung.

“Sepertinya dia sedang memiliki masalah besar. Ku mohon jangan buat masalahnya bertambah besar. Kita semua tahu Do Kyungsoo tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Jadi, aku sebagai temannya memohon kemakluman dari kalian semua terutama anda, songsaenim,”

Sang dosen menghela napas berat, “Baiklah. Kali ini ku maafkan. Di lihat dari wajahnya, dia memang terlihat sedang mengalami masalah besar,”

>>>

Jessica membuka matanya perlahan seiring dengan rasa sakit yang mulai ia rasakan di seluruh tubuhnya terutama di kedua tangan dan kakinya. Betapa kagetnya dirinya saat melihat tempat di sekitarnya. Ia bahkan tak tahu ia berada dimana. Yang jelas, Jessica pernah melihat tempat-tempat menyeramkan di televisi dan tempatnya kurang lebih persis dengan tempat dimana ia berada sekarang.

“Mmmhhh.. mmmhhh,” Jessica tak dapat berbicara. Di mulutnya tertempel isolasi hitam yang sangat rekat. Ia juga baru sadar kedua tangan dan kakinya di ikat.

Jessica mulai mengamuk. Ia memberontak dan berusaha untuk melepaskan diri, tapi tidak bisa. Talinya terlalu kuat. ‘Tamatlah riwayatku’, batinnya.

>>>

“Jadi, gadis bodoh itu mengurung Jessica di gudang ini?,” tanya Sunkyu.

“Iya. Sesuai dengan apa yang ku perintahkan,” jawab Tiffany.

“Bagus. Kalau begitu, tidak akan ada lagi Jessica di kampus kita. Senangnya melihat kampus kita bersih tanpa ada parasit,” seru Hyoyeon.

“Jangan senang dulu,” ucap Sunkyu.

Tiffany dan Hyoyeon menatap Sunkyu bingung, “Kenapa?,” tanya mereka kompak.

Sunkyu mengambil suatu benda di tanah dan menunjukkannya kepada kedua sahabatnya. Tiffany dan Hyoyeon terperanjat kaget, “KUNCI?!!,” pekik mereka.

“Ssshh! Nanti Jessica bisa mendengarnya,” ucap Sunkyu.

“Ya! Lee Sunkyu! Tumben kau pintar,” ucap Hyoyeon.

“Si bodoh Kim Taeyeon itu. Apa dia terlalu payah untuk melakukan hal semudah ini?,” gerutu Tiffany kesal.

“Jadi, kunci ini kita apakan?,” tanya Hyoyeon.

“Buang saja ke laut,” jawab Sunkyu asal.

Tiffany menatap Sunkyu tak percaya, “Ya! Baru kali ini aku mau mengakui kepintaranmu, Lee Sunkyu. Kebetulan sekali sekolah kita dekat dengan laut,” ucapnya.

“Kau serius mengikuti saranku?,” tanya Sunkyu tak percaya.

“Of course,” jawab Tiffany, “Come on, girls. Let’s go to the sea!,” serunya.

“Okay!,” balas Hyoyeon dan Sunkyu.

Ketiga gadis itu pun segera pergi dari depan gudang di kampus mereka. Tak lama kemudian, Taeyeon muncul dengan napas tak beraturan.

“Dimana kuncinya?,”

Taeyeon mencari-cari kunci yang ia buang tadi pagi di tanah. Ia cari kemana-mana tapi tak kunjung ia temukan. Taeyeon semakin panik, tetapi ia tetap berusaha untuk mencarinya.

“Dimana kuncinya? Ya Tuhan, bantu aku,”

Tetesan dari langit mulai turun dan semakin deras. Tetapi hal itu tidak meruntuhkan seorang Kim Taeyeon untuk tetap mencari kunci tersebut.

“ARGH!!,” teriak Taeyeon geram. Ia sudah mencari di tanah sekitar gudang tetapi tak kunjung ia temukan. Kini Taeyeon benar-benar menyesal telah mengikuti saran dari Tiffany.

“Jessica akan sangat membenciku. Baekhyun pun juga. Ku pikir, dengan ku lakukan ini, hubunganku dan Baekhyun akan semakin membaik. Ternyata, aku merasa tidak sanggup untuk bertemu dengan Baekhyun karena ia akan selalu menanyakan soal Jessica,” gumam Taeyeon sambil menangis. Tak ada yang bisa melihat air matanya karena seluruh anggota tubuhnya yang di tetesi oleh air hujan.

Taeyeon tak bisa membiarkan Jessica berada di dalam selamanya. Jessica bisa mati. Taeyeon pun segera berlari untuk mencari Baekhyun.

>>>

“Laut memang yang paling terbaik. Aku mencintaimu, laut!,” seru Sunkyu.

“Ya! Jangan menghilangkan image pintarmu, Lee Sunkyu. Tadi kau sangat keren. Sekarang kau menjadi aneh kembali,” ucap Hyoyeon.

“Kenapa? Memangnya orang pintar tidak boleh mencintai laut?,” protes Sunkyu kesal.

“Diamlah kalian. Kenapa kalian tidak mengambil gambar saat aku membuang kunci ini?,” tanya Tiffany.

“Ide yang brilian,” ucap Hyoyeon.

Sunkyu mengeluarkan ponselnya, “Kamera.. action!,” serunya.

“HENTIKAN!!,”

“Oh, Do Kyungsoo, kan?,” tebak Hyoyeon.

Kyungsoo menghampiri ketiga gadis yang sedang berdiri di atas jembatan di atas laut dengan berlari. Kyungsoo mengatur napasnya saat ia sudah sampai di hadapan ketiga gadis itu.

“Sedang apa kau kemari? Jangan merusak upacara pentingku,” ucap Tiffany.

“Berikan kuncinya,” pinta Kyungsoo.

“Oh. Are you Jessica’s super hero?,” tebak Tiffany.

“Bukankah Jessica pernah memukulmu di depan umum? Mengapa kau mau menyelamatkannya?,” tanya Hyoyeon.

“Ku mohon. Berikan kuncinya,” pinta Kyungsoo.

“Apa jaminannya?,” tanya Tiffany.

“Apapun akan ku berikan,” jawab Kyungsoo.

Tiffany tersenyum meremehkan, “Sayang sekali. Aku tak butuh apapun dari pria miskin sepertimu,” dan ia pun menjatuhkan kuncinya ke laut.

“TIDAK!!!,” teriak Kyungsoo.

“Let’s go out here, girls,” seru Tiffany lalu pergi bersama kedua sahabatnya.

Kyungsoo tak percaya Tiffany tega melakukan ini kepada saudaranya, meskipun Jessica adalah saudara tirinya. Tanpa ragu, Kyungsoo langsung bercebur ke laut untuk mengambil kunci tersebut.

>>>

“Jadi, tempat mana yang harus kita datangi terlebih dahulu?,” tanya Chanyeol.

“Mungkin rumahnya. Siapa tahu ia sudah berada di rumah,” jawab Baekhyun.

“BAEKHYUN-AH!!,”

Taeyeon berlari menghampiri Baekhyun, Chanyeol, dan Tao. “Oh, sudah tak marah lagi?,” goda Chanyeol.

“Baekhyun-ah, kau harus ikut aku!,” perintah Taeyeon.

“Tidak bisa. Kami harus mencari Jessica,” sahut Chanyeol.

“Kalau kalian ingin menemukan Jessica, kalian harus ikut denganku,” ucap Taeyeon.

“Jangan bilang kau tahu—,”

“Tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Cepat!,” seru Taeyeon lalu berlari disusul ketiga pria itu.

Mereka berempat berlari menuju sebuah gudang di kampus mereka.

“Jessica berada di dalam? Sejak kapan?,” tanya Baekhyun.

“Sudah ku bilang tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Cepat keluarkan dia,” jawab Taeyeon panik.

“Pintunya terkunci, Baekhyun-ah,” ucap Chanyeol.

“Dimana kuncinya, Taeyeon-ah?,” tanya Baekhyun.

“Aku juga tidak tahu. Dobrak saja pintunya,” jawab Taeyeon.

“Tao-ah, Chanyeol-ah, bantu aku mendobrak pintunya,” pinta Baekhyun.

“Baik,” jawab Tao dan Chanyeol kompak.

Ketiga pria itu langsung mendobrak pintu tersebut dengan keras namun tidak berhasil. Mereka mencoba, dan terus mencoba, hingga akhirnya berhasil. Dan mereka kaget saat melihat Jessica dalam keadaan seperti sedang di culik.

“JESSICA!!,” teriak Baekhyun.

Mereka semua langsung menghampiri Jessica. Mereka melepaskan semua benda yang menggangu Jessica. Setelah semuanya sudah di lepas, Jessica langsung memeluk Baekhyun erat, begitu pula sebaliknya.

“Mengapa hal ini bisa terjadi padamu, hah? Aku sangat mencemaskanmu!,” ucap Baekhyun.

“A-Aku tidak tahu. Aku takut sekali, Baekhyun-ah,” jawab Jessica.

Taeyeon menatap pemandangan tersebut sambil tersenyum pahit. Ini bukan yang ia inginkan. Tetapi, Taeyeon tahu inilah balasan yang harus ia terima. Dan mungkin masih ada balasan lain yang lebih menyakitkan dari ini.

“Kita harus membawa Jessica pulang ke rumah. Jessica butuh istirahat,” ucap Tao.

Tiba-tiba, ponsel Jessica berbunyi dari dalam tasnya. Baru saja Jessica ingin mengambil, Baekhyun langsung mencegatnya.

“Biar aku saja yang mengangkatnya,” ucap Baekhyun. Di balas anggukan pasrah dari Jessica.

Baekhyun mengeluarkan ponsel Jessica dari dalam tas Jessica. Ia melihat nama Do Kyungsoo tertera di layar ponsel Jessica. Di dalam hati, Baekhyun menggerutu, ‘Pria ini selalu saja mengganggu momen ku bersama Jessica’, lalu mengangkat teleponnya.

“Halo?,”

“…”

“Maaf. Saya bukan Jessica. Saya temannya,”

“…”

“Iya, saya mengenalnya. Ada apa, ya?,”

“…”

Mata Baekhyun yang sipit seketika membulat sempurna, “APA??!!,”

“Baekhyun-ah, ada apa?,” tanya Jessica cemas.

“…”

“Baik. Akan saya sampaikan. Terima kasih,”

Baekhyun menutup teleponnya. Ia menghela napas berat membuat teman-temannya menjadi cemas.

“Ya! Siapa yang menelpon?,” tanya Chanyeol.

“Seorang dokter yang menggunakan nomor Do Kyungsoo,” jawab Baekhyun.

“Dokter? Apa yang terjadi pada Kyungsoo?,” tanya Jessica.

Baekhyun menghela napas berat. Ia tahu sekarang bukan waktu yang tepat untuk memberitahu soal itu karena kondisi Jessica masih buruk. Dan ia tahu Jessica akan bertindak bagaimana jika ia memberitahu apa yang terjadi.

“Ya! Byun Baekhyun! Jawab aku!,” bentak Jessica marah.

Sekali lagi Baekhyun menghela napas berat, “Do Kyungsoo—dilarikan ke rumah sakit,”

“APA????!!!!,”

    TBC

    Tadaaaaaa!!! Saya muncul lagi, yorobeun! Tolong tinggalkan komentarnya, ya? Karena FF ini satu-satunya yang belum selesai, maka saya akan buat perhitungan. Keke~!

    Kalau FF ini tidak memiliki komentar minimal 30, maka FF ini tidak akan dilanjutkan. Jadi, kalian gak boleh pelit ngasih komentar. Ayo, mau di lanjut apa gak? Soalnya dibandingkan ‘Who I Love’, FF ini masih kurang diminati. Jadi, aku pengen tau sebenarnya FF ini emang bener kurang diminati atau yang minat pada pelit ngasih komentar? Keke ^^v

    Review, ne? :*

I Choose To Love You (Chapter 5)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

i-choose-to-love-you

    Poster © Bubbletea
    ***

Jessica mengajak Baekhyun untuk mengunjungi rumah barunya. Sebenarnya bukan Jessica yang mengajak, melainkan Baekhyun yang memaksa. Dengan terpaksa, Jessica mengikuti permintaan sahabatnya mengingat mereka baru saja berbaikan.

“Rumahku kumuh dan jelek. Kau pasti tidak akan betah. Ruangannya kecil dan panas. Hanya ada kipas angin lama dan angin alami yang bisa mendinginkan rumahku,” ucap Jessica sepanjang jalan.

Baekhyun mendesis, “Bisa berhenti berbicara seperti itu, tidak? Kau pikir aku ini sahabat macam apa jika aku bersikap sekonyol itu saat aku berada di rumahmu?,”

Jessica menunduk, “M-Maafkan aku,” ucapnya.

Baekhyun menghela napas berat, “Tidak. Aku yang minta maaf karena sudah membentakmu,” ucapnya.

Jessica mendongak, “Itu rumahku,” ucapnya sambil menunjuk sebuah rumah kecil dihadapan mereka.

Berbeda dengan apa yang Jessica katakan, rumah kecil itu sangatlah manis menurut Baekhyun. Dindingnya bersih, halamannya bersih, banyak bunga dan pepohonan rindang. ‘Mengapa aku harus tidak betah di tempat semanis ini?’, pikir Baekhyun.

“B-Bagaimana?,” tanya Jessica takut.

“Sempurna. Sebagaimana adanya,” jawab Baekhyun dengan senyuman lebarnya.

Senyuman Jessica mengembang, “Benarkah?,” tanyanya.

Baekhyun mengangguk, “Dibandingkan dengan gedung bertingkat, rumah ini sangat terlihat nyaman. Aku merasa seperti di negeri dongeng, sedang melihat rumah para kurcaci yang ditinggali oleh puteri salju,” jawabnya.

Jessica menghela napas lega, “Syukurlah kau menyukainya,” ucapnya.

“Tapi, kenapa berbeda dengan yang ada di mading, ya?,”

Jessica dan Baekhyun menoleh ke sumber suara. Ternyata, Tao, Chanyeol, dan Taeyeon mengikuti mereka dari belakang.

“Hey! Siapa yang menyuruh kalian ikut?,” tanya Baekhyun kesal kepada Tao dan Chanyeol.

“Aku!,” jawab Taeyeon lantang, “Ada masalah?,” tanyanya.

Baekhyun menyengir pelan, “T-Tidak kok,” jawabnya.

“Taeyeon penasaran dengan rumah Jessica, jadi dia memaksa kami untuk mengikuti kalian,” ucap Chanyeol.

“Tapi, rumah ini benar-benar berbeda,” ucap Tao seraya meneliti rumah Jessica di hadapannya itu.

“Berbeda?,” tanya Jessica.

“Dengan yang di mading. Aku masih ingat foto rumahmu yang di mading sangatlah kotor dan kumuh. Banyak sampah berserakan di halaman. Tidak seperti rumah ini,” jawab Tao.

“Rumahku dari dulu ya seperti ini. Meskipun aku merasa rumahku kumuh dan jelek,” ucap Jessica.

“Kau terlalu merendahkan diri, Sica-ya,” ucap Baekhyun.

“Apa kau tidak menyadari foto di mading tersebut berbeda dengan aslinya, Sica-ya?,” tanya Taeyeon.

Jessica menggeleng, “Tidak. Saat itu terlalu banyak murid. Dan aku juga sedang emosi tinggi. Jadi, aku tidak menyadarinya,” jawabnya.

“Pasti seseorang telah mengedit fotonya,” seru Chanyeol.

“Tentu saja begitu. Pertanyaannya adalah siapa pelakunya?,” sahut Tao.

“Siapa orang yang sangat membenci Jessica?,” tanya Baekhyun.

“Jessica adalah murid baru, sama sepertiku. Jadi, untuk hal yang seperti itu, masih terlalu dini untuk mengetahuinya. Selama ini, tidak ada yang terlihat menonjol dari murid-murid yang membenci Jessica,” jawab Taeyeon.

“Jessica kan dekat dengan Baekhyun,” seru Chanyeol.

“Jadi?,” tanya Baekhyun bingung.

“Orang yang cemburu dengan kedekatan mereka lah yang melakukannya,” jawab Chanyeol.

“Orang yang menyukai Baekhyun, ya?,” gumam Tao. Mata Tao melebar saat sudah menemukan jawabannya, “TIFFANY!,” serunya.

“Kau yakin?,” tanya Jessica.

“Tentu saja. Selama ini, dia lah yang selalu mengejar Baekhyun,” jawab Tao.

“Aku akan membalas perbuatannya,” ucap Baekhyun.

“Tidak. Kau hanya membuang-buang waktumu, Baekhyun-ah. Kita lupakan saja kejadian tadi,” ucap Jessica.

“Dan membiarkannya menyakitimu lagi? Tidak akan!,”

Taeyeon tercengang mendengar Baekhyun berbicara seserius itu. ‘Sebegitu besar kah rasa sayang Baekhyun kepada Jessica?’, batinnya.

Jessica menggenggam kedua tangan Baekhyun, “Ku mohon. Lupakan kejadian tadi. Anggap saja tidak ada yang terjadi. Kau tak perlu khawatir denganku. Aku adalah gadis yang kuat. Dia takkan bisa menyakitiku lagi. Percayalah,”

“J-Jessica,” gumam Baekhyun.

“Itu benar. Jessica Jung adalah gadis perkasa. Tidak akan ada yang bisa mengalahkannya,” ucap Chanyeol.

“Hidup gadis perkasa!,” seru Tao.

Jessica mendesis kesal, “Apa maksud kalian menyebutku gadis perkasa, eh?,” tanyanya.

“Sica-ah, kau disana?,”

Mereka menoleh ke sumber suara. Mereka menemukan seorang wanita setengah paruh berada di ambang pintu rumah tersebut.

“Mum!,” seru Jessica.

“Kenapa diam saja? Ayo ajak teman-temanmu masuk. Eomma sudah menyiapkan makan siang untuk kalian semua,”

“Woah. Ahjumma sangat baik,” ucap Chanyeol.

“Hidup ahjumma!,” seru Tao.

“Terima kasih sudah merepotkan,” ucap Taeyeon.

“Tidak apa. Ayo masuk,”

Chanyeol, Tao, dan Taeyeon pun masuk terlebih dahulu.

“Mum, masih ingat dengan Baekhyun?,” tanya Jessica.

“Tentu saja ingat. Sahabat yang paling tampan sedunia itu, kan?,” seru sang ibu seraya mengedipkan sebelah matanya.

Wajah Jessica memerah. Ia memukul pelan lengan ibunya sambil menggerutu. Baekhyun tertawa melihatnya.

“Ya sudah. Ayo masuk. Kalian pasti lapar,”

“Baik,”

Mereka bertiga pun masuk dan pintu tertutup.

Di luar, Kyungsoo yang berada di balik pohon tersenyum lega. Ia pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

“Syukurlah kau bisa tersenyum kembali, noona,” gumamnya.

>>>

Taeyeon berjalan menuju kelasnya. Banyak murid laki-laki yang menyapanya. Tentu saja karena kecantikannya, Taeyeon telah menjadi idola di sekolah tersebut.

Tiba-tiba, tiga murid perempuan menghampirinya.

“Kalian Tiffany, Sunkyu, dan Hyoyeon itu, kan?,” tebak Taeyeon.

Tiffany tersenyum sinis, “Hebat sekali seorang gadis yang begitu terkenal di sekolah ini hanya dalam waktu satu hari bisa mengenal kami yang sudah berada di popularitas tingkat bawah,”

Taeyeon tertawa, “Kalian merasa begitu?,” tanyanya.

“Tentu saja. Semenjak kehadiran kau dan Jessica itu, semuanya menjadi kacau. Padahal dulu penggemar kami sangat banyak,” jawab Hyoyeon.

“Kasihan sekali kalian,” ucap Taeyeon dengan nada mengejek.

“Kau boleh mengasihani kami, Kim Taeyeon. Tapi, sebelumnya, aku ingin memberitahukan sesuatu untukmu,” ucap Tiffany.

“Dan kau pikir aku tertarik?,” tanya Taeyeon.

“Oh, tentu saja. Karena ini tentang dua orang terdekatmu, Jessica dan Baekhyun,” jawab Sunkyu.

Taeyeon terdiam sejenak. ‘Jangan bilang mereka telah menyakiti Jessica lagi?’, batinnya.

“A-Apa yang ingin kau beritahu?,” tanya Taeyeon.

‘Kena kau, Kim Taeyeon!’, batin Tiffany. “Kami tahu, berada di posisimu sangatlah tidak menyenangkan,” ucapnya.

“Maksudmu?,”

“Kami tidak sebodoh itu, Kim Taeyeon. Sebagai orang yang pernah di abaikan oleh lelaki yang aku sukai, aku sangat mengerti dengan keadaanmu,” ucap Tiffany.

“Aku tidak pernah bernasib sama denganmu,” ucap Taeyeon.

“Benarkah? Lalu, apa kau merasa tidak sakit hati dengan hubungan mereka berdua yang tidak wajar jika hanya disebut sahabat itu?,” tanya Hyoyeon.

“Ngg—aku—,”

“Jangan khawatir, Taeyeon-ssi. Selama kau percaya kepada kami, kau akan bisa mendapatkan hati Baekhyun. Tapi, jika kau tidak percaya, ya tidak apa-apa. Lagi pula, kami hanya berniat untuk membantumu saja sebelum hal yang tidak kau inginkan benar-benar terjadi,” ucap Tiffany.

Taeyeon menunduk takut. Ia memikirkan perkataan ketiga gadis dihadapannya itu. Bagaimana jika Jessica dan Baekhyun pada akhirnya akan bersatu? Apakah ia sanggup menerima kenyataan itu?

“Come on, girls. Let’s go to the classroom,” ajak Tiffany.

Trio gadis itu pun pergi dari hadapan Taeyeon. Taeyeon mengangkat kepalanya seraya menghela napas berat. Ia bingung harus bertindak bagaimana.

Dan seketika, Taeyeon membeku saat melihat di ujung koridor, Jessica dan Baekhyun berpegangan tangan sambil berjalan. Tubuh Taeyeon bergetar pelan dan dadanya terasa sesak. Perkataan trio gadis tadi pun terus mengiang-ngiang di pikirannya.

“What should I do?,” gumamnya.

>>>

Jessica dan Baekhyun keluar dari sekolah menuju area parkir disusul Taeyeon, Chanyeol, dan Tao. Langkah Jessica terhenti saat dirinya melihat Kyungsoo sedang menaiki sepedanya.

“Ya! Do Kyungsoo!,” panggil Jessica.

Kyungsoo menoleh ke sumber suara, “Noona!,” balasnya.

Jessica berlari menghampiri Kyungsoo, “Aku boleh pulang bersamamu?,” pintanya.

“Apa? Kau serius, noona?,” tanya Kyungsoo tak percaya.

“Tentu saja. Tapi, sebelum kau antarkan aku ke rumah, bisa kita singgah ke kedai es krim? Aku akan mentraktirmu sepuasnya,” seru Jessica.

“B-Baik!,” jawab Kyungsoo senang. ‘Tak pernah aku melihat Sica noona bersemangat seperti ini’, batinnya.

“TEMAN-TEMAN, AKU PULANG DULU, YA?!,” teriak Jessica.

“Hati-hati dijalan!,” balas Tao.

“Sampai jumpa besok, Sica-ya!,” balas Chanyeol.

“Selamat bersenang-senang!,” balas Taeyeon.

Sedangkan Baekhyun hanya memasang senyuman pahitnya.

Jessica duduk di belakang Kyungsoo dan mereka pun pergi mengendarai sepeda milik Kyungsoo.

“Mereka itu cocok, lho!,” ucap Tao.

“Cocok memerankan film animasi Beauty and The Beast, kan?,” tebak Chanyeol.

Tao, Chanyeol, dan Taeyeon tertawa. “Kalian ini!,” seru Taeyeon disela tawanya. Namun, tawanya berhenti saat melihat Baekhyun menunduk dan terlihat murung.

“Ada apa, Baekhyun-ah?,” tanya Taeyeon khawatir.

“Kenapa kau murung? Rasanya tadi kau bersemangat sekali,” sahut Tao.

“Aku tidak apa-apa. Hanya mendadak kehilangan mood saja,” jawab Baekhyun lalu berjalan meninggalkan teman-temannya.

“Aneh sekali dia,” ucap Chanyeol.

“Sepertinya dia cemburu karena Jessica pulang bersama Kyungsoo,” ucap Tao.

“Ah, tidak mungkin. Baekhyun kan hanya mencintai Taeyeon?,”

“Mungkin saja,”

Taeyeon menunduk sambil mendengar perkataan Chanyeol dan Tao. ‘Mereka benar. Aku yakin sekali Baekhyun sedang cemburu’, batinnya.

>>>

“Ingin pesan apa, agasshi?,”

“Es krim rasa vanilla,” jawab Jessica.

“Sama dengannya,” jawab Kyungsoo.

“Baik. Harap menunggu,” pelayan itu pun pergi.

“Eh? Kau hanya memesan itu? Aku bilang kau boleh memesan sepuasnya,” ucap Jessica.

“Aku hanya ingin itu, noona,” jawab Kyungsoo.

“Jangan bilang kau tidak enak padaku karena aku adalah orang miskin? Tenang saja! Mum memberiku uang banyak hari ini,” ucap Jessica.

“Tidak, noona. Terima kasih. Aku hanya ingin satu es krim saja,” jawab Kyungsoo.

Jessica menghela napas berat, “Baiklah jika itu yang kau mau,” ucapnya.

Kyungsoo menjadi tidak enak, “Maafkan aku, noona,” ucapnya.

Mendengar itu, Jessica spontan tertawa keras. Kyungsoo menjadi bingung karenanya.

“Kau sangat polos, Kyungsoo-ah. Untuk apa meminta maaf? Memangnya kau salah apa?,” tanya Jessica.

Kyungsoo menyengir, “Tidak ada sih,” jawabnya.

Jessica memukul lengan Kyungsoo sambil tertawa, “Kau ini!,” serunya disela tawanya.

Kyungsoo tersenyum lebar melihat Jessica tertawa senang. Ia sangat jarang melihat Jessica bisa sesenang ini. ‘Mungkin karena Jessica noona tidak perlu menyimpan rahasianya lagi. Makanya dia bisa selega dan sesenang ini sekarang’, batinnya.

Dan satu hal yang membuat Kyungsoo semakin senang dengan keadaan sekarang. ‘Jessica noona terlihat sangat cantik saat tertawa’, batinnya.

>>>

Taeyeon sedang memikirkan tawaran dari Tiffany pada waktu kemarin. Berhubung ia selalu merasa tidak tahan melihat Baekhyun bersama Jessica, Taeyeon mencoba untuk menerimanya. Tetapi, apa ia sanggup untuk menyakiti sahabatnya sendiri? Apa ia harus bermain curang untuk mendapatkan hati pria yang ia cintai?

Taeyeon memegang selembar kertas bertuliskan nomor ponsel Tiffany. Tiffany memang sengaja memberinya pada saat pulang sekolah agar Taeyeon bisa memutuskan tawarannya, antara menerima atau menolak. Setelah menghela napas berat, Taeyeon mulai mengetik nomor ponsel Tiffany di ponselnya, lalu menekan tombol hijau untuk memanggilnya.

“H-Halo? A-Apakah ini Tiffany?,”

“…”

“Aku adalah Taeyeon. Aku sudah memutuskan untuk menerima tawaranmu,”

>>>

Jessica berpisah dengan Kyungsoo di pertigaan koridor kampus mereka. Jessica berjalan seorang diri menuju kelasnya. Dengan senandung ria, Jessica berjalan penuh semangat. Tapi, kelas-kelas yang di laluinya masih sangat sepi. Ya, Jessica memang sengaja datang pagi-pagi untuk mengerjakan tugasnya yang belum sempat ia kerjakan kemarin.

Tiba-tiba, sesuatu membungkam hidung dan mulutnya. Bau yang sangat menyengat tercium ke dalam hidungnya. Jessica mulai kehilangan napas hingga penglihatannya menjadi gelap.

Seorang wanita membawa Jessica yang tak sadarkan diri menuju sebuah gudang yang cukup jauh dengan kelas-kelas di kampus tersebut. Untungnya hari masih pagi sehingga tidak ada yang melihat mereka. Sesampai di gudang, wanita itu meletakkan Jessica bersandar di dinding. Ia mengikat kedua tangan dan kaki Jessica dan menutup mulut Jessica dengan isolasi hitam. Setelah semuanya telah selesai, wanita itu segera keluar dari gudang dan mengunci gudang itu. Kunci tersebut pun di buang ke sembarang tempat dan wanita itu pun melangkah pergi sebelum ada orang yang melihatnya.

“Maafkan aku, Sica-ya,”

    TBC

Review, please~!

(Request FF) – Detective Love


Title : Detective Love

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • EXO-K’s Sehun as Oh Sehun
  • EXO-M’s LuHan as Xiao Luhan

Support Cast :

  • SNSD’s YoonA as Im Yoona
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunny
  • EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • etc

Genre : School-life, Romance, Friendship

Length : Oneshot

Note : FF ini adalah ‘Request FF’ dari AliyaGorjessspazzer. Semoga puas dengan cerita yang saya buat dan semoga tidak mengecewakan, ya? Buat readers, semoga kalian suka. Jangan lupa komentarnya dan jangan memplagiat cerita saya!

***

 

Keanehan, bau yang mencurigakan, situasi yang membingungkan. Ketiga hal itu sangat berkaitan erat dengan apa yang pernah dirasakan oleh seorang Detektif. Namun, kali ini bukan misi tentang pembunuhan, pencurian, atau penganiyayaan.

Misi kali ini adalah tentang…

Cinta.

Oh Sehun memakai kacamata hitam pemberian ayahnya yang menjabat sebagai seorang Detektif Internasional. Dengan barang-barang yang diperlukan seorang Detektif di dalam tas miliknya, Oh Sehun telah siap berangkat menuju sekolahnya.

“Misteri akan segera dipecahkan,” gumam Oh Sehun.

***

 

Oh Sehun adalah seorang murid dari Performing Art School di Seoul. Ia sangat terkenal karena jabatan yang dimiliki ayahnya. Bahkan, banyak yang memprediksi bahwa Oh Sehun juga akan seperti ayahnya di masa depan nanti.

Oh Sehun memiliki seorang kekasih yang sangat cantik. Namanya Jessica Jung. Murid berdarah Amerika-Korea itu sangat terkenal di sekolah tersebut karena selain sekolah, dia juga adalah seorang model di majalah-majalah terkenal. Meskipun begitu, Jessica bukanlah gadis yang sombong dan memilih teman. Jessica berteman dengan siapa saja. Termasuk lelaki berdarah China bernama Xiao Luhan.

Target tersangka tak lain adalah lelaki itu sendiri. Lelaki itu sangat dekat dengan Jessica—kekasih Oh Sehun. Hal itu tentu membuat Sehun terbakar cemburu. Meskipun Jessica mengatakan bahwa hubungan mereka hanya sebatas teman, tetapi bau yang mencurigakan masih bisa tercium di hidung Sehun.

Untuk yang pertama kalinya, Oh Sehun tidak mempercayai Jessica Jung.

“Sehun-ah, selamat pagi!,” sapa Jessica.

“Selamat pagi, sayang,” balas Sehun.

Bibir mereka menyatu dalam sepuluh detik hingga mereka menjadi pusat perhatian karena telah berciuman di depan pintu kelas mereka. Semua murid juga tahu bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Jadi, tidak ada yang mempermasalahkan hal itu kecuali para penggemar Sehun dan Jessica.

“Kau membawa pekerjaan rumahmu?,” tanya Jessica.

“Jangan meremehkan orang jenius, sayang,” jawab Sehun.

Jessica tersenyum sambil memukul dada Sehun pelan. Mereka pun berjalan dan duduk di kursi mereka masing-masing.

Sehun duduk satu meja dengan Xiao Luhan—target tersangka dalam misinya. Sementara Jessica duduk satu meja dengan Im Yoona. Meskipun berteman, Sehun selalu curiga terhadap Luhan. Melihat ketampanan Luhan, Sehun merasa takut tersaingi. Murid tercantik di sekolah ini—Im Yoona—saja kagum kepada Luhan. Dan hal itu bisa jadi dirasakan oleh Jessica.

Tidak boleh! Jessica tidak boleh jatuh cinta pada lelaki China ini, batin Sehun.

“Apa yang mengganggumu, Sehun-ah?,” tanya Luhan.

“Eh? Tidak. Aku baik-baik saja,” jawab Sehun.

“Oke,” dan Luhan pun kembali memainkan rubiknya.

Selain Sehun, Luhan juga adalah murid yang jenius di sekolahnya. Permainan rubik dari Luhan sangat mengagumkan. Bagaimana bisa seseorang memecahkan teka-teki rubik kurang dari satu menit? Itu sangatlah tidak mudah, pikir Sehun.

“Luhan hebat sekali, ya?,” seru Yoona.

Jessica mengangguk setuju, “Memecahkan permainan rubik bukanlah hal yang mudah,” ucapnya.

“Aku jadi semakin menyukainya!,” ucap Yoona.

Jessica tersenyum, “Kalian pasti sangat cocok jika bersama,” ucapnya.

“Benarkah?,”

“Tentu saja. Kau cantik dan Luhan itu tampan. Pasangan yang sempurna,” jawab Jessica.

Wajah Yoona memerah seperti tomat setelah mendengarnya.

***

 

Jessica dan Sehun sedang makan berdua di kantin. Namun, tiba-tiba…

“Boleh aku ikut bergabung?,” tanya Luhan.

Sehun memutar bola matanya. Sedangkan Jessica tersenyum menyambut Luhan, “Silakan,” jawabnya.

Bahkan Luhan mengambil tempat disamping Jessica, bukan disamping Sehun.

“Menyebalkan!,” gumam Sehun pelan sambil menusuk-nusuk daging di piringnya dengan garpu yang ia pegang.

“Sehun-ah, ada masalah?,” tanya Jessica cemas.

“Ah, tidak,” jawab Sehun.

***

 

“Luhan itu sangatlah tampan,” ucap Taeyeon.

“Dia juga sangat manis,” ucap Sunny.

“Apa aku cocok dengannya?,” tanya Yoona.

Taeyeon dan Sunny mengangguk kompak.

“Tapi, kau harus berhati-hati dengan Jessica,” ucap Sunny.

“Kenapa? Bukankah Jessica sudah memiliki Sehun?,” tanya Taeyeon.

“Jessica dan Luhan sangatlah dekat. Aku curiga dengan hubungan mereka,” jawab Sunny.

“Kira-kira, Sehun yang berjiwa detektif curiga tidak, ya?,” tanya Taeyeon.

“Semoga saja begitu. Jadi, Luhan bisa menjadi milikku seorang!,” jawab Yoona.

Tanpa mereka sadari, seorang murid laki-laki mendengarkan percakapan mereka.

“Bahkan murid yang payah akan pelajaran seperti Sunny saja curiga dengan hubungan Jessica dan Luhan,” gumam murid laki-laki itu yang tak lain adalah Oh Sehun.

Sehun mengepalkan tangannya, “Aku harus menyusun strategi. Aku tidak akan membiarkan Luhan merebut Jessica!,”

***

 

“Luhan-ssi, ku dengar kau sedang mengincar seorang murid perempuan di sekolah ini,” ucap Baekhyun.

Luhan tersenyum malu, “Ya. Begitulah,” ucapnya.

Sehun berada di balik dinding mendengarkan percakapan mereka dengan memasang pendengaran yang tajam.

“Wah. Murid perempuan itu pasti sangat beruntung sekali, ya?,”

“Tidak. Aku lah yang beruntung jika aku berhasil mendapatkannya,”

Sehun menulis di buku catatan kecilnya, “Aku lah yang beruntung jika aku berhasil mendapatkannya,” gumamnya.

“Oh, ya? Memangnya murid itu sangat cantik, ya?,” tanya Baekhyun.

“Dia itu sempurna,” jawab Luhan.

Sehun kembali menulis, “Dia itu sempurna,” gumamnya.

“Beritahu aku ciri-cirinya!,” pinta Baekhyun penasaran.

“Dia memiliki mata yang indah, senyuman yang manis, wajah yang sempurna, dan sifat yang ramah,” jawab Luhan.

Sehun menulis seperti apa yang dikatakan Luhan.

“Aku jadi penasaran siapa perempuan itu,” ucap Baekhyun.

Luhan tertawa mendengarnya.

Sehun memasukkan buku catatan kecilnya ke dalam sakunya. Informasi berhasil ia dapatkan. Selanjutnya, ia harus menjalankan rencana B.

***

 

“Terima kasih, Jessica-ya. Selama ini kau sudah banyak membantuku,” ucap Luhan.

“Iya. Aku senang bisa membantumu, Lu,” jawab Jessica.

Sehun mengikuti mereka dari belakang namun ia berada sangat jauh dari mereka. Ia menggunakan alat pendengar pada jarak jauh di telinga kanannya sehingga ia dapat mendengarkan percakapan Jessica dan Luhan sangat jelas.

Luhan menghentikan langkahnya. Jessica juga ikut berhenti. Luhan pun berposisi berhadapan dengan Jessica.

Luhan memegang kedua bahu Jessica, “Terima kasih sudah menjadi sahabat terbaikku. Dan sebentar lagi kau akan menjadi—,”

“SEHUN!!!!,” seru Baekhyun yang berada dibelakang Sehun.

“Astaga! Kau ini mengagetkanku saja. Sudah sana pergi,” usir Sehun.

“Iya deh,” jawab Baekhyun lalu pergi meninggalkan Sehun.

Sehun beralih kembali menatap Jessica dan Luhan. Matanya membulat sempurna saat melihat Luhan dan Jessica berpelukan.

“Apakah tadi—Luhan telah menyatakan perasaannya kepada Jessica? Dan Jessica menerimanya?,” gumam Sehun tak percaya.

Tapi, Sehun bukan tipe orang yang langsung mengambil keputusan. Sehun masih belum mengumpulkan bukti yang akurat.

“Oke. Aku akan melakukan rencana B,” gumam Sehun.

***

 

Satu hari telah berlalu. Sekolah tetap aktif karena hari ini bukan hari minggu atau hari libur. Jadi, semua murid masih belajar di sekolah dan semua pengajar masih mengajar di sekolah.

Sehun memutuskan akan melakukan rencana B. Ia sudah memikirkan matang-matang selama satu malam hingga ia kurang tidur. Jessica pun berkali-kali menanyakan keadaannya yang sangat tidak baik.

“Kau begadang lagi?,” tanya Jessica.

Sehun mengangguk, “Ada eksperimen yang sedang ku lakukan,” jawabnya.

“Kau masih seorang pelajar, Sehun-ah. Berhenti melakukan hal yang mengganggu pelajaranmu,” ucap Jessica.

“Setelah eksperimen ini selesai, aku berjanji akan berhenti,” ucap Sehun.

Jessica tersenyum. Ia mengusap kepala Sehun dengan sayang. Sehun selalu menuruti apa yang dikatakan oleh Jessica. Sehun sangat mencintai Jessica. Tak heran ia selalu melakukan apapun demi Jessica.

Tiba-tiba, seorang pengajar masuk ke kelas mereka. Semua murid kembali ke kursi masing-masing. Pengajar itu menjelaskan materi pelajaran yang disukai oleh Sehun. Tapi, Sehun lebih tertarik untuk menginterogasi teman sebangkunya itu.

“Luhan,” panggil Sehun.

Luhan menoleh, “Ya?,”

“Boleh aku menanyakan sesuatu?,” tanya Sehun.

“Tentu saja,” jawab Luhan.

Sehun menarik napas sejenak, “Bagaimana pendapatmu tentang Jessica?,”

Luhan mengernyit bingung, “Apa maksudmu?,” tanyanya.

“Maksudku, bagaimana Jessica itu menurutmu?,” tanya Sehun.

“Oh. Dia orang yang ramah,” jawab Luhan.

“Karakter fisiknya?,” tanya Sehun.

“Dia memiliki mata yang indah, senyuman yang manis, dan wajah yang sempurna—”

Tidak salah lagi, pikir Sehun. Jadi, selama ini Luhan memang menyukai Jessica? Dan saat mereka berpelukan itu ternyata benar sesuai dengan apa yang dipikirkan Sehun?

“Jadi mereka menjalin hubungan dibelakangku?,” gumam Sehun pelan.

“—seperti—eh, Sehun-ah?,”

Belum selesai Luhan berbicara, Sehun sudah keluar dari kelas tanpa meminta ijin dengan pengajar. Wajahnya terlihat marah. Jessica merasa cemas dan meminta ijin untuk ke toilet, bermaksud untuk mengejar Sehun.

***

 

Jessica sudah mencari ke seluruh ruangan di sekolah, tapi ia tak kunjung menemukan Sehun. Dan pencariannya berakhir di atap sekolah. Ia menemukan Sehun yang sedang menatapi langit biru.

“Sehun-ah,”

Sehun berbalik. Namun, bukan seperti harapan Jessica, Sehun melemparkan tatapan dinginnya kepada Jessica.

“Untuk apa kau kemari?,”

“Ada apa, Sehun-ah? Ceritakan semuanya kepadaku. Aku berjanji akan membantumu,” ucap Jessica.

“Kau tidak akan bisa membantu,” ucap Sehun.

“K-Kenapa?,”

“Bisakah kau membantu untuk menjelaskan perselingkuhanmu, eh?,” tanya Sehun berapi-api.

“Perselingkuhan apa maksudmu?,” tanya Jessica bingung.

“Tidak perlu berakting, Jessica Jung. Aku sudah tahu semuanya. Kau dan Luhan. Kalian berpacaran, bukan?,”

Jessica spontan syok mendengarnya. Ia menggeleng cepat, “Aku tidak pernah sekalipun memikirkan hal itu, Sehun-ah. Apalagi melakukannya,” jawabnya.

“Lalu, apa maksud pelukan kemarin di koridor?,” tanya Sehun.

“Saat itu Luhan berterima kasih karena aku sudah menjadi sahabat terbaiknya,” jawab Jessica.

“Dan sebentar lagi akan menjadi—,”

“Saudara terbaiknya! Itu yang Luhan katakan hingga aku memeluknya sebagai ucapan terima kasih,” potong Jessica.

Sehun mengerjap, “Saudara? Apa maksudmu? Kau dan Luhan—,”

“Ayahku dan ibunya sudah bertunangan. Dan sebentar lagi akan menikah. Maaf karena aku belum memberitahumu. Aku berniat menjadikan ini sebuah kejutan,” jawab Jessica.

“Tapi, Luhan menyukai seseorang yang cirinya sama persis denganmu!,” ucap Sehun.

“Dan kau belum mendengarkan kelanjutan dari kalimatku yang sempat terputus karena kepergianmu, Oh Sehun!,”

Sehun dan Jessica menoleh ke sumber suara, “LUHAN??!!,”

“Saat kau menanyakan bagaimana pendapatku tentang Jessica, aku menjawabnya dia memiliki mata yang indah, senyuman yang manis, wajah yang sempurna, dan sifat yang ramah. Seperti—,” Luhan tersenyum tipis, “—seseorang yang selama ini ku sukai, Im Yoona,” lanjutnya.

Sehun mengerjap kaget, “J-Jadi—kau—itu—,”

“Intinya, kau hanya salah paham, Sehun-ah. Aku dan Jessica bukan apa-apa selain sahabat dan saudara,” ucap Luhan.

Sehun tersenyum malu. Melihat itu, Jessica tertawa ringan.

“Ini pertama kalinya kau gagal menyimpulkan permasalahan, bukan?,” tebak Jessica.

Sehun mengusap tengkuknya, “Sepertinya begitu,” jawabnya.

Jessica memeluk Sehun erat, “Jangan pernah membuatku mencemaskanmu lagi, oke? Misimu sudah selesai sekarang. Jadi, kau tidak boleh begadang lagi,” ucapnya.

“Okay, master!,” jawab Sehun seraya mengusap kepala Jessica.

Luhan hanya tersenyum melihat pasangan dihadapannya itu.

Sehun menatap ke langit biru. Misi cintaku.. selesai!

END

Yang ini agak pendekan, ya? Sorry buat AliyaGorjessspazzer u.u

Tapi, semoga kamu suka ya sama ceritanya. Sorry aku bikin jadi aneh gini. Pengen ada nuansa baru aja sih. Soalnya cerita-cerita jaman sekarang udah banyak yang pasaran. Jadi, aku mencari sesuatu yang lain.

Buat readers dan khususnya AliyaGorjessspazzer, ayo tinggalkan jejak! ^^

I Choose To Love You (Chapter 4)


i-choose-to-love-you

Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO-K’s DO as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol
o EXO-M’s Tao as Huang Zi Tao
o SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

    Poster © Bubbletea

>>>

Jessica berlari menuju rumahnya dengan mata yang berair. Ya, Jessica sedang menangis. Karena apa? Tentu saja karena tak sanggup melihat pemandangan yang tak pernah ia inginkan.

Baekhyun mencium Taeyeon.

Jessica merasa ingin mati saja. Perasaannya telah hancur, dadanya terasa sesak dan sakit. Siapa yang bisa bertahan jika melihat orang yang di cintai mencium orang yang bukan dirinya?

Jessica menyinggahi halte bus karena ia merasakan tetesan dari langit mengenainya. Untunglah halte bus itu sepi, tak ada orang. Jessica duduk di kursi sambil menenggelamkan wajahnya di pangkuannya. Tubuhnya bergetar hebat dan isakan mulai terdengar keras. Hanya saja masih kalah keras dengan hujan yang mulai turun deras.

Seorang lelaki berkacamata berlari menyinggahi halte bus. Ia mengusap tubuhnya dengan kedua tangannya yang basah.

“Sial sekali aku hari ini. Eomma memintaku membeli siput, tapi aku kehujanan. Saat sampai ke rumah pasti eomma akan memukuli pantatku,” gerutu lelaki itu.

Mendengar seseorang menggerutu, Jessica mengangkat kepalanya. Ia melihat lelaki yang membelakanginya. Dari postur tubuhnya dari belakang, Jessica merasa tak asing. Tiba-tiba, hidung Jessica terasa gatal dan..

“HATCHI~!!,”

Lelaki itu berbalik. Ia melepas kacamatanya dan mengelapnya dengan kain bajunya lalu memakainya kembali. Kemudian ia mengerjapkan matanya. Sedangkan Jessica menatapnya aneh.

“Apa yang kau lakukan, Kyungsoo-ah?,” tanya Jessica.

Lelaki itu—Kyungsoo—tersentak, “Kau mengenalku?,” tanyanya.

“Astaga! Apa kau sedang amnesia?,” tanya Jessica, “Ini aku, Jessica!,” serunya.

“Noona? Jadi, benar kau Jessica noona?,” tanya Kyungsoo heboh.

Jessica menatapnya datar, “Jadi, kau tahu aku siapa?,” tanyanya.

Kyungsoo mengangguk, “Aku hanya memastikan, noona. Apakah penglihatanku benar atau salah,” jawabnya. Kyungsoo menatap mata Jessica yang memerah dan bengkak, “Noona sehabis menangis?,” tanyanya.

Jessica spontan mengusap kedua matanya, “T-Tidak kok. Hanya sakit mata,” jawabnya.

“Oh,” ucap Kyungsoo, “Lalu, apa yang noona lakukan disini?,” tanyanya.

Jessica berpikir sebentar. Ia mencoba mencari alasan yang masuk akal. Tapi, meskipun ia memberikan alasan yang tidak masuk akal, Kyungsoo pasti akan tetap mempercayainya. Kyungsoo kan sedikit gila, pikirnya.

“Berteduh,” jawab Jessica akhirnya.

Kyungsoo tersenyum sumringah, “Aku juga sama. Wah! Berarti kita berjodoh!,” serunya.

Jessica menganga mendengarnya. Berjodoh dengan Kyungsoo? Ya Tuhan, apa tidak ada lelaki lain yang kau berikan untukku?, batinnya.

Kyungsoo duduk di samping Jessica. Jessica spontan menggeser tubuhnya sedikit. Karena perkataan Kyungsoo tadi, Jessica kembali merasa ilfeel kepada Kyungsoo. Tapi, ia kembali sadar bahwa ia telah memutuskan untuk berteman dengan Kyungsoo selagi Kyungsoo menyimpan rahasianya.

“Memangnya tadi noona dari mana?,” tanya Kyungsoo.

Jessica mendesis, “Kau itu bukan eomma-ku. Jangan banyak tanya,” balasnya kesal.

Kyungsoo mendadak cemberut, “Maaf kalau begitu,” ucapnya, “Aku kan hanya bertanya,” lanjutnya.

Jessica menjadi tidak enak. Ia pun memaksakan tersenyum lalu menepuk-nepuk punggung Kyungsoo.

“Hei! Harry Potter tidak sejelek saat kau cemberut. Cerialah kembali,” hibur Jessica. Sebenarnya ia ingin muntah saat menyebut nama ‘Harry Potter’. Ayolah! Harry Potter meskipun menggunakan kacamata tetap terlihat menawan. Sedangkan Kyungsoo?, pikirnya.

Mendengar Jessica berkata seperti itu, Kyungsoo kembali tersenyum. Spontan, ia memeluk Jessica erat.

“KYAAAA~!!,” teriak Jessica kaget. Jessica segera mendorong Kyungsoo hingga pelukannya terlepas, “Bukankah sudah ku katakan jangan memelukku lagi?,” omelnya.

“Maaf. Aku terbawa suasana,” jawab Kyungsoo, di ikuti kekehannya.

Jessica memutar bola matanya kesal. Alasan tipis, gerutunya dalam hati.

***

Baekhyun masuk ke dalam rumahnya yang besar. Ia melihat kedua orangtuanya berada di ruang tengah sedang menyaksikan TV. Baekhyun pun menghampiri kedua orangtuanya dan duduk di sofa yang lain.

“Kau sudah pulang, sayang,” seru Sohee.

“Iya, eomma,” jawab Baekhyun.

“Darimana, Baekhyun-ah?,” tanya Minseok.

“Hm—pergi bersama Taeyeon,” jawab Baekhyun.

“Taeyeon?,” seru Sohee, “Bukankah dia adalah temanmu dan Jessica saat kecil?,” tanyanya.

Baekhyun mengangguk, “Benar sekali. Ternyata eomma masih mengingatnya,” jawabnya.

“Tentu saja eomma ingat,” ucap Sohee.

“Oh, ya, kau masih berteman dengan Jessica?,” tanya Minseok, “Appa dengar dia tidak jadi kuliah di Oxford,” lanjutnya.

Baekhyun mengangguk, “Jessica adalah sahabat baikku, appa. Tentu saja kami masih berteman. Dia satu kampus denganku,” jawabnya.

“Kenapa kau tak ajak dia ke rumah?,” tanya Sohee.

“Dia selalu sibuk, eomma,” jawab Baekhyun, dengan nada kecewa.

“Sekarang Jessica tinggal dimana?,” tanya Minseok.

Baekhyun mengernyit bingung. Untuk apa appa menanyakan hal itu? Ya sudah jelas di kediaman Jung Yunho, batinnya. “Dia masih tinggal di rumahnya, appa,” jawabnya.

“Yang benar? Bukankah Jessica ikut bersama eomma-nya?,” tanya Minseok.

Baekhyun dan Sohee saling berpandangan. Kemudian, Sohee beralih ke suaminya, “Apa maksudmu, sayang?,” tanyanya.

“Sohee-ah, Yunho dan Yuri sudah bercerai,”

Baekhyun tersentak. Sama halnya dengan Ibunya—Sohee. “K-Kapan? Kenapa aku tidak tahu?,” tanya Sohee.

“Aku juga baru saja tahu. Kemarin, aku bertemu Yunho bersama anak tirinya,” jawab Minseok.

Baekhyun menunduk sambil berpikir keras. Jadi, selama ini Jessica berpura-pura sibuk hanya untuk menyembunyikan hal ini? Tapi, kenapa?, pikirnya.

***

Semua mahasiswa mengerumuni tempat tertempelnya mading kampus. Sepertinya ada berita menarik hari ini hingga semua mahasiswa rela bersesakan hanya demi membaca berita tersebut.

Jessica berjalan menelusuri koridor dengan perasaan tidak nyaman. Semua mata tertuju padanya. Jessica pun memeriksa apakah ada yang salah dengannya. Tapi, ia tak berhasil menemukan kesalahan tersebut.

“NOONA!!,” teriak Kyungsoo, seraya berlari menghampiri Jessica.

“Ada apa?,” tanya Jessica.

Kyungsoo mengatur napasnya, “A-Ada berita gawat!,” jawabnya.

“Gawat apanya?,” tanya Jessica kebingungan.

“Ikut denganku!,” ajak Kyungsoo, seraya menarik tangan Jessica dan membawanya berlari. Beberapa kali Jessica protes, tapi Kyungsoo tetap membawanya lari tanpa mendengarkan ocehannya.

Dan.. sampailah mereka di tempat berkumpulnya banyak mahasiswa. Kehadiran Jessica pun menjadi pusat perhatian. Jessica semakin merasa ada yang tidak beres.

Kyungsoo mendorong Jessica untuk menerobos para mahasiswa itu hingga mereka berada di barisan depan. Kini, Jessica dapat membaca berita hari ini dengan jelas.

Mata Jessica membulat sempurna saat membaca judulnya. ‘Jessica Jung, gadis blasteran yang angkuh ternyata tinggal di rumah kecil nan jelek’. Terdapat foto rumah Jessica yang tertempel di artikel tersebut. Jessica meremas tangannya. Bagaimana hal ini bisa ketahuan? Bukankah hanya Kyungsoo yang mengetahui ini? Jessica terdiam. Pasti lelaki berkacamata berhidung belang itu yang berada di balik ini semua, pikirnya yakin.

Jessica segera berbalik dan menonjok Kyungsoo hingga Kyungsoo terjatuh ke lantai. Semua mahasiswa menatap Jessica tajam dan takut.

Kyungsoo segera bangkit, “Kenapa noona menonjokku?,” tanyanya.

“Masih bertanya juga rupanya. Pasti kau yang berada di balik ini semua, bukan?,” tuduh Jessica.

“Demi Tuhan. Bukan aku pelakunya, noona,” jawab Kyungsoo.

“Lalu, siapa? Hanya kau yang tahu ini!,” ucap Jessica murka.

“Aku benar-benar tidak tahu, noona,” jawab Kyungsoo.

BUKK!!

Jessica kembali menonjok Kyungsoo hingga terjatuh kembali. Baru saja Jessica ingin menendang Kyungsoo, Baekhyun dan Chanyeol segera menahannya.

“Hentikan, Jessica-ya! Kau sudah tidak waras,” seru Baekhyun marah.

“B-Baekhyun-ah, aku—,”

“Aku sangat kecewa padamu, Jessica-ya,” ucap Baekhyun, lalu pergi dari sana.

“Baekhyun-ah!,” panggil Jessica, namun tak di hiraukan.

Taeyeon pergi menyusul Baekhyun. Sedangkan Tao dan Chanyeol membantu Kyungsoo berdiri.

“Kau jahat sekali, Jessica-ya. Menuduh orang tanpa bukti,” ucap Tao kecewa.

Tao dan Chanyeol pun segera membawa Kyungsoo ke ruang kesehatan. Para mahasiswa juga berbubaran dari tempat itu. Sedangkan Jessica hanya bisa menangis sambil meratapi penyesalannya.

Di sisi lain, tiga mahasiswa perempuan tertawa bahagia melihat kejadian tersebut. Mereka adalah Tiffany, Sunkyu, dan Hyoyeon.

“Well done, Hyoyeon-ah. Kau benar-benar seorang paparazzi yang hebat,” ucap Tiffany.

Hyoyeon tersenyum licik, “Tentu saja. Untungnya aku menemukan Jessica dan Kyungsoo berada di halte bus. Jadi, aku mengikuti mereka dan menemukan kediaman kecil milik perempuan malang itu,” jawabnya.

Sunkyu mengacungkan kedua jempolnya, “Kau hebat, Hyoyeon-ah! Hebat!,” serunya.

“Tapi—ini belum berakhir. Ku pikir, dengan kejadian ini, Baekhyun akan terbebas dari gadis-gadis yang tidak pantas untuknya seperti Jessica. Tapi, ternyata masih ada Taeyeon,” ucap Tiffany kesal.

“Tenang, Fany-ah. Berarti target kita selanjutnya adalah—,”

“KIM TAEYEON!!!,” seru mereka bertiga lalu tertawa licik bersama.

***

Kelas Jessica telah berakhir. Jessica duduk sendirian di ujung kelas bagian belakang. Sedangkan tempat Jessica sebelumnya di isi oleh Taeyeon. Baekhyun rupanya masih marah pada Jessica.

Semua mahasiswa di kelas tersebut keluar dari kelas dan menyisakan Jessica seorang. Jessica menelungkup wajahnya di atas lipatan tangannya di atas meja. Isakan tangis mulai terdengar dari mulut Jessica.

“Noona,”

Jessica mengangkat kepalanya. Ia mengerjap kaget saat melihat lelaki yang berada di dekatnya.

“K-Kyungsoo?,”

Kyungsoo menarik kursi untuk duduk. Tangannya mengusap air mata Jessica yang jatuh membasahi pipinya. Jessica hanya terdiam. Di dalam hatinya masih tersimpan seribu penyesalan kepada Kyungsoo.

“Aku adalah orang terjahat di dunia,” ucap Jessica.

“Tidak, noona. Kau tidak jahat. Wajar kau menuduhku karena kau hanya tahu bahwa aku yang mengetahui rahasiamu. Wajar kau memukulku karena kau tahu kau pasti sedang emosi saat itu,” ucap Kyungsoo.

Mendengar perkataan Kyungsoo, Jessica bangkit dari kursinya dan langsung memeluk Kyungsoo erat sambil menangis. Kyungsoo kaget sekali saat itu. Bukankah Jessica selalu marah jika Kyungsoo memeluknya? Tapi, kali ini Jessica sendiri yang memeluk Kyungsoo.

“N-Noona,”

“Aku beruntung memilikimu, Kyungsoo-ah,”

Kyungsoo terlena mendengarnya. Kata-kata terindah yang pernah ia dengar dari mulut seorang Jessica Jung. Terlihat jelas bahwa Kyungsoo sangat bahagia. Ia membalas pelukan Jessica sambil tersenyum lebar.

“Maafkan aku,” ucap Jessica.

“Aku selalu memaafkanmu, noona. Percayalah,” jawab Kyungsoo.

Jessica semakin mengeratkan pelukannya. Ia merasa Tuhan telah memberikannya kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya. Itu artinya, ia juga harus meminta maaf kepada sahabat karibnya—Byun Baekhyun.

***

Jessica pergi ke lapangan basket yang berada di bawah rumah pohon. Jessica bisa melihat disana Baekhyun sedang bermain basket sendirian. Setahunya, Baekhyun tidak pernah bermain sendirian. Baekhyun selalu mengajak Jessica. Oh, Jessica hampir lupa. Mana mungkin Baekhyun mengajaknya. Baekhyun sedang marah padanya.

“Baekhyun-ah,”

Baekhyun berbalik. Ia cukup kaget saat melihat Jessica. Baekhyun memeluk bola basketnya seraya menatap Jessica tajam.

“Untuk apa kau kemari?,” tanya Baekhyun sarkatis.

“A-Aku ingin meminta maaf,” ucap Jessica.

“Memangnya kau punya salah denganku?,” tanya Baekhyun.

Jessica menunduk, “Aku menyembunyikan rumah kecilku darimu dan berbohong bahwa aku masih tinggal bersama dad. Aku selalu menolak ajakanmu dan tidak mengijinkanmu datang ke rumahku. Dan yang terakhir, aku telah menuduh dan memukul Kyungsoo,” jawabnya.

“Wah! Banyak sekali kesalahanmu,” komentar Baekhyun.

“Tapi, aku punya alasan di balik ini semua, Baekhyun-ah,” ucap Jessica.

“Alasan yang kau buat setelah pulang sekolah, benar?,” tebak Baekhyun.

Jessica menggeleng cepat, “Alasan sesungguhnya!,” jawabnya, “Biarkan aku menjelaskan semuanya, Baekhyun-ah,” pintanya.

Baekhyun terdiam. Well, apa salahnya membiarkan Jessica menjelaskan. Lagipula, Baekhyun memang sangat ingin mengetahui alasan tersebut.

“Orangtuaku bercerai, Baekhyun-ah. Aku memilih ikut bersama mom karena aku merasa nyaman bersamanya. Kami tinggal di rumah yang kecil dan pekerjaan mom menjadi seorang tukang jahit,” Jessica mulai mengeluarkan air mata, “A-Aku takut kau tidak akan mau berteman denganku lagi, Baekhyun-ah. Aku yakin kau pasti malu memiliki teman sepertiku yang sekarang menjadi miskin. Dan soal Kyungsoo, aku menuduhnya karena aku tahu hanya dia yang mengetahui dimana rumahku. Itu alasannya mengapa kami dekat akhir-akhir ini,” Jessica mulai terisak, “Tapi, aku sudah meminta maaf kepada Kyungsoo dan Kyungsoo memaafkanku. Dan sekarang—,” Jessica menarik napas sejenak, “Aku harap kau mau memaafkanku meskipun kau tak mau lagi berteman denganku,” ucapnya.

Baekhyun menatap Jessica iba. Ia tak pernah memikirkan soal kekayaan di dalam persahabatan. Ia hanya menginginkan persahabatan yang tulus. Itu saja. Dan jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia tak pernah ingin berhenti berteman dengan Jessica. Meskipun Baekhyun marah pada Jessica.

“Kau mau kan memaafkanku?,” tanya Jessica penuh harap.

Baekhyun pun menarik Jessica ke dalam pelukannya. Di peluknya erat sahabatnya itu. Jessica pun kembali menangis.

“Aku memaafkanmu dan kita akan tetap berteman seperti biasa, Jessica-ya. Aku tak mempermasalahkan keadaanmu sekarang,” Baekhyun melepaskan pelukannya dan menatap Jessica dalam, “Yang aku ingin adalah mulai saat ini jangan pernah menyembunyikan apapun lagi dariku,” ucapnya.

Jessica mengangguk. Dan mereka kembali berpelukan.

Di balik pohon, ada tiga orang yang sedang mengintip kejadian tersebut. Mereka adalah Taeyeon, Chanyeol, dan Tao.

“Kasihan sekali Jessica,” gumam Tao.

“Aku terharu menonton mereka,” ucap Chanyeol mellow.

Sedangkan Taeyeon tersenyum tipis. Ia senang Jessica dan Baekhyun kembali berbaikan. Tapi, ia merasa posisinya semakin terancam. Bagaimana jika mereka kembali dekat dan setiap hari akan membuat dirinya cemburu?

    TBC

Pendekan, ya? Saya lagi kekurangan ide nih buat bikinnya. Di tambah suasana hati gak pas. Soalnya masih banyak tugas juga sih. Dan bentar lagi, aku mau liburan ke luar kota. Jadi, aku bakal hiatus sementara sampai setelah lebaran. Jadi, tunggu aja kelanjutan semua FF ku setelah lebaran.

Review, please~!

I Choose To Love You (Chapter 3)


Gambar

Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • EXO-K’s DO as Do Kyungsoo

Support Cast :

  • EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol
  • EXO-M’s Tao as Huang Zi Tao
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

    Poster by © bubbletea

>>> 

Jessica sedang duduk di halte bus dekat rumahnya. Ia melirik arlojinya. Waktu telah menunjukkan pukul 07:55 am. Oke, lima menit lagi kau akan terlambat, Jessica Jung, batinnya.

Tiba-tiba, terdengar suara ‘kring kring’ di telinganya. Ia mengangkat kepalanya, dan..

Gotcha~!

Jessica mendapati seorang pria berkacamata bulat yang berhenti di depan Jessica dengan sepeda yang di tungganginya.

“Kyungsoo-ya?,” pekik Jessica.

“Butuh tumpangan, noona?,” tawar Kyungsoo dengan senyuman khasnya.

Jessica terdiam sejenak. Sebenarnya ia membutuhkan tumpangan Kyungsoo. Terlebih lagi tidak ada bus yang lewat dan sebentar lagi kelas dosen Ahn di mulai. Tapi, jika Jessica menerima tawaran Kyungsoo, apa kata teman-temannya nanti?

“Ngg—a-aku—”

“Ayolah, noona~” bujuk Kyungsoo dengan gaya manisnya. Sebenarnya Jessica ingin muntah melihatnya.

Daripada aku terlambat, pikirnya. “Baiklah, aku ikut denganmu!,” putus Jessica akhirnya.

Kyungsoo memasang wajah bahagianya. Jessica beranjak dari duduknya lalu beralih duduk di jok belakang sepeda milik Kyungsoo. Kaget bukan main, Kyungsoo terperangah saat Jessica memeluk perutnya.

“Cepat jalankan sepedamu. Nanti kita bisa terlambat!,” perintah Jessica.

Wajah Kyungsoo bersemu merah, “B-Baiklah, noona,” jawabnya, lalu mulai mengayuh sepedanya.

***

Chanyeol berlari menuju kelasnya. Ia menabrak banyak mahasiswa wanita saat ia melintasi koridor kelas seni. Para mahasiswa wanita yang di tabrak oleh Chanyeol tidak merasa kesal sama sekali, melainkan bahagia karena bisa bersentuhan secara tidak sengaja dengan salah satu idola kampus di Universitas Inha itu.

“BAEKHYUN-AH!!,” teriak Chanyeol seraya menghampiri Baekhyun yang sedang mengobrol dengan Taeyeon dan juga Tao.

“Ada apa, Chanyeol-ah?,” tanya Baekhyun.

“J-Jessica!,” ucap Chanyeol terhenti.

“Ada apa dengan wanita perkasa itu?,” tanya Tao penasaran.

“D-Dia—”

“Cepat katakan, Chanyeol-ah! Jangan membuatku panik,” seru Baekhyun tak sabar.

Taeyeon menekuk wajahnya saat melihat kepanikan Baekhyun pada Jessica. Cemburu? Tentu saja.

“Dia berangkat ke kampus bersama pria yang mengaku sebagai Harry Potter itu,” jawab Chanyeol.

“APA??!!,” teriak Baekhyun dan Tao syok.

“Setahuku, Jessica sangat tidak menyukai pria itu,” ucap Baekhyun.

“Aku juga tidak mengerti. Terlebih lagi mereka menaiki sepeda,” ucap Chanyeol.

“Mencurigakan,” gumam Tao, “Apa mungkin Jessica dengan mudahnya mau menunggangi sepeda? Jessica adalah anak konglomerat kaya raya,” tambahnya.

“Mungkin Sica sudah berubah,” sahut Taeyeon.

Tiba-tiba, orang yang mereka bicarakan muncul dari balik pintu kelas. Jessica masuk dengan santainya dan seperti biasa—dengan langkahnya yang seperti preman, tentunya. Ia melewati Baekhyun dan yang lainnya dengan cuek dan dingin. Keempat temannya pun di buat bingung karenanya.

“Hei, Jessica-ya!,” panggil Baekhyun, dengan nada yang sinis.

Jessica berbalik dengan wajah datarnya, “Apa?,” jawabnya.

Baekhyun mendesis, “Ada apa denganmu, eoh? Mengapa kau tak menyapa kami? Mengapa kau mengabaikan kami?,” tanyanya.

“Apakah penting jika aku menyapa orang-orang yang tak menganggap keberadaan ku?,” tanya Jessica.

Baekhyun kehilangan kata-kata saat itu juga. Chanyeol, Tao, maupun Taeyeon juga tak dapat bersuara.

“Tak ada jawaban?,” tanya Jessica, “Baiklah. Aku kembali ke kursiku,” ucapnya lalu duduk di kursinya.

Baekhyun mengontrol jantungnya yang berdetak tak beraturan. Kalimat yang Jessica ungkapkan tadi berhasil menusuk hatinya. Entah mengapa, Baekhyun menjadi merasa bersalah dengan sahabatnya sendiri.

***

Jessica memainkan bola basketnya di lapangan dekat danau—tempat dimana ia dan Baekhyun sering berduaan. Ia tak memantulkan bola basket tersebut maupun memasukkannya ke dalam ring basket, melainkan ia hanya memutar-mutar bola basket tersebut di atas tanah. Seperti orang yang kurang kerjaan saja.

“Kau punya banyak waktu luang, ya?,”

Jessica menoleh ke sumber suara, “Baekhyun-ah?,” gumamnya.

Baekhyun tersenyum sambil berjalan menghampiri Jessica dan duduk di sebelahnya.

“Bola basket di gunakan untuk di pantulkan dan di masukkan ke dalam ring basket. Bukan di putar-putar seperti itu,” ucap Baekhyun.

Jessica mengerucutkan bibirnya, “Kau pikir menyenangkan bermain basket sendirian?,” tanyanya.

Baekhyun merangkul bahu Jessica, “Maafkan aku,” ucapnya.

Jessica menatap Baekhyun, begitu juga sebaliknya. “Bukannya aku tak menganggapmu, hanya saja aku ingin menemani Taeyeon, Sica-ah. Taeyeon baru tiba dua hari yang lalu di Seoul. Sungguh jahat jika aku tak menemaninya,” ucap Baekhyun.

“Aku mengerti. Tapi—”

Baekhyun mengacak-acak rambut Jessica, “Bagaimana jika kita bermain basket sekarang?,” usulnya.

Jessica mengangguk pelan, “Baiklah,” jawabnya.

Baekhyun dan Jessica pun mulai bermain basket. Mereka bermain dengan tawa yang menyertai mereka. Sampai akhirnya, Jessica lah yang memenangkan permainan tersebut.

“Sampai sekarang pun, kau masih kalah denganku,” ledek Jessica.

Baekhyun merengut, “Suatu hari nanti, aku pasti bisa mengalahkanmu,” serunya.

Jessica tersenyum sembari memantulkan bola basket ke tanah. Tiba-tiba, ponsel milik Baekhyun berdering. Ia pun meraih ponselnya dan mengangkat teleponnya.

“Ada apa, peri cantik?,” tanya Baekhyun.

Jessica mendengus. Di dalam hati, ia sibuk mengutuki Taeyeon yang lagi-lagi mengacaukan acaranya dengan Baekhyun.

“Baiklah. Aku akan kesana sekarang. Sampai jumpa,”

Baekhyun mematikan ponselnya dan memasukkannya kembali ke dalam saku celananya. Ia menatap Jessica yang tengah membelakanginya sambil memutar bola basket yang ia letakkan di atas telunjuk jarinya.

Bola basket yang berputar di atas telunjuk Jessica jatuh ke tanah saat ia merasakan sepasang tangan melingkar di perutnya dan dagu yang menyentuh bahu kanannya. Jessica juga bisa merasakan hembusan napas hangat menyapu lehernya.

“B-Baekhyun-ah—”

“Taeyeon memintaku untuk menghadiri pesta minum teh bersama Ayahnya. Apa kau mau ikut?,” ajak Baekhyun.

Jessica ingin ikut. Dengan keberadaan dirinya disana, ia akan mengetahui apa saja yang di lakukan Baekhyun dan Taeyeon disana. Tapi, apakah dirinya sanggup melihat kemesraan yang pastinya akan di ciptakan oleh dua insan itu? Ya, Jessica sudah mendapatkan jawabannya.

Jessica melepaskan diri dari pelukan Baekhyun. Ia berbalik dan menatap Baekhyun dengan senyuman khasnya. Ya, senyuman yang paling Baekhyun sukai. Senyuman yang sudah tak di saksikan oleh Baekhyun selama satu hari.

“Aku tidak bisa, Baekhyun-ah. Dad akan menghadiri pertemuan dengan rekannya dan beliau memintaku untuk ikut serta,” bohong Jessica.

Baekhyun mengangguk mengerti. Ia tahu Jessica sangat sibuk, like always.

“Baiklah, aku mengerti,” ucap Baekhyun, “Kalau begitu, aku pergi dulu, ya,” pamitnya.

Jessica mengangguk. Mereka saling melambaikan tangan dan Baekhyun pun menghilang dari pandangan Jessica. Jessica menghela napas berat.

“Semoga pesta minum teh nya berjalan lancar, Baekhyun-ah,” gumam Jessica.

***

Tiffany dan Ayah tirinya sedang berkunjung di sebuah perusahaan keluarga Byun. Byun Minseok cukup kaget saat melihat Jung Yunho berkunjung dengan seorang wanita muda yang asing di matanya.

“S-Siapa dia, Yunho-ya?,” tanya Minseok.

Yunho merangkul Tiffany, “Perkenalkan, dia adalah anak tiriku, lebih tepatnya calon anak tiriku,”

Oh, pantas saja masih muda, pikir Minseok. “Kau dan Yuri—bercerai?,” bisik Minseok.

Yunho mengangguk.

“Bagaimana dengan Jessica?,” tanya Minseok.

“Dia ikut dengan Yuri,” jawab Yunho.

Jessica? Siapa dia? Nama yang tidak asing di telingaku, batin Tiffany.

***

“Apa kau sudah lupa, Fany-ah?,” tanya Hyoyeon, “Jessica adalah sahabat Baekhyun. Wanita tomboy itu, Fany-ah,” lanjutnya.

Tiffany menutup mulutnya dengan telapak tangannya, “Bloody hell!,” pekiknya, “Jadi—saudara tiriku adalah wanita perkasa itu?,” serunya tak percaya.

“Aku masih tak menyangka,” ucap Sunkyu syok.

“Kau pikir aku tidak? Aku juga sama, Sunkyu-ah. Ini benar-benar di luar dugaan,” ucap Tiffany lebih syok.

“Tapi, aku penasaran,” ucap Hyoyeon.

Tiffany dan Sunkyu menatap Hyoyeon bingung.

“Dimana sekarang Jessica tinggal, ya?,” tanya Hyoyeon.

Senyum Tiffany mengembang, “Kita bisa mencari tahu dimana tempat tinggal Jessica. Dan aku yakin ini pasti akan menarik!,” serunya.

Sunkyu mengangguk cepat, “Kita bisa menyebarkan ke seluruh kampus jika kita berhasil mendapatkan tempat tinggal rahasia yang Jessica tinggali saat ini,” ucapnya.

Hyoyeon, Tiffany, dan Sunkyu pun saling melakukan high-five. Mereka juga bersorak ala mereka.

***

Kyungsoo sedang menunggu Jessica di depan kelas Jessica. Dan kelas Jessica pun berakhir. Jessica keluar bersama teman-temannya—Baekhyun, Taeyeon, Tao, dan Chanyeol.

“Noona~!,” panggil Kyungsoo.

Jessica tersenyum, “Hei, Kyungsoo-ah!,” serunya sambil menghampiri Kyungsoo.

Baekhyun, Taeyeon, Tao, dan Chanyeol menatap pemandangan itu tidak percaya. Siapa yang percaya jika melihat perdamaian antara Jessica dan Kyungsoo. Setahu mereka, Jessica sangat ilfeel terhadap pria yang mengaku sebagai Harry Potter itu.

“Mau pulang bersama?,” tawar Kyungsoo, “Akan ku ajak noona ke kedai es krim terbaik di Seoul,” lanjutnya.

Mata Jessica berbinar, “Aku mau!,” jawabnya.

Kyungsoo meraih lengan Jessica, “Ayo, kita pergi!,” ajaknya.

Jessica mengangguk. Mereka pergi tanpa berpamitan. Hal itu membuat keempat sahabat dari Jessica hanya bisa melongo.

“Bahkan dia melupakan kita,” ucap Tao.

“Benar-benar kejadian yang langka,” ucap Chanyeol.

Namun, senyuman terukir di bibir Taeyeon. Jika Jessica bersama Kyungsoo, maka semakin banyaklah peluang yang ia miliki untuk bersama Baekhyun.

***

Kyungsoo dan Jessica singgah di sebuah kedai es krim di kawasan Gangnam. Mereka pun memilih tempat dan segera memesan es krim.

“Es krim strawberry satu, dan es krim vanilla satu,” ucap Jessica.

Si pelayan mengangguk mengerti dan segera menjauh. Sementara itu, Jessica tampak menikmati cuaca yang sedikit mendung itu. Semilir angin menghembus di tubuhnya.

“Kau tampak menyukai tempat ini, noona,” ucap Kyungsoo.

Jessica mengangguk, “Cuacanya sangat cocok untuk menu hari ini,” jawabnya.

Kyungsoo tersenyum mendengarnya. Ia senang jika Jessica senang. Terlebih lagi ia berhasil menjadi teman baik Jessica. Ternyata perjuangan yang selama ini ia lakukan tak sia-sia.

Melihat rambut Jessica berkibar karena di tiup angin, membuat jantung Kyungsoo berdesir lembut. Kyungsoo meremas-remas celananya. Ia sangat mengagumi kecantikan dari wanita di hadapannya itu.

“Kyungsoo-ah!,” panggil Jessica seraya mengibaskan tangannya di depan wajah Kyungsoo.

“Ah~!,” Kyungsoo tersentak, “A-Ada apa, noona?,” tanyanya.

Jessica tersenyum, “Es krim milikmu sudah tiba,” jawabnya.

Kyungsoo melihat sebuah benda di atas meja. Yang benar saja, bahkan ia tak menyadari es krim vanilla nya sudah tiba di atas meja. Kyungsoo mengusap tengkuknya karena malu.

Kyungsoo menyuap sesendok es krim ke mulutnya. Namun, ia menghentikan aksinya saat Jessica tertawa melihatnya.

“Ada apa, noona?,” tanya Kyungsoo bingung.

Jessica meraih tisu dan mengelap bibir Kyungsoo yang berlepotan es krim. Kyungsoo terpaku karenanya.

“Kau ini! Makan es krim saja sudah seperti anak kecil,” ucap Jessica.

Wajah Kyungsoo memanas. Semburat merah menyebar di pipinya. Melihat itu, tawa Jessica semakin pecah.

“Wajahmu seperti badut, Kyungsoo-ah!,” seru Jessica sambil tertawa lepas.

Kyungsoo mengerucutkan bibirnya, “Noona~!,” rengeknya.

***

Taeyeon sedang duduk di atas rerumputan sambil memandangi langit biru. Sedangkan Baekhyun merebahkan kepalanya di pangkuan Taeyeon. Begitu mesra, bukan?

“Taeyeon-ah, apa kau memikirkan apa yang terjadi dengan Jessica?,” tanya Baekhyun.

Taeyeon menggeleng, “Ada apa dengannya?,” tanyanya.

“Dia sedikit aneh. Sangat aneh sebenarnya. Aku tahu dia tak menyukai Kyungsoo. Tapi, mengapa sekarang dia dan Kyungsoo—”

“Baekhyun-ah, semua manusia bisa berubah, dan Jessica pasti bisa berubah. Sampai kapanpun manusia membenci sesamanya, suatu saat nanti pertemanan pasti akan hadir di antara mereka. Dan itu semua sudah terjadi pada Jessica dan Kyungsoo,” ucap Taeyeon.

Baekhyun tersenyum. Tangan kanannya mengelus pipi Taeyeon hingga wajah Taeyeon bersemu merah.

“Aku adalah pria terberuntung di dunia ini, Taeyeon-ah,” ucap Baekhyun.

“Mengapa begitu?,” tanya Taeyeon sedikit bingung.

Baekhyun tersenyum lagi, “Karena—aku memiliki peri cantik yang saat ini aku bersandar padanya,” jawabnya.

Taeyeon tak bisa menyembunyikan senyumannya. Wajahnya juga memanas. Dan yang cukup membuatnya kaget adalah saat Baekhyun bangun dan menyentuh bibir Taeyeon dengan bibirnya.

Tanpa mereka sadari, seorang wanita yang memperhatikan mereka berlari menjauhi tempat tersebut dengan isak tangisnya. Ya, wanita itu adalah Jessica.

To Be Contiuned

I Choose To Love You (Chapter 2)


Gambar

Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • EXO-K’s DO as Do Kyungsoo

Support Cast :

  • EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol
  • EXO-M’s Tao as Huang Zi Tao
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

Poster by © bubbletea

>>> 

 

Taeyeon tersenyum ria. Akhirnya aku bisa bertemu dengan kalian juga, gumamnya dalam hati.

Baekhyun berdiri dari kursinya, “T-Taeyeon-ah?,” gumamnya, masih tak percaya.

Taeyeon mengangguk, “Ini aku, Baekhyun-ah,” jawabnya.

“Kau kenal dia, Baekhyun-ah?,” tanya Tao.

“Baekhyun-ah, comblangkan aku dengannya,” pinta Chanyeol.

Baekhyun berjalan menghampiri Taeyeon. Dan betapa kagetnya Chanyeol dan Tao, dan juga Jessica saat Baekhyun memeluk Taeyeon dengan erat. Sedangkan yang di peluk hanya bisa tersenyum puas.

“A-Aku sangat merindukanmu,” ucap Baekhyun.

“Aku juga. Makanya aku kembali,” jawab Taeyeon.

Baekhyun melepaskan pelukannya. Tangannya menangkup wajah Taeyeon yang bersinar dan cantik.

“Bahkan kau masih tetap terlihat cantik, peri cantik,” ucap Baekhyun.

Semburat merah menyebar di wajah Taeyeon. Ia menunduk malu. Namun, Baekhyun mengangkat dagunya hingga mata mereka bertemu.

“Kenapa kau pergi?,” tanya Baekhyun.

Taeyeon menggigit bibirnya, “A-Aku—”

“Kau tahu, aku menjadi stres karena kau menghilang tanpa kabar. Tanyakan saja pada Jessica,” ucap Baekhyun.

Taeyeon menatap sahabat perempuan lamanya yang sedang tersenyum paksa kepadanya. Ia membalas senyuman itu dengan tulus. Lalu ia beralih menatap Baekhyun.

“Aku minta maaf. Appa juga mengatur kepergian kami mendadak sekali, jadi—aku tak sempat untuk berpamitan denganmu dan Sica,” jawab Taeyeon.

Baekhyun menghela napas berat, “Tapi—kau masih mencintaiku, kan?,” tanyanya.

Jessica menatap Baekhyun tajam. Ternyata perasaan Baekhyun pada Taeyeon memang tidak berubah. Tebakan Jessica benar 100%.

Jessica beranjak berdiri, “Permisi. Aku harus ke toilet,” ucapnya, lalu pergi meninggalkan mereka berempat.

“Tumben dia ke toilet,” cibir Tao.

“Biasanya dia selalu berkata, toilet di kampus tidak bersih,” ucap Chanyeol.

“Maklumlah, anak orang kaya,” sindir Tao.

Baekhyun mendesis, “Mengapa kalian mengejek Jessica? Kalian masih ingat kan bahwa Jessica adalah sahabatku. Jadi, jika kalian berani macam-macam dengannya, aku tidak segan-segan membunuh kalian,” omelnya.

“Kami kan hanya bercanda,” ucap Tao.

“Sebenarnya yang kau cintai itu Taeyeon atau Jessica? Selalu saja kau bela Jessica-mu itu,” ucap Chanyeol.

Taeyeon menunduk. Perasaannya memburuk. Apa mungkin Baekhyun mencintai Jessica? Mungkin saja setelah ku tinggal pergi, mereka saling mencintai, batinnya.

“Sembarangan kalian ini. Aku dan Jessica hanya bersahabat, tidak lebih,” omel Baekhyun.

>>> 

Jessica duduk di sebuah kursi di halaman kampusnya. Matanya yang sayu menunjukkan bahwa ia sehabis menangis. Hanya saja, wanita tomboy seperti Jessica tidak menangis merengek seperti gadis-gadis manja. Ia lebih berdiam diri, namun air mata tetap merembes keluar.

“Hermione~”

Jessica menoleh ke sumber suara. Ugh, dia lagi, batinnya. Ternyata di samping Jessica sudah ada pria berkacamata bulat yang mengaku mirip dengan Harry Potter—Do Kyungsoo.

“Jangan menggangguku,” perintah Jessica, dingin.

“Jangan seperti itu, Hermione. Kata eomma, jika ada yang kesepian, harus segera di temani,” ucap Kyungsoo.

Jessica menatap Kyungsoo tajam, “Kau ini selalu menggangguku. Lagipula, kau ini hoobae. Harusnya kau bersikap sopan dan memanggilku sunbae,” ucapnya, kesal.

Kyungsoo menggeleng, “Itu terlalu formal,” jawabnya, “Bagaimana dengan noona?,” usulnya.

Jessica memutar bola matanya, “Terserah saja asal jangan Hermione,” jawabnya.

“Baiklah, Hermione noona,” seru Kyungsoo, sambil memeluk Jessica.

“KYA!,” teriak Jessica, seraya mendorong Kyungsoo hingga terjatuh ke tanah. “Sudah ku bilang jangan panggil aku Hermione. Dan jangan pernah berani menyentuhku apalagi memelukku,” serunya.

“Maafkan aku, Her—eh maksudku noona. Aku tadi terbawa suasana,” ucap Kyungsoo.

Jessica mendesis, “Alasan tipis,” ucapnya, lalu pergi meninggalkan Kyungsoo.

“Noona! Jangan tinggalkan aku, noona. Leave don’t!,” seru Kyungsoo, yang masih terduduk di tanah.

>>> 

Jessica sedang bermain basket di lapangan tempat biasa ia bermain basket bersama Baekhyun. Di tempat itu juga terdapat sebuah rumah pohon yang di  bangun oleh ayah Baekhyun.

Jessica memantul-mantulkan bola basket ke tanah sambil matanya mengitari sekitarnya. Ia tak melihat tanda-tanda kedatangan Baekhyun. Biasanya Baekhyun tidak pernah telat seperti ini, batinnya.

Tiba-tiba, Jessica merasa pandangannya gelap karena sepasang tangan yang menutup matanya. Ia pun memberontak. Setelah berhasil menyingkirkan telapak tangan Baekhyun, ia berbalik.

“Baekhyun-ah, kau sudah terlam—” ucapan Jessica terhenti saat melihat Baekhyun tidak datang sendiri, tetapi bersama Taeyeon. Pantas saja dia terlambat, batinnya.

“Hai, Sica-ya,” sapa Taeyeon.

Jessica tersenyum paksa, “Ngg—hai,” balasnya.

“Maaf aku terlambat. Tadi aku menjemput Taeyeon dulu. Katanya, dia merindukan danau di taman ini,” ucap Baekhyun.

“O-Oh,” ucap Jessica mengerti.

“Ayo, Taeyeon-ah,” ajak Baekhyun, seraya menggenggam tangan Taeyeon.

Mereka berdua pun pergi ke danau yang ada di seberang lapangan basket. Baekhyun dan Taeyeon menaiki perahu. Baekhyun mengayuh perahu tersebut dengan dua alat kayuh, sedangkan Taeyeon menikmati pemandangan yang sangat ia rindukan.

Jessica berusaha menahan tangis karena dirinya begitu sakit hati melihat orang yang ia cintai sedang berbahagia dengan orang lain.

“SICA-AH!,” teriak Baekhyun, seraya melambaikan tangannya ke arah Jessica.

Jessica tersenyum walaupun wajahnya sudah basah karena air matanya yang merembes cukup banyak. Ia juga membalas lambaian tangan Baekhyun.

“Andai aku adalah Taeyeon,” gumam Jessica pelan.

>>> 

Jessica pulang ke sebuah rumah kecil. Ia melihat ibunya yang sedang menjahit di ruang tengah. Inilah kehidupan Jessica yang sekarang. Jessica bukan anak seorang konglomerat lagi. Ayah dan ibunya sudah bercerai. Meskipun ia bisa dengan kapan saja kembali pada ayahnya, tetapi ia lebih menyayangi ibunya. Baginya, ibunya lah yang sudah melakukan berbagai hal berjasa untuknya dan keluarganya.

Soal kuliah di Oxford, Jessica hampir jadi kuliah disana. Tetapi, ia menggagalkannya karena dua hal, yakni karena ia memilih ikut dengan ibunya dan ia tak ingin berpisah dengan Baekhyun.

“Mom, beristirahatlah,” ucap Jessica.

Ibu Jessica menggeleng, “Tugas eomma belum selesai, sayang,” jawabnya.

“Tapi, mom—”

“Sebentar lagi eomma akan beristirahat kok,” ucap ibu Jessica.

Jessica memeluk ibunya dari belakang, “Pink promise?,” tanyanya.

“Iya, sayang. Eomma berjanji,” jawab ibu Jessica.

Jessica melepaskan pelukannya pada ibunya. Ia merasa tubuhnya cukup sakit. Jessica pun pergi ke kamarnya yang kecil untuk beristirahat.

>>> 

Taeyeon sedang menatap figura berisikan foto dirinya dan Baekhyun. Ia mengecup wajah Baekhyun di foto tersebut.

“Baekhyun-ah, apa kau masih mencintaiku?,” tanya Taeyeon.

Taeyeon menunduk, “A-Aku takut, aku takut kau mencintai Sica, Baekhyun-ah. Aku tidak mau kehilangan kamu. Kamu adalah satu-satunya alasanku untuk kembali,” ucapnya.

“Kok puteri appa belum tidur?,”

Taeyeon menoleh ke sumber suara, “Appa!,” serunya.

Joonmyun menghampiri Taeyeon dan mengusap kepala Taeyeon lembut, “Apa ada masalah di hari pertamamu di sekolah?,” tanyanya.

Taeyeon menggeleng, “Tidak. Hanya saja—”

“Uh-hu?,”

“Aku ragu pada pria yang ku cintai, appa,” jawab Taeyeon.

“Siapa pria beruntung itu?,” tanya Joonmyun.

Taeyeon terkekeh, “Itu—Baekhyun, appa. Appa masih ingat, kan?,”

Joonmyun mengangguk, “Tentu saja appa masih ingat. Dia sahabatnya si Jessica itu, kan? Wanita tomboy itu?,”

Taeyeon mengangguk pelan. Mendengar nama Jessica membuatnya sedikit miris.

“Kenapa kau ragu padanya?,” tanya Joonmyun.

“Perasaanku mengatakan kalau Baekhyun sudah berpaling dariku, appa,” jawab Taeyeon.

“Apa yang membuatmu berpikir seperti itu? Apakah dia tidak bersikap baik padamu?,”

Taeyeon menggeleng, “Dia sangat baik, appa. Dia menemaniku seharian ini. Bahkan dia memujiku karena aku tetap cantik,” jawabnya.

Joonmyun tersenyum, “Itu artinya dia masih mencintaimu,” simpulnya.

“Appa yakin?,” tanya Taeyeon.

“Sudahlah. Lebih baik kau tidur. Lupakan pikiran negatifmu. Besok kau harus masuk sekolah,” ucap Joonmyun.

Taeyeon mengangguk, “Baik, appa,” jawabnya.

>>> 

Tiffany, Sunkyu dan Hyoyeon sedang mengerjakan skripsi di kamar Tiffany. Sunkyu tampak menikmati latar kamar Tiffany yang berwarna pink.

“Fany-ah, kamar barumu sungguh enak di pandang,” ucap Sunkyu.

Tiffany tersenyum, “Of course. Sebelumnya kamar ini berwarna putih. Menurutku terlalu biasa, jadi ku pinta pada daddy untuk mengganti cat warna kamar ini,” jawabnya.

“Pemilik kamar ini selera pasti payah,” ucap Hyoyeon.

“Memangnya siapa pemilik kamar ini sebelumnya?,” tanya Sunkyu.

“Puteri kandung daddy. Aku lupa siapa namanya. Lagipula, aku tidak peduli. Siapapun dia, yang penting, dia sudah menyingkir dari kehidupan daddy dengan ibunya. Jadi, my mom bisa menikah dengan konglomerat kaya,” jawab Tiffany, gembira.

“Kalau begitu, sehabis ini kita belanja ke mall, yuk?,” ajak Hyoyeon.

“Buat apa?,” tanya Sunkyu, “Aku masih betah disini,” ucapnya.

“Ayolah. Tiffany sudah menjadi orang kaya raya. Lebih kaya dari sebelumnya. Jadi, pasti Tiffany punya uang banyak untuk mentraktir kita,” seru Hyoyeon.

“Don’t worry, Hyoyeonnie. Setelah skripsi ini selesai, kalian akan ku traktir sepuasnya,” jawab Tiffany.

“HORE!!!,” seru Sunkyu dan Hyoyeon.

>>> 

Jessica berjalan menelusuri koridor kampusnya. Tiba-tiba, ia merasakan sebuah tangan merangkul bahunya.

“Baekhyun-ah~”

“Kemarin kau kemana? Kenapa tiba-tiba menghilang?,” tanya

Jessica tersenyum kecut, “Aku langsung pulang. Aku lelah,” jawabnya.

Baekhyun mengangguk mengerti, “Ngg—apa ponselmu masih di perbaiki?,” tanyanya.

Jessica mendadak gugup, “I-Iya,” jawabnya.

“Biasanya kalau lama di perbaiki, kau akan membeli yang baru,” ucap Baekhyun.

“A-Aku hanya tidak ingin membuang-buang benda saja,” jawab Jessica.

“NOONA!!,” teriak Kyungsoo dari kejauhan.

“Bloody hell,” gumam Jessica, “Ku rasa, kita harus segera pergi, Baekhyun-ah. Aku muak dengan pria aneh itu,” ucapnya.

Baekhyun mengangguk. Ia menggenggam tangan Jessica dan berlari dari tempat itu bersama.

“HEI! JANGAN PERGI! NOONA!!,” teriak Kyungsoo.

>>> 

Taeyeon sedang menulis sesuatu di bukunya. Tiba-tiba, ia melihat kedatangan Baekhyun dan Jessica. Dan yang membuat Taeyeon sedih adalah saat matanya menangkap keduanya sedang bergenggaman tangan.

“Ahem. Seperti sepasang kekasih saja,” goda Chanyeol.

Baekhyun dan Jessica segera melepaskan genggaman tangan mereka. Jessica merasakan wajahnya memanas. Jessica segera ke kursinya sebelum teman-temannya bertanya mengapa wajahnya memerah.

“Tontonan gratis sudah berakhir,” ucap Tao.

“Kami bukan sepasang kekasih,” protes Baekhyun.

“Iya, kami tahu. Kalian adalah sepasang sahabat. Benar, kan?,” tanya Chanyeol.

“Tuh, kau tahu,”

“Baekhyun-ah~” panggil Taeyeon.

“Ya? Ada apa, peri cantik?,” balas Baekhyun.

“Sepulang kuliah, apa kau bisa menemaniku ke toko buku?,” tanya Taeyeon.

“Tidak bisa,” sahut Jessica.

“Kenapa tidak?,” tanya Baekhyun, sedikit kesal.

“Kau dan aku akan bermain basket hari ini. Sudah cukup kemarin kita tidak bermain basket,” jawab Jessica.

“Salahmu sendiri menghilang saat itu. Padahal aku ingin mengajakmu bermain basket,” ucap Baekhyun.

“Pokoknya hari ini kau harus bermain bersamaku,” tekan Jessica.

“Ayolah, Jessica-ya. Tidak bisakah kau buat Baekhyun bahagia sebentar? Dia akan pergi bersama peri cantiknya. Kau ini tidak pengertian, ya?,” seru Tao.

Jessica terdiam. Mengapa mereka berpihak pada Taeyeon?, batinnya kesal.

“Tao benar. Kalau kita tidak bermain, belum tentu juga kan kita akan mati?,” ucap Baekhyun, “Kita bisa bermain besok,” tambahnya.

“Terserah kau saja!,” bentak Jessica, lalu keluar dari kelas.

“Begitu saja marah,” cibir Baekhyun.

Taeyeon pun merasa tidak enak. Karena dia, Baekhyun dan Jessica menjadi bertengkar.

“M-Mungkin aku bisa sendiri saja, Baekhyun-ah,” ucap Taeyeon.

“Tidak!,” bantah Baekhyun, “Aku akan tetap menemanimu,” putusnya.

“Tapi—”

“Tidak usah pedulikan Jessica. Dia marah biasanya hanya sebentar. Setelah itu, dia tidak akan marah lagi kok,” ucap Baekhyun.

Taeyeon mengangguk mengerti.

>>> 

“Permisi~”

Seorang wanita setengah paruh keluar dari rumahnya saat ada yang datang.

“Kamu siapa, ya?,” tanya wanita itu pada pria berkacamata bulat.

“Nama saya Kyungsoo, ahjumma,” jawab pria—Kyungsoo—itu, “Apakah ini rumah Jessica?,” tanyanya.

Wanita itu mengangguk, “Kamu temannya, ya?,” tanyanya.

“Iya, ahjumma,” jawab Kyungsoo, bersemangat.

“Syukurlah kau datang. Jessica sedang mengurung dirinya di dalam kamar semenjak ia pulang kuliah. Ia juga mogok makan. Tolong suruh dia keluar, ya?,” seru wanita itu.

“Baik, ahjumma. Serahkan pada Do Kyungsoo,” jawab Kyungsoo, percaya diri.

Kyungsoo pun masuk ke dalam rumah Jessica. Ia berjalan dan berhenti tepat di depan pintu kamar Jessica. Kyungsoo pun segera mengetuk pintu tersebut.

“AKU TIDAK MAU KELUAR, MOM! DON’T BOTHER ME!!,”

“Noona, ini aku Kyungsoo!,” seru Kyungsoo.

Beberapa detik kemudian, pintu kamar Jessica pun terbuka.

“KYUNGSOO??!,” teriak Jessica, kaget dan tak percaya.

Kyungsoo mengangguk, “Ya, ini aku,” jawabnya.

“Bagaimana kau bisa tahu rumahku?,” tanya Jessica.

Kyungsoo terkekeh, “Aku selalu mengikuti noona saat pulang kuliah secara diam-diam,” jawabnya.

>>> 

Jessica dan Kyungsoo duduk di atas rumput dekat danau. Mereka memandangi danau sambil mengobrol.

“Jadi, orangtua noona bercerai?,” tanya Kyungsoo.

Jessica mengangguk, “Aku ikut dengan ibuku dan memilih hidup di tempat yang kecil karena mom tidak punya banyak uang. Dad begitu jahat dan tak memberi sedikitpun harta pada kami.,” jawabnya.

“Menurutku, noona sangat hebat,” ucap Kyungsoo.

“Apa maksudmu?,” tanya Jessica, kurang mengerti.

“Padahal jika noona memilih ikut dengan ayah noona, maka kehidupan noona akan kaya raya. Tetapi, noona lebih memilih ikut dengan ibu. Itu patut di acungi jempol,” jawab Kyungsoo.

Jessica terkekeh, “Aku hanya merasa mom adalah segala-galanya bagiku,” ucapnya.

Kyungsoo tersenyum, “Jadi, noona akan tetap merahasiakan ini?,” tanyanya.

Jessica mengangguk, “Untuk saat ini, aku ingin merahasiakannya dulu,” jawabnya. Jessica menoleh ke arah Kyungsoo dan mengacungkan jari kelingkingnya, “Janji ya akan menjaga rahasia ini dengan baik?,”

Kyungsoo melingkarkan kelingkingnya pada jari kelingking milik Jessica, “Aku berjanji, noona,” jawabnya.

Keduanya saling tertawa renyah. Dan tampaknya, hari ini persahabatan dari Jessica dan Kyungsoo sudah di mulai.

To Be Contiuned

I Choose To Love You (Chapter 1)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • EXO-K’s DO as Do Kyungsoo

Support Cast :

  • EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol
  • EXO-M’s Tao as Huang Zi Tao
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

Genre : Fluff, Romance, Friendship, Comedy

Length : Series

Note : FF ini terinspirasi dari sinetron ‘Heart Series 2’. Jadi, kalo ada kesamaan, harap maklum, ya? Soalnya saya ngepens berat sama Yuki Kato dan saya suka banget karakter Rachel di sinetron itu. Poster nyusul, fufufu~

>>> 

 

Baekhyun, Chanyeol, dan Tao sedang makan siang di kantin. Chanyeol dan Tao terlihat lahap, berbeda dengan Baekhyun yang menunduk sambil mengaduk-aduk makan siangnya.

“Jangan menyiakan makananmu, Baekhyun-ah,” tegur Tao.

Baekhyun mendongakkan kepalanya dan menatap sahabatnya itu.

“Kalau kau tidak lapar, berikan porsimu padaku,” ucap Chanyeol.

PLETAKK!!

Chanyeol meringis ketika Tao memukul kepalanya, “Kenapa kau suka sekali memukul kepalaku?,” tanya Chanyeol.

“Karena menurutku otakmu itu sudah tidak waras,” jawab Tao, intens, “Seharusnya kau memotivasi Baekhyun, bukan meminta makanannya,” tambahnya.

Chanyeol mengusap kepalanya, “Maafkan aku,” ucapnya.

Baekhyun mendorong mangkuk berisikan makanannya ke arah Chanyeol, “Makanlah. Aku sedang dalam tidak nafsu makan,” ucapnya.

Mata Chanyeol berbinar-binar, “Aku mencintaimu, Baekhyun-ah,” serunya—seraya meraih mangkuk milik Baekhyun.

Tao mendesis, “What happen with you?,” tanyanya.

“Bisakah kau tidak menggunakan bahasa Inggris?,” pinta Baekhyun.

Tao mengernyit heran. Biasanya aku menggunakan bahasa Inggris, dia tidak protes!, batinnya.

“Jika kau menggunakan bahasa Inggris, kau akan membuat Baekhyun teringat akan gadis perkasa berdarah campuran itu,” sahut Chanyeol.

“Maksudmu Jessica?,” tanya Tao.

Chanyeol mengangguk cepat. Sedangkan Baekhyun mengusap wajahnya kasar.

“Dia bilang dia akan melanjutkan kuliah di universitas yang sama denganku. Tapi, nyatanya, dia berbohong. Dia pindah ke England secara mendadak dan melanjutkan kuliahnya disana,” ucap Baekhyun, kecewa.

“Apakah dia berkuliah di Oxford University?,” tanya Chanyeol.

“Sepertinya begitu,” jawab Baekhyun.

“Hebat!,” kagum Chanyeol.

Tao menghela napas berat, “Seharusnya kau senang Jessica bisa berkuliah di universitas setinggi Oxford University. Semua orang ingin berkuliah disana,” ucapnya.

“Kau tak mengerti, Tao-ah. Jessica adalah sahabatku sejak kecil. Kami sudah membuat perjanjian bersama agar selamanya akan terus bersama,” ucap Baekhyun.

“Terus bersama? Apakah itu artinya kalian akan menjadi pasangan hingga tua?,” tanya Chanyeol.

Baekhyun terdiam. Ia mencoba mencerna kata-kata Chanyeol.

“Mungkin maksud Baekhyun, mereka akan terus bersama hingga tua sebagai sahabat,” jelas Tao.

Chanyeol mengangguk mengerti, “Aku tidak bisa membayangkan gadis perkasa menikah dengan Baekhyun. Jessica lebih cocok menikah dengan wanita,” ucapnya.

Baekhyun melempar tasnya hingga mengenai Chanyeol. Chanyeol pun meringis kesakitan.

“Apa yang kau lakukan?,” tanya Chanyeol, kesal.

“Jessica akan menikah dengan seorang pria. Akan ku pastikan itu,” tegas Baekhyun—lalu beranjak pergi.

“Ada apa dengannya? Kenapa dia semarah itu? Aku kan hanya bercanda,” ucap Chanyeol.

“Ku rasa jiwa Baekhyun dan Jessica tertukar. Kau lihat, Baekhyun menjadi cerewet seperti gadis yang sedang menstruasi,” jawab Tao.

Chanyeol tertawa lepas karenanya. Rupanya Tao telah tertular virus lawakku, batinnya.

>>> 

Baekhyun terus berjalan menelusuri koridor kampus barunya dengan wajah yang di tekuk. Meski begitu, aura dinginnya masih terpancarkan. Rupanya hanya sosok Jessica saja yang bisa mencairkan aura dingin dari Baekhyun.

“Bloody hell!,” seru seorang gadis berambut merah.

“Ada apa, Fany-ah?,” tanya teman gadis itu—berambut merah muda.

“Iya, ada apa denganmu?,” tanya temannya yang satu lagi—berambut pirang.

“Sunkyu-ah, Hyoyeon-ah, kalian pasti takkan percaya dengan apa yang ku lihat,” ucap gadis berambut merah—yang di panggil Fany atau di kenal dengan nama Tiffany.

“Apa itu?,” tanya Sunkyu dan Hyoyeon, serempak.

“Look at that,” jawab Tiffany—seraya menunjuk Baekhyun yang kebetulan lewat.

“Ya Tuhan!,” seru Hyoyeon, terpesona.

“Dia tampan sekali!,” seru Sunkyu.

“Let’s go, girls,” ajak Tiffany.

Tiffany, Sunkyu, dan Hyoyeon pun menghampiri Baekhyun. Mereka menghalangi jalan Baekhyun hingga Baekhyun harus berhenti.

“Bisakah kalian tidak menghalangi jalanku?,” pinta Baekhyun, dingin.

Tiffany tersenyum manis—seraya mengulurkan tangannya, “Namaku Tiffany, gadis berdarah campuran Amerika dan Korea,” ucapnya.

Baekhyun terdiam. Tiffany mengingatkannya akan sosok Jessica.

“Namaku Sunkyu,” ucap Sunkyu.

“Aku Hyoyeon,” ucap Hyoyeon.

“Baiklah. Sudah cukup berkenalannya, kan?,” tanya Baekhyun—seraya pergi meninggalkan tiga gadis itu.

“I love cold boy,” ucap Tiffany.

“Me too!,” seru Sunkyu dan Hyoyeon, serempak.

Tiffany mendorong kepala Sunkyu bergantian dengan Hyoyeon. Keduanya meringis kecil.

“Just Tiffany Hwang, who can be his girlfriend. Understand?,” seru Tiffany.

“Understand!,” jawab Sunkyu dan Hyoyeon, serempak.

Tiffany segera melangkah pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

“Hyoyeon-ah,” panggil Sunkyu.

Hyoyeon menoleh, “Apa?,” balasnya.

“Apa kau mengerti arti dari kalimat terakhir dari Fany tadi?,” tanya Sunkyu.

Hyoyeon menggeleng, “Tidak,” jawabnya.

“Lalu, kenapa tadi kau bilang—”

“Ikuti saja perkataannya. Jika tidak, dia tidak akan mau lagi mentraktir kita,” bisik Hyoyeon.

Sunkyu bertepuk tangan, “Kau jenius, Hyoyeon-ah!,” serunya.

Hyoyeon tersenyum tipis, “Ngomong-ngomong, memangnya tadi kau mengerti arti dari perkataan Fany?,” tanyanya.

Sunkyu menggeleng, “Tidak!,” jawabnya.

Hyoyeon tertawa lepas, “Ternyata kau sama saja,” ucapnya.

Sunkyu mengerucutkan bibirnya sedikit kesal.

>>> 

Kelas seni telah di mulai. Kelas itu di pimpin oleh dosen bernama Ahn Sohee. Mereka sedang membahas sesi perkenalan karena ini merupakan hari pertama generasi baru memasuki Inha University.

“Dosen kita cantik juga, ya?,” bisik Chanyeol.

“Wajahnya mirip dengan kakakku di China, Xiumin,” bisik Tao.

Baekhyun berbalik ke belakang, “Kalian bisa diam, tidak? Berisik!,” omelnya.

“Byun Baekhyun!,” panggil Sohee.

Baekhyun kembali ke posisi semula, “Ada apa, songsaenim?,” tanyanya.

“Aku adalah dosenmu. Itu artinya kau harus menghargaiku saat aku berbicara,” jawab Sohee.

Baekhyun menunduk, “Aku mengerti, songsaenim,” ucapnya. Damn! Ku bunuh kalian, Park Chanyeol dan Huang Zi Tao!, batinnya.

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu.

“Masuklah,” ucap Sohee.

Pintu pun terbuka. Perlahan, munculah seorang gadis berambut cokelat bergelombang dengan penampilan kasual dan tomboy—masuk ke dalam kelas tersebut. Chanyeol dan Tao memasang ekspresi yang tak bisa di jelaskan.

“Baekhyun-ah,” panggil Chanyeol.

“Tidak mau. Nanti aku di marahi lagi,” ucap Baekhyun.

“Coba lihat ke depan!,” seru Tao.

Baekhyun mendesis. Ia menghela napas berat lalu mengangkat kepalanya dan melihat ke depan.

Gotcha!

“J-Jessica~” gumam Baekhyun—tak percaya.

“Maafkan aku, songsaenim. Lain kali aku takkan terlambat lagi,” ucap Jessica.

“Baiklah, Jessica-ssi. Kau boleh duduk di samping Byun Baekhyun,” ucap Sohee—seraya menunjuk tempat Baekhyun berada.

Jessica melangkah menuju tempat Baekhyun dengan langkah seperti anak laki-laki. Ya, itulah Jessica. Meskipun dia seorang anak pengusaha besar, tetapi dia selalu berpenampilan layaknya seorang preman.

Jessica segera duduk di samping Baekhyun. Baekhyun terus menatapnya. Sedangkan Jessica terlihat tidak mempedulikan Baekhyun yang terus menatapnya.

Jika tidak ada Sohee songsaenim, aku pasti sudah mencekikmu, Jessica Jung!, batin Baekhyun.

>>> 

“Kau bilang kau pindah ke England?,” tanya Baekhyun.

Jessica terkekeh pelan, “Mana mungkin aku meninggalkan sahabat terbaikku,” jawabnya.

Baekhyun segera memeluk Jessica erat, “Kau memang sahabat terbaikku, Sica-ah,” ucapnya.

“Ahem!,” seru Chanyeol dan Tao.

Baekhyun segera melepaskan pelukannya pada Jessica.

“Romantis sekali kalian berdua,” goda Tao.

“Benar. Membuatku iri saja,” ucap Chanyeol.

Wajah Jessica bersemu merah. Namun ia berusaha untuk mengontrol dirinya sendiri.

“Memangnya salah memeluk sahabat sendiri? Sica sudah seperti adikku, kakakku, saudaraku, bahkan ibuku,” ucap Baekhyun.

“Sekalian saja kau anggap aku nenekmu,” ucap Jessica, kesal.

“Hei, kau marah?,” tanya Baekhyun.

Jessica menggeleng, “Aku tidak marah,” jawabnya. Tentu saja aku marah! Ternyata perasaanmu terhadapku tidak berubah hingga saat ini. Bahkan saat Taeyeon tidak ada, kau tetap menganggapku hanya sebagai sahabatmu, batinnya.

>>> 

Taeyeon memandangi sebuah figura berisikan foto dirinya bersama seorang laki-laki. Keduanya terlihat saling merangkul erat. Foto itu di ambil saat keduanya masih berumur 10 tahun. Kini, keduanya sudah menginjak usia remaja.

“Baekhyun-ah,” lirih Taeyeon, “Kau sedang apa? Apa kau merindukanku?,” tanyanya.

“My princess!,” panggil seorang pria setengah paruh.

Taeyeon segera menghapus air matanya yang mengalir begitu saja, “Coming, appa!,” ucapnya.

Taeyeon segera memasukkan kembali figura tersebut ke dalam laci lemarinya. Kemudian, Taeyeon beranjak keluar dan menghampiri Kim Joonmyun di ruang tengah.

“Ada apa, appa?,” tanya Taeyeon.

Joonmyun segera berbalik. Di tangannya terdapat sebuah kue ulang tahun yang cantik dengan lilin yang berbentuk angka 17.

“Selamat ulang tahun, Kim Taeyeon!,” seru Joonmyun.

Taeyeon segera menghampiri Joonmyun dan memejamkan matanya. Ia mengirimkan harapan, lalu menium lilinnya.

“Semoga harapanmu terwujud, my princess!,” ucap Joonmyun.

“Harapanku adalah,” ucap Taeyeon, terhenti.

Joonmyun mengernyit heran. Ia bingung mengapa Taeyeon mengatakan itu sedangkan dirinya tidak bertanya pada puteri semata wayangnya itu.

“Aku ingin kita kembali ke Seoul, appa,” ucap Taeyeon.

Joonmyun menggeleng, “Disini kau lebih aman, sayang. Dokter disini lebih hebat,” ucapnya.

“Dokter di Seoul juga sama hebatnya,” ucap Taeyeon.

“Tapi—”

Taeyeon menggenggam kedua tangan Joonmyun, “Ku mohon, appa. Kabulkan harapanku di usiaku yang ke tujuh belas. Ku mohon,” pintanya.

Joonmyun menatap Taeyeon khawatir. Ia hanya mengkhawatirkan kondisi puterinya yang lemah.

“Appa, ku mohon!,”

Joonmyun menghela napas berat, “Kita kembali besok,” jawabnya.

>>> 

Baekhyun menarik lengan Jessica—membuat langkah Jessica terhenti.

“Ada apa?,” tanya Jessica.

“Sudah dua hari ku tawari pulang bersama, kau tidak mau,” ucap Baekhyun.

Jessica menggigit bibirnya, “A-Aku hanya ingin pulang sendiri saja. Lagipula, aku di jemput kok,” jawabnya.

“Padahal aku ingin kita pulang dan berangkat bersama seperti dulu,” ucap Baekhyun.

“Maafkan aku,” ucap Jessica.

“Ya sudah. Tidak apa. Tapi, besok aku boleh main ke rumahmu, kan?,” tanya Baekhyun.

Jessica menggeleng cepat, “Tidak bisa!,” jawabnya.

“Kenapa?,” tanya Baekhyun, kecewa.

“Ngg—besok aku ada urusan. Rumahku juga akan di pakai untuk acara rapat orangtuaku bersama rekan kerjanya,” jawab Jessica.

Baekhyun berkacak pinggang, “Sebelumnya kau tidak pernah sibuk seperti ini. Biasanya kau selalu mengajakku untuk menghancurkan rapat orangtuamu,” ucapnya.

“A-Aku hanya ingin menjadi penurut. Aku tahu aku tidak boleh berani pada orangtuaku,” jelas Jessica.

Baekhyun mengangguk mengerti, “Baiklah. Kalau begitu, aku pulang dulu,” pamitnya.

Jessica mengangguk seraya melambaikan tangannya, “Be careful,” ucapnya.

“I will,” jawab Baekhyun—lalu pergi meninggalkan Jessica.

Jessica menghela napas lega, “Untung saja Baekhyun tidak curiga,” gumamnya.

Disisi lain, ada tiga gadis yang memperhatikan Jessica dari balik pohon.

“Katanya sahabat, tapi kenapa sedekat itu?,” tanya Tiffany, kesal.

“Benar. Pakai pegangan tangan segala,” cibir Hyoyeon.

“Dari sorotan mata keduanya, memancarkan cahaya cinta,” seru Sunkyu.

“LEE SUNKYU!!,” teriak Tiffany dan Hyoyeon, murka.

Sunkyu mengusap kedua telinganya, “Maafkan aku,” ucapnya.

>>> 

“Appa, aku akan kuliah di Inha University?,” tanya Taeyeon, tak percaya.

Joonmyun mengangguk, “Sudah saatnya kamu melanjutkan sekolahmu kembali, Taeyeon-ah. Tapi, kau harus berjanji untuk tetap menjaga kondisi tubuhmu. Mengerti?,”

Taeyeon memeluk Joonmyun erat, “Terima kasih, appa,” ucapnya.

Joonmyun mengusap punggung Taeyeon dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Taeyeon menatap ke langit melalui jendela kacanya. Sebentar lagi kita akan bertemu, Baekhyun-ah, batinnya.

>>> 

Jessica melihat mahasiswa-mahasiswa tampak sedang mengerjai seorang mahasiswa laki-laki di belakang kampus. Jessica merupakan tipe orang yang sensitif jika ia melihat ada orang yang menyakiti orang lain.

“HEI!!,” teriak Jessica.

“Woh, itu kan gadis perkasa yang menghajar kita tadi malam di kafe?,”

“Ayo cepat, kita kabur!,”

Segerombolan mahasiswa berandalan itu pun pergi, menyisakan seorang mahasiswa laki-laki yang menjadi korban mereka. Jessica pun segera menghampiri laki-laki itu.

“Apa kau tidak apa-apa?,” tanya Jessica.

Laki-laki berkacamata bulat itu pun mendongak. Ia terpana melihat sosok Jessica yang sangat cantik di matanya. Ia pun beranjak berdiri.

“Namaku Do Kyungsoo, penggemar beratmu!,” seru laki-laki itu.

Jessica mengernyit heran, “Sorry?,”

“Whoa! Tidak salah lagi. Ternyata benar dugaanku,” seru Kyungsoo.

Jessica menggaruk kepalanya—seraya menatap Kyungsoo dengan bingungnya.

“Kau adalah Hermione Granger, benar?,” tebak Kyungsoo.

Jessica mengerjap, “What? I am Hermione Granger?,” tanyanya.

“Yes, yes, you are. Name my is Kyungsoo. But everybody me know Harry Potter as,” jawab Kyungsoo.

Jessica menganga mendengarnya. Bukan karena Kyungsoo mengaku di kenal sebagai Harry Potter, tetapi karena bahasa Inggrisnya yang terbolak-balik.

“Hermione, can I take you autograph?,” tanya Kyungsoo.

Jessica memutar bola matanya—seraya menjauh meninggalkan Kyungsoo.

“Hermione, tunggu Harry Pottermu ini!,” seru Kyungsoo—seraya mengejar Jessica.

>>> 

“Wajahmu kenapa di tekuk seperti itu, Sica-ah?,” tanya Baekhyun.

“Ada orang aneh yang selalu mengikutiku sejak tadi,” jawab Jessica.

“Siapa?,” tanya Tao dan Chanyeol, penasaran.

“Namanya Kyungsoo, mengaku sebagai Harry Potter. Dan dia menganggapku sebagai Hermione,” jawab Jessica.

Tao, Chanyeol, dan Baekhyun saling memandang, “HARRY POTTER??,” teriak mereka—lalu di susul tawa lepas mereka.

Jessica mendesis, “Apanya yang lucu?,” omelnya.

“Memangnya tampangnya sangat mirip dengan Harry Potter?,” tanya Baekhyun.

Jessica menggeleng, “Hanya kacamata bulatnya saja yang mirip,” jawabnya.

Ketiga sahabat Jessica itu kembali tertawa lagi. Hingga pada akhirnya Jessica memukul satu persatu perut ketiga sahabatnya itu.

“Sakit, Sica-ah,” ucap Baekhyun.

“Kau itu perempuan atau laki-laki?,” gerutu Tao.

“Sudah ku bilang, dia itu perempuan perkasa,” ucap Chanyeol.

“Sudah, diam. Jangan mengejekku,” ucap Jessica, kesal.

“Halo, teman-teman,”

Jessica, Baekhyun, Tao, dan Chanyeol menoleh ke sumber suara. Mata Baekhyun dan Jessica membulat sempurna. Sedangkan Tao dan Chanyeol memandang kagum orang itu.

“TAEYEON??!!,”

To Be Contiuned

Chapter 1 selesai. Chapter lain akan di lanjut kembali. Ini requestan dari banyak orang yang menginginkan aku membuat FF Baeksica. Oke, aku kabulin. Pas banget aku juga lagi kena Baeksica fever.

Don’t forget about review ^^