Secret Admirer (Chapter 5) – END


Gambar

Title : Secret Admirer

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • Super Junior’s Kyuhyun as Cho Kyuhyun
  • 2PM’s Nickhun as Nickhun Horvejkul

Support Cast :

  • T-Ara’s Eunjung as Ham Eunjung
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • T-Ara’s Jiyeon as Park Jiyeon
  • 2PM’s Wooyoung as Jang Wooyoung
  • etc

Genre : Fluff, Romance, Angst, Friendship

Length : Series

>>> 

Jessica, Taeyeon dan Tiffany mengantarkan Kyuhyun ke bandara. Kyuhyun akan segera pergi ke U.S dan bersekolah serta tinggal disana. Namun, diantara ketiga sahabatnya, hanya Tiffany yang mengetahui ini.

“Sudahlah, Fany-ah. Kenapa kau menangis terus?,” tanya Taeyeon, heran.

Tiffany menggeleng, “Aku hanya akan merindukan Kyuhyun saja,” jawabnya.

“Kami juga, Fany-ah. Kami juga sedih harus berpisah dengan Kyuhyun selama satu minggu. Tapi, kau tidak harus menangis seperti ini. Kau pikir Kyuhyun takkan kembali?,” tanya Jessica.

Tiffany menunduk. Kau benar, Jessie. Kyuhyun takkan kembali, batinnya sedih.

“Hei, idiot~” panggil Kyuhyun pada Jessica.

Jessica memicingkan matanya, “Siapa yang kau panggil idiot?,” geramnya.

“Tentu saja kau,” jawab Kyuhyun.

Jessica menggerutu kesal. Tapi, ia mencoba bersabar. Waktunya tidak tepat untuk marah-marah.

“Harusnya kau menangis juga seperti Fany,” ucap Kyuhyun.

Jessica menunjuk dirinya, “Aku? Menangis? Sangat konyol, Kyuhyun-ah. Mana mungkin aku menangisimu,” ucapnya.

“Baiklah. Tapi, jangan salahkan aku jika suatu hari nanti kau menangisiku,” ucap Kyuhyun, sambil tersenyum misterius.

“Jangan bicara yang aneh-aneh, Kyuhyun-ah,” ucap Taeyeon.

“Aku hanya bercanda kok,” gurau Kyuhyun, sambil tertawa.

“Sudah sana pergi. Pesawat akan berangkat sebentar lagi,” usir Jessica.

“Iya, iya,” jawab Kyuhyun, “Jaga diri kalian baik-baik, ya?,”

“Pasti,” jawab Taeyeon.

Kyuhyun pun berjalan pergi meninggalkan ketiga sahabatnya. Tangisan Tiffany semakin menjadi-jadi. Hal itu membuat Jessica dan Taeyeon kebingungan.

>>> 

Sudah dua hari Jessica, Tiffany dan Taeyeon kehilangan sosok Kyuhyun. Bahkan Tiffany masih saja menangisinya. Taeyeon menjadi curiga. Saat ini, Taeyeon dan Tiffany berada di kantin.

“Kau harus jujur padaku,” ucap Taeyeon.

Tiffany menoleh ke arah Taeyeon dengan mata yang sayu, “J-Jujur apa?,”

“Pasti kau tahu sesuatu tentang Kyuhyun, kan?,” tebak Taeyeon, “Kita adalah sahabat. Kau harus memberitahuku apa yang terjadi,” tambahnya.

“Tapi, kau jangan memberitahu Jessica, ya?,” pinta Tiffany.

Taeyeon mengangguk, “Baiklah,” jawabnya.

Tiffany menunduk, “Sebenarnya, Kyuhyun ke U.S bukan untuk mengikuti olimpiade,” ucapnya.

Taeyeon mengerjap kaget, “L-Lalu?,”

Tiffany mengeluarkan isakannya kembali. Ia sulit mengatakan kebenarannya. Taeyeon pun mengusap-usap punggung Tiffany.

“Ceritakan padaku,” ucap Taeyeon.

“Kyuhyun—takkan kembali, Taeyeon-ah,” ucap Tiffany, dengan isak tangisnya.

“M-Maksudmu?,”

“Dia pindah sekolah dan dia memutuskan untuk tinggal disana. Dia takkan kembali. Dia sudah tinggal disana,” jawab Tiffany.

“APA??!,”

Tiffany dan Taeyeon menoleh ke sumber suara. Ternyata pemilik suara itu adalah Jessica. Mereka bisa melihat Jessica mengeluarkan air matanya.

Jessica pun berlari dari tempat itu. Tiffany dan Taeyeon meneriakkan dan memanggil namanya. Namun, Jessica tak menghiraukannya.

>>> 

Nickhun sedang berjalan menelusuri koridor sekolahnya. Tiba-tiba, ia mendengar isakan tangis yang begitu ia kenal. Nickhun pun berjalan ke arah suara itu. Dan akhirnya, ia menemukan pemilik suara itu sedang duduk di lorong buntu di sekolah. Nickhun segera menghampirinya.

“Ada apa, Jessica-ya?,”

Pemilik suara itu—Jessica—mengangkat kepalanya. Matanya terlihat sayu dan merah.

“Untuk apa kau kemari?,” tanya Jessica, dingin.

Nickhun duduk di samping Jessica, “Aku mendengar suara tangisan. Jadi, aku kemari,” jawabnya.

“Apa terlalu keras?,” tanya Jessica.

Nickhun terkekeh, “Ya, bisa jadi. Tangisanmu melengking sekali,” guraunya.

Jessica tersenyum kecut, “Oh, ya, maaf ya sudah mengabaikan permintamaafanmu seminggu yang lalu,” ucapnya.

“Tidak apa. Eunjung sudah ku marahi habis-habisan,” ucap Nickhun.

“Tapi, ku rasa lebih baik kita berteman saja, Nickhun-ssi,” ucap Jessica.

Nickhun mengerjap, “B-Berteman?,” tanyanya, “A-Aku dan Eunjung tidak ada hubungan, jadi—”

“Aku tau,” potong Jessica, “Tapi, aku rasa aku mencintai orang lain,” ucapnya, lalu pergi meninggalkan Nickhun.

“Dia sudah tak mencintaiku lagi?,” gumam Nickhun, syok.

>>> 

“Sica-ah, kau baik-baik saja?,” tanya Taeyeon.

Jessica mengangguk, “Meskipun awalnya sulit menerima ini, tapi aku harus berusaha untuk tetap baik-baik saja,” jawabnya.

“Maafkan aku karena tidak memberitahu kalian,” ucap Tiffany, menyesal.

“Tidak apa, Fany-ah. Kami mengerti,” jawab Jessica.

“Haruskah kita tanyakan pada Kyuhyun yang sebenarnya?,” tanya Taeyeon.

Jessica menggeleng, “Biarkan Kyuhyun sendiri yang memberitahu kita,” jawabnya, “Kalian mau membantuku?,” tanyanya.

Tiffany dan Taeyeon menatap Jessica bingung, “Membantu apa?,” tanyanya.

Jessica tersenyum misterius. Taeyeon dan Tiffany menjadi semakin bingung.

>>> 

Kyuhyun membuka kotak pos di depan rumahnya. Sebuah amplop berwarna merah jambu terdapat di dalam kotak pos tersebut.

Kyuhyun mengambil dan membuka amplop merah jambu tersebut. Secarik kertas yang ada di dalam amplop tersebut. Ia kembali teringat masa-masa dirinya menjadi penggemar rahasia Jessica.

Hello, Kyuhyun.

I know your name from my friend. When you come to U.S, I saw you, and I think I’m falling in love with you at our first meet.

You don’t know me? Of course. You don’t saw me, too. But I saw and look you. You’re make my heart be melting. Haha!

Nice to meet you, Kyuhyun.

Your secret admirer

“Woah! Aku punya penggemar rahasia disini,” gumam Kyuhyun, takjub.

“Tapi—siapa, ya?,”

>>> 

“Ternyata dugaanku benar, ya?,”

“Jadi, kau sudah tahu bahwa Kyuhyun adalah penggemar rahasiamu?,” tanya Tiffany.

“Awalnya aku masih ragu. Tapi, dia selalu membuatku curiga,” jawab Jessica.

“Jadi, kau lebih memilih Kyuhyun di bandingkan Nickhun?,” tanya Taeyeon.

Jessica mengangguk, “Seandainya saja dia mengatakan yang sebenarnya padaku, mungkin dari awal aku akan memilihnya,” jawabnya.

“Kyuhyun memang payah, pengecut,” cibir Tiffany.

“Menurutku, Kyuhyun hanya ingin membuat teka-teki saja untuk Jessica,” ucap Taeyeon.

“Maksudmu?,”

“Kyuhyun ingin tahu seberapa besar kepekaan Jessica,” jawab Taeyeon.

Jessica mendengus sebal, “Kau pikir aku tidak peka?,” omelnya.

“Hei, Kyuhyun menghubungi kita lewat 3G email,” seru Tiffany.

Jessica dan Taeyeon segera menghampiri Tiffany. Mereka duduk di hadapan komputer milik Tiffany. Tiba-tiba, munculah wajah Kyuhyun yang sangat di rindukan oleh ketiganya.

“Hai, teman-teman,” sapa Kyuhyun.

“Hai, Kyuhyun-ah~” sapa Jessica, Taeyeon dan Tiffany, bersemangat.

“Bagaimana kabar kalian?,” tanya Kyuhyun.

“Kami baik-baik saja,” jawab Tiffany.

“Kau sendiri bagaimana? Bagaimana dengan olimpiadenya?,” tanya Jessica.

Kyuhyun tersenyum kecut, “Sedang berjalan dengan baik,” jawabnya.

“Woah! Kami tidak sabar menunggumu kembali,” seru Taeyeon.

“Benarkah?,” tanya Kyuhyun.

Jessica, Taeyeon dan Tiffany mengangguk ria. Kyuhyun sedikit curiga pada Tiffany, biasanya Tiffany tidak akan seria ini jika menghubunginya.

“Oh, ya, disini aku punya penggemar rahasia,” ucap Kyuhyun.

“Oh, ya?,” seru Tiffany.

“Siapa dia?,” tanya Jessica.

“Namanya juga penggemar rahasia. Tentu saja aku tidak tahu,” jawab Kyuhyun, “Kau sendiri bagaimana dengan Nickhun?,”

“Jessica dan Nickhun kembali bersama,” seru Taeyeon.

“B-Benarkah?,” tanya Kyuhyun dengan senyuman hambarnya, “Selamat, ya?,”

Jessica tersenyum, “Terima kasih,” ucapnya.

“Aku rasa—aku harus pergi. Sampai jumpa,” pamit Kyuhyun.

“Sampai jumpa~”

Kyuhyun menutup laptopnya. Ia menghela napas berat. Rupanya kepergiannya memang membuahkan keburukan. Jessica dan Nickhun kembali bersama.

“Apa aku harus merelakan Jessica?,” gumamnya.

>>> 

Sudah hampir satu bulan Kyuhyun tinggal di Washington DC, U.S. Kyuhyun masih belum memberitahu teman-temannya. Ia beralasan bahwa olimpiade di perpanjang.

Dan selama disini, Kyuhyun sudah menerima 11 surat dari penggemar rahasianya. Akhirnya keinginan Kyuhyun terpenuhi. Penggemar rahasianya mengajaknya bertemu di sebuah kafe di New York.

Kyuhyun pun bersiap-siap untuk keberangkatannya menuju kafe di New York. Ia menaiki mobilnya menuju ke New York.

Setelah hampir satu jam setengah, akhirnya ia sampai di New York. Perjalanan yang macet membuatnya terlambat datang. Ia pun masuk ke sebuah kafe yang cukup cocok untuk pasangan karena latarnya begitu romantis.

Kyuhyun mengecek surat dari penggemar rahasianya. Disitu tertulis bahwa penggemar rahasianya berada di meja nomor 4. Dan dengan sekejap, ia berhasil menemukan meja nomor 4. Disana sudah ada gadis yang memakai pakaian tertutup dan topinya menutupi wajahnya.

Kyuhyun duduk di hadapan gadis itu, “H-Hi~” sapanya.

“I’m sorry. I am shy girl,” ucap gadis itu.

Kyuhyun mengangguk mengerti. Pantas saja gadis itu menutup wajahnya. Rupanya ia pemalu, batinnya.

“Ngg—pleasure, my name is Jessica,” ucap gadis itu.

Kyuhyun mengerjap. Jessica? Nama itu kan…, pikirnya.

Gadis itu membuka topinya. Dan yang benar saja. Rupanya benar itu Jessica. Kyuhyun hampir berteriak kaget.

“Sica-ah, bagaimana bisa kau ada disini?,” tanya Kyuhyun, tak percaya.

“Surprise!,” seru Jessica.

Kyuhyun ikut tertawa, “Jadi, selama ini kau mengerjaiku, ya?,” tanyanya.

Jessica mengangguk, “Itu semua salahmu karena tak mengaku bahwa kau adalah penggemar rahasiaku,” ucapnya.

“K-Kau tahu?,”

“Tentu saja,” jawab Jessica, “Kau itu mencurigakan,” ucapnya, “Dan aku tahu kau kesini karena pindah,” tambahnya.

“Pantas saja Tiffany mencurigakan,” gumam Kyuhyun.

“Ngg—Kyuhyun-ah,” panggil Jessica.

“Ya?,”

“Akhirnya aku mengerti maksud dari perkataanmu di atap sekolah. Jangan pernah kau siakan benda terindah di dalam hidupmu atau kau akan kehilangan benda itu untuk selama-lamanya,” ucap Jessica.

Kyuhyun tersenyum, “Oh, ya? Lantas, apa maksudnya?,”

“Kau lah benda terindah yang sudah ku sia-siakan selama ini. Kau yang selalu menghiburku, menjagaku, melindungiku, menyayangiku, tapi aku tak pernah menyadarinya,”

“Itu artinya kau bodoh,” ucap Kyuhyun.

Jessica mengerucutkan bibirnya, membuat Kyuhyun mengacak-acak rambutnya gemas. Betapa ia merindukan gadis di hadapannya ini.

“Jadi, aku tidak mau kehilanganmu lagi, Kyuhyun-ah,” ucap Jessica, “Jangan tinggalkan aku, ya?,”

“T-Tapi, aku berada disini dan kau di—”

“Tetot!,” seru Jessica, “You’re wrong!,” ucapnya, “Aku sudah pindah kemari, bersama kedua sahabat kita, Taeyeon dan Tiffany,”

Kyuhyun mengerjap tak percaya, “B-Benarkah?,” tanyanya.

“Hai~” sapa Tiffany dan Taeyeon, yang tiba-tiba muncul.

“Kalian—”

“Kami sudah mengurus kepindahan kami,” ucap Taeyeon.

“Lagipula, aku dan Jessica punya keluarga disini,” ucap Tiffany.

“Kalian benar-benar sahabat terbaikku,” seru Kyuhyun, seraya memeluk Tiffany dan Taeyeon.

“Bagaimana denganku?,” tanya Jessica.

Kyuhyun melepaskan pelukannya pada Taeyeon dan Tiffany. Ia menghampiri Jessica dan mensejajarkan posisinya pada Jessica yang sedang duduk di kursi.

“Kau adalah sahabat sekaligus kekasih terbaik yang pernah ku miliki,” ucap Kyuhyun, lalu mencium bibir Jessica.

“Woah!,” seru Tiffany, takjub.

Sedangkan Taeyeon memotret insiden itu dengan kamera miliknya.

END

Kurang memuaskan, kah? Soalnya saya kehilangan feel pada Kyusica. Tapi, gak hilang sepenuhnya kok. Yang ini juga agak pendekan, kan? Sorry, ya~

Yang pengen bantu ngembaliin feel kyusica ke saya, komen aja atau share link FF kyusica yang menarik. Pasti feel saya pada kapel itu kembali.

Review, please~

Secret Admirer (Chapter 4)


Gambar

Title : Secret Admirer

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • Super Junior’s Kyuhyun as Cho Kyuhyun
  • 2PM’s Nickhun as Nickhun Horvejkul

Support Cast :

  • T-Ara’s Eunjung as Ham Eunjung
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • T-Ara’s Jiyeon as Park Jiyeon
  • 2PM’s Wooyoung as Jang Wooyoung
  • etc

Genre : Fluff, Romance, Angst, Friendship

Length : Series

>>> 

Kyuhyun berjalan masuk ke dalam kelasnya dan duduk di kursinya. Bahkan ia tak mempedulikan seorang guru yang sedari tadi ada di depan kelas.

“Darimana saja, Cho Kyuhyun?,”

“Dari toilet, songsaenim,” balas Kyuhyun.

“Kyuhyun-ah, dimana Jessica?,” bisik Tiffany—yang duduknya berada di belakang Kyuhyun.

Kyuhyun tersentak. Ia teringat akan Jessica. Kyuhyun pun beranjak berdiri.

“Ada apa, Cho Kyuhyun? Ingin ke toilet lagi?,” tanya Guru Ahn.

“Saya hanya menyampaikan, bahwa Jessica sedang sakit dan ia berada di UKS,” jawab Kyuhyun—lalu duduk kembali.

“Apa? Jessica sakit?,” tanya Tiffany, kaget.

“Apa sakitnya parah?,” tanya Taeyeon.

Kyuhyun menggeleng, “Tidak juga,” jawabnya.

>>> 

Jessica berjalan menuruni anak tangga dengan mata yang sayu. Namun, di lantai dasar—Jessica kembali bertemu dengan Nickhun.

“Ku dengar kau sakit,” ucap Nickhun.

Jessica menggeleng, “Aku tidak sakit,” jawabnya.

“Tapi, wajahmu sangat pucat,” ucap Nickhun.

“Sudah ku bilang, aku baik-baik saja,” tegas Jessica—lalu pergi meninggalkan Nickhun.

Nickhun menghela napas berat, “Dia masih marah padaku,” gumamnya.

>>> 

“Jessie, kau sakit apa?,” tanya Tiffany.

Jessica menggeleng, “Kyuhyun membohongi kalian. Aku tidak sakit kok,” jawabnya.

“Teganya kau, Kyuhyun-ah,” ucap Taeyeon.

Kyuhyun menggaruk kepalanya, “Aku kehabisan akal,” jelasnya.

“Memangnya tadi kau kemana?,” tanya Tiffany.

“Di atap sekolah,” jawab Jessica.

“Apa yang kau lakukan disana?,” tanya Taeyeon.

“Menangis, dan Kyuhyun menghiburku,” jawab Jessica.

“Apa ini berhubungan dengan Nickhun?,” tanya Taeyeon.

Jessica mengangguk, “Sudah cukup aku di permainkannya. Aku selalu termakan oleh rayuannya. Padahal sebenarnya niatnya jahat. Ia masih bersama Eunjung,” jawab Jessica.

“Keterlaluan pria itu,” geram Tiffany.

“Bukankah sudah ku katakan bahwa Nickhun itu bukan pria yang baik,” cibir Kyuhyun.

Tiffany dan Taeyeon tersenyum mendengarnya. Ini kali pertama mereka melihat Kyuhyun menunjukkan rasa cemburunya di depan Jessica.

Jessica mengangguk, “Maafkan aku, Kyuhyun-ah,” ucapnya.

Kyuhyun mengangguk—seraya mengusap kepala Jessica, “Ya, aku memaafkanmu kok,” jawabnya.

>>> 

“APA??,” teriak Kyuhyun, kaget.

“Ayahmu memintaku untuk memindahkanmu sekolah di U.S. Jadi, minggu ini adalah minggu terakhirmu berada disini,” ucap Kepala Sekolah.

“Tapi—bagaimana dengan olimpiade matematika?,” tanya Kyuhyun.

“Kim Kibum akan menggantikanmu,” jawab Kepala Sekolah.

“Katakan pada appa, aku tidak akan pindah,” perintah Kyuhyun.

“Aku tidak bisa, Kyuhyun-ssi. Ayahmu adalah pemilik yayasan sekolah ini. Aku tidak bisa berbuat apapun,” jawab Kepala Sekolah.

Kyuhyun berdecik kesal. Ia segera keluar dari ruang Kepala Sekolah.

>>> 

Jessica mengutak-atik ponselnya dengan wajah di tekuk. Jessica yang merasa suntuk dan kesepian itu—kini sedang berada di tepi kolam renangnya.

Tiba-tiba, tertera nama seseorang di layar ponselnya. Jessica segera menekan tombol reject. Rupanya seseorang itu adalah Nickhun.

“Aku tidak akan percaya lagi padamu, Nickhun-ssi. You’re freak!,” geram Jessica, murka.

Terdengar suara nada dering kembali dari ponsel Jessica. Kini berupa pesan teks, dan itu bukan dari Nickhun, melainkan Kyuhyun.

Jessica pun segera membuka dan membacanya.

Temui aku sekarang di kedai es krim biasa. Tidak perlu berdandan banyak. Dan jangan menanyakan alasan mengapa aku memintamu untuk menemuiku. Lebih baik kau manfaatkan waktumu untuk berganti pakaian karena aku tahu kau pasti mengenakan pakaian dalam.

Jessica terkekeh membacanya. Tebakan Kyuhyun meleset. Sebenarnya saat ini Jessica hanya mengenakan t-shirt dengan hotpants.

Jessica pun mengetik pesan sebagai balasan pesan dari Kyuhyun.

Aku akan segera kesana, Cho Kyuhyun.

>>> 

Kyuhyun menunggu Jessica sambil memainkan PSP miliknya. Matanya terus fokus pada permainan yang ia mainkan sehingga ia tak sadar bahwa Jessica telah tiba di hadapannya.

“Kau lebih mencintai permainan di bandingkan aku,”

Kyuhyun mengangkat kepalanya. Kaget, tentu saja. Kyuhyun langsung mematikan PSP miliknya.

Jessica pun duduk di hadapan Kyuhyun, “Apa aku terlalu lama?,” tanyanya.

Kyuhyun menggeleng sambil terkekeh, “Tidak kok. Kau datang lebih cepat dari biasanya,” jawabnya.

Jessica mengangguk mengerti, “Sekarang katakan apa yang membuatmu untuk memintaku kemari?,” tanyanya.

Kyuhyun menjilat bibirnya, “Ngg—bagaimana kalau kita memesan es krim terlebih dahulu?,” usulnya.

Jessica terkekeh, “Kau memang paling pintar mengalihkan pembicaraan orang lain,” ucapnya.

Kyuhyun ikut terkekeh. Ia pun memanggil pelayan dan segera memesan.

“Berikan aku rasa mocca,” pinta Kyuhyun. “Bagaimana denganmu, Sica-ah?,” tanyanya.

“Aku mau vanilla,” jawab Jessica.

“Baiklah. Harap menunggu,” ucap seorang pelayan—lalu pergi.

“Jadi?,” tanya Jessica.

Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya, “Apa?,” tanyanya.

Jessica menghela napas berat, “Jangan berpura-pura lupa, Kyuhyun-ah. Kau memiliki IQ tertinggi di sekolah,” ucapnya.

“Aku harus ke toilet dulu,” ucap Kyuhyun.

“Jangan!,” seru Jessica, “Katakan dulu,” pintanya.

Kyuhyun tersenyum jahil, “Akan ku katakan jika kau ingin ikut denganku ke toilet,” ucapnya.

Jessica mencubit lengan Kyuhyun hingga Kyuhyun harus meringis kesakitan.

“Sakit, Sica-ah,” ringis Kyuhyun.

“Itu akibatnya karena kau berani padaku,” ucap Jessica, kesal.

>>> 

Nickhun membanting ponselnya ke sembarang tempat. Ia sudah menghubungi Jessica sebanyak hampir seratus kali. Tapi, Jessica tak kunjung menjawab. Dan sekarang nomor ponsel Jessica tidak aktif.

“Oppa, jangan risau seperti itu,” ucap Jiyeon.

“Bagaimana aku tidak risau, Jiyeon-ah? Jessica pasti sangat membenciku sekarang,” ucap Nickhun, prustasi.

“Lupakan saja dia, oppa. Kan masih ada Eunjung,” ucap Jiyeon.

Nickhun mengacak-acak rambutnya, “Wanita itu—dia yang ada di balik semua ini, Jiyeon-ah. Kalian bekerja sama, kan?,”

Jiyeon menggeleng, “Tidak,” jawabnya.

Nickhun mengusap wajahnya kasar, “Aku takkan memaafkan wanita itu. She’s damn girl,” gerutunya.

Jiyeon mengangkat bahunya. Meskipun dirinya adalah sahabat Eunjung, tapi ia tak terlalu suka mencampuri urusan Eunjung dan Nickhun, kakak tirinya sendiri.

>>> 

Tiffany dan Taeyeon sedang menonton film di bioskop bersama teman kencan mereka. Mereka melangsungkan kencan ganda. Saat ini, mereka tengah menyaksikan film romantis dan dramatis berjudul The Perks of Being a Wallflower yang di perankan oleh aktris mendunia, Emma Watson.

Disisi lain, ada dua sahabat yang turut menyaksikan film tersebut. Mereka adalah Kyuhyun dan Jessica. Mereka duduk terpisah dengan Taeyeon dan Tiffany. Mereka juga saling tidak mengetahui keberadaan masing-masing.

“Bagaimana menurutmu filmnya?,” tanya Kyuhyun.

“Membosankan,” jawab Jessica, “Kau tahu sendiri bahwa aku menyukai film action,” tambahnya.

Kyuhyun terkekeh pelan, “Sesekali kita menonton film romantis kan tidak apa,” guraunya.

Jessica menghela napas berat. Meskipun pemerannya adalah aktris favoritnya, tetapi ia tetap saja tidak nyaman dengan film tersebut.

“Lebih baik kita menonton film Harry Potter and the Deathly Hallows part 2 saja,” usul Jessica.

Kyuhyun menggeleng, “Kita sudah menontonnya sebanyak 15 kali, Sica-ah,” jawabnya, “Apa kau tidak bosan?,” tanyanya.

Jessica menggeleng, “Tidak. Film dari novel karangan J.K. Rowling itu memiliki unsur animasi yang terlihat nyata dan keren. Film itu jauh lebih menantang,” jawabnya.

Kyuhyun memutar bola matanya, “Terserah apa katamu saja,” ucapnya.

Kyuhyun akui, hari ini Jessica cukup menyebalkan. Tapi, inilah yang akan selalu ia kenang. Dan Kyuhyun tidak mau kehilangan kenangan tersebut.

>>> 

Eunjung sedang memandangi danau di belakang sekolahnya dengan pandangan sedikit kosong. Entah apa yang ia pikirkan sekarang.

“Ku rasa kau harus membiarkan Nickhun bersama Jessica,”

Eunjung menoleh ke sumber suara, “Wooyoung-ssi?,”

Wooyoung tersenyum, “Nickhun sudah tidak mencintaimu lagi,” ucapnya.

Eunjung memicingkan matanya, “Jangan sok tahu, Wooyoung-ssi,” ucapnya, sarkatis.

Wooyoung tertawa renyah—seolah ada hal yang lucu yang baru ia lihat, “Jangan mengataiku seperti itu. Aku adalah sahabat Nickhun. Dia sendiri yang mengatakan hal itu padaku,” ucapnya.

Eunjung kembali meluruskan pandangannya menuju danau yang tenang, “Aku lebih mengetahui Nickhun. Meskipun sekarang dia berjalan bersama Jessica, tapi aku tahu dari lubuk hatinya yang paling dalam, dia masih mencintaiku,” ucapnya.

“Ucapanmu terdengar seperti harapan palsu, Eunjung-ssi,” ucap Wooyoung.

Eunjung menatap Wooyoung geram, “Pergi kau dari sini, sialan. Kau pikir wajahmu itu cukup tampan untuk bicara selancang itu? Bahkan sampai saat ini kau tidak punya pacar,” hinanya.

Wooyoun menatap Eunjung intens, “Aku tidak punya pacar, bukan berarti aku jelek,” ucapnya—lalu pergi meninggalkan Eunjung sendirian.

Butiran kristal pun jatuh dari pelupuk mata indah milik Eunjung. Namun, ia segera mengusapnya.

“KENAPA TIDAK ADA YANG SATU PIKIRAN DENGANKU??!!!,” teriak Eunjung.

>>> 

Nickhun menahan lengan Jessica, “Aku ingin bicara,” pintanya.

Jessica menepis tangan Nickhun dari lengannya, “Sayangnya aku sedang tidak ingin bicara,” jawabnya—lalu pergi.

Namun, Nickhun tetap mengejar Jessica.

“Tolong dengarkan penjelasanku,” pinta Nickhun.

“Semuanya sudah jelas, Nickhun-ssi,” ucap Jessica.

“Eunjung memelukku, bukan atas kehendakku,” ucap Nickhun.

“Tapi kau senang, bukan?,” tebak Jessica.

“Aku membencinya, Jessica-ya,” ucap Nickhun.

“Tidak semua orang berubah dengan cepat, Nickhun-ssi. Untuk mempercayaimu membutuhkan waktu yang lama,” ucap Jessica—lalu kembali pergi.

Kali ini Nickhun tak mengejar. Ia mengusap wajahnya kasar. Ia tahu ia salah. Dan ia prustasi dan bingung apa yang harus ia lakukan agar Jessica kembali mempercayainya.

>>> 

Hari sabtu telah tiba. Hari terakhirnya di Seoul. Besok, Kyuhyun akan terbang menuju U.S. Kyuhyun akan meninggalkan sahabat-sahabatnya yang mengiranya hanya pergi dalam kurun waktu satu minggu atas terlaksananya olimpiade matematika. Namun, sayangnya, itu semua salah.

“Kyuhyun-ah, apa tidak bisa di tunda lagi?,” tanya Taeyeon.

Kyuhyun menggeleng lemah, “Besok aku harus pergi,” jawabnya.

“Tenang saja, Taeyeon-ah. Kyuhyun hanya pergi selama satu minggu saja,” ucap Jessica.

Kyuhyun tersenyum kecut mendengarnya.

“Oh, ya, ngomong-ngomong, dimana Tiffany?,” tanya Taeyeon.

Jessica mengangkat bahunya, “Biasanya dia bersamamu,” ucapnya.

“Mungkin sedang piket,” ucap Kyuhyun.

>>> 

Tiffany membasuh wajahnya di wastafel di toilet perempuan. Ia melihat dirinya di sebuah cermin di hadapannya. Penampilannya terlihat hancur dan berantakkan. Matanya memerah dan bengkak.

“Apa yang harus ku lakukan? Bagaimana aku memberitahu Taeyeon dan Jessica?,” gumam Tiffany, bingung.

“Ada apa, Tiffany-ssi? Kau seperti habis menangis,” seru Jiyeon.

Tiffany menggeleng, “Aku tidak apa-apa,” jawabnya.

Tiffany pun segera keluar dari toilet. Ia terus berjalan tanpa melihat ke depan melainkan menunduk ke bawah. Akibatnya, Tiffany menabrak seseorang.

BRUKK!!

“Fany-ah, perhatikan jalanmu,” tegur seseorang yang Tiffany tabrak.

Mengenali suara tersebut, Tiffany segera mengangkat kepalanya. Setelah merasa dugaannya benar, Tiffany spontan memeluk orang itu dengan isakan tangis yang keluar dari mulutnya.

“F-Fany-ah, ada apa?,” tanya orang itu, cemas.

“Dasar Cho Kyuhyun. Apa yang harus ku lakukan sekarang, bodoh?,” tanya Tiffany.

“A-Apa maksudmu?,” tanya Kyuhyun, bingung.

“Kau akan pindah. Dan kau akan meninggalkan kami, sahabat-sahabat terbaikmu. Kau sangat jahat!,” ucap Tiffany—seraya memukuli dada Kyuhyun.

“M-Maafkan aku. Ini bukan kehendakku,” ucap Kyuhyun.

“Kalau begitu, batalkan saja. Kau penguasa disini,” usul Tiffany.

Kyuhyun menggeleng, “Tidak semudah itu, Fany-ah,” ucapnya.

“Lalu, apa yang harus ku katakan pada Jessica dan Taeyeon?,” tanya Tiffany.

“Rahasiakan ini sampai aku sendiri yang memberitahu mereka, terutama Jessica,” pinta Kyuhyun.

“T-Tapi—kapan?,” tanya Tiffany.

“Sampai aku siap untuk memberitahunya,” jawab Kyuhyun.

Tiffany kembali memeluk Kyuhyun. Kyuhyun merupakan sahabatnya yang paling dekat dengannya. Jadi, wajar saja jika dirinya takut kehilangan Kyuhyun.

>>> 

Jessica dan Taeyeon menemukan Tiffany dan Kyuhyun yang sudah menunggu di area parkir. Mereka pun langsung menghampiri dua sahabat itu.

“Fany-ah, kau darimana saja?,” tanya Taeyeon, cemas.

Tiffany terkekeh, “Aku ada tugas piket di perpustakaan,” jawabnya.

Jessica mengerucutkan bibirnya, “Ku pikir kau di culik alien,” ucapnya.

Taeyeon menengadahkan tangannya pada Jessica, “Aku menang. Berikan aku 10 galleons,” tagihnya.

“Galleons?,” tanya Tiffany, “Bukankah itu mata uang di dunia sihir?,” tanyanya.

Taeyeon dan Jessica tertawa, “Kami bertaruh jika Jessica kalah, ia akan memberikanku 10 galleons seperti di film Harry Potter. Sedangkan kita sendiri tak menggunakannya. Jadi, Jessica akan menggantinya dengan bayaran mentraktir kita semua makan sepuasnya,” jelas Taeyeon.

“Benarkah?,” tanya Tiffany.

Jessica mengangguk, “Aku mengakui kekalahanku. Kalian mau makan dimana?,”

“Bagaimana kalau di restoran Perancis?,” usul Kyuhyun.

“Ah, itu restoran mahal,” ucap Jessica.

Tiffany menggeleng cepat, “Aku akan patungan denganmu,” ucapnya.

“Benarkah?,” tanya Jessica.

“Ngg—Fany-ah,” tegur Kyuhyun, tidak enak.

Tiffany tersenyum pada Kyuhyun. Setidaknya aku ingin makan di restoran impian kita berempat di hari terakhir kita bersama, batinnya.

“Asyik! Makan di restoran Perancis,” seru Taeyeon dan Jessica, bahagia.

Kyuhyun tersenyum melihat ketiga sahabatnya tampak ceria. Aku berjanji meski kita berpisah, aku akan selalu mengunjungi kalian, batinnya.

To Be Contiuned

Secret Admirer (Chapter 3)


Gambar

Title : Secret Admirer

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • Super Junior’s Kyuhyun as Cho Kyuhyun
  • 2PM’s Nickhun as Nickhun Horvejkul

Support Cast :

  • T-Ara’s Eunjung as Ham Eunjung
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • T-Ara’s Jiyeon as Park Jiyeon
  • 2PM’s Wooyoung as Jang Wooyoung
  • etc

Genre : Fluff, Romance, Angst, Friendship

Length : Series

>>> 

“I like you..,” ucap Nickhun.

Tubuh Jessica menegang mendengarnya. Apa benar Nickhun mengatakan ini? Ini seperti mimpi saja, batinnya.

“Nickhun-ssi~” gumam Jessica.

“A-Aku baru sadar sekarang,” Nickhun menarik napas dalam sejenak, “Setelah belakangan ini aku selalu bersamamu, saat itu perasaanku padamu mulai tumbuh,” ucapnya.

Jessica diam tanpa kata. Ini terlalu mengagetkan baginya. Awalnya ia pikir Nickhun hanya bermain-main padanya, tapi ternyata seorang Nickhun menyatakan cinta kepadanya dengan sangat tulus hingga ia dapat merasakannya.

“T-Tapi, ini masih perasaan suka, Jessica-ssi. Aku belum merasakan cinta sepenuhnya,” ucap Nickhun.

Jessica menggigit bibirnya. Rupanya hanya perasaan suka, batinnya.

Namun, Nickhun spontan menggenggam tangan Jessica. Jessica tentu kaget di buatnya. Jantungnya berdetak kencang saat Nickhun mulai menyentuh tangannya.

“Maka dari itu, bantu aku, Jessica-ssi!,” pinta Nickhun.

Jessica mengernyit heran, “B-Bantu apa?,” tanyanya.

“Bantu aku untuk belajar mencintaimu,” jawab Nickhun—yang sekali lagi membuat jantung Jessica berdetak sangat cepat.

“Seperti Jessica juga mencintaimu saja,”

Jessica dan Nickhun menoleh ke sumber suara. Ia dapat melihat Kyuhyun turun dari atap sekolah.

“K-Kyuhyun-ah?,” gumam Jessica—kaget.

“Apa yang kau lakukan di atas sana?,” tanya Nickhun.

Kyuhyun mendadak grogi. Bagaimana aku bisa sebodoh ini? Seharusnya aku tidak turun, batinnya.

Jessica menutup mulutnya—dengan ekspresi yang sulit di gambarkan. Namun, Kyuhyun yang memiliki IQ tertinggi di sekolah mampu menerjemahkan ekspresi Jessica.

“B-Bukan, Sica-ah!,” seru Kyuhyun, “Aku baru saja naik ke atas!,” tambahnya.

Jessica memicingkan matanya—menatap Kyuhyun curiga.

“Darimana kau tahu apa maksudku? Darimana kau tahu apa tujuanku ke atap sekolah?,” tanya Jessica.

Kyuhyun menjilat bibirnya, “A-Aku menemukan surat itu. Aku membacanya,” jawabnya, “Sudahlah, jangan bertanya lagi!,” pintanya.

Jessica mengerucutkan bibirnya, “Baiklah~” jawabnya.

“Surat apa yang kau maksud, Kyuhyun-ssi?,” tanya Nickhun.

“Oh, itu surat dari penggem—hmmpp!,”

Jessica dengan cepat membungkam mulut Kyuhyun sebelum Kyuhyun mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.

“Penggem?,” tanya Nickhun—bingung.

“Penggembala sapi!,” jawab Jessica—asal.

Kyuhyun menyingkirkan tangan Jessica dari mulutnya, “Apa-apaan itu penggembala sapi?,” protesnya.

“Sudahlah, Kyuhyun-ah. Hal itu jangan di ungkit lagi,” bisik Jessica.

Kyuhyun menatap Jessica tak percaya. Ia pikir Jessica sudah berubah. Ternyata hal apapun jika di depan Nickhun pasti berubah menjadi yang aneh-aneh.

“Untuk apa penggembala sapi mengirimimu surat?,” tanya Nickhun.

Jessica menggigit bibirnya. Nickhun tampaknya sangat ingin tahu, tapi aku tidak boleh mengatakan ini atau Nickhun akan membatalkan pernyataan cintanya padaku!, pikirnya.

Jessica segera merangkul lengan Nickhun. Tentu saja Nickhun maupun Kyuhyun kaget melihatnya.

“Aku akan membantumu untuk belajar mencintaiku, Nickhun-ssi,” ucap Jessica.

“A-APA?,” teriak Kyuhyun—tak percaya. Bukankah Jessica membenci Nickhun? Mengapa rasa bencinya menghilang secepat ini?, batinnya.

Nickhun tersenyum mendengarnya. Ia mengusap kepala Jessica dengan lembut.

“Mulai hari ini, kau adalah kekasihku. Mengerti?,” seru Nickhun.

Senyuman Jessica merekah saat itu juga. Dengan cepat, ia menganggukkan kepalanya. Nickhun pun membawanya pergi dari tempat itu.

Sedangkan Kyuhyun masih mematung di anak tangga.

“Mereka berpacaran?,” gumam Kyuhyun—syok.

>>> 

“APA?!!,” teriak Taeyeon dan Tiffany—syok.

Kyuhyun mengangguk lemas.

Tiffany melempar boneka beruangnya ke arah Kyuhyun.

“Hei! Sakit, Fany-ah,” ringis Kyuhyun.

“Kau adalah lelaki terbodoh yang pernah ku temui, Kyuhyun-ah!,” omel Tiffany.

“Fany-ah, Kyuhyun itu siswa terpintar di sekolah. Kenapa kau sebut bodoh?,” protes Taeyeon.

“Tentu saja. Sudah jelas dia mencintai Jessica. Tapi, dia hanya diam saja tanpa mencegah terbentuknya hubungan KhunSica. Bukankah itu bodoh namanya?,” seru Tiffany—emosi.

“Kau pikir mencegah hal itu mudah, Fany-ah? Kau tidak berada di posisiku. Ini semua sangat sulit!,” ucap Kyuhyun.

“Seharusnya kau katakan saja yang sebenarnya kalau kau adalah penggemar rahasianya. Lagipula untuk apa menjadi penggemar rahasia? Kenapa tidak langsung nyatakan saja? Dasar pengecut!,” seru Tiffany.

Kyuhyun membeku mendengar kalimat terakhir dari Tiffany. Hal itu membuat Tiffany merasa tidak enak.

“Kyuhyun-ah, apa kau baik-baik saja?,” tanya Taeyeon.

“Kyuhyun-ah, maafkan aku. Aku—”

“Tidak apa, Fany-ah,” potong Kyuhyun cepat, “Kau benar. Aku seorang pengecut. Aku tak berani menyatakan perasaanku pada Jessica. Harusnya aku menyatakannya,” ucapnya.

“Menyatakan apa?,”

Kyuhyun, Tiffany dan Taeyeon menoleh ke sumber suara. Ternyata itu Jessica—yang berdiri tepat di depan pintu kamar Tiffany yang terbuka.

“Jessie, sejak kapan?,” tanya Tiffany—kaget.

“Baru saja. Ibumu menyuruhku langsung ke kamarmu,” jawab Jessica.

“Ngg—mari masuk, Sica-ah,” seru Taeyeon.

Jessica mengangguk seraya berjalan masuk ke dalam kamar Tiffany. Ia pun duduk di atas ranjang tepat di antara Kyuhyun dan Taeyeon.

“Kau ingin menyatakan apa, Kyuhyun-ah? Kepada siapa?,” tanya Jessica.

Kyuhyun menelan salivanya kasar. Ia memandang Tiffany yang menatap tajam ke arahnya. Apa harus aku mengungkapkannya sekarang?, batinnya.

“Aku ingin menyatakan bahwa—aku akan mengikuti olimpiade matematika di U.S!,” jawab Kyuhyun—yang reflek membuat ketiga sahabatnya kaget.

“Ke U.S? Kapan?,” tanya Taeyeon.

“Kenapa kau tak memberitahuku sebelumnya? Bukankah kau paling akrab denganku?,” tanya Tiffany—kesal.

“Aku ingin mengumpulkan kalian semua dulu,” jawab Kyuhyun.

“Congratulations, Kyuhyun-ah. Semoga kau bisa menjadi juara pertama,” seru Jessica.

Kyuhyun mengangguk—sambil memamerkan senyuman khasnya. Untung saja aku memang ikut olimpiade. Dan untunglah ini bisa menjadi alasanku, batinnya—lega.

“Kapan kau pergi?,” tanya Taeyeon.

“Minggu depan,” jawab Kyuhyun.

“Berapa lama?,” tanya Jessica.

“Hanya satu minggu,” jawab Kyuhyun.

“Kami akan sangat merindukanmu, Kyuhyun-ah,” ucap Tiffany—di ikuti anggukan Jessica dan Taeyeon.

“Tenang saja. Kita akan saling mengirim email,” ucap Kyuhyun.

Tiba-tiba, ponsel Jessica berdering. Jessica segera meraih ponsel di tasnya. Ia segera mengecek pesan masuk.

Ketiga sahabatnya menatap Jessica sedikit bingung. Jessica menjadi senyam-senyum sendiri.

“Ada apa, Jessie?,” tanya Tiffany.

“Nickhun mengajakku berkencan,” jawab Jessica.

“Kau dan Nickhun—berpacaran?,” tanya Taeyeon—berpura-pura tidak tahu.

Jessica mengangguk, “Nanti akan ku ceritakan,” ucapnya, “Aku pergi dulu, ya? Sampai jumpa!,” pamitnya.

“Sampai jumpa,” balas Taeyeon.

“Take care, Jessie. Have a nice date!,” seru Tiffany.

“Thanks,” ucap Jessica—lalu segera pergi.

Kyuhyun menundukkan kepalanya. Lagi, Jessica berhasil mengiris luka di hati Kyuhyun.

“Salahmu karena tak mengungkapkannya,” ucap Tiffany.

“A-Aku hanya belum siap, Fany-ah,” jawab Kyuhyun.

Taeyeon tersenyum, “Kami mengerti, Kyuhyun-ah. Tapi, kau jangan diam saja. Jika perlu, kirimlah lagi surat seperti biasa,” ucapnya.

Kyuhyun menggeleng, “Percuma saja, Taeyeon-ah. Jessica sudah tak peduli lagi pada sang penggemar rahasia,” jawabnya.

>>> 

Jessica dan Nickhun berada di sebuah kedai es krim yang terletak di kawasan Gangnam. Mereka menikmati es krim perpaduan strawberry bercampur chocolatte crispy dan vanilla.

“Cuaca yang cerah sangat pas sebagai latar kencan hari ini,” ucap Nickhun.

Jessica tersenyum manis, “Es krim dengan perpaduan tiga rasa membuat kencan hari ini menjadi campur aduk seperti apa yang ku rasakan saat ini,” ucapnya.

Nickhun tertawa renyah, “Sejak kapan kau pintar berkata-kata?,” tanyanya.

Jessica mengerucutkan bibirnya, “Aku hanya tidak ingin kalah darimu,” jawabnya.

Di sisi lain, ada dua wanita yang berpakaian seperti seorang artis dengan penyamaran lengkap—memperhatikan pasangan yang di sebut KhunSica dengan diam-diam.

“Mereka tampak bahagia,”

“Jiyeon-ah, jangan membuat hatiku semakin hancur,” pinta Eunjung—sakit hati.

“Aku hanya berkata jujur,” jawab Jiyeon—polos.

Eunjung menatap Jessica murka, “Aku takkan melepaskanmu, Jessica-ssi. Kau takkan bisa bersama Nickhun lagi. Akan ku pastikan itu!,” geramnya.

“Astaga! Mereka bersuap-suapan!,” seru Jiyeon, “Manis sekali~” tambahnya.

“Jiyeon-ah!!,” geram Eunjung—kesal.

>>> 

Nickhun memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah Jessica. Jessica segera melepas sabuk pengamannya.

“Terima kasih sudah mengantarku pulang, Nickhun-ah,” ucap Jessica.

“Itu sudah menjadi tugasku,” jawab Nickhun.

Jessica terkekeh pelan, “Aku masuk, ya?,” pamitnya.

Nickhun mengangguk, “Good night, dear!,” ucapnya—seraya mengusap kepala Jessica.

Pipi Jessica bersemu merah. Ia hanya mengangguk dan segera keluar dari mobil Nickhun.

Jessica melambaikan tangannya hingga mobil Nickhun pergi. Ia segera melangkah masuk ke dalam gerbang rumahnya. Saat sudah berada di depan pintu rumah, matanya menangkap sebuah amplop berwarna merah jambu.

“From your secret admirer?,” gumam Jessica—sambil tersenyum.

KREKKK!!!

Jessica kaget saat pintu tiba-tiba terbuka. Sangking kagetnya, amplop yang ada di tangannya terjatuh.

“Eonni, kenapa baru pulang?,” tanya Krystal.

“Ngg—maafkan aku, Kryssie,” ucap Jessica.

“Ayo cepat masuk. Masakan ku nanti dingin,” ucap Krystal.

“Baiklah~” jawab Jessica—lalu masuk bersama adik kesayangannya itu.

30 detik kemudian, seorang pria meraih amplop merah jambu yang tergeletak di teras rumah Jessica. Ia meremas amplop tersebut.

“Dugaanku benar. Jessica sudah tidak peduli lagi pada penggemar rahasianya,” gumam pria itu—lalu segera pergi.

Setelah kepergian pria itu, pintu rumah Jessica terbuka. Dan orang yang membukanya tak lain adalah Jessica.

“Rasanya tadi amplop itu terjatuh di teras,” gumam Jessica, “Tapi, kenapa sekarang sudah tidak ada, ya?,”

“EONNI, MAKANANMU BELUM KAU HABISKAN!,” teriak Krystal—dari dalam.

“Iya, Kryssie!,” jawab Jessica—setengah berteriak. Ia mengangkat bahunya lalu masuk kembali ke rumahnya.

>>> 

“Jadi, kau dan Jessica berpacaran?,” tanya Wooyoung.

Nickhun mengangguk, “Ya, begitulah,” jawabnya.

“Ku pikir kau masih mencintai Eunjung,” ucap Wooyoung.

“Jangan membahas wanita itu. Aku muak melihat maupun mendengar namanya,” seru Nickhun—kesal.

Wooyoung mengangguk, “Rupanya prince of Thailand sudah move on, ya?,” godanya.

Nickhun terkekeh pelan, “Aku sudah move on. Sudah lama, Wooyoung-ah,” jawabnya.

“Baguslah!,” ucap Wooyoung, “Itu artinya aku bisa mendekati Eunjung,” ucapnya.

“Dekati saja dia. Aku sudah tidak peduli lagi padanya,” ucap Nickhun.

Tiba-tiba, Eunjung datang dan memeluk Nickhun dari belakang.

“Good morning, my handsome prince!,” seru Eunjung.

“Hei! Lepaskan aku!,” gerutu Nickhun.

“Tidak mau!,” tolak Eunjung—seraya mempererat pelukannya pada Nickhun.

“Nickhun-ah~”

Nickhun, Wooyoung dan Eunjung menoleh ke sumber suara. Mereka menangkap Jessica yang berdiri di sudut kantin.

“J-Jessica—”

Jessica segera berlari keluar dari kantin. Sedangkan Eunjung tersenyum penuh kemenangan.

“LEPASKAN AKU!!,” teriak Nickhun—murka.

Eunjung pun melepaskan pelukannya pada Nickhun. Nickhun segera berlari mengejar Jessica.

>>> 

Jessica duduk di atap sekolah. Ia menangis sangat keras dan kencang. Seragamnya sudah basah pada bagian atas karena di banjiri oleh air matanya.

“Hei, idiot!,”

Jessica menoleh ke sumber suara. Ternyata itu Kyuhyun. Ia sempat kaget saat Kyuhyun menyebutnya idiot. Tapi, untuk saat ini ia tidak bisa marah pada Kyuhyun.

Kyuhyun segera menghampiri Jessica dan duduk di sampingnya.

“Bukankah kau bilang kau menyesal percaya pada Nickhun?,” tanya Kyuhyun.

Jessica menoleh ke arah Kyuhyun.

“Sifat seseorang tidak akan bisa berubah. Memang bisa berubah, tapi membutuhkan waktu yang lama. Apa kau mengerti maksudku?,” tanya Kyuhyun—seraya menatap lurus ke depan.

Jessica ikut menatap lurus ke depan, “Mengapa kau selalu hadir di sampingku setiap Nickhun menyakitiku?,” tanyanya.

Kyuhyun tersenyum, “Bukankah aku sangat berguna untukmu? Makanya, jangan pernah kau siakan benda terindah di dalam hidupmu atau kau akan kehilangan benda itu untuk selama-lamanya,” ucapnya—lalu berdiri.

Jessica membeku mendengarnya.

“Ku rasa bel masuk telah berbunyi. Jika kau masih ingin disini, aku akan mengijinkanmu pada Ahn songsaenim,” ucap Kyuhyun—lalu pergi.

Jessica terus memikirkan perkataan Kyuhyun. Ia merasakan ada pesan yang ingin di sampaikan Kyuhyun kepadanya. Tapi, seorang Jessica yang tak terlalu pandai kurang bisa menangkap makna tersebut.

“Jangan pernah kau siakan benda terindah di dalam hidupmu atau kau akan kehilangan benda itu untuk selama-lamanya?,” gumam Jessica pelan.

To Be Contiuned

 

Holaa! I’m back! Pasti banyak yang nungguin kelanjutan FF ini, kan? Nih, aku lanjutin. Dan sorry model tulisannya aku ganti. Mungkin kalo modelnya kayak gini, feelnya lebih dapet. Karena jujur, setelah baca chapter 1 dan 2, rasanya pengen ngedelete tuh FF. Gaje banget tulisannya. Maklum lah tuh tulisan udah berapa tahun yang lalu. Waktu itu saya masih gaje bikin FF.

 

Review, please ^^