(Request FF) – What Is Love


Title : What Is Love

 

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

 

Main Cast :

  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • EXO-K’s Kai as Kim Jongin (Kai)
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang

Support Cast :

  • Sistar’s Hyorin as Kim Hyorin
  • EXO-K’s Sehun as Oh Sehun
  • T-Ara’s Jiyeon as Park Jiyeon
  • Ailee as Amy Lee
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

 

Genre : School-life, Romance, Friendship

 

Length : Oneshot

 

Note : Ini adalah ‘Request FF’ dari rani. Hopeful you can enjoy this story. And I hopeful ma readers can be enjoy, too! Happy reading!

 

***

 

Jessica dan Tiffany telah tiba di sekolah baru mereka. SM Art Academy, nama sekolah baru mereka yang terletak di kota Seoul, Korea Selatan. Suasana yang cukup ramai menyambut mereka. Semua mata tertuju kepada mereka karena tidak ada sebelumnya yang pernah melihat mereka.

 

“Murid baru, eh?,”

 

“Woah! Cantik sekali,”

 

“Mereka pindah dari sekolah mana, ya?,”

 

“Kira-kira mereka satu kelas denganku, tidak, ya?,”

 

Dan sebagainya desas-desus dari murid-murid itu.

 

“Tidak menyenangkan sekali,” gumam Jessica.

 

Tiffany mengernyit bingung, “Kenapa?,” tanyanya.

 

“Kita berada di kelas yang berbeda. Nanti aku duduk dengan siapa?,”

 

Tiffany tersenyum, “Kau maupun aku akan mendapatkan teman baru. Itu sudah pasti,” jawabnya.

 

Jessica menghela napas berat, “Aku tidak yakin murid-murid disini ramah-ramah,” ucapnya.

 

“Setidaknya penduduk Korea dikenal dengan kesopanannya. Aku rasa sekolah ini tidak akan lebih buruk daripada sekolah di United States,” ucap Tiffany.

 

Jessica memaksakan dirinya untuk tersenyum. Ia kurang menyukai Korea. Entahlah karena apa.

 

***

 

2-1’s Class

 

“Annyeonghaseyo. Nama saya Tiffany Hwang. Saya biasanya dipanggil Tiffany. Saya berasal dari United States dan pindah kemari bersama orangtua saya. Saya harap, kalian bisa menerima saya sebagai teman kalian,”

 

“Ah, tentu saja. Siapa yang tidak mau berteman dengan gadis secantik dirimu?,” sahut seorang murid laki-laki.

 

“Huuuuuu!!!!!!!!,” sorakan dari para murid perempuan menyambut murid laki-laki itu.

 

“Kau dari United States tapi bahasa Korea-mu fasih sekali. Meskipun nada bicaramu masih seperti penduduk Amerika pada umumnya,” sahut seorang murid perempuan.

 

“Terima kasih. Ayahku berasal dari Korea. Jadi, aku juga mempelajari bahasa Korea,” jawab Tiffany.

 

“Tiffany-ssi, silakan duduk dengan Amy Lee,” ucap seorang pengajar sambil menunjuk murid perempuan yang tadi berbicara dengan Tiffany, “Dia juga berasal dari Amerika. Ku pikir, kau akan merasa lebih mudah mengenal tempat ini jika berteman dengannya,” tambahnya.

 

“Terima kasih,”

 

Tiffany pun berjalan dan duduk disamping Amy. Amy tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya, “Namaku Amy Lee. Kau boleh memanggilku Amy,” ucapnya.

 

Tiffany menjabat tangan Amy, “Salam kenal, Amy-ssi,” ucapnya.

 

***

 

2-2’s Class

 

“Boleh aku tahu siapa namamu?,”

 

“Hyoyeon,” jawab seorang murid perempuan berambut pirang.

 

Jessica mendengus kesal. Teman sebangkunya benar-benar tidak ramah. Jessica merasa sangat tidak nyaman di kelas ini. Apalagi seorang murid laki-laki yang terus memandanginya.

 

“Hyoyeon-ssi, siapa sih murid laki-laki itu? Aku tidak suka dipandangi seolah-olah dia ingin memakanku,” bisik Jessica.

 

Hyoyeon memutar bola matanya, “Namanya Kai. Dia adalah the most killer boy in this academy,” jawabnya.

 

“K-Killer?,” pekik Jessica kaget.

 

“Jangan berani dekat-dekat dengannya. Dia adalah playboy cap kapak. Dia suka mempermainkan perempuan. Tapi, saat ini dia hanya berpacaran dengan murid perempuan terkaya di sekolah ini, Kim Hyorin!,” jawab Hyoyeon.

 

“Namanya hampir mirip denganmu,” ucap Jessica.

 

“Dia adalah sepupuku. Tapi, aku tidak suka dengannya karena dia suka memamerkan tubuhnya kepada orang-orang,” ucap Hyoyeon.

 

Jessica menatap murid perempuan yang duduk disamping Kai, “Apakah dia yang bernama Hyorin?,” tanyanya kepada Hyoyeon.

 

Hyoyeon mengangguk, “Hm,” jawabnya.

 

Jessica mengangguk mengerti. Sampai saat ini, Kai masih terus memandanginya. Jessica pun memutuskan untuk memperhatikan pelajaran daripada mempedulikan Kai.

 

***

 

Jessica dan Tiffany sedang makan siang di kantin. Semua murid masih memperhatikan dua murid baru itu. Tampaknya, mereka akan mudah terkenal.

 

“Yang berambut hitam itu—murid baru juga?,” tanya Hyorin.

 

Amy mengangguk, “Dia adalah teman sebangkuku,” jawabnya.

 

“Dia satu kelas denganmu?,” tanya Jiyeon kaget.

 

“Benar sekali,” jawab Amy.

 

“Ku akui, mereka lumayan cantik,” ucap Jiyeon.

 

“Kai juga sedari tadi memperhatikan si rambut cokelat itu!,” ucap Hyorin kesal.

 

“Si Jessica itu?,” tanya Jiyeon.

 

Hyorin mengangguk, “Sepertinya Kai tertarik padanya,” ucapnya.

 

“Tenang saja, Hyorin-ah. Kai tidak pernah benar-benar serius menyukai perempuan. Dia hanya menyukaimu,” ucap Amy.

 

“Tapi, aku tetap tidak suka pada Jessica itu. Popularitasnya dan temannya itu akan menurunkan popularitas kita,” ucap Hyorin.

 

“Kau benar juga,” ucap Jiyeon setuju.

 

“Pokoknya, kita harus menemukan cara untuk mempertahankan popularitas kita. Kita tidak boleh kalah dari mereka,” ucap Hyorin.

 

“Aku setuju!,” seru Jiyeon.

 

Amy mengusap tengkuknya, “Selama kita tidak melakukan kekerasan, aku juga setuju,” ucapnya.

 

***

 

Hari kedua Jessica dan Tiffany di sekolah baru mereka.

 

Jessica sedang membawa beberapa buku ditangannya. Karena hal itu, Jessica tidak bisa melihat apa yang ada didepannya. Dan…

 

BRAKKK!!!

 

Jessica menabrak seseorang. Buku-bukunya juga berserakan di lantai.

 

“Maafkan aku. Aku sangat menyesal,” ucap Jessica.

 

“Tidak apa-apa,” jawab murid yang Jessica tabrak. Jessica mengulurkan tangannya dan disambut oleh murid lelaki itu. Dan saat murid itu mendongak,

 

“K-Kai?,”

 

“Oh, kau tahu namaku?,” tanya murid lelaki itu yang tak lain adalah Kai.

 

“Hyoyeon memberitahuku,” jawab Jessica.

 

Kai tersenyum, “Jadi, kau mencari tahu namaku?,”

 

Jessica spontan syok, “Apa? Tidak. Jangan salah paham. Kau yang memperhatikanku saat itu. Jadi, aku menanyakannya kepada Hyoyeon,” jawabnya.

 

Kai menaikkan sebelah alisnya, “Aku? Memperhatikanmu?,”

 

“K-Kau tidak sadar?,” tanya Jessica tak percaya.

 

“Aku tidak pernah memperhatikanmu,” jawab Kai.

 

Wajah Jessica memerah karena malu. Jadi, selama ini aku salah paham? Aku terlalu percaya diri?, batinnya.

 

Jessica segera memunguti buku-bukunya, “Aku harus pergi!,” pamitnya lalu pergi dari sana.

 

Kai melihat tingkah Jessica pun tertawa menyeringai, “Manisnya gadis itu. Aku semakin tertarik,” gumamnya.

 

***

 

Kai dan Sehun sedang bermain catur di rumah Kai. Di sela-sela bermain, mereka membicarakan hal-hal ringan. Seperti..

 

“Bagaimana hubunganmu dengan Hyorin?,” tanya Sehun.

 

“Biasa saja. Aku sudah bosan dengan tubuhnya. Andai saja dia tidak memerasku dengan uang-uang milyaran darinya, hubungan ini pasti sudah berakhir sejak lama,” jawab Kai.

 

Sehun terkekeh pelan, “Padahal menurutku kalian cocok sekali, Kai. Kalian berdua adalah dua murid pembunuh di sekolah kita,” ucapnya.

 

“Aku sedang tertarik kepada gadis lain saat ini, Sehun-ah,” ucap Kai.

 

“Oh, ya? Siapa?,” tanya Sehun.

 

“Jessica Jung,” jawab Kai.

 

Sehun mengangguk, “Dia memang cantik. Tubuhnya mungil dan putih. Tidak salah kau tertarik dengannya,” ucapnya.

 

“Well—aku tidak ingin mencicipi tubuhnya seperti gadis-gadis lain. Dia terlalu manis untuk ku perlakukan seperti itu,” ucap Kai.

 

“J-Jangan bilang kau jatuh cinta padanya?,”

 

Kai terdiam sejenak. Keringat mulai keluar dari tubuhnya. Jatuh cinta? Apakah aku sedang jatuh cinta pada Jessica? Tapi, aku tidak tahu soal cinta. Jadi, bagaimana aku bisa jatuh cinta?, pikirnya.

 

“Ingin bertaruh denganku?,” tawar Sehun.

 

Kai mengernyit bingung, “Bertaruh soal apa?,” tanyanya.

 

“Berpacaran dengan Jessica selama satu minggu. Lalu, kau putusi dia dan katakan bahwa kau berpacaran dengannya hanya karena bertaruh,” jawab Sehun.

 

Kai terdiam kembali. Ia sibuk menimbang-nimbang tawaran Sehun.

 

“Setiap aku ingin menyakiti perempuan, aku tidak pernah ragu. Tapi, mengapa kali ini berbeda?,” gumam Kai pelan, sangat pelan.

 

“KAI!,” tegur Sehun.

 

“Ah— ngg—a-apa yang akan kau berikan jika aku berhasil melakukannya?,” tanya Kai.

 

Sehun tersenyum tipis, “Akan ku berikan mobilku,” jawabnya.

 

***

 

Jessica dan Tiffany sedang mengerjakan tugas di perpustakaan. Perpustakaan itu kosong, hanya ada Jessica, Tiffany, dan seorang pustakawati.

 

“Sica-ah, ku dengar Kai sering mendekatimu,” ucap Tiffany.

 

Wajah Jessica memerah. Ia spontan menundukkan kepalanya, “D-Darimana kau mendapatkan berita tak bermutu itu?,” tanyanya.

 

“Amy,” jawab Tiffany.

 

“Oh. Teman Hyorin dan Jiyeon itu?,”

 

“Sepertinya kau tidak menyukai mereka bertiga,” ucap Tiffany.

 

“Tentu saja. Mereka sombong dan suka memamerkan tubuh mereka,” jawab Jessica.

 

“Amy tidak seperti itu,” ucap Tiffany.

 

“Aku tidak tahu soal dia. Aku hanya tahu soal Hyorin dan Jiyeon,” ucap Jessica lalu kembali menulis.

 

Tiffany mengangkat bahunya. Ia pun juga kembali menulis.

 

***

 

Jessica berjalan menelusuri koridor dari toilet perempuan. Ia berjalan kembali menuju kelasnya. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Kai dan Sehun berada di ujung koridor.

 

“Apa yang mereka lakukan pada jam pelajaran seperti ini?,” gumam Jessica.

 

 Jessica pun memutuskan untuk mengintip dan mendengarkan pembicaraan mereka.

 

“Aku akan menyatakan cinta pada Jessica hari ini,”

 

DEG!

 

Jessica benar-benar syok mendengarnya. Kai mencintaiku?, tanyanya dalam hati dengan perasaan tak percaya. Yang benar saja. Mana mungkin lelaki sebejat Kai mencintai perempuan.

 

“Kau benar-benar akan melakukannya?,” tanya Sehun.

 

“Kai bukanlah lelaki yang tidak mau menerima taruhan dari siapapun,” ucap Kai.

 

Tubuh Jessica menegang, “T-Taruhan?,”

 

“Bersiap-siaplah mobilmu akan menjadi milikku,” ucap Kai.

 

“Aku tidak peduli. Yang ku inginkan adalah pertunjukan sempurna yang akan kau tampilkan minggu depan,” jawab Sehun.

 

Kai menyeringai paksa, “Tenang saja, Sehun-ah. Akan ku pastikan air mata Jessica habis pada minggu depan,” ucapnya.

 

Jessica mengepalkan tangannya. Ia segera pergi dari tempat itu tanpa ketahuan oleh Kai maupun Sehun.

 

***

 

“APA??!!!!,”

 

“Aku harus bagaimana, Fany-ah?,” tanya Jessica.

 

“Tolak saja cintanya,” jawab Tiffany.

 

“Betul juga!,” seru Jessica.

 

“Dengan begitu, kau akan menjadi perempuan pertama yang menolak cintanya,” ucap Tiffany.

 

“Kau benar,” ucap Jessica setuju.

 

“Jessica-ssi!,”

 

Jessica dan Tiffany menoleh ke sumber suara. Dan mereka kaget, orang yang mereka bicarakan sudah ada di dekat mereka.

 

“Kai?,” pekik Jessica.

 

“Bisa kita bicara sebentar?,” tanya Kai.

 

***

 

Kai terlihat seperti bukan Kai yang biasanya. Ia sedang tengkurap di atas ranjangnya. Sprei ranjangnya basah. Mata Kai memerah.

 

Kai sedang menangis.

 

Pasalnya, ini pertama kalinya cinta Kai ditolak. Dan entah kenapa, Kai merasa sangat sakit hati.

 

“Kenapa aku sakit hati begini? Apa aku mencintai Jessica?,” tanya Kai pada dirinya sendiri.

 

Kai mengacak-acak rambutnya prustasi. Tanpa ia sadari, Sehun mengintipnya dari balik pintu kamarnya yang terbuka sedikit.

 

Sehun tersenyum kecil, “Akhirnya Jessica datang juga ke kehidupanmu, Kai. Dengan begitu, hatimu akan kembali dihiasi oleh sesuatu yang bernama cinta,” gumamnya.

 

***

 

Jessica sedang membaca buku di perpustakaan sendirian. Namun, ia menghentikan aktivitasnya saat ia melihat seseorang duduk di seberangnya.

 

“Sehun-ssi?,”

 

“Boleh aku bicara denganmu sebentar?,” pinta Sehun.

 

Jessica menutup bukunya, “Jika kau ingin memintaku untuk menerima cinta Kai, lebih baik kau pergi,” ucapnya.

 

“Aku tahu kau tidak menyukai Kai. Tapi, Kai sangat mencintaimu,” ucap Sehun.

 

Jessica tertawa hambar, “Kau pikir aku tidak tahu soal taruhan kalian?,”

 

Sehun tersentak, “K-Kau tahu?,”

 

Jessica tersenyum paksa, “Pembicaraan kita selesai. Kau boleh pergi,” ucapnya.

 

“Tidak. Biarkan aku menjelaskan semuanya!,” pinta Sehun.

 

Jessica terdiam sejenak. Tanpa persetujuan dari Jessica, Sehun mulai berbicara.

 

“Kai adalah seorang broken home,” ucap Sehun.

 

“Aku tidak membutuhkan informasi itu,” ucap Jessica.

 

“Dia kehilangan ibunya saat dia lahir. Setelah itu, ayahnya selalu memukulnya karena ayahnya menganggap Kai adalah anak pembawa sial karena telah lahir hingga membunuh nyawa ibunya. Kai seumur hidup tak pernah merasakan cinta. Bahkan ayahnya membuangnya ke jalanan. Suatu hari, ayahku menemukan Kai di kolong jembatan. Dia sedang menangis. Ayahku pun membawa Kai pulang ke rumah. Kai tinggal bersama kami hingga dewasa. Meskipun Kai telah mendapatkan cinta dari keluargaku, tetapi Kai tidak pernah bisa merasakan cinta yang sebenarnya. Kai selalu mempermainkan perempuan dan menganggap perempuan adalah sampah, seperti yang dilakukan ayah Kai kepada Kai. Tapi, setelah kau hadir, aku sangat terkejut,”

 

“U-Untuk apa kau terkejut?,”

 

“Kau membuat Kai berubah. Bahkan, Kai mengakhiri hubungannya dengan semua kekasihnya termasuk Hyorin. Aku tahu, sebenarnya Kai mencintaimu. Kau berhasil membuat Kai jatuh cinta. Tapi, Kai tidak berani mengatakan yang sebenarnya kepadaku. Aku mengajaknya untuk bertaruh, semata-mata untuk mengujinya. Dan kau tahu, saat kau menolaknya, apa yang terjadi?,”

 

Jessica menggigit bibirnya, “A-Apa yang terjadi?,”

 

“Kai menangis dikamarnya dalam waktu yang lama. Dia juga membanting barang-barang miliknya. Dia sangat prustasi, Jessica-ssi. Dia sangat mencintaimu,” jawab Sehun.

 

“A-Aku masih tidak bisa percaya,” ucap Jessica.

 

“Aku berbicara jujur, Jessica-ssi. Aku tidak sedang berbohong. Aku meminta satu hal kepadamu. Tolong buat Kai berubah. Hanya kau yang bisa melakukannya. Ajari dia tentang cinta. Dan setelah itu, sifat buruknya akan menghilang. Hanya kau yang bisa melakukannya,”

 

Jessica menunduk. Ia masih bingung dan juga takut. Tapi, disisi lain, ia sangat ingin membantu. Lagipula, Kai juga berhasil menyinggahi hatinya.

 

***

 

Tok! Tok! Tok!

 

“Kai, bisakah hari ini kau memasukkan makanan atau air ke dalam perutmu?,” tanya Sehun dari luar kamar Kai.

 

“Aku tidak lapar,” jawab Kai dengan nada yang lemah.

 

Sehun menghela napas berat, “Aku membawakan seseorang untukmu. Jadi, tolong buka pintunya!,”

 

“Kau membawakan abeoji?,”

 

“Tolong buka pintunya, Kai-ssi,”

 

Kai terdiam. Kai mengenal suara ini. Suara yang sangat Kai sukai. Perlahan, Kai bangun dari tidurnya dan berjalan menuju pintu kamarnya dan membuka pintunya.

 

“KAI???!!!!,” pekik Jessica dan Sehun kaget. Mereka melihat penampilan Kai yang acak-acakan. Wajah Kai pucat dan matanya bengkak. Jessica semakin cemas melihatnya.

 

“Apa yang kau lakukan? Penampilanmu seperti zombie!,” ucap Jessica cemas.

 

“Aku baik-baik saja,” jawab Kai.

 

“Aku tinggalkan kalian berdua,” ucap Sehun lalu pergi meninggalkan mereka.

 

“Apa yang membawamu kemari? Sehun memaksamu, bukan?,” tanya Kai.

 

Jessica menggeleng, “Ini adalah keinginanku sendiri. Kau tidak masuk selama tiga hari. Tentu saja aku sangat cemas,”

 

Kai tersentak, “Kau mencemaskanku?,”

 

“Kau harus makan. Kau juga harus membersihkan diri. Kau bisa sakit,” ucap Jessica.

 

“K-Kenapa kau mencemaskanku?,” tanya Kai.

 

Jessica terdiam sejenak. Beberapa detik kemudian, senyuman manis terukir dibibirnya.

 

“Aku mencemaskanmu karena aku peduli padamu. Aku peduli padamu karena aku menyayangimu. Aku menyayangimu karena aku mencintaimu,” jawab Jessica tulus.

 

Kai menggeleng cepat, “Tidak mungkin. Kalau kau mencintaiku, mengapa kau menolakku?,” tanyanya.

 

“Karena aku tahu soal taruhanmu dengan Sehun. Ku pikir kau ingin mempermainkanku saja,” jawab Jessica.

 

Kai lagi-lagi syok, “Bagaimana kau ta—,” kalimatnya terputus saat Jessica mencium bibir Kai singkat. Wajah Kai memerah padam, hingga Jessica tertawa melihatnya.

 

“Kau terlalu banyak bertanya, Kai. Seperti haraboji saja,” ucap Jessica.

 

Kai menjadi salah tingkah. Ia menggaruk-garuk kepalanya seperti orang bodoh.

 

Sehun dan Tiffany yang mengintip mereka pun cekikikan gemas.

 

“Aku seperti sedang menonton cinta monyet,” ucap Tiffany.

 

“Mereka berdua sangat menggemaskan,” ucap Sehun.

 

END

YEAH~! Selesai juga deh. Sorry buat rani kalau ceritanya kurang pas buat kamu. Aku bikin sebisaku. Dan inilah hasilnya. Semoga kamu suka, ya?

 

Don’t forget to review!