Title : The Way You Are
Author : Xiao Li/ @dhynakim10
Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jung Sooyeon
o SNSD’s Taeyeon as Jung Taeyeon
o SNSD’s Seohyun as Jung Seohyun
Support Cast :
o TVXQ’s Yunho as Jung Yunho
o EXO’s Kris as Kris Wu
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o EXO’s LuHan as Xiao Luhan
o SNSD’s YoonA as Im Yoona
o etc
Genre : School-life, Family, Romance, Friendship
Length : One-shot
A/N : Fic ini adalah ‘Request FF’ dari jihaan love sica. Hope you like this fic ^^
-
***
Berbagai channel televisi di Korea Selatan sedang dihebohkan dengan berita munculnya ketiga puteri dari pemilik Jung International Corp—sebuah perusahaan terbesar dan berpengaruh di Korea Selatan—, Jung Yunho. Ketiga puteri duda kaya raya itu baru saja pulang dari Amerika setelah menjalani sekolah mereka. Berdasarkan permintaan mereka sendiri, ketiganya ingin melanjutkan kuliah di Seoul. Hal itu membuat semua orang bertanya-tanya, mengapa mereka memilih kuliah di negara sendiri sedangkan bersekolah di luar negeri.
“Kami mencintai negara kami. Dan kami percaya, sekarang Seoul telah menjadi negara yang tak kalah berkualitas dibandingkan negara lain. Lagipula, kami akan melanjutkan bisnis ayah kami. Jadi, kami rasa kampus terbaik adalah tempat dimana perusahaan ayah berada,” ucap Taeyeon, kakak tertua dari ketiga puteri Jung Yunho.
“Jadi, kalian akan melanjutkan kuliah di kampus apa?,” tanya seorang wartawan.
“Kami memutuskan untuk kuliah di universitas Kyunghee, jurusan bisnis manajemen,” jawab Taeyeon.
“Kalian telah muncul sebagai bintang. Apakah kalian berniat untuk muncul sebagai artis?,”
Seohyun—puteri ketiga Jung Yunho—langsung menggeleng cepat, “Kami tidak tertarik dengan dunia entertainment,” jawabnya.
“Apakah kalian akan menekuni bisnis ayah kalian?,”
“Enough!,” seru Sooyeon—puteri kedua Jung Yunho—, membuat semua wartawan dan kedua sahabatnya kaget. “Mengapa harus membuang waktu dengan menanyakan hal yang sudah pasti diketahui jawabannya? Think before, do after! Kami juga memiliki banyak kesibukan,” omelnya.
“Ngg—maafkan adikku. Dia memang sedikit sensitif. Ya, kami rasa cukup sampai disini wawancaranya. Terima kasih,” ucap Taeyeon.
>>>
“Jaga sikapmu, Jung Sooyeon! Kau adalah salah satu dari tiga puteri-ku. Kau yang paling ahli dalam masalah intelektual. Kau bisa membuat appa sukses. Tapi, dengan sikapmu seperti ini, citra appa di depan semua orang akan tercoreng,” omel Jung Yunho pada Sooyeon.
“Tolong maafkan Sooyeon eonni, appa,” pinta Seohyun.
“Appa, kau berlebihan. Kau tahu sendiri kan sikap Sooyeon seperti apa,” ucap Taeyeon.
“Shut up. Biarkan dia berbicara sampai selesai. Setelah itu, aku bisa beristirahat di kamar,” ucap Sooyeon.
Yunho menghela napas berat. Sooyeon memang selalu bersikap seperti ini semenjak isterinya meninggal dunia. Sooyeon bukan lagi gadis yang ceria, melainkan gadis dingin dan pemarah. Dan Yunho pun harus berusaha sabar untuk menghadapinya.
“Maafkan appa. Kau boleh beristirahat sekarang,” ucap Yunho.
Tanpa basa-basi, Sooyeon langsung beranjak pergi menuju kamarnya. Yunho pun juga menyuruh Taeyeon dan Seohyun untuk beristirahat karena besok mereka sudah harus masuk ke kampus baru mereka.
>>>
Pagi yang cerah menyambut kota Seoul. Tepat saat ketiga puteri cantik dan kaya raya tiba di kampus baru mereka—Kyunghee University. Banyak mahasiswa memandang mereka dengan pandangan kaget, senang, jatuh cinta, dan sebagainya. Dan saat itulah, mereka bertiga resmi menjadi idola baru di kampus tersebut.
Semua mahasiswa menyapa mereka. Taeyeon dan Seohyun mencoba ramah, sedangkan Sooyeon lebih memilih untuk diam dan memperhatikan keadaan sekitarnya.
Karena usia mereka berbeda satu tahun, mereka pun harus berpisah kelas. Taeyeon berada di semester lima, Sooyeon di semester tiga, dan Seohyun di semester pertama. Meskipun mereka berada di jurusan yang sama.
“Annyeonghaseyo. Nama saya adalah Jung Taeyeon. Saya adalah mahasiswa pindahan dari Amerika. Salam kenal,” ucap Taeyeon memperkenalkan diri.
Taeyeon mendapatkan sambutan yang positif dari teman-teman sekelasnya. Taeyeon pun duduk di samping mahasiswa berkacamata dengan name-tag yang sempat dibaca oleh Taeyeon, Byun Baekhyun. Dan Baekhyun sedang tersenyum aneh kepada Taeyeon. Sebenarnya senyuman aneh itu adalah deskripsi Baekhyun menurut Taeyeon.
“Ngg—salam kenal, Baekhyun-ssi,” ucap Taeyeon ragu.
“Iya! Salam kenal, Taeyeonnie!,” balas Baekhyun bersemangat.
Kini, Taeyeon merasa dilanda mimpi buruk karena harus duduk di dekat pria aneh seperti Baekhyun. Sekali lagi, hal itu hanyalah deskripsi Baekhyun menurut Taeyeon.
>>>
Sama seperti Taeyeon, Seohyun memperkenalkan diri secara santun hanya saja lebih panjang. Teman-temannya membalas dengan ramah dan Seohyun sangat menyukai hal itu. Seohyun pun duduk di antara seorang pria dan wanita.
Seohyun baru saja menoleh ke kanan, dan langsung kaget saat pria disampingnya itu sedang tersenyum. Senyuman yang sangat manis, sesuai dengan wajah manis pria itu. Tapi, Seohyun merasa ada yang janggal. Senyuman itu seperti bukan untuknya.
Seohyun pun menoleh ke kiri dan melihat wanita disampingnya juga tersenyum. Oh, ternyata, mereka sedang saling tersenyum. Seohyun merasa malu sendiri karena merasa dirinya yang sedang diberikan senyuman oleh pria manis disampingnya itu.
“Bodoh sekali kau, Jung Seohyun!,” gumamnya pelan.
>>>
“Annyeonghaseyo. Nama saya Jung Sooyeon. Terima kasih,”
Berbeda dengan Taeyeon dan Seohyun, Sooyeon memperkenalkan diri secara singkat dan dengan nada terkesan malas. Dan hal itu membuat dirinya tak disambut baik oleh teman-teman sekelasnya. But, who cares? Jung Sooyeon tidak akan mempedulikan hal tersebut.
“Baiklah, Sooyeon-ssi. Kau boleh duduk,”
Sooyeon pun duduk di kursi yang kosong. Dan sialnya, Sooyeon duduk disamping pria yang terus-terusan memperhatikannya.
“Namaku Kris,”
“Tidak bertanya,” jawab Sooyeon.
Sial, umpat Kris dalam hati. “Sama sepertimu, aku juga anak orang kaya,” ucap Kris.
Sooyeon menatap pria itu tajam, “Bisakah kau diam? Aku tidak memiliki niat untuk bertanya atau mengetahui apa yang kau katakan,” bentaknya.
Semua orang di dalam kelas tersebut melihat ke arah mereka berdua. Namun, hal itu sepertinya tidak mengganggu Sooyeon. Sooyeon kembali membaca bukunya.
“Kembali ke materi, semuanya,” ucap dosen tersebut.
>>>
Taeyeon, Sooyeon, dan Seohyun merebahkan diri mereka di sebuah ranjang di kamar Sooyeon. Mereka tampaknya lelah di hari pertama kuliah di Seoul.
“Hari yang menyebalkan,” ucap Taeyeon.
“Agree,” sahut Sooyeon setuju.
“Kenapa?,” tanya Seohyun.
“Aku harus duduk disamping pria aneh nan culun. Bayangkan dia selalu menempel disampingku saat pelajaran maupun sedang istirahat,” jawab Taeyeon.
“Bagaimana denganmu, Sooyeon eonni?,” tanya Seohyun.
“Same with Taeyeon eonni. Aku juga duduk disamping pria sok tampan, keren, dan kaya raya. Dia pikir aku akan tergoda dengan pria seperti itu? Never!,” jawab Sooyeon.
“Bagaimana denganmu, Seohyun-ah?,” tanya Taeyeon.
Seohyun terdiam. Apa ia harus menceritakan betapa malunya dirinya pada pria manis yang duduk disampingnya itu?
“T-Tidak ada yang terjadi. Semuanya berjalan baik,” jawab Seohyun.
>>>
Taeyeon baru saja masuk ke kelasnya. Tiba-tiba..
“Taeyeonnie!,”
“Aish, Baekhyun-ssi. Kau mengagetkanku saja!,” omel Taeyeon kesal.
“Maaf. Apa kau marah?,”
Taeyeon menghela napas berat, “Tidak. Aku tidak marah,” jawabnya.
Spontan, Baekhyun memeluk Taeyeon karena senang.
“YA! LEPASKAN AKU, BODOH!,”
>>>
“Perusahaan keluargaku terletak di Kanada dan China. Hebat, kan?,”
Sooyeon memutar kedua bola matanya. Kris masih saja senang mengatakan tentang dirinya. Sombong sekali, batin Sooyeon.
“Perusahaan kami sangat sukses. Makanya, aku sangat kaya. Jika kau menginginkan sesuatu, aku akan membelikannya untukmu,” ucap Kris.
“Tidak. Aku masih punya uang,” tolak Sooyeon.
“Tentu saja. Kau kan juga kaya raya,” seru Kris sambil tertawa.
Tidak lucu, batin Sooyeon kesal.
“Seperti di film-film yang ku tonton, kedua pengusaha akan menjodohkan anak-anak mereka. Dan perusahaan mereka berdua akan menjadi sangat besar. Itu seperti kita, kan? Kau menyadarinya?,”
“Oh my goodness! Kau itu sombong sekali, ya? Kau juga terlalu percaya diri. Aku tidak suka pria sepertimu. Dan kau pikir aku mau dijodohkan meskipun dengan pria terkaya di dunia sekalipun? Aku lebih menginginkan menikah dengan pria miskin tetapi kami saling mencintai,” seru Sooyeon lalu beranjak keluar dari kelas.
Kris terdiam sejenak. Ia menghela napas berat, “Maafkan aku, Sooyeon-ssi. Aku akan berhenti,” gumamnya.
>>>
Seohyun sedang membaca buku di tempat duduknya. Tiba-tiba, seseorang menyodorkan sebungkus cokelat untuknya.
Seohyun mendongak, “Terima kasih—KAU?,”
“Sebagai tanda perkenalan,” pria itu duduk di tempat duduknya yang berada disamping tempat Seohyun, “Namaku Luhan. Maaf sebelumnya kita belum berkenalan,” ucapnya.
Seohyun menggeleng, “Tidak apa-apa. Aku senang sekarang kita sudah berkenalan,”
“Benarkah?,”
Wajah Seohyun memerah, “Eh, namaku—,”
“Sudah tahu kok. Jung Seohyun, kan? Kau sudah mengenalkan dirimu kemarin,” ucap Luhan.
Seohyun semakin malu, “Kau benar,” ucapnya.
“Namaku Im Yoona,”
Seohyun menoleh kepada wanita yang duduk disampingnya, “Kau boleh memanggilku Yoona,” ucap Yoona,
“Yoona adalah sahabatku. Dia sangat cantik dan baik,” ucap Luhan.
“Berhenti memujiku, Lu,” ucap Yoona.
“Berhenti memanggilku Lu, rusa,” balas Luhan.
Seohyun terdiam dan menunduk. Mereka terlihat akrab, batinnya sedih.
>>>
Hari demi hari telah berlalu. Taeyeon terus-terusan diganggu oleh Baekhyun, untungnya dia masih bisa sabar. Seohyun terus-terusan memendam rasa cemburu melihat Luhan dan Yoona yang sangat dekat meskipun Seohyun dan Luhan juga sudah cukup dekat. Sedangkan Sooyeon, ia merasa sedikit kesepian karena semenjak Sooyeon mengomeli Kris pada hari kedua ia kuliah, Kris tidak pernah muncul lagi. Sudah satu bulan Kris tidak masuk. Bahkan kabar tentangnya pun tak terdengar.
Tiba-tiba, sesuatu yang mencengangkan muncul di media.
“Pengusaha besar di Korea Selatan, Jung Yunho terbukti telah melakukan suap kepada pengadilan untuk menjatuhkan sebuah perusahaan dari China. Perusahaan dari China itu pun menuntut agar Jung Yunho dipenjarakan dan hartanya diserahkan kepada negara,”
“APPA! JANGAN BAWA APPA KAMI!,” teriak Taeyeon sambil menangis.
“APPA!,” teriak Seohyun yang juga menangis.
“Maafkan appa, anak-anak. Appa telah mengecewakan kalian,” ucap Yunho.
Jung Yunho pun dibawa ke kantor polisi. Harta mereka habis tak tersisa. Dan sekarang, Taeyeon, Sooyeon, maupun Seohyun tak tahu harus tinggal dimana.
“Tinggalah di rumahku, Taeyeonnie,” ucap Baekhyun.
Taeyeon terdiam. Taeyeon tahu Baekhyun adalah orang miskin. Itu artinya, Baekhyun memiliki rumah kecil yang kumuh. Apa Taeyeon sanggup tinggal di rumah seperti itu?
Disisi lain, Luhan juga menawarkan Seohyun untuk tinggal bersamanya.
“Rumahku kecil, tapi paling tidak aku punya satu kamar lagi untukmu,” ucap Luhan.
“Apa Yoona juga tinggal di rumahmu?,” tanya Seohyun.
“Tentu saja tidak,” jawab Luhan.
Tanpa basa-basi, Seohyun langsung mengangguk setuju.
Sedangkan Sooyeon tidak tahu harus tinggal dimana. Teman-teman sekelasnya tidak ada yang ramah padanya. Sooyeon menyesal atas sikapnya yang begitu dingin sehingga tidak ada yang peduli padanya.
Tapi, sesuatu mengejutkan Sooyeon. Kris akhirnya masuk juga. Sooyeon pun langsung mengajak Kris keluar untuk berbicara empat mata.
“Tinggal di rumahku?,” tanya Kris kaget.
Sooyeon mengangguk, “Rumahmu besar, kan? Kau kaya raya, kan? Ijinkan aku tinggal di rumahmu,”
Kris menunduk, “Aku ingin jujur padamu, Sooyeon-ssi,”
“Jujur soal apa?,”
“Sebenarnya semua perkataanku tentang aku kaya itu hanyalah rekayasaku saja. Aku bukanlah orang kaya yang memiliki dua perusahaan besar. Mungkin dulu memang iya. Tapi, semenjak perusahaan dad bangkrut, kami hidup miskin,” jawab Kris.
Sooyeon sangat syok mendengar pernyataan dari Kris. Pupus sudah harapannya.
“Kau boleh tinggal di rumahku jika kau mau. Meskipun mungkin tidak pantas untukmu,”
>>>
Taeyeon, Sooyeon, dan Seohyun sudah cukup lama tinggal di rumah ketiga pria terdekat mereka. Meskipun awalnya tidak menerima, tapi akhirnya mereka mulai menerima untuk tinggal di rumah yang kecil. Mereka juga sadar kalau mereka bukan orang kaya lagi. Jadi, mereka harus bisa menerima keadaan.
Namun, sesuatu yang aneh muncul di hati mereka. Mungkin tidak aneh untuk Seohyun, tapi aneh untuk Taeyeon dan Sooyeon. Taeyeon jatuh cinta kepada Baekhyun, dan Sooyeon jatuh cinta kepada Kris. Tapi, mereka malu mengatakannya karena pasti Baekhyun atau Kris tak mau menerima mereka yang sudah bukan siapa-siapa lagi.
“Aku ingin jujur padamu, Baekhyun-ssi,”
“Ada apa, Taeyeonnie?,” tanya Baekhyun.
“Mungkin aku sedikit kurang ajar dan tak tahu diri, tapi aku rasa aku sudah jatuh cinta kepadamu,” ucap Taeyeon blak-blakan.
“Eh?,” Baekhyun masih mencerna perkataan Taeyeon.
“Aku memang bukan orang kaya lagi—,”
“Kaya atau tidak, itu tidak masalah bagiku,” Taeyeon menatap Baekhyun tak percaya, “Karena kau tetaplah Taeyeonnie-ku!,” tambah Baekhyun.
Taeyeon tersenyum lalu memeluk Baekhyun erat,
>>>
“Apa kau menyukai Yoona?,”
Luhan menoleh, “Kenapa bertanya seperti itu?,” tanyanya.
“Hanya bertanya,” jawab Seohyun.
“Dia hanya sekedar sahabat. Aku sedang menyukai orang lain,”
“S-Siapa?,” tanya Seohyun penasaran.
“Jung Seohyun,” jawab Luhan sambil tersenyum.
Seohyun kaget bercampur senang. Tapi, ia masih tak percaya. “Bagaimana mungkin kau menyukaiku yang miskin—,”
“Aku tidak pernah memandangmu miskin atau tidak. Aku jatuh cinta padamu bukan pada kekayaanmu,” ucap Luhan.
“Kau serius?,” tanya Seohyun.
Luhan mengangguk lalu mengecup dahi Seohyun, “Dan aku tahu, kalau kau juga menyukaiku,” ucapnya.
Wajah Seohyun memerah saat mendengar Luhan berkata seperti itu.
>>>
Kris sedang duduk di tepi sungai. Sooyeon menghampirinya dan duduk disampingnya.
“Selamat pagi, Sooyeon-ah!,”
Sooyeon tersenyum tipis sebagai balasannya, “Ngg—boleh aku bertanya?,”
“Apapun itu, aku akan menjawab,” jawab Kris.
“Kenapa kau membohongiku dengan berkata kau itu kaya raya?,” tanya Sooyeon.
“Karena ku pikir kau akan menyukai pria kaya jika aku mengaku kaya. Terdengar aneh, bukan? Tapi, setelah kau mengomeliku saat itu, aku sadar. Kau lebih memilih menikah dengan pria miskin. Aku pun memutuskan untuk jujur padamu,” jawab Kris.
“Dan mengapa kau tidak hadir selama sebulan?,” tanya Sooyeon.
“Aku sedang mengunjungi keluargaku di China. Kebetulan, aku baru gajian dari kerja sampingan. Jadi, uangnya aku gunakan untuk mengunjungi keluargaku di China,” jawab Kris.
“Hebat! Kerja sampingan!,” kagum Sooyeon.
“Aku akan mengajakmu melakukannya jika kau mau,” ucap Kris.
“Tentu saja aku mau,”
“Apa kau yakin? Bukankah tidak pantas kalau seorang puteri—,”
“Aku bukan lagi orang kaya, sama sepertimu. Kita sama. Dan aku mengaku, aku lebih menyukaimu seperti ini daripada yang dulu,” ucap Sooyeon.
“Apa? Kau menyukaiku?,”
Wajah Sooyeon memerah, “A-Aku—tidak—,”
“Aku juga menyukaimu, Jung Sooyeon. Sejak dulu,” ucap Kris lalu mencium pipi Sooyeon cepat.
“YA! KRIS!,”
Kris berlari jauh karena takut Sooyeon akan memukulnya. Sooyeon tersenyum lega. Akhirnya perasaannya tersampaikan. Dan yang paling penting, Kris maupun dirinya bisa saling menerima apa adanya.
-
END
Review, come in!