I Choose To Love You (Chapter 8 – END)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

i-choose-to-love-you

Poster © bubbletea

***
Baca lebih lanjut

I Choose To Love You (Chapter 7)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :

  • EXO’s Tao as Huang Zi Tao
  • EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

Gambar

Poster © bubbletea

*** Baca lebih lanjut

I Choose To Love You (Chapter 6)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

    i-choose-to-love-you
    Poster © bubbletea

    ***

Byun Baekhyun berjalan memasuki kelasnya yang dipenuhi oleh keributan teman-teman sekelasnya seperti biasa. Baekhyun hanya bisa menggelengkan kepalanya apalagi saat ia melihat kedua sahabatnya—Chanyeol dan Tao—sedang bertengkar karena hal yang sepele.

“Real Madrid curang! Harusnya Barcelona yang memenangkan pertandingan tadi malam!,” seru Chanyeol.

“Curang dari mana? Real Madrid menjalankan pertandingan sesuai dengan aturan,” balas Tao.

“Salah satu pemain dari Real Madrid sengaja mendorong keeper dari Barcelona!,”

“Dia takkan melakukannya jika salah satu pemain dari Barcelona menabraknya!,”

Baekhyun menghela napas berat melihat kedua sahabatnya itu. Tiba-tiba, matanya melirik ke bangku yang tepat berada di sebelahnya.

Kosong.

“Aneh. Jessica tidak biasanya terlambat. Sebentar lagi kan bel masuk berbunyi,” gumam Baekhyun kemudian berbalik ke belakang, “Taeyeon-ah, apa kau melihat Jessica?,” tanyanya.

Taeyeon menggeleng kaku lalu kembali membaca bukunya. Alis kanan Baekhyun terangkat. Tak biasanya Taeyeon terlihat kaku seperti itu.

“Songsaenim datang!,” seru seorang mahasiswa.

Semuanya pun kembali ke tempat masing-masing dan duduk dengan rapi. Sang dosen memandu para mahasiswa untuk memulai pelajaran, tetapi tampaknya si jenius Byun Baekhyun sedang tidak tertarik dengan pelajaran.

“Jessica Jung tidak masuk? Ada yang tahu mengapa?,” tanya dosen itu.

Tidak ada jawaban. Bahkan Baekhyun sangat menantikan seseorang menjawab pertanyaan dari gurunya itu.

“Byun Baekhyun, kau tidak tahu?,”

Baekhyun menggeleng, “Saya tidak tahu, songsaenim,” jawabnya.

>>>

“Ya! Jangan lemas begitu, Baekhyunnie. Kau harus menghabiskan makananmu,” seru Chanyeol.

“Aku sedang tidak nafsu makan,” jawab Baekhyun sambil mengaduk-aduk makanannya.

“Kami tahu kau sangat mencemaskan Jessica. Kami pun sama. Tapi, jika kau tidak makan, kau tidak akan punya tenaga untuk menjalankan aktivitas hari ini. Terlebih lagi, pasti kita akan mencari Jessica sepulang sekolah nanti,” ucap Tao.

“Mungkin Jessica sakit. Ibunya sedang bekerja dan tidak sempat memberitahu ke sekolah,” ucap Chanyeol.

“Jessica itu kuat. Dia jarang sekali sakit sejak kecil,” protes Baekhyun.

“Taeyeon-ah, kenapa kau diam saja?,” tegur Tao.

Taeyeon yang sedari tadi menunduk sambil melahap makanannya pun akhirnya mengangkat kepalanya, “A-Aku sedang makan,” jawabnya.

“Ah, biasanya kau juga banyak bicara saat makan,” ucap Chanyeol.

Bukannya menjawab, Taeyeon malah kembali menunduk dan melanjutkan makannya.

“Kau sakit?,” tanya Baekhyun sedikit cemas.

Taeyeon menggeleng, “Aku sudah selesai makan. Aku pergi duluan, ya?,” ucapnya lalu beranjak pergi dari tempat tersebut.

“Apakah kau memikirkan apa yang ku pikirkan?,” tanya Chanyeol.

“Taeyeon terlihat aneh?,” tanya Tao.

“Bukan aneh, tapi mencurigakan,” jawab Chanyeol.

“Jangan berpikiran buruk kepadanya,” ucap Baekhyun.

“Oh. Sang pangeran membela sang puteri,” goda Chanyeol.

“Hey, apakah itu Kyungsoo?,” tanya Tao sambil menunjuk seorang mahasiswa berkacamata yang sedang mengambil makanan.

“Iya. Memangnya kenapa?,” tanya Chanyeol.

“Memangnya kenapa? Kita kan bisa bertanya soal Jessica kepadanya,” jawab Tao.

“Do Kyungsoo!,” panggil Baekhyun.

Kyungsoo menoleh ke sumber suara. Ia melihat Baekhyun menggerakan tangannya untuk meminta Kyungsoo menghampiri Baekhyun. Kyungsoo pun menghampiri Baekhyun dengan membawa makanannya.

“Ada apa, sunbae?,” tanya Kyungsoo.

“Apa kau tahu mengapa Jessica tidak hadir hari ini?,” tanya Baekhyun.

Bukannya menjawab, Kyungsoo justru tertawa keras. Ketiga seniornya itu menatapnya aneh.

“Kita salah pertanyaan,” bisik Chanyeol.

“Bukan salah pertanyaan, tapi salah orangnya,” bisik Tao.

“Kenapa tertawa?,” tanya Baekhyun.

“Pertanyaan sunbae sunggul menggelikan,” ucap Kyungsoo sambil berusaha menghentikan tawanya.

“Tuh kan, salah pertanyaannya. Bukan orangnya,” bisik Chanyeol.

“Apa maksudmu? Tidak ada yang lucu dari pertanyaanku,” ucap Baekhyun.

“Sunbae pikir Jessica noona membolos? Tidak mungkin,” ucap Kyungsoo.

“Jadi, maksudmu, Jessica masuk hari ini?,” tanya Tao.

“Tentu saja. Dia berangkat bersamaku. Kalian ini kenapa? Aneh sekali,” jawab Kyungsoo.

“Ku rasa kali ini aku setuju dengan Chanyeol,” ucap Baekhyun.

“Kau memang harus setuju denganku. Yang benar itu salah pertanyaannya, bukan orangnya,” ucap Chanyeol percaya diri.

“Bukan itu, bodoh. Tapi, ini soal—Taeyeon,” ucap Baekhyun.

“Ada apa dengan Taeyeon?,” tanya Tao.

“Apa kau lupa Chanyeol sempat berkata tadi kalau Taeyeon terlihat—,” Baekhyun menggantung kalimatnya dan menatap kedua sahabatnya itu.

“MENCURIGAKAN!!,” teriak mereka bertiga.

>>>

Baekhyun, Tao, dan Chanyeol berlari menuju kelasnya. Saat sudah sampai di kelas, mereka langsung menghampiri Taeyeon yang sedang membaca bukunya. Taeyeon terkaget-kaget saat ketiga temannya berada di depannya.

“Ya! Kalian mengagetkanku saja!,” pekik Taeyeon.

“Kenapa, eh?,” tanya Baekhyun.

Taeyeon mengernyit bingung, “Apa maksudmu?,” tanyanya.

“Kenapa sikapmu seperti ini, Taeyeon-ah? Ada sesuatu yang kau sembunyikan?,” tanya Baekhyun.

“Aku menyembunyikan apa? Aku sama sekali tak mengerti maksud dari perkataanmu tadi,” jawab Taeyeon.

Baekhyun berjongkok di dekat kaki Taeyeon, “Ku mohon,” pintanya, “Hanya kau satu-satunya yang tahu dimana Jessica, kan?,”

Mata Taeyeon membulat sempurna. Ia langsung berdiri dari kursinya, “Aku mengerti. Jadi, kau menuduhku,” ucapnya.

Baekhyun langsung berdiri, “B-Bukan. Aku tidak menuduhmu, tapi—,”

“Kalau tidak menuduhku, apa lagi? Dimana pikiranmu sampai berpikir aku yang menyembunyikan Jessica?,” tanya Taeyeon marah.

“Aku tidak bilang kalau kau menyembunyikan Jessica. Aku hanya berpikir kalau kau menyembunyikan informasi tentang keberadaan Jessica,” jawab Baekhyun.

“Memangnya apa bedanya?,” tanya Taeyeon.

“Jelas berbeda. Dari kalimat menyembunyikan informasi keberadaan Jessica dengan menyembunyikan Jessica saja sudah jelas berbeda,” sahut Chanyeol.

“Apapun itu, intinya kau telah menuduhku, Byun Baekhyun,” ucap Taeyeon lalu segera pergi.

“Ya! Kim Taeyeon!,” panggil Baekhyun.

Taeyeon berbalik, “Aku kecewa padamu, Baekhyun-ah,” ucapnya lalu keluar dari kelas.

Baekhyun mengacak-acak rambutnya frustasi. Gadis yang ia cintai sedang marah padanya dan sahabatnya menghilang. Bagaimana dirinya tak frustasi?

“Tenang dulu, Baekhyun-ah. Kita akan membantumu mencari Jessica sampai ketemu,” ucap Tao.

Baekhyun mengangguk lemah, “Iya. Terima kasih, teman-teman,” ucapnya.

>>>

Pelajaran sedang berjalan dengan lancar. Tetapi, mahasiswa pintar berkacamata itu tampak gelisah. Biasanya dirinya akan sibuk melontarkan jawaban-jawaban dari pertanyaan sang dosen. Tetapi, untuk menjawab pertanyaan ‘kau kenapa?’ dari teman sebangkunya saja ia tak bisa.

‘Jessica noona, dimana kau berada?’, batin Do Kyungsoo ketakutan. Tentu saja ia ketakutan. Jelas-jelas Jessica berangkat bersamanya tadi pagi. Tapi, mengapa Jessica tidak masuk ke kelasnya?

“Ya! Do Kyungsoo! Mengapa hari ini kau begitu mengecewakan, eh? Sangking mengecewakannya, rasanya aku ingin memberimu nilai F,” ucap sang dosen sambil berkacak pinggang.

Tak ada jawaban dari pria manis yang mengaku mirip Harry Potter itu. Ia hanya terus-terusan memikirkan seseorang yang ia sayangi.

“Kau benar-benar ingin mendapat nilai F, ya?,”

“Songsaenim, bisakah kau maklumi dia?,” pinta teman sebangku Kyungsoo.

“Memaklumi apa?,” tanya sang dosen bingung.

“Sepertinya dia sedang memiliki masalah besar. Ku mohon jangan buat masalahnya bertambah besar. Kita semua tahu Do Kyungsoo tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Jadi, aku sebagai temannya memohon kemakluman dari kalian semua terutama anda, songsaenim,”

Sang dosen menghela napas berat, “Baiklah. Kali ini ku maafkan. Di lihat dari wajahnya, dia memang terlihat sedang mengalami masalah besar,”

>>>

Jessica membuka matanya perlahan seiring dengan rasa sakit yang mulai ia rasakan di seluruh tubuhnya terutama di kedua tangan dan kakinya. Betapa kagetnya dirinya saat melihat tempat di sekitarnya. Ia bahkan tak tahu ia berada dimana. Yang jelas, Jessica pernah melihat tempat-tempat menyeramkan di televisi dan tempatnya kurang lebih persis dengan tempat dimana ia berada sekarang.

“Mmmhhh.. mmmhhh,” Jessica tak dapat berbicara. Di mulutnya tertempel isolasi hitam yang sangat rekat. Ia juga baru sadar kedua tangan dan kakinya di ikat.

Jessica mulai mengamuk. Ia memberontak dan berusaha untuk melepaskan diri, tapi tidak bisa. Talinya terlalu kuat. ‘Tamatlah riwayatku’, batinnya.

>>>

“Jadi, gadis bodoh itu mengurung Jessica di gudang ini?,” tanya Sunkyu.

“Iya. Sesuai dengan apa yang ku perintahkan,” jawab Tiffany.

“Bagus. Kalau begitu, tidak akan ada lagi Jessica di kampus kita. Senangnya melihat kampus kita bersih tanpa ada parasit,” seru Hyoyeon.

“Jangan senang dulu,” ucap Sunkyu.

Tiffany dan Hyoyeon menatap Sunkyu bingung, “Kenapa?,” tanya mereka kompak.

Sunkyu mengambil suatu benda di tanah dan menunjukkannya kepada kedua sahabatnya. Tiffany dan Hyoyeon terperanjat kaget, “KUNCI?!!,” pekik mereka.

“Ssshh! Nanti Jessica bisa mendengarnya,” ucap Sunkyu.

“Ya! Lee Sunkyu! Tumben kau pintar,” ucap Hyoyeon.

“Si bodoh Kim Taeyeon itu. Apa dia terlalu payah untuk melakukan hal semudah ini?,” gerutu Tiffany kesal.

“Jadi, kunci ini kita apakan?,” tanya Hyoyeon.

“Buang saja ke laut,” jawab Sunkyu asal.

Tiffany menatap Sunkyu tak percaya, “Ya! Baru kali ini aku mau mengakui kepintaranmu, Lee Sunkyu. Kebetulan sekali sekolah kita dekat dengan laut,” ucapnya.

“Kau serius mengikuti saranku?,” tanya Sunkyu tak percaya.

“Of course,” jawab Tiffany, “Come on, girls. Let’s go to the sea!,” serunya.

“Okay!,” balas Hyoyeon dan Sunkyu.

Ketiga gadis itu pun segera pergi dari depan gudang di kampus mereka. Tak lama kemudian, Taeyeon muncul dengan napas tak beraturan.

“Dimana kuncinya?,”

Taeyeon mencari-cari kunci yang ia buang tadi pagi di tanah. Ia cari kemana-mana tapi tak kunjung ia temukan. Taeyeon semakin panik, tetapi ia tetap berusaha untuk mencarinya.

“Dimana kuncinya? Ya Tuhan, bantu aku,”

Tetesan dari langit mulai turun dan semakin deras. Tetapi hal itu tidak meruntuhkan seorang Kim Taeyeon untuk tetap mencari kunci tersebut.

“ARGH!!,” teriak Taeyeon geram. Ia sudah mencari di tanah sekitar gudang tetapi tak kunjung ia temukan. Kini Taeyeon benar-benar menyesal telah mengikuti saran dari Tiffany.

“Jessica akan sangat membenciku. Baekhyun pun juga. Ku pikir, dengan ku lakukan ini, hubunganku dan Baekhyun akan semakin membaik. Ternyata, aku merasa tidak sanggup untuk bertemu dengan Baekhyun karena ia akan selalu menanyakan soal Jessica,” gumam Taeyeon sambil menangis. Tak ada yang bisa melihat air matanya karena seluruh anggota tubuhnya yang di tetesi oleh air hujan.

Taeyeon tak bisa membiarkan Jessica berada di dalam selamanya. Jessica bisa mati. Taeyeon pun segera berlari untuk mencari Baekhyun.

>>>

“Laut memang yang paling terbaik. Aku mencintaimu, laut!,” seru Sunkyu.

“Ya! Jangan menghilangkan image pintarmu, Lee Sunkyu. Tadi kau sangat keren. Sekarang kau menjadi aneh kembali,” ucap Hyoyeon.

“Kenapa? Memangnya orang pintar tidak boleh mencintai laut?,” protes Sunkyu kesal.

“Diamlah kalian. Kenapa kalian tidak mengambil gambar saat aku membuang kunci ini?,” tanya Tiffany.

“Ide yang brilian,” ucap Hyoyeon.

Sunkyu mengeluarkan ponselnya, “Kamera.. action!,” serunya.

“HENTIKAN!!,”

“Oh, Do Kyungsoo, kan?,” tebak Hyoyeon.

Kyungsoo menghampiri ketiga gadis yang sedang berdiri di atas jembatan di atas laut dengan berlari. Kyungsoo mengatur napasnya saat ia sudah sampai di hadapan ketiga gadis itu.

“Sedang apa kau kemari? Jangan merusak upacara pentingku,” ucap Tiffany.

“Berikan kuncinya,” pinta Kyungsoo.

“Oh. Are you Jessica’s super hero?,” tebak Tiffany.

“Bukankah Jessica pernah memukulmu di depan umum? Mengapa kau mau menyelamatkannya?,” tanya Hyoyeon.

“Ku mohon. Berikan kuncinya,” pinta Kyungsoo.

“Apa jaminannya?,” tanya Tiffany.

“Apapun akan ku berikan,” jawab Kyungsoo.

Tiffany tersenyum meremehkan, “Sayang sekali. Aku tak butuh apapun dari pria miskin sepertimu,” dan ia pun menjatuhkan kuncinya ke laut.

“TIDAK!!!,” teriak Kyungsoo.

“Let’s go out here, girls,” seru Tiffany lalu pergi bersama kedua sahabatnya.

Kyungsoo tak percaya Tiffany tega melakukan ini kepada saudaranya, meskipun Jessica adalah saudara tirinya. Tanpa ragu, Kyungsoo langsung bercebur ke laut untuk mengambil kunci tersebut.

>>>

“Jadi, tempat mana yang harus kita datangi terlebih dahulu?,” tanya Chanyeol.

“Mungkin rumahnya. Siapa tahu ia sudah berada di rumah,” jawab Baekhyun.

“BAEKHYUN-AH!!,”

Taeyeon berlari menghampiri Baekhyun, Chanyeol, dan Tao. “Oh, sudah tak marah lagi?,” goda Chanyeol.

“Baekhyun-ah, kau harus ikut aku!,” perintah Taeyeon.

“Tidak bisa. Kami harus mencari Jessica,” sahut Chanyeol.

“Kalau kalian ingin menemukan Jessica, kalian harus ikut denganku,” ucap Taeyeon.

“Jangan bilang kau tahu—,”

“Tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Cepat!,” seru Taeyeon lalu berlari disusul ketiga pria itu.

Mereka berempat berlari menuju sebuah gudang di kampus mereka.

“Jessica berada di dalam? Sejak kapan?,” tanya Baekhyun.

“Sudah ku bilang tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Cepat keluarkan dia,” jawab Taeyeon panik.

“Pintunya terkunci, Baekhyun-ah,” ucap Chanyeol.

“Dimana kuncinya, Taeyeon-ah?,” tanya Baekhyun.

“Aku juga tidak tahu. Dobrak saja pintunya,” jawab Taeyeon.

“Tao-ah, Chanyeol-ah, bantu aku mendobrak pintunya,” pinta Baekhyun.

“Baik,” jawab Tao dan Chanyeol kompak.

Ketiga pria itu langsung mendobrak pintu tersebut dengan keras namun tidak berhasil. Mereka mencoba, dan terus mencoba, hingga akhirnya berhasil. Dan mereka kaget saat melihat Jessica dalam keadaan seperti sedang di culik.

“JESSICA!!,” teriak Baekhyun.

Mereka semua langsung menghampiri Jessica. Mereka melepaskan semua benda yang menggangu Jessica. Setelah semuanya sudah di lepas, Jessica langsung memeluk Baekhyun erat, begitu pula sebaliknya.

“Mengapa hal ini bisa terjadi padamu, hah? Aku sangat mencemaskanmu!,” ucap Baekhyun.

“A-Aku tidak tahu. Aku takut sekali, Baekhyun-ah,” jawab Jessica.

Taeyeon menatap pemandangan tersebut sambil tersenyum pahit. Ini bukan yang ia inginkan. Tetapi, Taeyeon tahu inilah balasan yang harus ia terima. Dan mungkin masih ada balasan lain yang lebih menyakitkan dari ini.

“Kita harus membawa Jessica pulang ke rumah. Jessica butuh istirahat,” ucap Tao.

Tiba-tiba, ponsel Jessica berbunyi dari dalam tasnya. Baru saja Jessica ingin mengambil, Baekhyun langsung mencegatnya.

“Biar aku saja yang mengangkatnya,” ucap Baekhyun. Di balas anggukan pasrah dari Jessica.

Baekhyun mengeluarkan ponsel Jessica dari dalam tas Jessica. Ia melihat nama Do Kyungsoo tertera di layar ponsel Jessica. Di dalam hati, Baekhyun menggerutu, ‘Pria ini selalu saja mengganggu momen ku bersama Jessica’, lalu mengangkat teleponnya.

“Halo?,”

“…”

“Maaf. Saya bukan Jessica. Saya temannya,”

“…”

“Iya, saya mengenalnya. Ada apa, ya?,”

“…”

Mata Baekhyun yang sipit seketika membulat sempurna, “APA??!!,”

“Baekhyun-ah, ada apa?,” tanya Jessica cemas.

“…”

“Baik. Akan saya sampaikan. Terima kasih,”

Baekhyun menutup teleponnya. Ia menghela napas berat membuat teman-temannya menjadi cemas.

“Ya! Siapa yang menelpon?,” tanya Chanyeol.

“Seorang dokter yang menggunakan nomor Do Kyungsoo,” jawab Baekhyun.

“Dokter? Apa yang terjadi pada Kyungsoo?,” tanya Jessica.

Baekhyun menghela napas berat. Ia tahu sekarang bukan waktu yang tepat untuk memberitahu soal itu karena kondisi Jessica masih buruk. Dan ia tahu Jessica akan bertindak bagaimana jika ia memberitahu apa yang terjadi.

“Ya! Byun Baekhyun! Jawab aku!,” bentak Jessica marah.

Sekali lagi Baekhyun menghela napas berat, “Do Kyungsoo—dilarikan ke rumah sakit,”

“APA????!!!!,”

    TBC

    Tadaaaaaa!!! Saya muncul lagi, yorobeun! Tolong tinggalkan komentarnya, ya? Karena FF ini satu-satunya yang belum selesai, maka saya akan buat perhitungan. Keke~!

    Kalau FF ini tidak memiliki komentar minimal 30, maka FF ini tidak akan dilanjutkan. Jadi, kalian gak boleh pelit ngasih komentar. Ayo, mau di lanjut apa gak? Soalnya dibandingkan ‘Who I Love’, FF ini masih kurang diminati. Jadi, aku pengen tau sebenarnya FF ini emang bener kurang diminati atau yang minat pada pelit ngasih komentar? Keke ^^v

    Review, ne? :*

I Choose To Love You (Chapter 5)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

i-choose-to-love-you

    Poster © Bubbletea
    ***

Jessica mengajak Baekhyun untuk mengunjungi rumah barunya. Sebenarnya bukan Jessica yang mengajak, melainkan Baekhyun yang memaksa. Dengan terpaksa, Jessica mengikuti permintaan sahabatnya mengingat mereka baru saja berbaikan.

“Rumahku kumuh dan jelek. Kau pasti tidak akan betah. Ruangannya kecil dan panas. Hanya ada kipas angin lama dan angin alami yang bisa mendinginkan rumahku,” ucap Jessica sepanjang jalan.

Baekhyun mendesis, “Bisa berhenti berbicara seperti itu, tidak? Kau pikir aku ini sahabat macam apa jika aku bersikap sekonyol itu saat aku berada di rumahmu?,”

Jessica menunduk, “M-Maafkan aku,” ucapnya.

Baekhyun menghela napas berat, “Tidak. Aku yang minta maaf karena sudah membentakmu,” ucapnya.

Jessica mendongak, “Itu rumahku,” ucapnya sambil menunjuk sebuah rumah kecil dihadapan mereka.

Berbeda dengan apa yang Jessica katakan, rumah kecil itu sangatlah manis menurut Baekhyun. Dindingnya bersih, halamannya bersih, banyak bunga dan pepohonan rindang. ‘Mengapa aku harus tidak betah di tempat semanis ini?’, pikir Baekhyun.

“B-Bagaimana?,” tanya Jessica takut.

“Sempurna. Sebagaimana adanya,” jawab Baekhyun dengan senyuman lebarnya.

Senyuman Jessica mengembang, “Benarkah?,” tanyanya.

Baekhyun mengangguk, “Dibandingkan dengan gedung bertingkat, rumah ini sangat terlihat nyaman. Aku merasa seperti di negeri dongeng, sedang melihat rumah para kurcaci yang ditinggali oleh puteri salju,” jawabnya.

Jessica menghela napas lega, “Syukurlah kau menyukainya,” ucapnya.

“Tapi, kenapa berbeda dengan yang ada di mading, ya?,”

Jessica dan Baekhyun menoleh ke sumber suara. Ternyata, Tao, Chanyeol, dan Taeyeon mengikuti mereka dari belakang.

“Hey! Siapa yang menyuruh kalian ikut?,” tanya Baekhyun kesal kepada Tao dan Chanyeol.

“Aku!,” jawab Taeyeon lantang, “Ada masalah?,” tanyanya.

Baekhyun menyengir pelan, “T-Tidak kok,” jawabnya.

“Taeyeon penasaran dengan rumah Jessica, jadi dia memaksa kami untuk mengikuti kalian,” ucap Chanyeol.

“Tapi, rumah ini benar-benar berbeda,” ucap Tao seraya meneliti rumah Jessica di hadapannya itu.

“Berbeda?,” tanya Jessica.

“Dengan yang di mading. Aku masih ingat foto rumahmu yang di mading sangatlah kotor dan kumuh. Banyak sampah berserakan di halaman. Tidak seperti rumah ini,” jawab Tao.

“Rumahku dari dulu ya seperti ini. Meskipun aku merasa rumahku kumuh dan jelek,” ucap Jessica.

“Kau terlalu merendahkan diri, Sica-ya,” ucap Baekhyun.

“Apa kau tidak menyadari foto di mading tersebut berbeda dengan aslinya, Sica-ya?,” tanya Taeyeon.

Jessica menggeleng, “Tidak. Saat itu terlalu banyak murid. Dan aku juga sedang emosi tinggi. Jadi, aku tidak menyadarinya,” jawabnya.

“Pasti seseorang telah mengedit fotonya,” seru Chanyeol.

“Tentu saja begitu. Pertanyaannya adalah siapa pelakunya?,” sahut Tao.

“Siapa orang yang sangat membenci Jessica?,” tanya Baekhyun.

“Jessica adalah murid baru, sama sepertiku. Jadi, untuk hal yang seperti itu, masih terlalu dini untuk mengetahuinya. Selama ini, tidak ada yang terlihat menonjol dari murid-murid yang membenci Jessica,” jawab Taeyeon.

“Jessica kan dekat dengan Baekhyun,” seru Chanyeol.

“Jadi?,” tanya Baekhyun bingung.

“Orang yang cemburu dengan kedekatan mereka lah yang melakukannya,” jawab Chanyeol.

“Orang yang menyukai Baekhyun, ya?,” gumam Tao. Mata Tao melebar saat sudah menemukan jawabannya, “TIFFANY!,” serunya.

“Kau yakin?,” tanya Jessica.

“Tentu saja. Selama ini, dia lah yang selalu mengejar Baekhyun,” jawab Tao.

“Aku akan membalas perbuatannya,” ucap Baekhyun.

“Tidak. Kau hanya membuang-buang waktumu, Baekhyun-ah. Kita lupakan saja kejadian tadi,” ucap Jessica.

“Dan membiarkannya menyakitimu lagi? Tidak akan!,”

Taeyeon tercengang mendengar Baekhyun berbicara seserius itu. ‘Sebegitu besar kah rasa sayang Baekhyun kepada Jessica?’, batinnya.

Jessica menggenggam kedua tangan Baekhyun, “Ku mohon. Lupakan kejadian tadi. Anggap saja tidak ada yang terjadi. Kau tak perlu khawatir denganku. Aku adalah gadis yang kuat. Dia takkan bisa menyakitiku lagi. Percayalah,”

“J-Jessica,” gumam Baekhyun.

“Itu benar. Jessica Jung adalah gadis perkasa. Tidak akan ada yang bisa mengalahkannya,” ucap Chanyeol.

“Hidup gadis perkasa!,” seru Tao.

Jessica mendesis kesal, “Apa maksud kalian menyebutku gadis perkasa, eh?,” tanyanya.

“Sica-ah, kau disana?,”

Mereka menoleh ke sumber suara. Mereka menemukan seorang wanita setengah paruh berada di ambang pintu rumah tersebut.

“Mum!,” seru Jessica.

“Kenapa diam saja? Ayo ajak teman-temanmu masuk. Eomma sudah menyiapkan makan siang untuk kalian semua,”

“Woah. Ahjumma sangat baik,” ucap Chanyeol.

“Hidup ahjumma!,” seru Tao.

“Terima kasih sudah merepotkan,” ucap Taeyeon.

“Tidak apa. Ayo masuk,”

Chanyeol, Tao, dan Taeyeon pun masuk terlebih dahulu.

“Mum, masih ingat dengan Baekhyun?,” tanya Jessica.

“Tentu saja ingat. Sahabat yang paling tampan sedunia itu, kan?,” seru sang ibu seraya mengedipkan sebelah matanya.

Wajah Jessica memerah. Ia memukul pelan lengan ibunya sambil menggerutu. Baekhyun tertawa melihatnya.

“Ya sudah. Ayo masuk. Kalian pasti lapar,”

“Baik,”

Mereka bertiga pun masuk dan pintu tertutup.

Di luar, Kyungsoo yang berada di balik pohon tersenyum lega. Ia pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

“Syukurlah kau bisa tersenyum kembali, noona,” gumamnya.

>>>

Taeyeon berjalan menuju kelasnya. Banyak murid laki-laki yang menyapanya. Tentu saja karena kecantikannya, Taeyeon telah menjadi idola di sekolah tersebut.

Tiba-tiba, tiga murid perempuan menghampirinya.

“Kalian Tiffany, Sunkyu, dan Hyoyeon itu, kan?,” tebak Taeyeon.

Tiffany tersenyum sinis, “Hebat sekali seorang gadis yang begitu terkenal di sekolah ini hanya dalam waktu satu hari bisa mengenal kami yang sudah berada di popularitas tingkat bawah,”

Taeyeon tertawa, “Kalian merasa begitu?,” tanyanya.

“Tentu saja. Semenjak kehadiran kau dan Jessica itu, semuanya menjadi kacau. Padahal dulu penggemar kami sangat banyak,” jawab Hyoyeon.

“Kasihan sekali kalian,” ucap Taeyeon dengan nada mengejek.

“Kau boleh mengasihani kami, Kim Taeyeon. Tapi, sebelumnya, aku ingin memberitahukan sesuatu untukmu,” ucap Tiffany.

“Dan kau pikir aku tertarik?,” tanya Taeyeon.

“Oh, tentu saja. Karena ini tentang dua orang terdekatmu, Jessica dan Baekhyun,” jawab Sunkyu.

Taeyeon terdiam sejenak. ‘Jangan bilang mereka telah menyakiti Jessica lagi?’, batinnya.

“A-Apa yang ingin kau beritahu?,” tanya Taeyeon.

‘Kena kau, Kim Taeyeon!’, batin Tiffany. “Kami tahu, berada di posisimu sangatlah tidak menyenangkan,” ucapnya.

“Maksudmu?,”

“Kami tidak sebodoh itu, Kim Taeyeon. Sebagai orang yang pernah di abaikan oleh lelaki yang aku sukai, aku sangat mengerti dengan keadaanmu,” ucap Tiffany.

“Aku tidak pernah bernasib sama denganmu,” ucap Taeyeon.

“Benarkah? Lalu, apa kau merasa tidak sakit hati dengan hubungan mereka berdua yang tidak wajar jika hanya disebut sahabat itu?,” tanya Hyoyeon.

“Ngg—aku—,”

“Jangan khawatir, Taeyeon-ssi. Selama kau percaya kepada kami, kau akan bisa mendapatkan hati Baekhyun. Tapi, jika kau tidak percaya, ya tidak apa-apa. Lagi pula, kami hanya berniat untuk membantumu saja sebelum hal yang tidak kau inginkan benar-benar terjadi,” ucap Tiffany.

Taeyeon menunduk takut. Ia memikirkan perkataan ketiga gadis dihadapannya itu. Bagaimana jika Jessica dan Baekhyun pada akhirnya akan bersatu? Apakah ia sanggup menerima kenyataan itu?

“Come on, girls. Let’s go to the classroom,” ajak Tiffany.

Trio gadis itu pun pergi dari hadapan Taeyeon. Taeyeon mengangkat kepalanya seraya menghela napas berat. Ia bingung harus bertindak bagaimana.

Dan seketika, Taeyeon membeku saat melihat di ujung koridor, Jessica dan Baekhyun berpegangan tangan sambil berjalan. Tubuh Taeyeon bergetar pelan dan dadanya terasa sesak. Perkataan trio gadis tadi pun terus mengiang-ngiang di pikirannya.

“What should I do?,” gumamnya.

>>>

Jessica dan Baekhyun keluar dari sekolah menuju area parkir disusul Taeyeon, Chanyeol, dan Tao. Langkah Jessica terhenti saat dirinya melihat Kyungsoo sedang menaiki sepedanya.

“Ya! Do Kyungsoo!,” panggil Jessica.

Kyungsoo menoleh ke sumber suara, “Noona!,” balasnya.

Jessica berlari menghampiri Kyungsoo, “Aku boleh pulang bersamamu?,” pintanya.

“Apa? Kau serius, noona?,” tanya Kyungsoo tak percaya.

“Tentu saja. Tapi, sebelum kau antarkan aku ke rumah, bisa kita singgah ke kedai es krim? Aku akan mentraktirmu sepuasnya,” seru Jessica.

“B-Baik!,” jawab Kyungsoo senang. ‘Tak pernah aku melihat Sica noona bersemangat seperti ini’, batinnya.

“TEMAN-TEMAN, AKU PULANG DULU, YA?!,” teriak Jessica.

“Hati-hati dijalan!,” balas Tao.

“Sampai jumpa besok, Sica-ya!,” balas Chanyeol.

“Selamat bersenang-senang!,” balas Taeyeon.

Sedangkan Baekhyun hanya memasang senyuman pahitnya.

Jessica duduk di belakang Kyungsoo dan mereka pun pergi mengendarai sepeda milik Kyungsoo.

“Mereka itu cocok, lho!,” ucap Tao.

“Cocok memerankan film animasi Beauty and The Beast, kan?,” tebak Chanyeol.

Tao, Chanyeol, dan Taeyeon tertawa. “Kalian ini!,” seru Taeyeon disela tawanya. Namun, tawanya berhenti saat melihat Baekhyun menunduk dan terlihat murung.

“Ada apa, Baekhyun-ah?,” tanya Taeyeon khawatir.

“Kenapa kau murung? Rasanya tadi kau bersemangat sekali,” sahut Tao.

“Aku tidak apa-apa. Hanya mendadak kehilangan mood saja,” jawab Baekhyun lalu berjalan meninggalkan teman-temannya.

“Aneh sekali dia,” ucap Chanyeol.

“Sepertinya dia cemburu karena Jessica pulang bersama Kyungsoo,” ucap Tao.

“Ah, tidak mungkin. Baekhyun kan hanya mencintai Taeyeon?,”

“Mungkin saja,”

Taeyeon menunduk sambil mendengar perkataan Chanyeol dan Tao. ‘Mereka benar. Aku yakin sekali Baekhyun sedang cemburu’, batinnya.

>>>

“Ingin pesan apa, agasshi?,”

“Es krim rasa vanilla,” jawab Jessica.

“Sama dengannya,” jawab Kyungsoo.

“Baik. Harap menunggu,” pelayan itu pun pergi.

“Eh? Kau hanya memesan itu? Aku bilang kau boleh memesan sepuasnya,” ucap Jessica.

“Aku hanya ingin itu, noona,” jawab Kyungsoo.

“Jangan bilang kau tidak enak padaku karena aku adalah orang miskin? Tenang saja! Mum memberiku uang banyak hari ini,” ucap Jessica.

“Tidak, noona. Terima kasih. Aku hanya ingin satu es krim saja,” jawab Kyungsoo.

Jessica menghela napas berat, “Baiklah jika itu yang kau mau,” ucapnya.

Kyungsoo menjadi tidak enak, “Maafkan aku, noona,” ucapnya.

Mendengar itu, Jessica spontan tertawa keras. Kyungsoo menjadi bingung karenanya.

“Kau sangat polos, Kyungsoo-ah. Untuk apa meminta maaf? Memangnya kau salah apa?,” tanya Jessica.

Kyungsoo menyengir, “Tidak ada sih,” jawabnya.

Jessica memukul lengan Kyungsoo sambil tertawa, “Kau ini!,” serunya disela tawanya.

Kyungsoo tersenyum lebar melihat Jessica tertawa senang. Ia sangat jarang melihat Jessica bisa sesenang ini. ‘Mungkin karena Jessica noona tidak perlu menyimpan rahasianya lagi. Makanya dia bisa selega dan sesenang ini sekarang’, batinnya.

Dan satu hal yang membuat Kyungsoo semakin senang dengan keadaan sekarang. ‘Jessica noona terlihat sangat cantik saat tertawa’, batinnya.

>>>

Taeyeon sedang memikirkan tawaran dari Tiffany pada waktu kemarin. Berhubung ia selalu merasa tidak tahan melihat Baekhyun bersama Jessica, Taeyeon mencoba untuk menerimanya. Tetapi, apa ia sanggup untuk menyakiti sahabatnya sendiri? Apa ia harus bermain curang untuk mendapatkan hati pria yang ia cintai?

Taeyeon memegang selembar kertas bertuliskan nomor ponsel Tiffany. Tiffany memang sengaja memberinya pada saat pulang sekolah agar Taeyeon bisa memutuskan tawarannya, antara menerima atau menolak. Setelah menghela napas berat, Taeyeon mulai mengetik nomor ponsel Tiffany di ponselnya, lalu menekan tombol hijau untuk memanggilnya.

“H-Halo? A-Apakah ini Tiffany?,”

“…”

“Aku adalah Taeyeon. Aku sudah memutuskan untuk menerima tawaranmu,”

>>>

Jessica berpisah dengan Kyungsoo di pertigaan koridor kampus mereka. Jessica berjalan seorang diri menuju kelasnya. Dengan senandung ria, Jessica berjalan penuh semangat. Tapi, kelas-kelas yang di laluinya masih sangat sepi. Ya, Jessica memang sengaja datang pagi-pagi untuk mengerjakan tugasnya yang belum sempat ia kerjakan kemarin.

Tiba-tiba, sesuatu membungkam hidung dan mulutnya. Bau yang sangat menyengat tercium ke dalam hidungnya. Jessica mulai kehilangan napas hingga penglihatannya menjadi gelap.

Seorang wanita membawa Jessica yang tak sadarkan diri menuju sebuah gudang yang cukup jauh dengan kelas-kelas di kampus tersebut. Untungnya hari masih pagi sehingga tidak ada yang melihat mereka. Sesampai di gudang, wanita itu meletakkan Jessica bersandar di dinding. Ia mengikat kedua tangan dan kaki Jessica dan menutup mulut Jessica dengan isolasi hitam. Setelah semuanya telah selesai, wanita itu segera keluar dari gudang dan mengunci gudang itu. Kunci tersebut pun di buang ke sembarang tempat dan wanita itu pun melangkah pergi sebelum ada orang yang melihatnya.

“Maafkan aku, Sica-ya,”

    TBC

Review, please~!

Who I Love? (Chapter 6 – END)


Title : Who I Love?

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Sehun as Oh Sehun
o EXO’s LuHan as Xiao Lu Han
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol

Support Cast :
o SNSD’s Seohyun as Oh Seohyun
o SNSD’s YoonA as Im Yoona
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s Xiumin as Kim Minseok
o etc

Genre : Fluff, Romance, Friendship

Length : Series

who-i-love

    Poster © pearlshafirablue
    ***

“Jangan terlalu berharap kepadanya, Jessica-ya. Lihat dan tataplah lelaki yang selalu berada di sampingmu, bukan lelaki yang membuatmu bahagia dalam waktu sekejap,”

Kata-kata yang dilontarkan oleh Oh Sehun kemarin benar-benar membuat Jessica terus-menerus memikirkannya. Sehun berkata seolah-olah ada orang lain yang mencintai Jessica. Tetapi, siapa orang itu? Jessica masih tidak dapat bisa menyimpulkannya karena hal ini terlalu membingungkan untuknya.

“Baru kemarin Sehun berbicara sehangat itu. Dia bersikap sangat peduli kepadaku. Dia juga pernah menciumku. Tapi, apa mungkin Sehun mencintaiku? Atau orang yang Sehun maksud adalah Chanyeol?,” gumam Jessica.

Jessica mengacak-acak rambutnya prustasi. Hal ini lebih membingungkan dibandingkan pelajaran sejarah maupun matematika baginya. Jessica masih seorang gadis muda yang baru mempelajari tentang cinta. Tapi, mengapa Tuhan memberikan cinta serumit ini kepadanya?

“A-Aku menyukai Luhan sunbaenim. Tapi, aku merasa nyaman di dekat Sehun meskipun kami selalu bertengkar. Sedangkan dengan Park Chanyeol, aku sudah terbiasa diganggu olehnya. Jadi, kalau dia tidak menggangguku, rasanya sepi sekali,” ucapnya.

Jessica mengusap wajahnya kasar, “Apa yang harus aku lakukan? Dan sebenarnya, siapa yang ku cintai?,”

>>>

Luhan sedang berjalan masuk ke dalam kelasnya. Ia meletakkan tasnya dan duduk di samping Minseok. Minseok mulai mengajaknya mengobrol dengan topik ringan. Tetapi, Luhan lebih tertarik untuk melihat Yoona yang terlihat sangat mencurigakan.

Yoona tengah memasukkan isolasi besar berwarna hitam dan juga tali ke dalam tasnya. Luhan mengernyit bingung. ‘Untuk apa Im Yoona membawa benda seperti itu?’, batinnya.

Yoona berjalan keluar dengan tas miliknya. Luhan sebenarnya penasaran, tapi ia tak ingin menghampiri Yoona karena masih tak enak dengan penolakan dirinya kemarin kepada Yoona.

“Jadi, bagaimana menurutmu, Xiao Lu?,” tanya Minseok.

“Eh?,”

Minseok mendesis kesal, “Kau tak mendengarkanku?,” tanyanya.

Luhan tersenyum kaku, “Maaf. Bisa kau ulang dari awal?,”

>>>

Pelajaran telah dimulai sejak setengah jam yang lalu. Semua murid terlihat menikmati pelajaran di kelas itu. Namun, tidak dengan Jessica. Mendadak ia ingin buang air kecil.

Jessica berdiri, “Songsaenim, dapatkah saya pergi ke toilet?,” pintanya.

“Jung-ya ingin pergi ke toilet? Ku temani, ya?,” tawar Chanyeol.

PLETAKK!!

Chanyeol langsung mendapatkan tiga jitakan sekaligus dari Sehun, Baekhyun, dan Taeyeon. Disambut tawa ringan dari Seohyun.

“T-Tidak. Aku bisa sendiri,” jawab Jessica.

“Baiklah, Jessica-ssi. Silakan,” jawab guru itu.

Jessica membungkuk sopan dan keluar dari kelas tersebut. Sehun menatap kepergian Jessica dari kelas. Entah kenapa, perasaannya jadi tidak enak.

“Sehun-ah, kau baik-baik saja?,” tanya Seohyun.

Sehun mengangguk pelan, “Iya. Aku baik-baik saja,” jawabnya.

>>>

Tepat dengan perasaan buruk Sehun, Jessica tidak kembali ke kelas sampai waktu istirahat. Awalnya, Sehun berniat ingin menyusul. Tetapi, guru memberikan mereka tugas ekstra saat itu.

“Aku dan Seohyun akan mencoba mengecek di toilet,” ucap Taeyeon.

“Baiklah. Kami akan mencari di tempat lain,” ucap Sehun.

Kelima sahabat itu pun berpencar untuk mencari Jessica agar dapat mempersingkat waktu.

“Kenapa harus ke toilet? Bisa saja Sica tertidur di perpustakaan,” ucap Seohyun.

“Bagaimana kalau Jessica pingsan di toilet? Atau Jessica terkunci di toilet?,” tanya Taeyeon.

Seohyun menggeleng, “Jangan berkata seperti itu. Kau membuatku semakin cemas,” ucapnya.

Taeyeon menarik tangan Seohyun, “Cepat. Kita harus bergegas!,” serunya. Dan mereka pun berlari menuju toilet.

>>>

“Tidak ada di perpustakaan,” ucap Chanyeol.

“Biasanya kan dia tertidur disini,” ucap Sehun.

“Oh, no,” gumam Baekhyun sambil melihat ponselnya.

Sehun dan Chanyeol menatap Baekhyun bingung, “Ada apa?,” tanya Sehun.

“Taeyeon meminta kita ke toilet perempuan sekarang,” jawab Baekhyun.

“Jung-ya pasti sudah mereka temukan,” ucap Chanyeol senang.

Sehun pun segera berlari di ikuti Chanyeol dan Baekhyun. Entah mengapa, lari Sehun sangat kencang. Chanyeol dan Baekhyun sampai letih mengejarnya. Padahal Sehun tidak pandai dalam olahraga lari.

Sehun, Chanyeol, dan Baekhyun bingung karena toilet perempuan dipenuhi oleh banyak murid. Mereka bertiga pun menerobos masuk melalui murid-murid itu.

“SICA!!,”

“J-Jung-ya?,”

“Jessica-ya,”

Mereka bertiga melihat Jessica berada di dalam pelukan Seohyun. Wajahnya sangat pucat, napasnya tak beraturan, pergelangan tangannya merah sekali.

Sehun berjongkok dan memegang pipi Jessica, “Apa yang terjadi?,” tanyanya.

“Kami menemukannya terkunci di toilet dalam keadaan tangan di ikat oleh tali dan mulutnya di plester oleh isolasi hitam,” jawab Taeyeon.

“APA??!!,” teriak Chanyeol dan Baekhyun kompak.

“Kita harus membawanya ke ruang kesehatan sekarang, Sehun-ah,” usul Seohyun.

Sehun mengangguk. Tanpa aba-aba, Sehun langsung menggendong Jessica dan keluar dari toilet perempuan di ikuti oleh teman-temannya. Murid-murid yang tadinya di situ pun mulai bubar. Termasuk senior tampan yang juga menyaksikan peristiwa itu.

“Yoona-ah, kau pelakunya, benar?,” gumamnya pelan sambil berjalan pergi.

>>>

Jessica terbaring lemah di atas ranjang di ruang kesehatan. Di sekelilingnya ada Sehun, Seohyun, Taeyeon, Chanyeol, dan Baekhyun. Mereka menemani Jessica bahkan melupakan waktu mulainya jam pelajaran kembali.

“Bagaimana perasaanmu? Sudah membaik?,” tanya Taeyeon.

Jessica mengangguk lemah, “Terima kasih sudah datang dan menyelamatkanku,” ucapnya.

“Sebenarnya, apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini padamu, Sica-ya?,” tanya Seohyun.

Jessica terdiam. Mulutnya ingin sekali memberitahu, tetapi tidak dengan hatinya. Jessica terlalu takut untuk memberitahu kejadian sebenarnya kepada teman-temannya. Ia tak ingin bermasalah lebih serius dengan si pelaku.

“Hey, ayo jawab,” pinta Sehun.

“Ah—Ngg—A-Aku tidak mengingat apapun. Sebelumnya, aku pingsan dan bangun. Ternyata aku sudah dalam keadaan seperti itu,” jawab Jessica berbohong.

Sehun menghela napas berat. Ia tahu betul kalau Jessica sedang berbohong. ‘Kau adalah pembohong yang buruk, Jessica Jung’, batinnya.

“Ya sudah. Yang penting Jessica selamat,” ucap Baekhyun lega.

“Setelah kejadian ini, aku berjanji akan selalu berada disampingmu, Jung-ya. Takkan ku biarkan siapapun melukaimu. Itu adalah janjiku,” ucap Chanyeol serius.

“Chanyeol-ah,” gumam Jessica tak menyangka.

Seohyun menatap Chanyeol dalam diam. Di dalam hatinya, ia merasa iri kepada Jessica. Chanyeol selalu memberikan perhatian lebih kepada Jessica. ‘Apakah aku benar-benar menyukai Chanyeol?’, batinnya.

“Aku juga akan menjagamu, Sica-ya. Tenang saja,” ucap Sehun hangat.

Jessica tersenyum senang, “Terima kasih, teman-teman,”

>>>

“Im Yoona!,”

Yoona yang sedang membaca buku dibawah pohon pun menoleh ke sumber suara. Ternyata Luhan berjalan ke arahnya. Yoona pun segera berdiri dan tersenyum manis kepada Luhan.

“Akhirnya kau menyapaku juga,”

“Tidak. Aku ingin berbicara serius padamu,” ucap Luhan serius.

Senyuman Yoona memudar, “A-Apa yang ingin kau bicarakan?,” tanyanya.

“Kau—pelakunya, kan?,” tebak Luhan.

Yoona langsung membeku di tempat. Meskipun Luhan tak memberitahu secara detail, tetapi Yoona sangat mengerti apa yang Luhan maksud.

Yoona tertawa paksa, “Kau berbicara apa, Luhan-ah? Pelaku apa?,” tanyanya.

“Tak usah berpura-pura kalau kau tak mengerti apa maksudku, Im Yoona. Aku melihat sendiri kau membawa tali dan isolasi hitam,” jawab Luhan.

Yoona langsung bersujud di kaki Luhan, membuat Luhan terperangah kaget dan bingung.

“Ya! Im Yoona! Apa yang kau lakukan?,”

“Maafkan aku, Luhan-ah. Aku melakukan ini karena aku cemburu. Aku tidak mau Jessica mendapatkanmu. Aku ingin hanya aku yang memilikimu,” ucap Yoona sambil menangis.

“Obsesimu padaku terlalu tinggi atau kau terlalu bodoh?,” tanya Luhan.

“Aku hanya gadis biasa yang mengharapkan balasan cintamu, Luhan-ah. Aku terlanjur dan terlalu mencintaimu. Apapun akan ku lakukan demi mendapatkanmu. Membunuh Jessica pun akan ku lakukan,”

“Kau sangat gila,”

“Ya. Aku memang gila. Karenamu, Xiao Lu Han,”

Bukannya marah atau pergi, Luhan malah mengeluarkan seringaiannya. Hal itu membuat Yoona mendongak dan menatap Luhan bingung.

“Kau tidak marah?,” tanya Yoona.

Luhan membungkuk dan menyamakan posisinya dengan Yoona, “Kau benar-benar ingin bersamaku?,” tanyanya.

Yoona mengangguk, “Tentu saja,” jawabnya.

“Dan kau akan melakukan apapun agar dapat bersamaku?,” tanya Luhan.

Yoona mengangguk mantap.

Luhan tersenyum misterius. Ia menangkup wajah Yoona dengan tangannya dan mulai melumat bibir Yoona. Tanpa menunggu, Yoona pun membalas lumatan dari Luhan. Untungnya tempat itu sangatlah sepi, jadi tak ada yang melihat mereka.

Luhan melepaskan ciuman panas itu dan menatap Yoona dalam, “Maukah kau melakukan sesuatu untukku?,” tanyanya.

“Tentu saja. Apapun yang kau mau, akan ku berikan dengan senang hati,” jawab Yoona.

Luhan tersenyum penuh kemenangan, “Bunuh Jessica untukku,” pintanya.

Yoona mengerjap kaget, “Kau serius? Bukankah kau—,” ucapan Yoona terputus saat Luhan meletakkan telunjuknya di bibir Yoona.

“Lakukan saja, jika kau mau bersamaku,” ucap Luhan.

Yoona mengangguk mantap, “Baiklah. Aku akan melakukannya untukmu,” ucapnya.

Minseok mengintip kejadian itu dari balik pohon. Ia mendengar semuanya. Kim Minseok hanya bisa menghela napas berat.

“Kasihan sekali kau, Yoona-ssi. Otakmu benar-benar telah dicuci oleh Luhan,” gumam Minseok pelan.

>>>

Sehun dan Seohyun baru saja pulang dari sekolah. Semenjak kejadian itu, Sehun meminta Jessica istirahat di rumah paling sedikit satu hari. Dan Jessica sama sekali tidak keberatan. Berada di rumah adalah tempat teraman bagi Jessica.

“Kami pulang,”

“Selamat datang,”

“Sica-ya, kondisimu sudah membaik?,” tanya Seohyun.

Jessica mengangguk, “Aku sudah dapat kembali beraktivitas,” jawabnya.

“Taeyeon, Baekhyun, dan Chanyeol titip salam kepadamu,” ucap Sehun.

“Mereka minta maaf tidak bisa menjengukmu karena mereka punya urusan pribadi,” tambah Seohyun.

Jessica tersenyum tipis, “Tidak apa-apa. Aku memakluminya, kok,” jawabnya.

Seohyun berjalan menuju kamarnya. Sedangkan Sehun memilih untuk duduk di sofa. Jessica pun ikut duduk disampingnya.

“Kenapa kau tidak mau jujur?,” tanya Sehun.

“Eh?,” Jessica mengerjap bingung.

“Mumpung tidak ada siapa-siapa selain kita, lebih baik kau ceritakan padaku kejadian kemarin. Aku tahu kau mengetahuinya,” ucap Sehun.

“A-Aku—,”

Sehun menghela napas berat, “Apa aku harus memaksamu, eh?,”

“Apa?,”

Tanpa aba-aba, Sehun langsung mendekati Jessica. Jessica langsung mundur dan akhirnya ia terbaring di atas sofa dengan Sehun berada di atasnya. Wajah Jessica memerah panas karenanya.

“A-Apa yang k-kau lakukan?,” tanya Jessica gugup.

“Ceritakan padaku yang sebenarnya atau—,”

“A-Atau apa?, tanya Jessica takut.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Jessica, Sehun langsung mencium bibir Jessica. Mata Jessica membulat besar saat itu juga. Sehun mulai melumat bibir Jessica dengan lembut, memberikan sensasi yang nyaman untuk Jessica. Jessica pun mulai terbuai dengan ciuman lembut dari Sehun, dan mulai memejamkan matanya dan membalasnya secara lembut dan pelan. Keduanya begitu menikmati momen tersebut.

Namun, di dalam ciuman tersebut, pikiran Jessica jadi berputar. Di mulai dari Sehun bersikap dingin padanya, memarahinya, memeluknya, menciumnya, bersikap hangat padanya, memuji kecantikannya, dan memperhatikannya. Semua itu telah membuat Jessica yakin kalau Sehun benar-benar mencintainya. Mungkin awalnya memang buruk. Tetapi, Jessica sering menonton drama-drama di televisi kalau cinta itu berawal dari benci. Dan Jessica telah merasakan hal itu. Jessica awalnya sangat membenci Sehun, begitu pula sebaliknya. Dan sekarang, setiap berada di dekat Sehun, jantung Jessica berdetak sangat cepat, wajahnya memerah, dan bahkan ia merasa nyaman berada di dekat Sehun.

‘Apakah aku mencintai Sehun?’

Sehun melepaskan ciumannya pada Jessica dan mengatur napasnya, begitu pula dengan Jessica.

“Kau tidak menyerah? Kau tidak mau mengatakan yang sebenarnya padaku?,” tanya Sehun.

“Aku tidak bisa mengatakannya,” jawab Jessica.

“Kenapa?,” tanya Sehun.

Jessica melingkarkan tangannya di leher Sehun, membuat Sehun terperanjat kaget. Tak pernah Jessica melakukan hal seperti ini. Apalagi, Sehun tahu kalau Jessica menyukai Luhan, bukan dirinya.

“Lebih baik, kita melupakan kejadian kemarin,” jawab Jessica.

“J-Jessica-ya-hmm!,” kalimat Sehun terputus saat Jessica menarik lehernya dan mencium bibir Sehun. Sehun tak menyangka, kali ini Jessica lah yang memintanya. ‘Apakah Jessica juga mencintaiku?’, batinnya.

“Ahem!,”

Keduanya saling melepaskan ciuman mereka dan menatap ke sumber suara. Mereka melihat Seohyun berkacak pinggang sambil menatap mereka kesal.

“Kalian ini tidak jera, ya? Kalian ingin mendapatkan hukuman lagi?,” tanya Seohyun.

“TIDAK!!,” jawab mereka serempak lalu segera berlari ke kamar masing-masing.

Seohyun tersenyum melihat tingkah mereka yang begitu kompak, “Ah! Mereka benar-benar cocok. Tapi, aku tak bisa membiarkan mereka berciuman terus. Takutnya nanti mereka akan berakhir di ranjang sungguhan. Ah, mereka kan harus lulus sekolah dulu baru menikah dan punya anak. Tidak boleh sekarang!,” serunya.

>>>

“Jadi, kalian berpacaran?,” tanya Taeyeon.

“T-Tidak!,” bantah Jessica dan Sehun kompak.

“Bohong. Aku melihat sendiri mereka berciuman panas sambil bertindih-tindihan di atas sofa. Kalau tidak ku cegat, pasti Jessica sudah hamil sekarang,” ucap Seohyun.

“KAU BERLEBIHAN!!,” teriak Jessica dan Sehun kesal.

“Sudahlah. Akui saja kalau kalian itu berpacaran,” ucap Baekhyun.

“Tidak bisa! Sehun belum menyatakan cintanya padaku,” ucap Jessica.

“Oh, jadi kau ingin Sehun menyatakan cintanya kepadamu?,” goda Taeyeon.

Wajah Jessica langsung memerah seperti kepiting rebus, “T-Tidak kok!,” bantahnya.

“Sehun-ah, kenapa kau tidak menyatakan cintamu pada Jung-ya? Bukankah kalau dua orang berciuman itu sudah jelas saling menyukai?,” tanya Chanyeol.

“Kau tidak cemburu?,” tanya Baekhyun.

“Ah, tidak. Jika Jung-ya senang, aku pun juga senang,” jawab Chanyeol.

Seohyun tersenyum senang mendengar jawaban dari Chanyeol.

“Sehun-ah, tunggu apa lagi? Ayo nyatakan cintamu pada Jessica!,” seru Baekhyun.

“A-Aku—,”

“Selamat pagi,”

Keenam sahabat itu menoleh ke sumber suara, “LUHAN?!!,” pekiknya.

“Apa yang kau lakukan di kelas kami, sunbaenim?,” tanya Taeyeon.

“Aku ingin berbicara dengan Jessica sebentar. Bisa, kan?,”

“T-Tentu saja,” jawab Jessica. ‘Jika aku bersama Luhan sunbaenim, Yoona sunbaenim tidak akan menggangguku. Dia takkan berani melakukan itu’, batinnya.

Sehun menahan Jessica, “Mau ku temani?,” tawarnya.

“Tidak perlu. Aku kan bersama Luhan sunbaenim,” jawab Jessica.

Luhan dan Jessica pun keluar dari kelas tersebut. Luhan berjalan di depan dan Jessica mengikuti dari belakang. Jauh sekali mereka berjalan hingga menuju ke belakang sekolah. Jessica merasakan firasat buruk di pikirannya.

“A-Apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan, Luhan sunbaenim?,” tanya Jessica.

“Aku ingin memberitahumu tentang rahasia antara keluargaku dengan keluarga Oh,” jawab Luhan.

‘Keluarga Oh? Keluarga Sehun, kan?’, batin Jessica.

“Kau pasti sering dilarang oleh Sehun untuk berbicara maupun dekat denganku,” ucap Luhan.

“Benar,” jawab Jessica.

“Ayahku adalah seorang psikolog terkenal. Beliau bekerja sama dengan perusahaan milik ayah Sehun. Kerja sama mereka terbilang baik dan sangat untung. Suatu hari, perusahaan milik ayah Sehun bangkrut. Ayahku dituduh karena menjadi penyebab kebangkrutan ini karena ayahku telah menghipnotis ayah Sehun dan karyawan-karyawannya. Ayahku pun di hukum masuk penjara selama lima belas tahun. Setelah kepergian ayahku, anehnya perusahaan mereka kembali memuncak. Ayahku mencoba kabur hanya untuk memberikan ucapan selamat, namun ayahku di bunuh oleh penjaga ayah Sehun. Semenjak itulah, keluargaku dan keluarganya tidak akur. Satu tahun kemudian, orangtua Sehun kecelakaan. Kami merasa sangat senang karena ayah Sehun telah mendapatkan balasannya. Tapi, aku belum puas karena Sehun masih ada di dunia ini. Aku tidak berniat untuk membunuhnya, menurutku membunuh itu tidak menyiksa batinnya. Aku ingin membuat ia kehilangan orang yang ia sayangi seperti aku kehilangan ayahku,” ucap Luhan.

“Dia sudah kehilangan ayahnya. Kalian sama sekarang, kan?,” tanya Jessica.

“Tidak. Dia tidak merasakan kepedihan seperti yang aku rasakan. Dia tidak merasakan seperti aku harus menunggu ayahku sekian tahun untuk melihatnya keluar dari sel tahanan. Ku pikir setelah beliau kabur, aku akan membawanya pergi dari Seoul dan kembali ke Beijing dan aku bisa selalu bersamanya. Tapi, ternyata aku salah. Beliau sudah tak bernyawa. Hebat, kan, keluarga Oh itu?,” ucap Luhan sambil tertawa.

“S-Sunbaenim,” gumam Jessica takut.

“Maafkan aku, Jessica-ssi. Aku membuatmu terlibat dalam masalahku. Tapi, aku melakukan ini karena aku tahu Sehun sangat mencintaimu, melebihi cintanya pada Seohyun,” ucap Luhan.

“Maksudmu, kau ingin membunuhku?,” tanya Jessica tak percaya.

Luhan menggeleng, “Bukan, bukan aku. Tapi—,”

“AKU!!,” teriak Yoona yang baru saja keluar dari balik pohon dengan pedang di tangannya dan mengarahkannya ke Jessica, namun..

Pedang lain menghalangi pedang milik Yoona. Dan pengendali pedang itu adalah Oh Sehun yang berada di depan Jessica sekarang.

“Sehun-ah,” gumam Jessica senang.

“Minggir kau, Oh Sehun!,” perintah Yoona.

“Jangan sentuh kekasihku,” ucap Sehun, yang langsung membuat Jessica kaget.

Sehun dan Yoona pun mulai bertarung dengan pedang mereka. Meskipun Yoona seorang perempuan, tetapi permainan pedangnya tak terkalahkan.

Luhan berdecak kesal melihat kejadian ini. Baru saja ia ingin membunuh Jessica dengan tangannya sendiri, namun Minseok menahannya.

“Hyung?,” pekik Luhan kaget.

“Hentikan kekonyolan ini, Luhan-ah,” pinta Minseok.

“Tidak. Dia harus merasakan apa yang ku rasakan,” ucap Luhan.

“Tapi, kau berlebihan, Xiao Lu Han! Kau gila! Dendam telah membutakan matamu!,” bentak Minseok.

“Aku tidak peduli. Lepaskan aku atau kau terlibat dalam pertarungan ini?,”

“Hentikan!,”

Semuanya menoleh ke sumber suara. Ternyata sekumpulan polisi telah datang di ikuti Taeyeon, Baekhyun, Chanyeol, dan Seohyun.

“Xiao Luhan! Im Yoona! Kalian kami tangkap,” ucap ketua dari polisi itu.

“Apa?,” pekik Luhan dan Yoona.

Mereka berdua pun di borgol oleh polisi-polisi itu.

“Aku tidak akan di penjara, kan?,” tanya Yoona.

“Kau akan di penjara karena kau telah berniat membunuh orang,” jawab polisi itu.

“Luhan-ah,” gumam Minseok.

“Tidak apa-apa, hyung. Kau benar. Dendam telah membutakan mataku,” ucap Luhan.

Luhan dan Yoona pun dibawa oleh sekelompok polisi itu. Minseok menghela napas berat dan tersenyum tipis. ‘Semoga dengan begini, kau bisa berubah menjadi Luhan yang ceria seperti dulu’, batinnya.

“Syukurlah kau baik-baik saja, Sica-ya,” ucap Seohyun seraya memeluk Jessica.

“Bagaimana kalian bisa ada disini?,” tanya Jessica.

“Sehun penasaran dan mengajak kami untuk mengikutimu,” jawab Baekhyun.

“Aku tak menyangka Luhan sunbaenim ingin membunuhku. Ternyata, selama ini dia—,”

“Maaf. Ini semua salahku. Karena ayahku, aku dan Luhan menjadi musuh. Padahal saat kecil, aku dan Luhan adalah sahabat,” ucap Sehun.

“Kau tidak salah, Sehun-ssi. Luhan yang salah. Ia tak mengetahui cerita yang sebenarnya,” ucap Minseok.

“Minseok sunbaenim?,”

“Sebenarnya, ayah Luhan lah yang salah. Ayahku mengetahui cerita yang sebenarnya dan memberitahuku tapi beliau memintaku untuk tak memberitahu Luhan,” ucap Minseok.

“Jadi, bagaimana cerita yang sebenarnya?,” tanya Jessica.

“Ayah Luhan memang bersalah. Pertama, beliau menghipnotis ayah Sehun dan seluruh karyawannya lalu mengambil uang milik perusahaan. Kedua, beliau kabur dari penjara untuk balas dendam pada ayah Sehun. Hampir saja beliau menusukkan pisau ke perut ayah Sehun kalau saja penjaga tidak menghentikannya dan menusuk balik ke perut beliau. Sayangnya, setelah kejadian itu, keluarga Oh maupun keluarga Xiao menutup rapat cerita ini. Cerita yang Luhan ceritakan padamu tadi adalah cerita yang dibuat-buat oleh masyarakat saja,” jawab Minseok.

“Jadi, begitu,” gumam Sehun.

“Terima kasih, sunbaenim. Kau sangat baik,” ucap Jessica.

“Tidak masalah. Dan, untuk Sehun-ssi,”

“Ya?,” sahut Sehun.

“Jaga kekasihmu. Jangan sampai hal ini terulang lagi,” ucap Minseok.

Sehun tersenyum, “Pasti!,” jawabnya.

“Eh? Siapa yang kau sebut kekasihmu?,” tanya Jessica tak terima.

“Tentu saja kau. Memangnya siapa lagi?,”

Wajah Jessica memerah, “T-Tapi, kau kan tidak menyatakan cinta kepadaku. Lagi pula, aku tidak bilang kalau aku mau menjadi kekasihmu,” ucapnya.

“Apakah caramu menciumku kemarin bukan berarti kau juga mencintaiku, eh?,” goda Sehun.

Wajah Jessica semakin memerah, “Apa? Ya! Kau ini!,” ia pun memukuli lengan Sehun. Sedangkan Sehun menanggapinya dengan tertawa. “Apa yang lucu?,” protes Jessica karena Sehun tak henti tertawa.

Taeyeon dan Baekhyun saling merangkul dan tertawa. Sedangkan Chanyeol dan Seohyun saling melemparkan senyuman. Minseok menghela napas lega karena semuanya telah berakhir. Kini, Minseok yakin, Sehun dan Luhan bukan lagi musuh seperti dulu. Sehun pasti mau memaafkan Luhan.

    END

Jaaaaaa~! Fic ‘gaje’ gue akhirnya selesai. Jangan lupa komentarnya, ya?

(Request FF) – The Way You Are


Title : The Way You Are

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jung Sooyeon
o SNSD’s Taeyeon as Jung Taeyeon
o SNSD’s Seohyun as Jung Seohyun

Support Cast :
o TVXQ’s Yunho as Jung Yunho
o EXO’s Kris as Kris Wu
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o EXO’s LuHan as Xiao Luhan
o SNSD’s YoonA as Im Yoona
o etc

Genre : School-life, Family, Romance, Friendship

Length : One-shot

A/N : Fic ini adalah ‘Request FF’ dari jihaan love sica. Hope you like this fic ^^

    ***

Berbagai channel televisi di Korea Selatan sedang dihebohkan dengan berita munculnya ketiga puteri dari pemilik Jung International Corp—sebuah perusahaan terbesar dan berpengaruh di Korea Selatan—, Jung Yunho. Ketiga puteri duda kaya raya itu baru saja pulang dari Amerika setelah menjalani sekolah mereka. Berdasarkan permintaan mereka sendiri, ketiganya ingin melanjutkan kuliah di Seoul. Hal itu membuat semua orang bertanya-tanya, mengapa mereka memilih kuliah di negara sendiri sedangkan bersekolah di luar negeri.

“Kami mencintai negara kami. Dan kami percaya, sekarang Seoul telah menjadi negara yang tak kalah berkualitas dibandingkan negara lain. Lagipula, kami akan melanjutkan bisnis ayah kami. Jadi, kami rasa kampus terbaik adalah tempat dimana perusahaan ayah berada,” ucap Taeyeon, kakak tertua dari ketiga puteri Jung Yunho.

“Jadi, kalian akan melanjutkan kuliah di kampus apa?,” tanya seorang wartawan.

“Kami memutuskan untuk kuliah di universitas Kyunghee, jurusan bisnis manajemen,” jawab Taeyeon.

“Kalian telah muncul sebagai bintang. Apakah kalian berniat untuk muncul sebagai artis?,”

Seohyun—puteri ketiga Jung Yunho—langsung menggeleng cepat, “Kami tidak tertarik dengan dunia entertainment,” jawabnya.

“Apakah kalian akan menekuni bisnis ayah kalian?,”

“Enough!,” seru Sooyeon—puteri kedua Jung Yunho—, membuat semua wartawan dan kedua sahabatnya kaget. “Mengapa harus membuang waktu dengan menanyakan hal yang sudah pasti diketahui jawabannya? Think before, do after! Kami juga memiliki banyak kesibukan,” omelnya.

“Ngg—maafkan adikku. Dia memang sedikit sensitif. Ya, kami rasa cukup sampai disini wawancaranya. Terima kasih,” ucap Taeyeon.

>>>

“Jaga sikapmu, Jung Sooyeon! Kau adalah salah satu dari tiga puteri-ku. Kau yang paling ahli dalam masalah intelektual. Kau bisa membuat appa sukses. Tapi, dengan sikapmu seperti ini, citra appa di depan semua orang akan tercoreng,” omel Jung Yunho pada Sooyeon.

“Tolong maafkan Sooyeon eonni, appa,” pinta Seohyun.

“Appa, kau berlebihan. Kau tahu sendiri kan sikap Sooyeon seperti apa,” ucap Taeyeon.

“Shut up. Biarkan dia berbicara sampai selesai. Setelah itu, aku bisa beristirahat di kamar,” ucap Sooyeon.

Yunho menghela napas berat. Sooyeon memang selalu bersikap seperti ini semenjak isterinya meninggal dunia. Sooyeon bukan lagi gadis yang ceria, melainkan gadis dingin dan pemarah. Dan Yunho pun harus berusaha sabar untuk menghadapinya.

“Maafkan appa. Kau boleh beristirahat sekarang,” ucap Yunho.

Tanpa basa-basi, Sooyeon langsung beranjak pergi menuju kamarnya. Yunho pun juga menyuruh Taeyeon dan Seohyun untuk beristirahat karena besok mereka sudah harus masuk ke kampus baru mereka.

>>>

Pagi yang cerah menyambut kota Seoul. Tepat saat ketiga puteri cantik dan kaya raya tiba di kampus baru mereka—Kyunghee University. Banyak mahasiswa memandang mereka dengan pandangan kaget, senang, jatuh cinta, dan sebagainya. Dan saat itulah, mereka bertiga resmi menjadi idola baru di kampus tersebut.

Semua mahasiswa menyapa mereka. Taeyeon dan Seohyun mencoba ramah, sedangkan Sooyeon lebih memilih untuk diam dan memperhatikan keadaan sekitarnya.

Karena usia mereka berbeda satu tahun, mereka pun harus berpisah kelas. Taeyeon berada di semester lima, Sooyeon di semester tiga, dan Seohyun di semester pertama. Meskipun mereka berada di jurusan yang sama.

“Annyeonghaseyo. Nama saya adalah Jung Taeyeon. Saya adalah mahasiswa pindahan dari Amerika. Salam kenal,” ucap Taeyeon memperkenalkan diri.

Taeyeon mendapatkan sambutan yang positif dari teman-teman sekelasnya. Taeyeon pun duduk di samping mahasiswa berkacamata dengan name-tag yang sempat dibaca oleh Taeyeon, Byun Baekhyun. Dan Baekhyun sedang tersenyum aneh kepada Taeyeon. Sebenarnya senyuman aneh itu adalah deskripsi Baekhyun menurut Taeyeon.

“Ngg—salam kenal, Baekhyun-ssi,” ucap Taeyeon ragu.

“Iya! Salam kenal, Taeyeonnie!,” balas Baekhyun bersemangat.

Kini, Taeyeon merasa dilanda mimpi buruk karena harus duduk di dekat pria aneh seperti Baekhyun. Sekali lagi, hal itu hanyalah deskripsi Baekhyun menurut Taeyeon.

>>>

Sama seperti Taeyeon, Seohyun memperkenalkan diri secara santun hanya saja lebih panjang. Teman-temannya membalas dengan ramah dan Seohyun sangat menyukai hal itu. Seohyun pun duduk di antara seorang pria dan wanita.

Seohyun baru saja menoleh ke kanan, dan langsung kaget saat pria disampingnya itu sedang tersenyum. Senyuman yang sangat manis, sesuai dengan wajah manis pria itu. Tapi, Seohyun merasa ada yang janggal. Senyuman itu seperti bukan untuknya.

Seohyun pun menoleh ke kiri dan melihat wanita disampingnya juga tersenyum. Oh, ternyata, mereka sedang saling tersenyum. Seohyun merasa malu sendiri karena merasa dirinya yang sedang diberikan senyuman oleh pria manis disampingnya itu.

“Bodoh sekali kau, Jung Seohyun!,” gumamnya pelan.

>>>

“Annyeonghaseyo. Nama saya Jung Sooyeon. Terima kasih,”

Berbeda dengan Taeyeon dan Seohyun, Sooyeon memperkenalkan diri secara singkat dan dengan nada terkesan malas. Dan hal itu membuat dirinya tak disambut baik oleh teman-teman sekelasnya. But, who cares? Jung Sooyeon tidak akan mempedulikan hal tersebut.

“Baiklah, Sooyeon-ssi. Kau boleh duduk,”

Sooyeon pun duduk di kursi yang kosong. Dan sialnya, Sooyeon duduk disamping pria yang terus-terusan memperhatikannya.

“Namaku Kris,”

“Tidak bertanya,” jawab Sooyeon.

Sial, umpat Kris dalam hati. “Sama sepertimu, aku juga anak orang kaya,” ucap Kris.

Sooyeon menatap pria itu tajam, “Bisakah kau diam? Aku tidak memiliki niat untuk bertanya atau mengetahui apa yang kau katakan,” bentaknya.

Semua orang di dalam kelas tersebut melihat ke arah mereka berdua. Namun, hal itu sepertinya tidak mengganggu Sooyeon. Sooyeon kembali membaca bukunya.

“Kembali ke materi, semuanya,” ucap dosen tersebut.

>>>

Taeyeon, Sooyeon, dan Seohyun merebahkan diri mereka di sebuah ranjang di kamar Sooyeon. Mereka tampaknya lelah di hari pertama kuliah di Seoul.

“Hari yang menyebalkan,” ucap Taeyeon.

“Agree,” sahut Sooyeon setuju.

“Kenapa?,” tanya Seohyun.

“Aku harus duduk disamping pria aneh nan culun. Bayangkan dia selalu menempel disampingku saat pelajaran maupun sedang istirahat,” jawab Taeyeon.

“Bagaimana denganmu, Sooyeon eonni?,” tanya Seohyun.

“Same with Taeyeon eonni. Aku juga duduk disamping pria sok tampan, keren, dan kaya raya. Dia pikir aku akan tergoda dengan pria seperti itu? Never!,” jawab Sooyeon.

“Bagaimana denganmu, Seohyun-ah?,” tanya Taeyeon.

Seohyun terdiam. Apa ia harus menceritakan betapa malunya dirinya pada pria manis yang duduk disampingnya itu?

“T-Tidak ada yang terjadi. Semuanya berjalan baik,” jawab Seohyun.

>>>

Taeyeon baru saja masuk ke kelasnya. Tiba-tiba..

“Taeyeonnie!,”

“Aish, Baekhyun-ssi. Kau mengagetkanku saja!,” omel Taeyeon kesal.

“Maaf. Apa kau marah?,”

Taeyeon menghela napas berat, “Tidak. Aku tidak marah,” jawabnya.

Spontan, Baekhyun memeluk Taeyeon karena senang.

“YA! LEPASKAN AKU, BODOH!,”

>>>

“Perusahaan keluargaku terletak di Kanada dan China. Hebat, kan?,”

Sooyeon memutar kedua bola matanya. Kris masih saja senang mengatakan tentang dirinya. Sombong sekali, batin Sooyeon.

“Perusahaan kami sangat sukses. Makanya, aku sangat kaya. Jika kau menginginkan sesuatu, aku akan membelikannya untukmu,” ucap Kris.

“Tidak. Aku masih punya uang,” tolak Sooyeon.

“Tentu saja. Kau kan juga kaya raya,” seru Kris sambil tertawa.

Tidak lucu, batin Sooyeon kesal.

“Seperti di film-film yang ku tonton, kedua pengusaha akan menjodohkan anak-anak mereka. Dan perusahaan mereka berdua akan menjadi sangat besar. Itu seperti kita, kan? Kau menyadarinya?,”

“Oh my goodness! Kau itu sombong sekali, ya? Kau juga terlalu percaya diri. Aku tidak suka pria sepertimu. Dan kau pikir aku mau dijodohkan meskipun dengan pria terkaya di dunia sekalipun? Aku lebih menginginkan menikah dengan pria miskin tetapi kami saling mencintai,” seru Sooyeon lalu beranjak keluar dari kelas.

Kris terdiam sejenak. Ia menghela napas berat, “Maafkan aku, Sooyeon-ssi. Aku akan berhenti,” gumamnya.

>>>

Seohyun sedang membaca buku di tempat duduknya. Tiba-tiba, seseorang menyodorkan sebungkus cokelat untuknya.

Seohyun mendongak, “Terima kasih—KAU?,”

“Sebagai tanda perkenalan,” pria itu duduk di tempat duduknya yang berada disamping tempat Seohyun, “Namaku Luhan. Maaf sebelumnya kita belum berkenalan,” ucapnya.

Seohyun menggeleng, “Tidak apa-apa. Aku senang sekarang kita sudah berkenalan,”

“Benarkah?,”

Wajah Seohyun memerah, “Eh, namaku—,”

“Sudah tahu kok. Jung Seohyun, kan? Kau sudah mengenalkan dirimu kemarin,” ucap Luhan.

Seohyun semakin malu, “Kau benar,” ucapnya.

“Namaku Im Yoona,”

Seohyun menoleh kepada wanita yang duduk disampingnya, “Kau boleh memanggilku Yoona,” ucap Yoona,

“Yoona adalah sahabatku. Dia sangat cantik dan baik,” ucap Luhan.

“Berhenti memujiku, Lu,” ucap Yoona.

“Berhenti memanggilku Lu, rusa,” balas Luhan.

Seohyun terdiam dan menunduk. Mereka terlihat akrab, batinnya sedih.

>>>

Hari demi hari telah berlalu. Taeyeon terus-terusan diganggu oleh Baekhyun, untungnya dia masih bisa sabar. Seohyun terus-terusan memendam rasa cemburu melihat Luhan dan Yoona yang sangat dekat meskipun Seohyun dan Luhan juga sudah cukup dekat. Sedangkan Sooyeon, ia merasa sedikit kesepian karena semenjak Sooyeon mengomeli Kris pada hari kedua ia kuliah, Kris tidak pernah muncul lagi. Sudah satu bulan Kris tidak masuk. Bahkan kabar tentangnya pun tak terdengar.

Tiba-tiba, sesuatu yang mencengangkan muncul di media.

“Pengusaha besar di Korea Selatan, Jung Yunho terbukti telah melakukan suap kepada pengadilan untuk menjatuhkan sebuah perusahaan dari China. Perusahaan dari China itu pun menuntut agar Jung Yunho dipenjarakan dan hartanya diserahkan kepada negara,”

“APPA! JANGAN BAWA APPA KAMI!,” teriak Taeyeon sambil menangis.

“APPA!,” teriak Seohyun yang juga menangis.

“Maafkan appa, anak-anak. Appa telah mengecewakan kalian,” ucap Yunho.

Jung Yunho pun dibawa ke kantor polisi. Harta mereka habis tak tersisa. Dan sekarang, Taeyeon, Sooyeon, maupun Seohyun tak tahu harus tinggal dimana.

“Tinggalah di rumahku, Taeyeonnie,” ucap Baekhyun.

Taeyeon terdiam. Taeyeon tahu Baekhyun adalah orang miskin. Itu artinya, Baekhyun memiliki rumah kecil yang kumuh. Apa Taeyeon sanggup tinggal di rumah seperti itu?

Disisi lain, Luhan juga menawarkan Seohyun untuk tinggal bersamanya.

“Rumahku kecil, tapi paling tidak aku punya satu kamar lagi untukmu,” ucap Luhan.

“Apa Yoona juga tinggal di rumahmu?,” tanya Seohyun.

“Tentu saja tidak,” jawab Luhan.

Tanpa basa-basi, Seohyun langsung mengangguk setuju.

Sedangkan Sooyeon tidak tahu harus tinggal dimana. Teman-teman sekelasnya tidak ada yang ramah padanya. Sooyeon menyesal atas sikapnya yang begitu dingin sehingga tidak ada yang peduli padanya.

Tapi, sesuatu mengejutkan Sooyeon. Kris akhirnya masuk juga. Sooyeon pun langsung mengajak Kris keluar untuk berbicara empat mata.

“Tinggal di rumahku?,” tanya Kris kaget.

Sooyeon mengangguk, “Rumahmu besar, kan? Kau kaya raya, kan? Ijinkan aku tinggal di rumahmu,”

Kris menunduk, “Aku ingin jujur padamu, Sooyeon-ssi,”

“Jujur soal apa?,”

“Sebenarnya semua perkataanku tentang aku kaya itu hanyalah rekayasaku saja. Aku bukanlah orang kaya yang memiliki dua perusahaan besar. Mungkin dulu memang iya. Tapi, semenjak perusahaan dad bangkrut, kami hidup miskin,” jawab Kris.

Sooyeon sangat syok mendengar pernyataan dari Kris. Pupus sudah harapannya.

“Kau boleh tinggal di rumahku jika kau mau. Meskipun mungkin tidak pantas untukmu,”

>>>

Taeyeon, Sooyeon, dan Seohyun sudah cukup lama tinggal di rumah ketiga pria terdekat mereka. Meskipun awalnya tidak menerima, tapi akhirnya mereka mulai menerima untuk tinggal di rumah yang kecil. Mereka juga sadar kalau mereka bukan orang kaya lagi. Jadi, mereka harus bisa menerima keadaan.

Namun, sesuatu yang aneh muncul di hati mereka. Mungkin tidak aneh untuk Seohyun, tapi aneh untuk Taeyeon dan Sooyeon. Taeyeon jatuh cinta kepada Baekhyun, dan Sooyeon jatuh cinta kepada Kris. Tapi, mereka malu mengatakannya karena pasti Baekhyun atau Kris tak mau menerima mereka yang sudah bukan siapa-siapa lagi.

“Aku ingin jujur padamu, Baekhyun-ssi,”

“Ada apa, Taeyeonnie?,” tanya Baekhyun.

“Mungkin aku sedikit kurang ajar dan tak tahu diri, tapi aku rasa aku sudah jatuh cinta kepadamu,” ucap Taeyeon blak-blakan.

“Eh?,” Baekhyun masih mencerna perkataan Taeyeon.

“Aku memang bukan orang kaya lagi—,”

“Kaya atau tidak, itu tidak masalah bagiku,” Taeyeon menatap Baekhyun tak percaya, “Karena kau tetaplah Taeyeonnie-ku!,” tambah Baekhyun.

Taeyeon tersenyum lalu memeluk Baekhyun erat,

>>>

“Apa kau menyukai Yoona?,”

Luhan menoleh, “Kenapa bertanya seperti itu?,” tanyanya.

“Hanya bertanya,” jawab Seohyun.

“Dia hanya sekedar sahabat. Aku sedang menyukai orang lain,”

“S-Siapa?,” tanya Seohyun penasaran.

“Jung Seohyun,” jawab Luhan sambil tersenyum.

Seohyun kaget bercampur senang. Tapi, ia masih tak percaya. “Bagaimana mungkin kau menyukaiku yang miskin—,”

“Aku tidak pernah memandangmu miskin atau tidak. Aku jatuh cinta padamu bukan pada kekayaanmu,” ucap Luhan.

“Kau serius?,” tanya Seohyun.

Luhan mengangguk lalu mengecup dahi Seohyun, “Dan aku tahu, kalau kau juga menyukaiku,” ucapnya.

Wajah Seohyun memerah saat mendengar Luhan berkata seperti itu.

>>>

Kris sedang duduk di tepi sungai. Sooyeon menghampirinya dan duduk disampingnya.

“Selamat pagi, Sooyeon-ah!,”

Sooyeon tersenyum tipis sebagai balasannya, “Ngg—boleh aku bertanya?,”

“Apapun itu, aku akan menjawab,” jawab Kris.

“Kenapa kau membohongiku dengan berkata kau itu kaya raya?,” tanya Sooyeon.

“Karena ku pikir kau akan menyukai pria kaya jika aku mengaku kaya. Terdengar aneh, bukan? Tapi, setelah kau mengomeliku saat itu, aku sadar. Kau lebih memilih menikah dengan pria miskin. Aku pun memutuskan untuk jujur padamu,” jawab Kris.

“Dan mengapa kau tidak hadir selama sebulan?,” tanya Sooyeon.

“Aku sedang mengunjungi keluargaku di China. Kebetulan, aku baru gajian dari kerja sampingan. Jadi, uangnya aku gunakan untuk mengunjungi keluargaku di China,” jawab Kris.

“Hebat! Kerja sampingan!,” kagum Sooyeon.

“Aku akan mengajakmu melakukannya jika kau mau,” ucap Kris.

“Tentu saja aku mau,”

“Apa kau yakin? Bukankah tidak pantas kalau seorang puteri—,”

“Aku bukan lagi orang kaya, sama sepertimu. Kita sama. Dan aku mengaku, aku lebih menyukaimu seperti ini daripada yang dulu,” ucap Sooyeon.

“Apa? Kau menyukaiku?,”

Wajah Sooyeon memerah, “A-Aku—tidak—,”

“Aku juga menyukaimu, Jung Sooyeon. Sejak dulu,” ucap Kris lalu mencium pipi Sooyeon cepat.

“YA! KRIS!,”

Kris berlari jauh karena takut Sooyeon akan memukulnya. Sooyeon tersenyum lega. Akhirnya perasaannya tersampaikan. Dan yang paling penting, Kris maupun dirinya bisa saling menerima apa adanya.

    END

Review, come in!

(Request FF) – Detective Love


Title : Detective Love

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • EXO-K’s Sehun as Oh Sehun
  • EXO-M’s LuHan as Xiao Luhan

Support Cast :

  • SNSD’s YoonA as Im Yoona
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunny
  • EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • etc

Genre : School-life, Romance, Friendship

Length : Oneshot

Note : FF ini adalah ‘Request FF’ dari AliyaGorjessspazzer. Semoga puas dengan cerita yang saya buat dan semoga tidak mengecewakan, ya? Buat readers, semoga kalian suka. Jangan lupa komentarnya dan jangan memplagiat cerita saya!

***

 

Keanehan, bau yang mencurigakan, situasi yang membingungkan. Ketiga hal itu sangat berkaitan erat dengan apa yang pernah dirasakan oleh seorang Detektif. Namun, kali ini bukan misi tentang pembunuhan, pencurian, atau penganiyayaan.

Misi kali ini adalah tentang…

Cinta.

Oh Sehun memakai kacamata hitam pemberian ayahnya yang menjabat sebagai seorang Detektif Internasional. Dengan barang-barang yang diperlukan seorang Detektif di dalam tas miliknya, Oh Sehun telah siap berangkat menuju sekolahnya.

“Misteri akan segera dipecahkan,” gumam Oh Sehun.

***

 

Oh Sehun adalah seorang murid dari Performing Art School di Seoul. Ia sangat terkenal karena jabatan yang dimiliki ayahnya. Bahkan, banyak yang memprediksi bahwa Oh Sehun juga akan seperti ayahnya di masa depan nanti.

Oh Sehun memiliki seorang kekasih yang sangat cantik. Namanya Jessica Jung. Murid berdarah Amerika-Korea itu sangat terkenal di sekolah tersebut karena selain sekolah, dia juga adalah seorang model di majalah-majalah terkenal. Meskipun begitu, Jessica bukanlah gadis yang sombong dan memilih teman. Jessica berteman dengan siapa saja. Termasuk lelaki berdarah China bernama Xiao Luhan.

Target tersangka tak lain adalah lelaki itu sendiri. Lelaki itu sangat dekat dengan Jessica—kekasih Oh Sehun. Hal itu tentu membuat Sehun terbakar cemburu. Meskipun Jessica mengatakan bahwa hubungan mereka hanya sebatas teman, tetapi bau yang mencurigakan masih bisa tercium di hidung Sehun.

Untuk yang pertama kalinya, Oh Sehun tidak mempercayai Jessica Jung.

“Sehun-ah, selamat pagi!,” sapa Jessica.

“Selamat pagi, sayang,” balas Sehun.

Bibir mereka menyatu dalam sepuluh detik hingga mereka menjadi pusat perhatian karena telah berciuman di depan pintu kelas mereka. Semua murid juga tahu bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Jadi, tidak ada yang mempermasalahkan hal itu kecuali para penggemar Sehun dan Jessica.

“Kau membawa pekerjaan rumahmu?,” tanya Jessica.

“Jangan meremehkan orang jenius, sayang,” jawab Sehun.

Jessica tersenyum sambil memukul dada Sehun pelan. Mereka pun berjalan dan duduk di kursi mereka masing-masing.

Sehun duduk satu meja dengan Xiao Luhan—target tersangka dalam misinya. Sementara Jessica duduk satu meja dengan Im Yoona. Meskipun berteman, Sehun selalu curiga terhadap Luhan. Melihat ketampanan Luhan, Sehun merasa takut tersaingi. Murid tercantik di sekolah ini—Im Yoona—saja kagum kepada Luhan. Dan hal itu bisa jadi dirasakan oleh Jessica.

Tidak boleh! Jessica tidak boleh jatuh cinta pada lelaki China ini, batin Sehun.

“Apa yang mengganggumu, Sehun-ah?,” tanya Luhan.

“Eh? Tidak. Aku baik-baik saja,” jawab Sehun.

“Oke,” dan Luhan pun kembali memainkan rubiknya.

Selain Sehun, Luhan juga adalah murid yang jenius di sekolahnya. Permainan rubik dari Luhan sangat mengagumkan. Bagaimana bisa seseorang memecahkan teka-teki rubik kurang dari satu menit? Itu sangatlah tidak mudah, pikir Sehun.

“Luhan hebat sekali, ya?,” seru Yoona.

Jessica mengangguk setuju, “Memecahkan permainan rubik bukanlah hal yang mudah,” ucapnya.

“Aku jadi semakin menyukainya!,” ucap Yoona.

Jessica tersenyum, “Kalian pasti sangat cocok jika bersama,” ucapnya.

“Benarkah?,”

“Tentu saja. Kau cantik dan Luhan itu tampan. Pasangan yang sempurna,” jawab Jessica.

Wajah Yoona memerah seperti tomat setelah mendengarnya.

***

 

Jessica dan Sehun sedang makan berdua di kantin. Namun, tiba-tiba…

“Boleh aku ikut bergabung?,” tanya Luhan.

Sehun memutar bola matanya. Sedangkan Jessica tersenyum menyambut Luhan, “Silakan,” jawabnya.

Bahkan Luhan mengambil tempat disamping Jessica, bukan disamping Sehun.

“Menyebalkan!,” gumam Sehun pelan sambil menusuk-nusuk daging di piringnya dengan garpu yang ia pegang.

“Sehun-ah, ada masalah?,” tanya Jessica cemas.

“Ah, tidak,” jawab Sehun.

***

 

“Luhan itu sangatlah tampan,” ucap Taeyeon.

“Dia juga sangat manis,” ucap Sunny.

“Apa aku cocok dengannya?,” tanya Yoona.

Taeyeon dan Sunny mengangguk kompak.

“Tapi, kau harus berhati-hati dengan Jessica,” ucap Sunny.

“Kenapa? Bukankah Jessica sudah memiliki Sehun?,” tanya Taeyeon.

“Jessica dan Luhan sangatlah dekat. Aku curiga dengan hubungan mereka,” jawab Sunny.

“Kira-kira, Sehun yang berjiwa detektif curiga tidak, ya?,” tanya Taeyeon.

“Semoga saja begitu. Jadi, Luhan bisa menjadi milikku seorang!,” jawab Yoona.

Tanpa mereka sadari, seorang murid laki-laki mendengarkan percakapan mereka.

“Bahkan murid yang payah akan pelajaran seperti Sunny saja curiga dengan hubungan Jessica dan Luhan,” gumam murid laki-laki itu yang tak lain adalah Oh Sehun.

Sehun mengepalkan tangannya, “Aku harus menyusun strategi. Aku tidak akan membiarkan Luhan merebut Jessica!,”

***

 

“Luhan-ssi, ku dengar kau sedang mengincar seorang murid perempuan di sekolah ini,” ucap Baekhyun.

Luhan tersenyum malu, “Ya. Begitulah,” ucapnya.

Sehun berada di balik dinding mendengarkan percakapan mereka dengan memasang pendengaran yang tajam.

“Wah. Murid perempuan itu pasti sangat beruntung sekali, ya?,”

“Tidak. Aku lah yang beruntung jika aku berhasil mendapatkannya,”

Sehun menulis di buku catatan kecilnya, “Aku lah yang beruntung jika aku berhasil mendapatkannya,” gumamnya.

“Oh, ya? Memangnya murid itu sangat cantik, ya?,” tanya Baekhyun.

“Dia itu sempurna,” jawab Luhan.

Sehun kembali menulis, “Dia itu sempurna,” gumamnya.

“Beritahu aku ciri-cirinya!,” pinta Baekhyun penasaran.

“Dia memiliki mata yang indah, senyuman yang manis, wajah yang sempurna, dan sifat yang ramah,” jawab Luhan.

Sehun menulis seperti apa yang dikatakan Luhan.

“Aku jadi penasaran siapa perempuan itu,” ucap Baekhyun.

Luhan tertawa mendengarnya.

Sehun memasukkan buku catatan kecilnya ke dalam sakunya. Informasi berhasil ia dapatkan. Selanjutnya, ia harus menjalankan rencana B.

***

 

“Terima kasih, Jessica-ya. Selama ini kau sudah banyak membantuku,” ucap Luhan.

“Iya. Aku senang bisa membantumu, Lu,” jawab Jessica.

Sehun mengikuti mereka dari belakang namun ia berada sangat jauh dari mereka. Ia menggunakan alat pendengar pada jarak jauh di telinga kanannya sehingga ia dapat mendengarkan percakapan Jessica dan Luhan sangat jelas.

Luhan menghentikan langkahnya. Jessica juga ikut berhenti. Luhan pun berposisi berhadapan dengan Jessica.

Luhan memegang kedua bahu Jessica, “Terima kasih sudah menjadi sahabat terbaikku. Dan sebentar lagi kau akan menjadi—,”

“SEHUN!!!!,” seru Baekhyun yang berada dibelakang Sehun.

“Astaga! Kau ini mengagetkanku saja. Sudah sana pergi,” usir Sehun.

“Iya deh,” jawab Baekhyun lalu pergi meninggalkan Sehun.

Sehun beralih kembali menatap Jessica dan Luhan. Matanya membulat sempurna saat melihat Luhan dan Jessica berpelukan.

“Apakah tadi—Luhan telah menyatakan perasaannya kepada Jessica? Dan Jessica menerimanya?,” gumam Sehun tak percaya.

Tapi, Sehun bukan tipe orang yang langsung mengambil keputusan. Sehun masih belum mengumpulkan bukti yang akurat.

“Oke. Aku akan melakukan rencana B,” gumam Sehun.

***

 

Satu hari telah berlalu. Sekolah tetap aktif karena hari ini bukan hari minggu atau hari libur. Jadi, semua murid masih belajar di sekolah dan semua pengajar masih mengajar di sekolah.

Sehun memutuskan akan melakukan rencana B. Ia sudah memikirkan matang-matang selama satu malam hingga ia kurang tidur. Jessica pun berkali-kali menanyakan keadaannya yang sangat tidak baik.

“Kau begadang lagi?,” tanya Jessica.

Sehun mengangguk, “Ada eksperimen yang sedang ku lakukan,” jawabnya.

“Kau masih seorang pelajar, Sehun-ah. Berhenti melakukan hal yang mengganggu pelajaranmu,” ucap Jessica.

“Setelah eksperimen ini selesai, aku berjanji akan berhenti,” ucap Sehun.

Jessica tersenyum. Ia mengusap kepala Sehun dengan sayang. Sehun selalu menuruti apa yang dikatakan oleh Jessica. Sehun sangat mencintai Jessica. Tak heran ia selalu melakukan apapun demi Jessica.

Tiba-tiba, seorang pengajar masuk ke kelas mereka. Semua murid kembali ke kursi masing-masing. Pengajar itu menjelaskan materi pelajaran yang disukai oleh Sehun. Tapi, Sehun lebih tertarik untuk menginterogasi teman sebangkunya itu.

“Luhan,” panggil Sehun.

Luhan menoleh, “Ya?,”

“Boleh aku menanyakan sesuatu?,” tanya Sehun.

“Tentu saja,” jawab Luhan.

Sehun menarik napas sejenak, “Bagaimana pendapatmu tentang Jessica?,”

Luhan mengernyit bingung, “Apa maksudmu?,” tanyanya.

“Maksudku, bagaimana Jessica itu menurutmu?,” tanya Sehun.

“Oh. Dia orang yang ramah,” jawab Luhan.

“Karakter fisiknya?,” tanya Sehun.

“Dia memiliki mata yang indah, senyuman yang manis, dan wajah yang sempurna—”

Tidak salah lagi, pikir Sehun. Jadi, selama ini Luhan memang menyukai Jessica? Dan saat mereka berpelukan itu ternyata benar sesuai dengan apa yang dipikirkan Sehun?

“Jadi mereka menjalin hubungan dibelakangku?,” gumam Sehun pelan.

“—seperti—eh, Sehun-ah?,”

Belum selesai Luhan berbicara, Sehun sudah keluar dari kelas tanpa meminta ijin dengan pengajar. Wajahnya terlihat marah. Jessica merasa cemas dan meminta ijin untuk ke toilet, bermaksud untuk mengejar Sehun.

***

 

Jessica sudah mencari ke seluruh ruangan di sekolah, tapi ia tak kunjung menemukan Sehun. Dan pencariannya berakhir di atap sekolah. Ia menemukan Sehun yang sedang menatapi langit biru.

“Sehun-ah,”

Sehun berbalik. Namun, bukan seperti harapan Jessica, Sehun melemparkan tatapan dinginnya kepada Jessica.

“Untuk apa kau kemari?,”

“Ada apa, Sehun-ah? Ceritakan semuanya kepadaku. Aku berjanji akan membantumu,” ucap Jessica.

“Kau tidak akan bisa membantu,” ucap Sehun.

“K-Kenapa?,”

“Bisakah kau membantu untuk menjelaskan perselingkuhanmu, eh?,” tanya Sehun berapi-api.

“Perselingkuhan apa maksudmu?,” tanya Jessica bingung.

“Tidak perlu berakting, Jessica Jung. Aku sudah tahu semuanya. Kau dan Luhan. Kalian berpacaran, bukan?,”

Jessica spontan syok mendengarnya. Ia menggeleng cepat, “Aku tidak pernah sekalipun memikirkan hal itu, Sehun-ah. Apalagi melakukannya,” jawabnya.

“Lalu, apa maksud pelukan kemarin di koridor?,” tanya Sehun.

“Saat itu Luhan berterima kasih karena aku sudah menjadi sahabat terbaiknya,” jawab Jessica.

“Dan sebentar lagi akan menjadi—,”

“Saudara terbaiknya! Itu yang Luhan katakan hingga aku memeluknya sebagai ucapan terima kasih,” potong Jessica.

Sehun mengerjap, “Saudara? Apa maksudmu? Kau dan Luhan—,”

“Ayahku dan ibunya sudah bertunangan. Dan sebentar lagi akan menikah. Maaf karena aku belum memberitahumu. Aku berniat menjadikan ini sebuah kejutan,” jawab Jessica.

“Tapi, Luhan menyukai seseorang yang cirinya sama persis denganmu!,” ucap Sehun.

“Dan kau belum mendengarkan kelanjutan dari kalimatku yang sempat terputus karena kepergianmu, Oh Sehun!,”

Sehun dan Jessica menoleh ke sumber suara, “LUHAN??!!,”

“Saat kau menanyakan bagaimana pendapatku tentang Jessica, aku menjawabnya dia memiliki mata yang indah, senyuman yang manis, wajah yang sempurna, dan sifat yang ramah. Seperti—,” Luhan tersenyum tipis, “—seseorang yang selama ini ku sukai, Im Yoona,” lanjutnya.

Sehun mengerjap kaget, “J-Jadi—kau—itu—,”

“Intinya, kau hanya salah paham, Sehun-ah. Aku dan Jessica bukan apa-apa selain sahabat dan saudara,” ucap Luhan.

Sehun tersenyum malu. Melihat itu, Jessica tertawa ringan.

“Ini pertama kalinya kau gagal menyimpulkan permasalahan, bukan?,” tebak Jessica.

Sehun mengusap tengkuknya, “Sepertinya begitu,” jawabnya.

Jessica memeluk Sehun erat, “Jangan pernah membuatku mencemaskanmu lagi, oke? Misimu sudah selesai sekarang. Jadi, kau tidak boleh begadang lagi,” ucapnya.

“Okay, master!,” jawab Sehun seraya mengusap kepala Jessica.

Luhan hanya tersenyum melihat pasangan dihadapannya itu.

Sehun menatap ke langit biru. Misi cintaku.. selesai!

END

Yang ini agak pendekan, ya? Sorry buat AliyaGorjessspazzer u.u

Tapi, semoga kamu suka ya sama ceritanya. Sorry aku bikin jadi aneh gini. Pengen ada nuansa baru aja sih. Soalnya cerita-cerita jaman sekarang udah banyak yang pasaran. Jadi, aku mencari sesuatu yang lain.

Buat readers dan khususnya AliyaGorjessspazzer, ayo tinggalkan jejak! ^^

Who I Love? (Chapter 5)


who-i-love

Title : Who I Love?

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO-K’s Sehun as Oh Sehun
o EXO-M’s LuHan as Xiao Lu Han
o EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol

Support Cast :
o SNSD’s Seohyun as Oh Seohyun
o SNSD’s YoonA as Im Yoona
o EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO-M’s Xiumin as Kim Minseok
o etc

Genre : Fluff, Romance, Friendship

Length : Series

    Poster by © pearlshafirablue

>>>

Jessica dan Sehun spontan mundur dan mereka berdua terjatuh dari atas ranjang ke lantai yang dingin.

“Aw!,” ringis keduanya.

Seohyun menghampiri Sehun dan membantunya berdiri, “Kau tidak apa-apa?,” tanyanya.

Sehun menggeleng seraya bangkit dengan bantuan Seohyun.

Sedangkan Jessica bangkit dengan sendirinya. Chanyeol, Baekhyun, dan Taeyeon pun menghampirinya.

“Apa yang terjadi, Jung-ya? Apa yang kalian lakukan?,” tanya Chanyeol panik.

“Aku tidak tahu. Aku lupa,” jawab Jessica.

Taeyeon mendesis, “Kau terlalu polos, Sica-ah,” cibirnya.

Seohyun menarik Sehun hingga menghampiri teman-temannya.

“Kalian berdua harus menjelaskannya sekarang!,” perintah Seohyun.

“Kami tidak melakukan apa-apa, Seohyun-ah. Tadi malam ia ketakutan karena listrik padam dan ia memintaku untuk menemaninya tidur,” jawab Sehun.

“APA?,” pekik Jessica, “Aku yang memintamu?,” tanyanya tak percaya.

“Ku rasa kepalamu terbentur saat kau jatuh tadi. Apa kau benar-benar lupa, Jessica Jung?,”

Jessica mengusap kepalanya, “Ingatanku belum bisa terkumpul jika baru bangun,” jawabnya, “Bagaimana jika kita bicarakan ini setelah mandi dan sarapan?,” usulnya.

“Ide bagus!,” setuju Chanyeol.

Taeyeon menggelengkan kepalanya, “Mengapa hal ini menjadi rumit?,” gumamnya prustasi.

***

Sesuai usul Jessica, mereka semua berkumpul di ruang tengah setelah mandi dan sarapan. Mereka tengah menanti penjelasan Jessica setelah Jessica berhasil memulihkan memorinya yang tadinya menghilang.

“Apa kau sudah mengingatnya?,” tanya Seohyun.

Jessica mengangguk, “Semua yang di katakan Sehun benar,” jawabnya.

Sehun tersenyum puas. Untunglah Jessica tidak membual dengan mempertinggi derajatnya. Ya, biasanya Jessica selalu seperti itu meskipun ia sedang terlibat dalam masalah besar.

“Tapi tetap saja Sehun yang duluan masuk ke kamarku,” tambah Jessica dengan ekspresi cemberutnya.

Baekhyun memukul kepala Sehun, “Untuk apa kau masuk ke kamarnya?,” tanyanya.

Sehun membalas memukul kepala Baekhyun, “Untuk tidur, tentu saja. Jika kalian tidak menguasai ranjangku, mungkin hal ini tidak akan terjadi,” jawabnya.

Baekhyun dan Chanyeol saling menatap. Lalu mereka menatap Sehun sambil menyengir seperti kuda.

“Sudah ku duga biang permasalahannya adalah mereka,” gumam Taeyeon.

“Jadi, semua ini berakhir sampai disini?,” tanya Chanyeol.

“TIDAK!,” jawab Seohyun.

Taeyeon, Chanyeol, dan Baekhyun menatap Seohyun bingung. Sedangkan Jessica dan Sehun menatap Seohyun horor. Mereka merasa mereka akan ketiban musibah setelah ini.

“Melanggar peraturan rumah dari haraboji yaitu tidur berdua dalam satu ranjang dan berbeda jenis akan di kenakan pasal—,”

“Seohyun-ah, kita ini bukan pemerintah, hakim, atau sejenisnya,” sahut Taeyeon datar.

Seohyun menyengir, “Maafkan aku. Aku terlalu berkeinginan menjadi seorang politikus,” jawabnya.

“Kami akan benar-benar di hukum?,” tanya Sehun.

Seohyun mengangguk, “Kita tidak bisa melupakan peraturan yang di buat dari haraboji, Sehun-ah. Beliau menginginkan rumah ini selalu menjadi suci,” jawabnya.

“Tapi, kami tidak melakukan apapun selain tidur, Seohyun-ah,” ucap Jessica.

“Maaf, Sica-ya. Aku tidak bisa. Ini adalah peraturan dari haraboji,” ucap Seohyun.

Sehun dan Jessica menghela napas berat kompak. Mereka sudah pasrah dengan hukuman apa yang akan di berikan oleh Seohyun.

“Tenang saja. Hukumannya ringan kok,” ucap Seohyun.

“Baiklah. Apa hukumannya?,” tanya Sehun.

Seohyun tersenyum, “Tangan kalian harus di borgol selama satu hari,” jawabnya.

“DI BORGOL??!!,” teriak Sehun dan Jessica tak percaya.

“Iya,” jawab Seohyun, “Kalian akan selalu bersama dalam satu hari,” lanjutnya.

“Aku tidak rela melihat Sehun bersama Jessica terus selama satu hari,” rengek Chanyeol.

“Seohyun-ah, apa ini tidak berlebihan?,” tanya Taeyeon.

Seohyun tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

“Satu hari? Tidak masalah. Kapan hukumannya di mulai?,” tanya Sehun.

“Besok, saat sekolah,” jawab Seohyun.

“APA?????!!!!,” teriak Sehun dan Jessica lagi.

***

“Ayo kita berangkat sekarang!,” seru Seohyun.

Sehun dan Jessica keluar dari rumah dalam keadaan terborgol satu sama lain. Itu artinya, mereka takkan bisa terpisahkan selama borgol tersebut tidak bisa di buka karena kuncinya ada di tangan Seohyun.

“Apa yang akan di katakan para guru, Seohyun-ah?,” tanya Sehun lemas.

“Akan ku katakan pada mereka bahwa ini adalah ritual yang di buat oleh haraboji,” jawab Seohyun.

“Benar-benar alasan yang tidak masuk akal,” gumam Sehun.

“Bagaimana jika aku ingin ke toilet?,” tanya Jessica.

“Kalian pasti bisa mengatasinya sendiri,” jawab Seohyun.

Sehun dan Jessica menghela napas kasar. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang. Sementara Seohyun mengambil alih mengemudi yang biasanya di pegang oleh Sehun.

***

Jessica merasakan aura kegelapan dimana-mana. Semua murid perempuan di kelasnya menatapnya tajam. Ya, tentu saja karena mereka tidak rela idola mereka terus menempel bersama si murid baru berdarah campuran itu.

“Meskipun itu ritual dari haraboji-nya, tetap saja aku tidak rela,” seru seorang murid perempuan.

“Kenapa bukan aku saja yang di borgol bersama Sehun?,”

“Ah, aku benar-benar iri pada Jessica itu,”

Jessica mengusap kupingnya yang memanas. Andai saja laki-laki yang di borgol bersamanya adalah Luhan, Jessica pasti sudah merasa berada di surga meskipun ia belum tiada.

“Aku ingin ke toilet,” ucap Sehun, dengan wajah yang memucat.

“K-Ke toilet?,”

Sehun beranjak berlari keluar dari kelas. Tentu saja Jessica ikut berlari karena tangannya akan terus mengikuti kemana Sehun pergi. Dan yang benar saja. Mereka pergi menuju toilet laki-laki.

“Sehun-ah, aku tidak mau!,” protes Jessica.

“Aku sudah tidak tahan, Jessica-ya. Ayo cepat masuk,” seru Sehun.

Dengan paksaan, akhirnya Sehun dan Jessica masuk ke dalam toilet. Minseok yang baru keluar dari toilet mengerjap kaget.

“Oh Sehun dan Jessica Jung—berdua di dalam toilet?,”

***

“Benarkah?,”

Minseok mengangguk cepat. Ia masih syok melihat dua murid yang masuk ke dalam toilet itu. Ia tampak berpikir keras, apa saja yang mereka lakukan disana?

Luhan menyeruput tehnya, “Itu artinya, aku sudah benar 100%, hyung,” ucapnya.

Minseok mengernyit heran, “Benar apanya?,” tanyanya.

“Soal Sehun dan Jessica. Itu artinya Sehun pasti menyukai Jessica,” jawab Luhan.

“Aku tidak bisa menyalahkan perkataanmu. Dua murid berbeda jenis masuk ke dalam toilet. Sangat wajar jika di katakan mereka memiliki ikatan,” ucap Minseok.

Luhan mengangguk mantap.

“Apa aku mengganggu?,” tanya seorang murid perempuan yang menghampiri meja Luhan dan Minseok di kantin, “Apa aku boleh bergabung?,” tanyanya.

“Tentu, Yoona-ah,” jawab Luhan, di sertai senyuman khasnya.

Yoona duduk di samping Luhan, “Aku benar-benar masih mengingat tempat ini, Luhan. Maksudku—meja ini. Kita selalu makan disini berdua, bukan?,”

Luhan mengangguk, “Meja kita,” ucapnya.

Wajah Yoona bersemu merah. Ia selalu seperti ini di setiap Luhan mengeluarkan kata demi kata yang mampu membuat jantungnya berdetak tidak normal. Yoona akui, ia masih mencintai lelaki oriental di sampingnya itu.

“Lihat! Yoona sunbae dan Luhan sunbae sepertinya akan memulai hubungan mereka lagi,”

“Aku iri pada mereka,”

“Mereka adalah pasangan yang sangat cocok,”

“Setidaknya Luhan sunbae lebih pantas di sandingkan dengan Yoona sunbae daripada si murid berdarah campuran itu,”

Telinga Jessica benar-benar panas mendengarnya. Ia segera bangkit dan ingin pergi. Namun, kekuatannya tidak cukup besar untuk menarik Sehun mengikutinya. Sehun masih melahap makanannya sambil menarik Jessica untuk duduk kembali.

“Kau cemburu, eoh?,” tanya Sehun.

“Tidak,” jawab Jessica.

“Bagus kalau begitu,” ucap Sehun.

Jessica menatap Sehun bingung, “Bagus apanya?,” tanyanya.

Sehun mendekatkan wajahnya pada wajah Jessica, “Bukankah sudah ku bilang, jangan mendekati Luhan lagi. Dia bukan orang yang baik,” jawabnya.

Wajah Jessica memerah seperti tomat. Sehun menjauhkan wajahnya saat melihat mereka menjadi pusat perhatian semua murid di kantin. Sehun kembali melahap makanannya dan bertindak seolah ia tidak melakukan hal apapun.

Sedangkan jantung Jessica berdetak kencang. Untuk yang pertama kalinya, ia bisa melihat Sehun dengan jarak sedekat itu. Sebenarnya dua kali. Bukankah Sehun dan Jessica pernah berciuman sebelumnya? Tentu saja wajah mereka berjarak dekat. Hanya saja, saat itu Jessica tidak begitu menyadarinya karena Jessica terlalu syok dengan apa yang di lakukan Sehun kepadanya. Jadi, ia menganggap ini yang pertama kalinya. Dan Jessica akui, Jessica sempat terhipnotis dari mata indah milih musuh bebuyutannya itu.

Jessica menarik napas, “M-Mengapa kau selalu berkata dia bukan orang yang baik?,” tanyanya, mencoba mengalihkan pikiran anehnya tadi.

“Kau akan tahu nanti,” jawab Sehun.

Jessica mengerucutkan bibirnya, “Jangan membuatku penasaran,” rengeknya.

“Aku akan memberitahumu jika kau mau menjadi kekasihku,” ucap Sehun.

“Itu mudah. Aku mau—,” Jessica tersadar, “APA??!!,” teriaknya, membuat mereka kembali menjadi pusat perhatian.

Sehun menjitak kepala Jessica, “Teriakanmu itu lebih parah daripada teriakan lumba-lumba,” cibirnya.

Jessica mengusap kepalanya, “Aku kaget,” ucapnya, “Jangan meminta yang aneh-aneh, bodoh,”

Sehun terkekeh, “Kau benar-benar tidak bisa di ajak bercanda, ya?,”

“Kau sendiri sangat payah untuk mengajak orang bercanda,” ucap Jessica kesal.

“Bukankah sudah ku bilang jangan lagi memanggilku payah? Aku sudah mengalahkanmu bertanding dua kali,” seru Sehun.

“Tapi, gelar payahmu tetap tidak bisa di hilangkan, payah,” jawab Jessica.

“Dasar darah campuran!,” ejek Sehun.

“Dasar payah!,” balas Jessica.

Perdebatan antara Sehun dan Jessica kembali menjadi pusat perhatian semua orang.

“Kau yakin mereka memiliki ikatan?,” tanya Minseok, yang melihat perdebatan di antara Sehun dan Jessica.

Luhan menggigit bibirnya, “Aku menjadi kurang yakin sekarang,” jawabnya.

“Mengapa tangan mereka di borgol?,” tanya Yoona.

Luhan dan Minseok menatap tangan mereka yang di borgol. Mereka baru menyadarinya sekarang.

“Pasti mereka melakukan hal bodoh lagi,” gumam Minseok.

Luhan menyeringai, “Pasti ini trik Sehun agar Jessica tidak bisa mendekatiku,” gumamnya pelan.

“Kau bicara apa, Luhan-ah?,” tanya Yoona.

Luhan menggeleng, “Bukan apa-apa,” jawabnya.

***

Seohyun sedari tadi senyum-senyum sendiri melihat Jessica dan Sehun duduk berdua meskipun keduanya masih berdebat. Taeyeon merasa ada yang tidak beres. Ia pun menghampiri Seohyun.

“Apa yang kau sembunyikan?,” selidik Taeyeon.

Seohyun mendadak grogi, “Ngg—a-aku tidak—,”

“Jangan bohong!,” potong Taeyeon, “Kau tidak bisa membohongiku, Seohyun-ah. Mungkin kau bisa membohongi Jessica yang polos itu,”

“Baiklah, akan ku katakan padamu,” ucap Seohyun akhirnya.

Taeyeon tersenyum puas. Ia pun memasang panca inderanya untuk mendengarkan perkataan Seohyun.

“Hukuman yang ku buat, ku tujukan untuk mereka, karena aku ingin mereka bersatu,”

“Sudah ku duga,” jawab Taeyeon.

Seohyun mengerjap, “K-Kau tahu?,” tanyanya tak percaya.

“Terlihat sangat jelas, Seohyun-ah. Bahkan Baekhyun juga mengira seperti itu. Sangat aneh kau membuat hukuman konyol itu jika alasannya bukan seperti itu,” jawab Taeyeon, “Tapi, yang menjadi pertanyaan adalah—mengapa kau menginginkan mereka bersatu? Apa kau tidak cemburu?,” tanyanya.

Seohyun tersenyum, “Aku tidak cemburu. Dan—entah mungkin karena aku dan Sehun memiliki ikatan seperti saudara, aku bisa merasakan bahwa Sehun menyukai Jessica. Meskipun secara tidak langsung Sehun tak memberitahuku,” jawabnya.

“Kalian memang bersaudara, Seohyun-ah,” ucap Taeyeon, “Meskipun awalnya kalian hanya bersahabat,” lanjutnya.

Seohyun mengangguk. Ia kembali menatap Sehun dan Jessica yang sedang bertatapan. Ia kembali tersenyum melihatnya.

“Benar-benar pasangan yang cocok,” gumam Seohyun.

“Cocok darimana? Mereka selalu bertengkar setiap saat,” gumam Taeyeon pelan.

***

Waktu untuk pulang sekolah pun telah tiba. Seohyun berjalan di samping Sehun dan Jessica yang masih di borgol. Jessica senang karena sebentar lagi borgol mereka akan di lepas. Tetapi berbeda dengan Sehun. Sehun merasa dengan di borgol, Jessica takkan bisa bertemu dengan Luhan. Ya, Sehun selalu ingin melindungi Jessica dari Luhan.

“Astaga!,” pekik Seohyun tiba-tiba.

“Ada apa, Seohyun-ah?,” tanya Sehun.

“Buku matematika milikku tertinggal di kelas, Sehun-ah,” jawab Seohyun.

“Aku akan mengambilnya,” ucap Sehun.

“Tidak!,” seru Seohyun.

Sehun mengernyit, “Kenapa?,” tanyanya.

“Kau dan Jessica pergi ke mobil terlebih dahulu. Aku akan mengambilnya sendiri. Mana mungkin aku membiarkan kalian berdua kembali ke kelas dalam keadaan di borgol seperti itu. Kalian pasti akan kelelahan,” jawab Seohyun.

“Benar juga,” gumam Jessica.

“Aku segera kembali,” pamit Seohyun, lalu berlari menuju kelasnya.

Sehun dan Jessica kembali berjalan menelusuri koridor sekolah yang mulai menyepi. Tiba-tiba, mata mereka menangkap dua murid yang berada di ujung koridor sedang berpelukan.

“Luhan sunbae dan Yoona sunbae,” lirih Jessica.

Ya, mereka adalah Luhan dan Yoona. Terlihat jelas bahwa Yoona sedang menangis di dalam pelukan Luhan. Jessica yang merupakan penggemar berat Luhan merasa miris melihatnya. Tak tahan, Jessica pun berlari dan spontan Sehun juga ikut berlari karena tangannya di borgol.

Dan entah setan apa yang merasuki diri Jessica, Jessica memiliki kekuatan yang sangat besar. Bahkan untuk menarik Sehun yang lebih besar darinya saja ia bisa melakukannya dengan mudah. Sehun terus mengerjap tak percaya. Bahkan ia merasa lelah karena Jessica terus berlari dan membuatnya mau tidak mau harus berlari juga.

Sehun kaget saat Jessica berlari ke balkon sekolah. Ia pikir Jessica akan membawanya ke lantai dasar. Tapi, Sehun mengerti, Jessica sedang sedih karena sakit hati. Sehun membenci fakta tersebut.

Jessica duduk di kursi panjang bersama Sehun. Angin menyapu wajah keduanya dengan lembut. Air mata terus merembes membasahi pipi halus milik Jessica. Jessica terus menunduk seolah tidak peduli Sehun berada di sampingnya.

“Hentikan, payah. Kau tidak cantik saat menangis,” seru Sehun.

“Diam, bodoh. Memangnya aku peduli?,” balas Jessica setengah berteriak.

Sehun menelan salivanya kasar. Sepertinya Jessica benar-benar kelewatan batas. Hanya karena lelaki bajingan itu kau seperti ini, Jessica-ya? Konyol sekali, batin Sehun kesal.

“Oh, hentikan!,” ucap Sehun, seraya menarik Jessica ke dalam pelukannya. Kini Jessica terisak di dalam pelukan seorang Oh Sehun. Sehun memeluknya erat dengan penuh kebencian di dalam hatinya karena seorang Xiao Luhan berhasil melukai gadis yang menyinggahi hatinya. Ya, Sehun menyukai Jessica.

“Apakah aku kurang cantik, Sehun-ah? Atau aku sama sekali tidak cantik?,” tanya Jessica, yang masih berada di dalam pelukan Sehun.

“Kau ini bicara apa? Tentu saja kau cantik,” jawab Sehun.

“Tadi kau bilang aku tidak cantik?,” tanya Jessica.

“Hei, kau hanya tidak cantik saat menangis, payah,” jawab Sehun.

Jessica memukul dada Sehun kesal. Ia melepaskan diri dari pelukan Sehun sambil mengusap air matanya. Sehun benar-benar tidak bisa membuat perasaanku membaik, tidak seperti Luhan sunbae, gumamnya dalam hati.

Sehun tersenyum tulus, “Tapi—,” ia menahan kalimatnya sejenak hingga Jessica menoleh ke arahnya. “Di saat kau tersenyum, tertawa, kesal, marah, bahkan tidak tersenyum pun, kau selalu terlihat sangat cantik,” lanjut Sehun.

“S-Sehun-ah,” lirih Jessica.

“Sebenarnya cantik atau tidak, itu tidak terlalu penting,” Sehun menoleh ke arah Jessica, “Tetapi, yang paling penting adalah—apakah lelaki bisa menerima perempuan itu apa adanya dan mencintainya setulus hatinya?,”

Mata Jessica berkaca-kaca mendengarnya. Kata-kata terindah yang pernah Jessica dengar. Dan kata-kata itu berasal dari seorang lelaki yang selalu bersikap dingin dan tidak ada romantisnya sama sekali. Lelaki itu adalah Oh Sehun.

“Sehun-ah, kau—,”

“Apakah kau yakin Luhan bisa menerimamu apa adanya?,” tanya Sehun, memotong perkataan Jessica.

Jessica menunduk, “A-Aku tidak tahu,” jawabnya.

Sehun tersenyum, “Jangan terlalu berharap kepadanya, Jessica-ya. Lihat dan tataplah lelaki yang selalu berada di sampingmu, bukan lelaki yang membuatmu bahagia dalam waktu sekejap,” ucapnya.

Jessica mengangkat kepalanya. Speechless? Tentu saja. Jessica bahkan merasa lelaki yang berada di sampingnya saat ini bukanlah Oh Sehun.

“Oh, ternyata kalian disini!,”

Jessica dan Sehun menoleh ke belakang. Seohyun berhasil menemukan mereka dan menghampiri mereka.

“Kita harus pulang sekarang. Aku lapar,” rengek Seohyun.

“Hngg—bukumu sudah di temukan, Seohyun-ya?,” tanya Jessica.

Seohyun mengangguk, “Hm,” jawabnya, “Sebenarnya bukan aku yang menemukannya, tapi Chanyeol,” lanjutnya.

Sehun mengusap kepala Seohyun, “Oh, ada apa denganmu dan Chanyeol, uh? Kau tidak memberitahu kakakmu ini?,” godanya.

Wajah Seohyun memerah, “Kau ini bicara apa, Sehun-ah? Aku dan Chanyeol hanya teman kok,” bantahnya malu-malu.

Jessica dan Sehun terkekeh melihat Seohyun salah tingkah. Untuk yang pertama kalinya, Jessica melihat Seohyun seperti sedang jatuh ke dalam jurang cinta. Jessica yakin, Seohyun jatuh cinta pada Chanyeol. Pertanyaannya adalah, apakah Chanyeol juga menyukai Seohyun?, pikir Jessica.

***

Luhan dan Minseok berjalan menelusuri koridor sekolah. Tiba-tiba, seorang perempuan menghampiri mereka.

“Oh, Yoona-ah?,”

“Hm—Minseok-ya, bisa aku pinjam Luhan sebentar?,” pinta Yoona.

“Oh, tentu saja,” jawab Minseok, lalu pergi mendahului mereka.

“Ada apa, Yoona-ah?,” tanya Luhan.

Yoona menggigit bibirnya, “Aku berpikir bahwa—kita dapat memulai kembali hubungan kita,” ucapnya.

Luhan mengerjap, “Ngg—k-kau—,”

“Aku masih mencintaimu, Luhan-ah,” ungkap Yoona, “Selama di United States, aku tidak bisa melupakanmu. Aku selalu memikirkan kenangan kita bersama dan—aku berharap kita bisa kembali bersama lagi,”

Luhan mengusap tengkuknya, “A-Aku tak pernah memikirkan hal ini,” ucapnya.

Tubuh Yoona menegang, “M-Maksudmu—kau t-tidak lagi men-mencintaiku?,” tanyanya takut.

Luhan mengangguk pelan. Saat itu pula, air mata Yoona berlinang membasahi pipinya.

“Jadi, perhatianmu selama beberapa hari ini—hanya sebagai apa?,” tanya Yoona.

“Ku pikir kita hanya bisa berteman, Yoona-ah,” jawab Luhan.

Yoona mulai terisak. Berat baginya untuk menerima kenyataan ini. Namun, sesuatu melintasi pikirannya.

“Semua ini karena Jessica Jung, bukan?,” tebak Yoona.

“A-Apa?,”

“Sooyoung memberitahuku bahwa kau dekat dengan Jessica selama aku tidak ada. Kau mencintainya, bukan? Hingga kau melupakanku,”

“Y-Yoona-ah, b-bukan seperti itu,”

“Lalu apa, Luhan-ah? Lalu mengapa kau tidak mencintaiku lagi?,” tanya Yoona.

Luhan segera menarik Yoona ke dalam pelukannya. Yoona menangis hebat di dalam pelukan Luhan. Sedangkan Luhan hanya memeluk Yoona erat sambil memikirkan sesuatu.

Setelah tangisan Yoona mulai reda, Luhan melepaskan pelukannya. Ia mengusap air mata Yoona.

“Aku hanya ingin kita menjadi teman, Yoona-ah. Hanya teman,” ucap Luhan, lalu pergi meninggalkan Yoona sendirian. Di dalam hatinya, ia sibuk merutuki dirinya. Sebenarnya Luhan juga masih mencintai Yoona. Tetapi, demi membalas dendamnya kepada Oh Sehun, ia terpaksa melakukan ini semua.

“Aku tidak akan membiarkanmu hidup, Jessica Jung. Kau telah mengambil separuh jiwaku yaitu Luhan. Akan ku pastikan kau mati!,” gumam Yoona murka.

    TBC

Wuaahhh! Konflik mulai bertebaran. Hehe! Habis gue kurang srek kalo bikin FF yang jalan ceritanya mulus gitu aja. Jadi, gue tambahin deh konfliknya. Kayaknya Chanyeol udah tereleminasi nih? Benarkah? Jangan salah! Kita kan belum tau Chanyeol suka atau gak sama Seohyun. Meskipun Chanyeol pernah deg-degan ngeliat Seohyun, tapi kita tau kalo Chanyeol itu sukanya sama Jessica. Duh, kok jadi cerita gue? Ya udah lah, komen aja mah!

By the way, terima kasih buat kalian semua karena udah berhasil membuat gue ngelanjutin FF ini dengan komentar yang banyak. Komentar terbanyak yang pernah aku punya dari semua FF ku.

I Choose To Love You (Chapter 4)


i-choose-to-love-you

Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO-K’s DO as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol
o EXO-M’s Tao as Huang Zi Tao
o SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

    Poster © Bubbletea

>>>

Jessica berlari menuju rumahnya dengan mata yang berair. Ya, Jessica sedang menangis. Karena apa? Tentu saja karena tak sanggup melihat pemandangan yang tak pernah ia inginkan.

Baekhyun mencium Taeyeon.

Jessica merasa ingin mati saja. Perasaannya telah hancur, dadanya terasa sesak dan sakit. Siapa yang bisa bertahan jika melihat orang yang di cintai mencium orang yang bukan dirinya?

Jessica menyinggahi halte bus karena ia merasakan tetesan dari langit mengenainya. Untunglah halte bus itu sepi, tak ada orang. Jessica duduk di kursi sambil menenggelamkan wajahnya di pangkuannya. Tubuhnya bergetar hebat dan isakan mulai terdengar keras. Hanya saja masih kalah keras dengan hujan yang mulai turun deras.

Seorang lelaki berkacamata berlari menyinggahi halte bus. Ia mengusap tubuhnya dengan kedua tangannya yang basah.

“Sial sekali aku hari ini. Eomma memintaku membeli siput, tapi aku kehujanan. Saat sampai ke rumah pasti eomma akan memukuli pantatku,” gerutu lelaki itu.

Mendengar seseorang menggerutu, Jessica mengangkat kepalanya. Ia melihat lelaki yang membelakanginya. Dari postur tubuhnya dari belakang, Jessica merasa tak asing. Tiba-tiba, hidung Jessica terasa gatal dan..

“HATCHI~!!,”

Lelaki itu berbalik. Ia melepas kacamatanya dan mengelapnya dengan kain bajunya lalu memakainya kembali. Kemudian ia mengerjapkan matanya. Sedangkan Jessica menatapnya aneh.

“Apa yang kau lakukan, Kyungsoo-ah?,” tanya Jessica.

Lelaki itu—Kyungsoo—tersentak, “Kau mengenalku?,” tanyanya.

“Astaga! Apa kau sedang amnesia?,” tanya Jessica, “Ini aku, Jessica!,” serunya.

“Noona? Jadi, benar kau Jessica noona?,” tanya Kyungsoo heboh.

Jessica menatapnya datar, “Jadi, kau tahu aku siapa?,” tanyanya.

Kyungsoo mengangguk, “Aku hanya memastikan, noona. Apakah penglihatanku benar atau salah,” jawabnya. Kyungsoo menatap mata Jessica yang memerah dan bengkak, “Noona sehabis menangis?,” tanyanya.

Jessica spontan mengusap kedua matanya, “T-Tidak kok. Hanya sakit mata,” jawabnya.

“Oh,” ucap Kyungsoo, “Lalu, apa yang noona lakukan disini?,” tanyanya.

Jessica berpikir sebentar. Ia mencoba mencari alasan yang masuk akal. Tapi, meskipun ia memberikan alasan yang tidak masuk akal, Kyungsoo pasti akan tetap mempercayainya. Kyungsoo kan sedikit gila, pikirnya.

“Berteduh,” jawab Jessica akhirnya.

Kyungsoo tersenyum sumringah, “Aku juga sama. Wah! Berarti kita berjodoh!,” serunya.

Jessica menganga mendengarnya. Berjodoh dengan Kyungsoo? Ya Tuhan, apa tidak ada lelaki lain yang kau berikan untukku?, batinnya.

Kyungsoo duduk di samping Jessica. Jessica spontan menggeser tubuhnya sedikit. Karena perkataan Kyungsoo tadi, Jessica kembali merasa ilfeel kepada Kyungsoo. Tapi, ia kembali sadar bahwa ia telah memutuskan untuk berteman dengan Kyungsoo selagi Kyungsoo menyimpan rahasianya.

“Memangnya tadi noona dari mana?,” tanya Kyungsoo.

Jessica mendesis, “Kau itu bukan eomma-ku. Jangan banyak tanya,” balasnya kesal.

Kyungsoo mendadak cemberut, “Maaf kalau begitu,” ucapnya, “Aku kan hanya bertanya,” lanjutnya.

Jessica menjadi tidak enak. Ia pun memaksakan tersenyum lalu menepuk-nepuk punggung Kyungsoo.

“Hei! Harry Potter tidak sejelek saat kau cemberut. Cerialah kembali,” hibur Jessica. Sebenarnya ia ingin muntah saat menyebut nama ‘Harry Potter’. Ayolah! Harry Potter meskipun menggunakan kacamata tetap terlihat menawan. Sedangkan Kyungsoo?, pikirnya.

Mendengar Jessica berkata seperti itu, Kyungsoo kembali tersenyum. Spontan, ia memeluk Jessica erat.

“KYAAAA~!!,” teriak Jessica kaget. Jessica segera mendorong Kyungsoo hingga pelukannya terlepas, “Bukankah sudah ku katakan jangan memelukku lagi?,” omelnya.

“Maaf. Aku terbawa suasana,” jawab Kyungsoo, di ikuti kekehannya.

Jessica memutar bola matanya kesal. Alasan tipis, gerutunya dalam hati.

***

Baekhyun masuk ke dalam rumahnya yang besar. Ia melihat kedua orangtuanya berada di ruang tengah sedang menyaksikan TV. Baekhyun pun menghampiri kedua orangtuanya dan duduk di sofa yang lain.

“Kau sudah pulang, sayang,” seru Sohee.

“Iya, eomma,” jawab Baekhyun.

“Darimana, Baekhyun-ah?,” tanya Minseok.

“Hm—pergi bersama Taeyeon,” jawab Baekhyun.

“Taeyeon?,” seru Sohee, “Bukankah dia adalah temanmu dan Jessica saat kecil?,” tanyanya.

Baekhyun mengangguk, “Benar sekali. Ternyata eomma masih mengingatnya,” jawabnya.

“Tentu saja eomma ingat,” ucap Sohee.

“Oh, ya, kau masih berteman dengan Jessica?,” tanya Minseok, “Appa dengar dia tidak jadi kuliah di Oxford,” lanjutnya.

Baekhyun mengangguk, “Jessica adalah sahabat baikku, appa. Tentu saja kami masih berteman. Dia satu kampus denganku,” jawabnya.

“Kenapa kau tak ajak dia ke rumah?,” tanya Sohee.

“Dia selalu sibuk, eomma,” jawab Baekhyun, dengan nada kecewa.

“Sekarang Jessica tinggal dimana?,” tanya Minseok.

Baekhyun mengernyit bingung. Untuk apa appa menanyakan hal itu? Ya sudah jelas di kediaman Jung Yunho, batinnya. “Dia masih tinggal di rumahnya, appa,” jawabnya.

“Yang benar? Bukankah Jessica ikut bersama eomma-nya?,” tanya Minseok.

Baekhyun dan Sohee saling berpandangan. Kemudian, Sohee beralih ke suaminya, “Apa maksudmu, sayang?,” tanyanya.

“Sohee-ah, Yunho dan Yuri sudah bercerai,”

Baekhyun tersentak. Sama halnya dengan Ibunya—Sohee. “K-Kapan? Kenapa aku tidak tahu?,” tanya Sohee.

“Aku juga baru saja tahu. Kemarin, aku bertemu Yunho bersama anak tirinya,” jawab Minseok.

Baekhyun menunduk sambil berpikir keras. Jadi, selama ini Jessica berpura-pura sibuk hanya untuk menyembunyikan hal ini? Tapi, kenapa?, pikirnya.

***

Semua mahasiswa mengerumuni tempat tertempelnya mading kampus. Sepertinya ada berita menarik hari ini hingga semua mahasiswa rela bersesakan hanya demi membaca berita tersebut.

Jessica berjalan menelusuri koridor dengan perasaan tidak nyaman. Semua mata tertuju padanya. Jessica pun memeriksa apakah ada yang salah dengannya. Tapi, ia tak berhasil menemukan kesalahan tersebut.

“NOONA!!,” teriak Kyungsoo, seraya berlari menghampiri Jessica.

“Ada apa?,” tanya Jessica.

Kyungsoo mengatur napasnya, “A-Ada berita gawat!,” jawabnya.

“Gawat apanya?,” tanya Jessica kebingungan.

“Ikut denganku!,” ajak Kyungsoo, seraya menarik tangan Jessica dan membawanya berlari. Beberapa kali Jessica protes, tapi Kyungsoo tetap membawanya lari tanpa mendengarkan ocehannya.

Dan.. sampailah mereka di tempat berkumpulnya banyak mahasiswa. Kehadiran Jessica pun menjadi pusat perhatian. Jessica semakin merasa ada yang tidak beres.

Kyungsoo mendorong Jessica untuk menerobos para mahasiswa itu hingga mereka berada di barisan depan. Kini, Jessica dapat membaca berita hari ini dengan jelas.

Mata Jessica membulat sempurna saat membaca judulnya. ‘Jessica Jung, gadis blasteran yang angkuh ternyata tinggal di rumah kecil nan jelek’. Terdapat foto rumah Jessica yang tertempel di artikel tersebut. Jessica meremas tangannya. Bagaimana hal ini bisa ketahuan? Bukankah hanya Kyungsoo yang mengetahui ini? Jessica terdiam. Pasti lelaki berkacamata berhidung belang itu yang berada di balik ini semua, pikirnya yakin.

Jessica segera berbalik dan menonjok Kyungsoo hingga Kyungsoo terjatuh ke lantai. Semua mahasiswa menatap Jessica tajam dan takut.

Kyungsoo segera bangkit, “Kenapa noona menonjokku?,” tanyanya.

“Masih bertanya juga rupanya. Pasti kau yang berada di balik ini semua, bukan?,” tuduh Jessica.

“Demi Tuhan. Bukan aku pelakunya, noona,” jawab Kyungsoo.

“Lalu, siapa? Hanya kau yang tahu ini!,” ucap Jessica murka.

“Aku benar-benar tidak tahu, noona,” jawab Kyungsoo.

BUKK!!

Jessica kembali menonjok Kyungsoo hingga terjatuh kembali. Baru saja Jessica ingin menendang Kyungsoo, Baekhyun dan Chanyeol segera menahannya.

“Hentikan, Jessica-ya! Kau sudah tidak waras,” seru Baekhyun marah.

“B-Baekhyun-ah, aku—,”

“Aku sangat kecewa padamu, Jessica-ya,” ucap Baekhyun, lalu pergi dari sana.

“Baekhyun-ah!,” panggil Jessica, namun tak di hiraukan.

Taeyeon pergi menyusul Baekhyun. Sedangkan Tao dan Chanyeol membantu Kyungsoo berdiri.

“Kau jahat sekali, Jessica-ya. Menuduh orang tanpa bukti,” ucap Tao kecewa.

Tao dan Chanyeol pun segera membawa Kyungsoo ke ruang kesehatan. Para mahasiswa juga berbubaran dari tempat itu. Sedangkan Jessica hanya bisa menangis sambil meratapi penyesalannya.

Di sisi lain, tiga mahasiswa perempuan tertawa bahagia melihat kejadian tersebut. Mereka adalah Tiffany, Sunkyu, dan Hyoyeon.

“Well done, Hyoyeon-ah. Kau benar-benar seorang paparazzi yang hebat,” ucap Tiffany.

Hyoyeon tersenyum licik, “Tentu saja. Untungnya aku menemukan Jessica dan Kyungsoo berada di halte bus. Jadi, aku mengikuti mereka dan menemukan kediaman kecil milik perempuan malang itu,” jawabnya.

Sunkyu mengacungkan kedua jempolnya, “Kau hebat, Hyoyeon-ah! Hebat!,” serunya.

“Tapi—ini belum berakhir. Ku pikir, dengan kejadian ini, Baekhyun akan terbebas dari gadis-gadis yang tidak pantas untuknya seperti Jessica. Tapi, ternyata masih ada Taeyeon,” ucap Tiffany kesal.

“Tenang, Fany-ah. Berarti target kita selanjutnya adalah—,”

“KIM TAEYEON!!!,” seru mereka bertiga lalu tertawa licik bersama.

***

Kelas Jessica telah berakhir. Jessica duduk sendirian di ujung kelas bagian belakang. Sedangkan tempat Jessica sebelumnya di isi oleh Taeyeon. Baekhyun rupanya masih marah pada Jessica.

Semua mahasiswa di kelas tersebut keluar dari kelas dan menyisakan Jessica seorang. Jessica menelungkup wajahnya di atas lipatan tangannya di atas meja. Isakan tangis mulai terdengar dari mulut Jessica.

“Noona,”

Jessica mengangkat kepalanya. Ia mengerjap kaget saat melihat lelaki yang berada di dekatnya.

“K-Kyungsoo?,”

Kyungsoo menarik kursi untuk duduk. Tangannya mengusap air mata Jessica yang jatuh membasahi pipinya. Jessica hanya terdiam. Di dalam hatinya masih tersimpan seribu penyesalan kepada Kyungsoo.

“Aku adalah orang terjahat di dunia,” ucap Jessica.

“Tidak, noona. Kau tidak jahat. Wajar kau menuduhku karena kau hanya tahu bahwa aku yang mengetahui rahasiamu. Wajar kau memukulku karena kau tahu kau pasti sedang emosi saat itu,” ucap Kyungsoo.

Mendengar perkataan Kyungsoo, Jessica bangkit dari kursinya dan langsung memeluk Kyungsoo erat sambil menangis. Kyungsoo kaget sekali saat itu. Bukankah Jessica selalu marah jika Kyungsoo memeluknya? Tapi, kali ini Jessica sendiri yang memeluk Kyungsoo.

“N-Noona,”

“Aku beruntung memilikimu, Kyungsoo-ah,”

Kyungsoo terlena mendengarnya. Kata-kata terindah yang pernah ia dengar dari mulut seorang Jessica Jung. Terlihat jelas bahwa Kyungsoo sangat bahagia. Ia membalas pelukan Jessica sambil tersenyum lebar.

“Maafkan aku,” ucap Jessica.

“Aku selalu memaafkanmu, noona. Percayalah,” jawab Kyungsoo.

Jessica semakin mengeratkan pelukannya. Ia merasa Tuhan telah memberikannya kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya. Itu artinya, ia juga harus meminta maaf kepada sahabat karibnya—Byun Baekhyun.

***

Jessica pergi ke lapangan basket yang berada di bawah rumah pohon. Jessica bisa melihat disana Baekhyun sedang bermain basket sendirian. Setahunya, Baekhyun tidak pernah bermain sendirian. Baekhyun selalu mengajak Jessica. Oh, Jessica hampir lupa. Mana mungkin Baekhyun mengajaknya. Baekhyun sedang marah padanya.

“Baekhyun-ah,”

Baekhyun berbalik. Ia cukup kaget saat melihat Jessica. Baekhyun memeluk bola basketnya seraya menatap Jessica tajam.

“Untuk apa kau kemari?,” tanya Baekhyun sarkatis.

“A-Aku ingin meminta maaf,” ucap Jessica.

“Memangnya kau punya salah denganku?,” tanya Baekhyun.

Jessica menunduk, “Aku menyembunyikan rumah kecilku darimu dan berbohong bahwa aku masih tinggal bersama dad. Aku selalu menolak ajakanmu dan tidak mengijinkanmu datang ke rumahku. Dan yang terakhir, aku telah menuduh dan memukul Kyungsoo,” jawabnya.

“Wah! Banyak sekali kesalahanmu,” komentar Baekhyun.

“Tapi, aku punya alasan di balik ini semua, Baekhyun-ah,” ucap Jessica.

“Alasan yang kau buat setelah pulang sekolah, benar?,” tebak Baekhyun.

Jessica menggeleng cepat, “Alasan sesungguhnya!,” jawabnya, “Biarkan aku menjelaskan semuanya, Baekhyun-ah,” pintanya.

Baekhyun terdiam. Well, apa salahnya membiarkan Jessica menjelaskan. Lagipula, Baekhyun memang sangat ingin mengetahui alasan tersebut.

“Orangtuaku bercerai, Baekhyun-ah. Aku memilih ikut bersama mom karena aku merasa nyaman bersamanya. Kami tinggal di rumah yang kecil dan pekerjaan mom menjadi seorang tukang jahit,” Jessica mulai mengeluarkan air mata, “A-Aku takut kau tidak akan mau berteman denganku lagi, Baekhyun-ah. Aku yakin kau pasti malu memiliki teman sepertiku yang sekarang menjadi miskin. Dan soal Kyungsoo, aku menuduhnya karena aku tahu hanya dia yang mengetahui dimana rumahku. Itu alasannya mengapa kami dekat akhir-akhir ini,” Jessica mulai terisak, “Tapi, aku sudah meminta maaf kepada Kyungsoo dan Kyungsoo memaafkanku. Dan sekarang—,” Jessica menarik napas sejenak, “Aku harap kau mau memaafkanku meskipun kau tak mau lagi berteman denganku,” ucapnya.

Baekhyun menatap Jessica iba. Ia tak pernah memikirkan soal kekayaan di dalam persahabatan. Ia hanya menginginkan persahabatan yang tulus. Itu saja. Dan jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia tak pernah ingin berhenti berteman dengan Jessica. Meskipun Baekhyun marah pada Jessica.

“Kau mau kan memaafkanku?,” tanya Jessica penuh harap.

Baekhyun pun menarik Jessica ke dalam pelukannya. Di peluknya erat sahabatnya itu. Jessica pun kembali menangis.

“Aku memaafkanmu dan kita akan tetap berteman seperti biasa, Jessica-ya. Aku tak mempermasalahkan keadaanmu sekarang,” Baekhyun melepaskan pelukannya dan menatap Jessica dalam, “Yang aku ingin adalah mulai saat ini jangan pernah menyembunyikan apapun lagi dariku,” ucapnya.

Jessica mengangguk. Dan mereka kembali berpelukan.

Di balik pohon, ada tiga orang yang sedang mengintip kejadian tersebut. Mereka adalah Taeyeon, Chanyeol, dan Tao.

“Kasihan sekali Jessica,” gumam Tao.

“Aku terharu menonton mereka,” ucap Chanyeol mellow.

Sedangkan Taeyeon tersenyum tipis. Ia senang Jessica dan Baekhyun kembali berbaikan. Tapi, ia merasa posisinya semakin terancam. Bagaimana jika mereka kembali dekat dan setiap hari akan membuat dirinya cemburu?

    TBC

Pendekan, ya? Saya lagi kekurangan ide nih buat bikinnya. Di tambah suasana hati gak pas. Soalnya masih banyak tugas juga sih. Dan bentar lagi, aku mau liburan ke luar kota. Jadi, aku bakal hiatus sementara sampai setelah lebaran. Jadi, tunggu aja kelanjutan semua FF ku setelah lebaran.

Review, please~!

I Choose To Love You (Chapter 3)


Gambar

Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • EXO-K’s DO as Do Kyungsoo

Support Cast :

  • EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol
  • EXO-M’s Tao as Huang Zi Tao
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

    Poster by © bubbletea

>>> 

Jessica sedang duduk di halte bus dekat rumahnya. Ia melirik arlojinya. Waktu telah menunjukkan pukul 07:55 am. Oke, lima menit lagi kau akan terlambat, Jessica Jung, batinnya.

Tiba-tiba, terdengar suara ‘kring kring’ di telinganya. Ia mengangkat kepalanya, dan..

Gotcha~!

Jessica mendapati seorang pria berkacamata bulat yang berhenti di depan Jessica dengan sepeda yang di tungganginya.

“Kyungsoo-ya?,” pekik Jessica.

“Butuh tumpangan, noona?,” tawar Kyungsoo dengan senyuman khasnya.

Jessica terdiam sejenak. Sebenarnya ia membutuhkan tumpangan Kyungsoo. Terlebih lagi tidak ada bus yang lewat dan sebentar lagi kelas dosen Ahn di mulai. Tapi, jika Jessica menerima tawaran Kyungsoo, apa kata teman-temannya nanti?

“Ngg—a-aku—”

“Ayolah, noona~” bujuk Kyungsoo dengan gaya manisnya. Sebenarnya Jessica ingin muntah melihatnya.

Daripada aku terlambat, pikirnya. “Baiklah, aku ikut denganmu!,” putus Jessica akhirnya.

Kyungsoo memasang wajah bahagianya. Jessica beranjak dari duduknya lalu beralih duduk di jok belakang sepeda milik Kyungsoo. Kaget bukan main, Kyungsoo terperangah saat Jessica memeluk perutnya.

“Cepat jalankan sepedamu. Nanti kita bisa terlambat!,” perintah Jessica.

Wajah Kyungsoo bersemu merah, “B-Baiklah, noona,” jawabnya, lalu mulai mengayuh sepedanya.

***

Chanyeol berlari menuju kelasnya. Ia menabrak banyak mahasiswa wanita saat ia melintasi koridor kelas seni. Para mahasiswa wanita yang di tabrak oleh Chanyeol tidak merasa kesal sama sekali, melainkan bahagia karena bisa bersentuhan secara tidak sengaja dengan salah satu idola kampus di Universitas Inha itu.

“BAEKHYUN-AH!!,” teriak Chanyeol seraya menghampiri Baekhyun yang sedang mengobrol dengan Taeyeon dan juga Tao.

“Ada apa, Chanyeol-ah?,” tanya Baekhyun.

“J-Jessica!,” ucap Chanyeol terhenti.

“Ada apa dengan wanita perkasa itu?,” tanya Tao penasaran.

“D-Dia—”

“Cepat katakan, Chanyeol-ah! Jangan membuatku panik,” seru Baekhyun tak sabar.

Taeyeon menekuk wajahnya saat melihat kepanikan Baekhyun pada Jessica. Cemburu? Tentu saja.

“Dia berangkat ke kampus bersama pria yang mengaku sebagai Harry Potter itu,” jawab Chanyeol.

“APA??!!,” teriak Baekhyun dan Tao syok.

“Setahuku, Jessica sangat tidak menyukai pria itu,” ucap Baekhyun.

“Aku juga tidak mengerti. Terlebih lagi mereka menaiki sepeda,” ucap Chanyeol.

“Mencurigakan,” gumam Tao, “Apa mungkin Jessica dengan mudahnya mau menunggangi sepeda? Jessica adalah anak konglomerat kaya raya,” tambahnya.

“Mungkin Sica sudah berubah,” sahut Taeyeon.

Tiba-tiba, orang yang mereka bicarakan muncul dari balik pintu kelas. Jessica masuk dengan santainya dan seperti biasa—dengan langkahnya yang seperti preman, tentunya. Ia melewati Baekhyun dan yang lainnya dengan cuek dan dingin. Keempat temannya pun di buat bingung karenanya.

“Hei, Jessica-ya!,” panggil Baekhyun, dengan nada yang sinis.

Jessica berbalik dengan wajah datarnya, “Apa?,” jawabnya.

Baekhyun mendesis, “Ada apa denganmu, eoh? Mengapa kau tak menyapa kami? Mengapa kau mengabaikan kami?,” tanyanya.

“Apakah penting jika aku menyapa orang-orang yang tak menganggap keberadaan ku?,” tanya Jessica.

Baekhyun kehilangan kata-kata saat itu juga. Chanyeol, Tao, maupun Taeyeon juga tak dapat bersuara.

“Tak ada jawaban?,” tanya Jessica, “Baiklah. Aku kembali ke kursiku,” ucapnya lalu duduk di kursinya.

Baekhyun mengontrol jantungnya yang berdetak tak beraturan. Kalimat yang Jessica ungkapkan tadi berhasil menusuk hatinya. Entah mengapa, Baekhyun menjadi merasa bersalah dengan sahabatnya sendiri.

***

Jessica memainkan bola basketnya di lapangan dekat danau—tempat dimana ia dan Baekhyun sering berduaan. Ia tak memantulkan bola basket tersebut maupun memasukkannya ke dalam ring basket, melainkan ia hanya memutar-mutar bola basket tersebut di atas tanah. Seperti orang yang kurang kerjaan saja.

“Kau punya banyak waktu luang, ya?,”

Jessica menoleh ke sumber suara, “Baekhyun-ah?,” gumamnya.

Baekhyun tersenyum sambil berjalan menghampiri Jessica dan duduk di sebelahnya.

“Bola basket di gunakan untuk di pantulkan dan di masukkan ke dalam ring basket. Bukan di putar-putar seperti itu,” ucap Baekhyun.

Jessica mengerucutkan bibirnya, “Kau pikir menyenangkan bermain basket sendirian?,” tanyanya.

Baekhyun merangkul bahu Jessica, “Maafkan aku,” ucapnya.

Jessica menatap Baekhyun, begitu juga sebaliknya. “Bukannya aku tak menganggapmu, hanya saja aku ingin menemani Taeyeon, Sica-ah. Taeyeon baru tiba dua hari yang lalu di Seoul. Sungguh jahat jika aku tak menemaninya,” ucap Baekhyun.

“Aku mengerti. Tapi—”

Baekhyun mengacak-acak rambut Jessica, “Bagaimana jika kita bermain basket sekarang?,” usulnya.

Jessica mengangguk pelan, “Baiklah,” jawabnya.

Baekhyun dan Jessica pun mulai bermain basket. Mereka bermain dengan tawa yang menyertai mereka. Sampai akhirnya, Jessica lah yang memenangkan permainan tersebut.

“Sampai sekarang pun, kau masih kalah denganku,” ledek Jessica.

Baekhyun merengut, “Suatu hari nanti, aku pasti bisa mengalahkanmu,” serunya.

Jessica tersenyum sembari memantulkan bola basket ke tanah. Tiba-tiba, ponsel milik Baekhyun berdering. Ia pun meraih ponselnya dan mengangkat teleponnya.

“Ada apa, peri cantik?,” tanya Baekhyun.

Jessica mendengus. Di dalam hati, ia sibuk mengutuki Taeyeon yang lagi-lagi mengacaukan acaranya dengan Baekhyun.

“Baiklah. Aku akan kesana sekarang. Sampai jumpa,”

Baekhyun mematikan ponselnya dan memasukkannya kembali ke dalam saku celananya. Ia menatap Jessica yang tengah membelakanginya sambil memutar bola basket yang ia letakkan di atas telunjuk jarinya.

Bola basket yang berputar di atas telunjuk Jessica jatuh ke tanah saat ia merasakan sepasang tangan melingkar di perutnya dan dagu yang menyentuh bahu kanannya. Jessica juga bisa merasakan hembusan napas hangat menyapu lehernya.

“B-Baekhyun-ah—”

“Taeyeon memintaku untuk menghadiri pesta minum teh bersama Ayahnya. Apa kau mau ikut?,” ajak Baekhyun.

Jessica ingin ikut. Dengan keberadaan dirinya disana, ia akan mengetahui apa saja yang di lakukan Baekhyun dan Taeyeon disana. Tapi, apakah dirinya sanggup melihat kemesraan yang pastinya akan di ciptakan oleh dua insan itu? Ya, Jessica sudah mendapatkan jawabannya.

Jessica melepaskan diri dari pelukan Baekhyun. Ia berbalik dan menatap Baekhyun dengan senyuman khasnya. Ya, senyuman yang paling Baekhyun sukai. Senyuman yang sudah tak di saksikan oleh Baekhyun selama satu hari.

“Aku tidak bisa, Baekhyun-ah. Dad akan menghadiri pertemuan dengan rekannya dan beliau memintaku untuk ikut serta,” bohong Jessica.

Baekhyun mengangguk mengerti. Ia tahu Jessica sangat sibuk, like always.

“Baiklah, aku mengerti,” ucap Baekhyun, “Kalau begitu, aku pergi dulu, ya,” pamitnya.

Jessica mengangguk. Mereka saling melambaikan tangan dan Baekhyun pun menghilang dari pandangan Jessica. Jessica menghela napas berat.

“Semoga pesta minum teh nya berjalan lancar, Baekhyun-ah,” gumam Jessica.

***

Tiffany dan Ayah tirinya sedang berkunjung di sebuah perusahaan keluarga Byun. Byun Minseok cukup kaget saat melihat Jung Yunho berkunjung dengan seorang wanita muda yang asing di matanya.

“S-Siapa dia, Yunho-ya?,” tanya Minseok.

Yunho merangkul Tiffany, “Perkenalkan, dia adalah anak tiriku, lebih tepatnya calon anak tiriku,”

Oh, pantas saja masih muda, pikir Minseok. “Kau dan Yuri—bercerai?,” bisik Minseok.

Yunho mengangguk.

“Bagaimana dengan Jessica?,” tanya Minseok.

“Dia ikut dengan Yuri,” jawab Yunho.

Jessica? Siapa dia? Nama yang tidak asing di telingaku, batin Tiffany.

***

“Apa kau sudah lupa, Fany-ah?,” tanya Hyoyeon, “Jessica adalah sahabat Baekhyun. Wanita tomboy itu, Fany-ah,” lanjutnya.

Tiffany menutup mulutnya dengan telapak tangannya, “Bloody hell!,” pekiknya, “Jadi—saudara tiriku adalah wanita perkasa itu?,” serunya tak percaya.

“Aku masih tak menyangka,” ucap Sunkyu syok.

“Kau pikir aku tidak? Aku juga sama, Sunkyu-ah. Ini benar-benar di luar dugaan,” ucap Tiffany lebih syok.

“Tapi, aku penasaran,” ucap Hyoyeon.

Tiffany dan Sunkyu menatap Hyoyeon bingung.

“Dimana sekarang Jessica tinggal, ya?,” tanya Hyoyeon.

Senyum Tiffany mengembang, “Kita bisa mencari tahu dimana tempat tinggal Jessica. Dan aku yakin ini pasti akan menarik!,” serunya.

Sunkyu mengangguk cepat, “Kita bisa menyebarkan ke seluruh kampus jika kita berhasil mendapatkan tempat tinggal rahasia yang Jessica tinggali saat ini,” ucapnya.

Hyoyeon, Tiffany, dan Sunkyu pun saling melakukan high-five. Mereka juga bersorak ala mereka.

***

Kyungsoo sedang menunggu Jessica di depan kelas Jessica. Dan kelas Jessica pun berakhir. Jessica keluar bersama teman-temannya—Baekhyun, Taeyeon, Tao, dan Chanyeol.

“Noona~!,” panggil Kyungsoo.

Jessica tersenyum, “Hei, Kyungsoo-ah!,” serunya sambil menghampiri Kyungsoo.

Baekhyun, Taeyeon, Tao, dan Chanyeol menatap pemandangan itu tidak percaya. Siapa yang percaya jika melihat perdamaian antara Jessica dan Kyungsoo. Setahu mereka, Jessica sangat ilfeel terhadap pria yang mengaku sebagai Harry Potter itu.

“Mau pulang bersama?,” tawar Kyungsoo, “Akan ku ajak noona ke kedai es krim terbaik di Seoul,” lanjutnya.

Mata Jessica berbinar, “Aku mau!,” jawabnya.

Kyungsoo meraih lengan Jessica, “Ayo, kita pergi!,” ajaknya.

Jessica mengangguk. Mereka pergi tanpa berpamitan. Hal itu membuat keempat sahabat dari Jessica hanya bisa melongo.

“Bahkan dia melupakan kita,” ucap Tao.

“Benar-benar kejadian yang langka,” ucap Chanyeol.

Namun, senyuman terukir di bibir Taeyeon. Jika Jessica bersama Kyungsoo, maka semakin banyaklah peluang yang ia miliki untuk bersama Baekhyun.

***

Kyungsoo dan Jessica singgah di sebuah kedai es krim di kawasan Gangnam. Mereka pun memilih tempat dan segera memesan es krim.

“Es krim strawberry satu, dan es krim vanilla satu,” ucap Jessica.

Si pelayan mengangguk mengerti dan segera menjauh. Sementara itu, Jessica tampak menikmati cuaca yang sedikit mendung itu. Semilir angin menghembus di tubuhnya.

“Kau tampak menyukai tempat ini, noona,” ucap Kyungsoo.

Jessica mengangguk, “Cuacanya sangat cocok untuk menu hari ini,” jawabnya.

Kyungsoo tersenyum mendengarnya. Ia senang jika Jessica senang. Terlebih lagi ia berhasil menjadi teman baik Jessica. Ternyata perjuangan yang selama ini ia lakukan tak sia-sia.

Melihat rambut Jessica berkibar karena di tiup angin, membuat jantung Kyungsoo berdesir lembut. Kyungsoo meremas-remas celananya. Ia sangat mengagumi kecantikan dari wanita di hadapannya itu.

“Kyungsoo-ah!,” panggil Jessica seraya mengibaskan tangannya di depan wajah Kyungsoo.

“Ah~!,” Kyungsoo tersentak, “A-Ada apa, noona?,” tanyanya.

Jessica tersenyum, “Es krim milikmu sudah tiba,” jawabnya.

Kyungsoo melihat sebuah benda di atas meja. Yang benar saja, bahkan ia tak menyadari es krim vanilla nya sudah tiba di atas meja. Kyungsoo mengusap tengkuknya karena malu.

Kyungsoo menyuap sesendok es krim ke mulutnya. Namun, ia menghentikan aksinya saat Jessica tertawa melihatnya.

“Ada apa, noona?,” tanya Kyungsoo bingung.

Jessica meraih tisu dan mengelap bibir Kyungsoo yang berlepotan es krim. Kyungsoo terpaku karenanya.

“Kau ini! Makan es krim saja sudah seperti anak kecil,” ucap Jessica.

Wajah Kyungsoo memanas. Semburat merah menyebar di pipinya. Melihat itu, tawa Jessica semakin pecah.

“Wajahmu seperti badut, Kyungsoo-ah!,” seru Jessica sambil tertawa lepas.

Kyungsoo mengerucutkan bibirnya, “Noona~!,” rengeknya.

***

Taeyeon sedang duduk di atas rerumputan sambil memandangi langit biru. Sedangkan Baekhyun merebahkan kepalanya di pangkuan Taeyeon. Begitu mesra, bukan?

“Taeyeon-ah, apa kau memikirkan apa yang terjadi dengan Jessica?,” tanya Baekhyun.

Taeyeon menggeleng, “Ada apa dengannya?,” tanyanya.

“Dia sedikit aneh. Sangat aneh sebenarnya. Aku tahu dia tak menyukai Kyungsoo. Tapi, mengapa sekarang dia dan Kyungsoo—”

“Baekhyun-ah, semua manusia bisa berubah, dan Jessica pasti bisa berubah. Sampai kapanpun manusia membenci sesamanya, suatu saat nanti pertemanan pasti akan hadir di antara mereka. Dan itu semua sudah terjadi pada Jessica dan Kyungsoo,” ucap Taeyeon.

Baekhyun tersenyum. Tangan kanannya mengelus pipi Taeyeon hingga wajah Taeyeon bersemu merah.

“Aku adalah pria terberuntung di dunia ini, Taeyeon-ah,” ucap Baekhyun.

“Mengapa begitu?,” tanya Taeyeon sedikit bingung.

Baekhyun tersenyum lagi, “Karena—aku memiliki peri cantik yang saat ini aku bersandar padanya,” jawabnya.

Taeyeon tak bisa menyembunyikan senyumannya. Wajahnya juga memanas. Dan yang cukup membuatnya kaget adalah saat Baekhyun bangun dan menyentuh bibir Taeyeon dengan bibirnya.

Tanpa mereka sadari, seorang wanita yang memperhatikan mereka berlari menjauhi tempat tersebut dengan isak tangisnya. Ya, wanita itu adalah Jessica.

To Be Contiuned