Because of Love


Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
EXO-M Luhan
SNSD Jessica

Support Cast :
Xi Lian (OC)
T-Ara Soyeon
T-Ara Hyomin
EXO-M Kris
etc

Genre : AU, Angst, Romance, Family

Length : Oneshoot

>>>

    RIP
    Park Hyo Min
    May 30, 1989
    July 24, 2012

Luhan menatap nanar peti berkaca yang telah di masukkan ke dalam tanah. Di dalam peti tersebut terdapat seorang wanita cantik yang mengenakan gaun pengantin.

“Hiks- Mama, jangan tinggalkan Lian- Hiks-” tangis seorang anak berumur 5 tahun, Xi Lian.

Luhan tak kuasa menahan tangisnya. Di rengkuhnya sang buah hati ke dalam pelukannya. Beberapa kali Luhan mengecup kening Lian.

“Luhan..”

Luhan menoleh ke sumber suara,
“Jiejie?”

“Biarkan Lian bersamaku. Saatnya kau dan yang lain berdoa untuk istrimu.” ucap Soyeon, kakak ipar Luhan.

“Hao.” Luhan melepaskan anaknya dari pelukannya dan membiarkan Lian bersama Soyeon.

“Lian, ayo kita ke taman.” ajak Soyeon.

“Hao.” jawab Lian lalu pergi bersama Soyeon yang menuntunnya.

Luhan pun membacakan doa bersama keluarganya untuk kepergian istrinya.

>>>

“Kami turut berduka cita, Luhan.”

“Xie xie..” jawab Luhan pada keluarga yang melayat istrinya.

“Luhan…” panggil seorang pria paruh baya.

“Papa?”

“Bisakah kita bicara sebentar?” tanya sang ayah.

“Tentu.” jawab Luhan.

“Papa tunggu di mobil.” ucap ayah Luhan lalu segera pergi.

Luhan memegangi kepalanya. Ia merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Mungkin karena aku belum sarapan, batinnya.

BRUKK!!

Tiba-tiba saja Luhan menabrak seorang wanita. Karena tertabrak, refleks Luhan menangkap wanita itu ke dalam pelukannya. Hingga secara tak sengaja mata mereka bertemu.

“Hyomin..”

Wanita itu tersenyum lalu melepaskan diri dari pelukan Luhan.

“Hello, Luhan. Can you speak Korean? Sorry, but I can’t speak Chines.” ucap wanita itu.

Mata Luhan membulat sempurna. Jika wanita itu Hyomin, tidak mungkin ia tidak bisa berbahasa Mandarin. Meskipun pada awalnya Hyomin warga negara Korea, tetapi setelah menikah, Luhan banyak mengajarkan bahasa Mandarin hingga Hyomin fasih menggunakan bahasa tersebut.

Dan satu lagi yang membuat Luhan tak yakin jika wanita itu adalah Hyomin, Yang ia ketahui, Hyomin payah dalam berbahasa Inggris. Hyomin haya tahu kosakata seperti Hello, Hi, I, You, Yes, No, Love, dan Bye.

“Are you okay?” tanya wanita itu seraya mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Luhan.

“Ah!” Luhan tersadar kembali, “I’m okay. And.. I can speak Korean!” jawab Luhan sembari tersenyum.

Wanita itu membalas senyuman Luhan. Bahkan senyuman Luhan kalah manis dengan senyuman wanita itu. Benar-benar mirip Hyomin, batin Luhan.

“Annyeonghaseo. Choneun, Jessica imnida. Bangapsheumnida.” ucap wanita itu memperkenalkan diri.

“Jessica?”

“Nde. Kau kenal aku?”

Luhan ingat. Luhan ingay saat Hyomin pernah bercerita tentang Jessica, sepupu Hyomin yang kuliah di U.S. dan Hyomin pernah mengatakan bahwa ia dan Jessica sangat mirip.

“Kau sepupunya Hyomin?” tanya Luhan.

“Majayo.” jawab Jessica membenarkan.

“Bangapsheumnida, Jessica~shi.” ucap Luhan.

“Aniya. Jangan panggil aku seformal itu. Panggil aku Sica.” seru Jessica.

“Arasseo, Sica~ya.” jawab Luhan.

Menarik, itulah kesan pertama Luhan pada Jessica.

>>>

“Ayi, Lian ingin bertemu Papa.” pinta Lian.

“Tapi Papa mu sedang-”

“Mama..” gumam Lian.

Soyeon mengikuti arah pandang Lian. Ia tersenyum saat mendapati adik sepupunya berjalan menghampirinya.

“Mama..” panggil Lian, wajahnya memperlihatkan rasa tidak percaya.

“I’m not your Mama.” jawab wanita itu seraya mengelus pipi Lian lembut.

“Who are you?” tanya Lian.

“Lian, dia adalah Ayi-mu. Dia saudara sepupu Mama-mu.” jawab Soyeon.

Lian mengangguk mengerti.

“Mirip sekali..” gumam Lian pelan.

“Sica~ah, long time no see.” seru Soyeon seraya memeluk adik sepupunya itu.

Jessica melepaskan pelukannya,
“Nde, onnie.” jawabnya, “Aku turut berduka cita. Aku tidak menyangka Hyomin pergi begitu cepat.” tambahnya.

“Aku juga tidak menyangka.” ucap Soyeon.

“Onnie, listen me. Aku sudah lulus kuliah!” seru Jessica.

“Jinjchayo? Whaa~ Chukaterimnida!”

Lian menatap kedua bibinya itu dengan bingung,
“Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Apakah itu bahasa Alien?”

“No, It’s not!”

Lian menoleh ke sumber suara.

“PAPA!!!!”

Luhan segera menggendong Lian,
“Itu bahasa Korea. Kau juga harus banyak belajar bahasa tersebut.” ucapnya.

“Why? Apakah bahasa Mandarin dan Inggris tidak cukup?” tanya Lian.

“Tentu saja cukup. Tetapi, kau harus tetap mempelajarinya. Sebab, bahasa Korea adalah bahasa Mama-mu juga sebelum kami menikah.” jawab Luhan.

“Hao. Hao!” ucap Lian mengerti.

“Onnie, apa yang mereka bicarakan?” bisik Jessica pada Soyeon.

“Ssshh! Kau diam saja.” ucap Soyeon, yang sukses membuat Jessica menggembungkan pipinya.

“Jiejie, bisa kau bawa Lian pulang? Aku masih ada urusan.” pinta Luhan.

“Lian mau pulang dengan Papa!” protes Lian.

“Papa harus pergi ke suatu tempat, Lian. Tolong mengerti Papa.” ucap Luhan.

“Hao.” jawab Lian pasrah.

Soyeon menggendong Lian dan berpamitan pada Luhan.

“Sica~ah, kajja!” ajak Soyeon.

“Aku masih ingin disini. Aku belum sempat berpamitan dengan Hyomin.” ucap Jessica.

“Geureyo. Nanti ku kirim supir untuk menjemputmu!” ucap Soyeon.

“Aniya. Aku bawa mobil sendiri.” tolak Jessica.

“Kalau begitu, ini alamat rumah kami.” ucap Soyeon seraya menyerahkan kartu alamat rumah pada Jessica.

“Aku menginap di Hotel saja, onnie.” ucap Jessica.

“Andwee! Kau harus menginap di rumah kami. Majayo, Luhan?”

“Nde.” jawab Luhan menyetujui kakak iparnya.

“Arasseo.” Jessica mengambil kartu alamat rumah dari tangan Soyeon.

“Annyeong!” pamit Soyeon.

“Annyeong~” balas Jessica dan Luhan bersamaan.

Soyeon pun pergi bersama Lian. Yang tersisa di pemakaman hanya Jessica dan Luhan.

“Permisi!” ucap Jessica lalu meninggalkan Luhan.

Jessica berjalan ke makam Hyomin. Ia berjongkok dan meraba foto Hyomin yang ada di dalam figura.

“Mengapa kau pergi begitu cepat?” tanya Jessica.

Tes!

Air mata Jessica jatuh membasahi pipinya. Sebegitu berartikah Hyomin bagi Jessica?

“Hyomin~ah, kau ingat tidak saat kita bermain bersama? Belanja ke mall bersama? Bermain game zone bersama? Makan es krim bersama?” tanya Jessica.

“Kau tau apa keinginan terbesarku? Keinginan terbesarku adalah kau mengucapkan kara selamat untukku di hari kelulusan ku.” ucap Jessica.

“Aku berjuang dan terus belajar agar aku bisa segera lulus dan bisa pulang lalu bertemu denganmu. Tapi.. kau pergi!”

“Mianhe soal pernikahanmu dengan Luhan. Aku saat itu tidak bisa datang karena harus ujian. Aku menyesal tidak datang karena percuma saja. Saat itu aku tidak lulus.”

Tanpa Jessica sadari, Luhan mendengar semua perkataannya. Sekarang Luhan berada tepat di belakang Jessica, ia sedang berdiri tepat di belakang Jessica yang sedang berjongkok.

“Hyomin~ah, Hiks- jika aku tau kejadiannya akan seperti ini- hiks- lebih baik aku tidak ikut- hiks- tidak ikut ujian dan memilih untuk menemuimu. Jeongmal mianheyo- hiks-” ucap Jessica yang tangisnya semakin menjadi-jadi.

Luhan yang merasa tidak tega pun memilih untuk berjongkok di samping Jessica. Jessica segera menoleh saat sadar Luhan sudah ada di sampingnya.

Luhan menarik kepala Jessica lalu menyandarkan ke bahu Luhan. Jessica tidak menolak. Luhan membiarkan Jessica membasahi jas barunya.

“Uljima, noona.”

Jessica mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Luhan,
“Noona?”

“Aku tahu kalian seumuran. Hyomin lebih tua satu tahun dariku. Kau juga!” ucap Luhan.

Jessica tersenyum lalu mengusap air matanya,
“Gomawo..”

“For?”

“Sudah membahagiakan Hyomin.”

“Oh. Itu sudah menjadi tugas ku.”

Jessica mengalihkan pandangannya ke arah foto Hyomin,
“Hyomin~ah, kau beruntung memiliki dia. Sedangkan aku..” Jessica tertawa pelan, “Belum juga menikah, aku sudah di tinggalkan pria itu.”

Luhan merasa tertarik dengan perkataan Jessica.

“Dia meninggalkanmu karena apa?” tanya Luhan.

“Karena ada wanita lain yang jauh lebih baik daripada aku.” Jessica menghela nafas sejenak, “Kris.. dia pergi meninggalkan ku dan memilih bersama wanita lain.”

“Mianhe..” ucap Luhan merasa tidak enak.

“Gwenchana..” Jessica tersenyum, “Aku pikir semua pria itu sama busuknya. Ternyata tidak!”

Luhan memandang Jessica, seolah meminta alasannya.

Jessica membalas pandangan Luhan,
“Hari ini aku sudah menemukan bukti bahwa tidak semua pria itu busuk. Buktinya adalah dirimu.”

Luhan merasa terpukau dengan pernyataan Jessica. Bukan karena di puji, melainkan melihat Jessica mengatakan dengan setulus hati.

“Gomawo..”

>>>

Sudah 1 minggu Jessica tinggal di rumah Luhan di Beijing. Jessica juga mulai mengerti bahasa Mandarin berkat Lian. Jessica juga mengajarkan bahasa Korea pada Lian. Sekarang mereka sangat dekat. Mereka sering jalan-jalan bersama.

Luhan sedang memperhatikan Jessica dan Lian yang sedang bermain pistol air di halaman rumahnya. Luhan berada di balkon atas.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

Luhan menoleh, “Jiejie?”

“Sedang melihat apa?” tanya Soyeon.

“Lihat saja sendiri.” jawab Luhan.

Soyeon tersenyum saat melihat apa yang Luhan lihat sedari tadi.

“Mereka sangat akrab ya?” kata Soyeon.

“Iya.”

“Aku rasa Lian menyukai Sica.” ucap Soyeon.

“Aku juga berpikir begitu.” jawab Luhan.

Soyeon tertawa jahil,
“Apakah ada lowongan untuk istri baru?” godanya.

“JIEJIE!!!!” teriak Luhan lalu mengejar Soyeon yang sudah berlari dari tadi.

>>>

Soyeon tersenyum melihat Jessica yang semakin akrab dengan Lian. Soyeon duduk di samping Luhan yang sedang asyik membaca koran.

“Ada berita menarik hari ini?” tanya Soyeon.

“…” Luhan tak menjawab. Soyeon mengikuti arah pandang Luhan. Ternyata bukan ke arah koran, melainkan ke arah Jessica yang sibuk mencari Lian yang bersembunyi.

“Hmm!!!”

Luhan tersentak saat mendengar dehaman Soyeon.

“Jiejie, sejak kapan disini?” tanya Luhan.

“Sejak kau lahir.” jawab Soyeon dengan nada ketus.

“Jiejie~ sorry!” ucap Luhan dengan gaya cute-nya.

“OK, I forgive you..” jawab Soyeon menyerah.

Luhan tersenyum penuh kemenangan. Tak lama kemudian, Lian datang dan duduk di pangkuan Luhan.

“Hey! Bukankah seharusnya kau bersembunyi?” tanya Luhan pada Lian.

“Don’t worry, Papa. Mama- eh maksud ku Sica Ayi tidak akan menemukan ku disini.” jawab Lian.

Soyeon tersenyum saat mendengar Lian memanggil Jessica dengan sebutan ‘Mama’.

“Lian, apa kamu ingin Sica Ayi menjadi Mama-mu?” tanya Soyeon.

“Jiejie!” seru Luhan terkejut. Ia tak menyangka Soyeon mempertanyakan hal itu pada Lian.

Lian mengangguk,
“Sica Ayi sangat baik, cantik, dan hangat seperti Mama.” jawabnya.

Luhan tertegun mendengar jawaban Lian. Jadi Lian menginginkan Jessica menjadi Mama-nya?, pikir Luhan.

>>>

“Onnie, aku ikut ke Seoul ya?” pinta Jessica.

“Kau ini. Jangan! Kau harus menjaga Lian, dan Luhan!” ucap Soyeon.

Luhan tersenyum.

“Soyeon Ayi, jangan lupa datang mengunjungi Lian.” ucap Lian seraya memeluk Soyeon erat.

“Yes, I promise!” jawab Soyeon lalu mengecup pipi Lian singkat.

“Aku pergi dulu. Bye~” pamit Soyeon.

“Bye, onnie~” balas Jessica.

“Take care, Jiejie!” ucap Luhan.

>>>

Sudah 2 minggu semenjak Soyeon pergi. Suasana menjadi canggung di rumah Luhan. Terkadang Jessica yang malu-malu terhadap Luhan, begitu pula sebaliknya.

Ting! Tong!

Jessica keluar dari kamar Lian lalu berlari menuju pintu utama dan membukanya.

“Nihao, Luhan..” sapa Jessica.

“Nihao..” balas Luhan.

Luhan pun masuk di iringi Jessica. Luhan baru saja pulang dari kerja lemburnya di kantor.

“Lian sudah tidur?” tanya Luhan.

“Nde.” jawab Jessica.

Jessica melihat Luhan yang sedang kesulitan melepas dasinya. Akhirnya Jessica berjalan menghampirinya dan berdiri di depannya.

“A-ada apa, noona?” tanya Luhan gugup.

Jessica tersenyum. Ia meraih dasi Luhan dan membantu melepaskannya. Luhan menatap Jessica tak percaya. Ia kembali teringat pada Hyomin yang selalu melepaskan dasinya saat pulang bekerja.

“Jangan menatapku seperti itu, Luhan~ya. Nanti kau jatuh cinta padaku.” ucap Jessica yang masih fokus pada dasi Luhan.

Luhan terkekeh pelan,
“Memangnya tidak boleh ya jika seorang duda jatuh cinta pada perawan?” tanyanya.

“Tentu saja boleh. Selama yang kau rasakan adalah cinta, bukan karena terobsesi pada masa lalumu.”

Luhan terdiam. Ia memikirkan perkataan Jessica. Benar, selama ini ia memang terobsesi pada Hyomin. Setiap melihat Jessica, ia teringat Hyomin.

“Sudah selesai!” ucap Jessica lalu segera berlalu dari hadapan Luhan.

Luhan masih membantu di tempat. Ia berpikir bahwa ia memang salah. Jika ia memang mencintai Jessica, perasaan itu haruslah karena cinta, bukan karena Hyomin.

>>>

Ting! Tong!

Luhan segera membuka pintu. Di dapatinya seorang pria bertubuh lebih tinggi darinya. Rambutnya pirang, wajahnya kebarat-baratan.

“Who are you?” tanya Luhan.

“I am Kris.”

DEG!

Luhan sempat kaget karena mengetahui pria itu adalah Kris. Luhan ingat, Jessica pernah bercerita tentang Kris.

“Siapa yang datang, Lu- Kris?”

“Hi, Jess!” sapa Kris pada Jessica yang baru muncul.

“What are you doing here?” tanya Jessica.

“I want to meet you.” jawab Kris.

“Whats wrong?”

“Please come back to me, Jess. I am hurts because you leave me.” pinta Kris.

“What? You leave me, not me!” protes Jessica.

“Sorry. I am so sorry. I won’t make you hurt again. I promise!”

Luhan tak sanggup melihat semua ini. Ia masuk ke dalam rumah.

Mengapa Kris datang di saat Luhan jatuh cinta yang sesungguhnya pada Jessica? Luhan yakin, Jessica pasti akan memilih Kris di bandingkan duda seperti dia.

“Luhan..” panggil Jessica.

“Ah! Jessica? Ada apa?” tanya Luhan.

“Kau menangis?”

Luhan mengusap air matanya,
“Hanya kelilipan.” jawabnya berbohong.

Jessica berdiri di hadapan Luhan,
“Sebegitunya kah kau mencintaiku?” tanyanya.

“D-darimana kau-”

“Aku tahu. Saat aku menangis di malam hari, kau datang dan memelukku. Kau menidurkan ku dan mengecup bibirku. Lalu kau tidur di sampingku sambil memelukku. Kau pikir aku tidak menyadarinya?” tanya Jessica.

Mata Luhan membulat sempurna,
“J-jadi saat itu kau belum tidur?” tanyanya.

Jessica mengangguk.

“Dan tadi malam, apa kau sadar saat kau pulang dalam keadaan mabuk berat, apa yang kau lakukan?” tanya Jessica.

“A-aku..”

“Kau sudah meniduriku, Luhan. Kau sudah menghilangkan keperawanan ku. Apakah kau sadar tadi pagi kau tak berpakaian saat bangun? Apa kau sadar, hah?!” kata Jessica lalu menangis.

Luhan segera memeluk Jessica erat,
“Aku sadar. Mianhe, jeongmal mianhe. Seandainya kau tidak kembali pada Kris, aku akan menikahimu.” ucapnya.

“Mana mungkin aku kembali padanya, babo! Aku sudah rela memberikan semuanya padamu. Jadi mana mungkin aku kembali padanya.” jawab Jessica sambil memukul dada Luhan.

“Jadi, kau juga mencintaiku?” tanya Luhan.

“Nde.” jawab Jessica.

Luhan tersenyum bahagia. Ia kembali memeluk Jessica erat. Beberapa kali di kecupnya kening Jessica dengan sayang.

“Tapi apa kau mau menikah dengan duda?” tanya Luhan.

“Jika cinta, mana mungkin memandang dari status.” jawab Jessica.

“Papa..”

Luhan melepaskan Jessica dari pelukannya. Ia menyambut kedatangan Lian yang baru pulang dari sekolahnya.

“Mengapa kalian berpelukan tadi?” tanya Lian.

“Lian, Papa punya kejutan untuk Lian.” ucap Luhan.

“Whats that?” tanya Lian penasaran.

“Sica Ayi akan menjadi Mama untuk Lian.”

Jessica terdiam. Ia berpikir mana mungkin Lian mau menerimanya. Ia tahu bahwa Lian sangat menyanyangi Hyomin, Mama-nya.

“Aku bahagia!” seru Lian.

Jessica membulatkan matanya. Aku pasti bermimpi, batinnya.

Lian meraih tangan Luhan dan menyatukannya ke tangan Jessica.

“Berjanjilah akan hidup bersama selamanya. Aku tidak ingin kehilangan siapa-siapa lagi.” ucap Lian.

Luhan tersenyum sembari membelai halus rambut Lian,
“Pasti. Papa akan menjaga Sica.” jawabnya.

Jessica tersenyum bahagia. Di peluknya kedua orang yang ia sayangi.

    ~The End~

Selesai juga! Seharusnya main cast-nya ini Krissica. Yah, tapi berhubung aku lagi mood sama Hansica, ya udah deh aku bikin. hehe XD

Oh ya, Cuma sekedar info, Kris & Jessica sekarang adalah my Daddy and Mommy. Dan Luhan adalah my Brother. Soalnya kata Faranisa Nadya dan Devi Kunying, Luhan itu anaknya Krissica. Jadi aku jadiin saudara ku deh. Daripada pacar? Ntar Kai mau dikemanain? *abaikan –”

Diminta kritik/komentarnya yah. Soalnya aku juga belum terlalu pinter bikin ff. Yah, semoga ini bisa memuaskan hati readers.

Next, ff Krissica “Little Misunderstanding” !!

Secret Admirer Chapter 1


Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main cast :
SNSD Jessica
Super Junior Kyuhyun
2PM Nickhun

Support cast :
SNSD Tiffany
SNSD Taeyeon
T-ARA Eunjung
T-ARA Jiyeon
T-ARA Hyomin
other..

Genre : AU, Romance, Angst, Friendship, Series

Length : Series

Credit poster by Shinstarkey

DON’T BE SIDER! Let’s chek this out~

Jessica POV

Look at this stuff, Isn’t the neat
Wouldn’t you think my collection’s complete
Wouldn’t you think I’m the girl
The girl who has everything

Look at this trove, Treasures untold
How many wonders can one cavern hold
Looking around here you think
Sure, she’s got everything

I’ve got gadgets and gizmos a-plenty
I’ve got whozits and wharzits galore
You want thingamabobs, I’ve got twenty
But who cares.. No big deal.. I want more..

Flippin’ you fins, you don’t get to far
Legs are required for jumping, dancing
Strolling along down a- what’s that word again
Street..

Up where they walk, up where they run
Up where they stay all day in the sun
Wanderin’ free, wish I could be
Part of that world…

PROK! PROK! PROK!

“Sica, kemampuan menyanyimu semakin meningkat!” seru Tiffany.

“Gomawo!” ucapku senang.

“Tidak sia-sia kau terpilih sebagai pemeran utama dalam drama musical nanti!” ucap Taeyeon.

“Aku akan berusaha agar tidak mengecewakan pelatih. Akan ku pastikan mereka tidak menyesal telah memilihku!” ucapku.

“BAGUS!!!” teriak Tiffany dan Taeyeon serempak.

“Siapa yang lapar?” ucap seseorang yang baru muncul dari balik pintu. Ternyata Kyuhyun, sahabatku. Tangannya penuh dengan snack yang banyak.

“KYU! KAU DATANG DI SAAT YANG TEPAT!” teriak Taeyeon yang langsung menyerbu snack-snack tersebut.

“Taeng, jangan di ambil semuanya!” protes Tiffany.

Kyuhyun mengambil 3 snack dan menyerahkannya padaku. Tetapi aku hanya mengambil satu saja snack pemberiannya.

“Cukup satu saja, Kyu! Gomawo~” ucapku.

“Cheonmayo!” jawabnya sambil tersenyum manis.

“Hmmm!”

“Sica, aku haus!” ucap Taeyeon.

“Ambil saja minuman di dapur!” ucapku.

“Ambilkan!” rengeknya seperti anak kecil.

“Kau tahu saja aku tak tega pada seseorang yang merengek seperti anak kecil. Akan ku ambilkan!” ucapku pasrah lalu pergi.

Aku berjalan menuju dapur. Aku membuka kulkas dan mengeluarkan satu botol sirup. Tak lupa ku bawa beberapa gelas dan sedikit cemilan. Setelah semuanya sudah siap, aku segera naik ke atas dan masuk ke kamar.

“Kau harus mengungkapkannya, Kyu!” ucap Tiffany. Apa yang mereka bicarakan? Mimik wajah mereka terlihat serius sekali.

“Mengungkapkan apa?” tanyaku memotong pembicaraan mereka.

“Eh? Sica? Engg.. Kyuhyun ingin bicara padamu.” Ucap Tiffany lalu pergi bersama Taeyeon.

“Kalian mau kemana?” tanyaku.

“Ke.. ke toilet! Ne, ke toilet!” jawab Taeyeon.

“Ke toilet kok berdua?” gumamku.

Aku berbalik dan sekarang posisiku berhadapan dengan Kyuhyun. Wajahnya tampak tegang. Tangannya gemetaran. Sebenarnya ada apa dengannya?

“Apa yang ingin kau bicarakan padaku, Kyu?” tanyaku.

“Err.. sebenarnya.. sebenarnya aku..”

“Ne?”

“Aku..”

“Waeyo?” tanyaku.

“Aku membelikanmu novel Harry potter seri terbaru.” Jawabnya seraya menyerahkan novel tersebut padaku.

“Kyaakkk! Aku sudah lama menantikannya!” ucapku senang lalu mengambil novel tersebut.

“Tadi aku ke took buku dan menemukan novel ini. Aku tahu kau sangat menantikan perilisan novelnya. Dan hari ini adalah hari perilisannya. Makanya aku belikan!” ucapnya.

Aku langsung memeluknya,
“Jeongmal gomawo, Kyu!” ucapku senang.

“Hmm.. ne!” jawabnya.

End Jessica POV

Kyuhyun POV

“Hmmmm!!” tiba-tiba dua makhluk aneh muncul dari balik pintu. Sica pun melepaskan pelukannya. Dasar pengganggu!

“Jangan pacaran disini.” goda Tiffany.

“Siapa yang pacaran?” tanyaku.

“Hmm.. Kyuhyun sudah mulai salah tingkah tuh!” goda Taeyeon. Sial!

“Jangan menggodanya begitu. Kami tidak pacaran kok. Aku dan Kyuhyun akan menjadi sahabat untuk selamanya. Maja, Kyu?” ucap Sica.

“Huh? Ma-maja..” jawabku pasrah.

“Sepertinya aku harus pulang, Jessi! Mommy pasti sudah mencariku.” ucap Tiffany.

“Aku juga, Sica! Sepertinya aku harus pulang sekarang.” ucap Taeyeon.

“Mwo? Bagaimana dengan minumannya?” tanya Sica.

“Kau habiskan saja bersama Kyuhyun.” jawab Taeyeon.

“MWO? Tapi..”

“Tidak apa-apa. Lagipula sirupnya belum ku tuangkan di gelas. Kalian boleh pulang!” ucap Sica lembut.

“Ok, bye Jessi..” seru Tiffany.

“Annyeong Sica..” seru Taeyeon.

“Annyeong~” balas Sica.

“Sica, aku bantu bereskan ya?” ucapku.

“Tidak usah repot-repot, Kyu!” tolaknya.

“Anni~ aku ikhlas membantumu.” ucapku.

“Baiklah jika kau mau!” ucapnya lalu tersenyum sangat manis.

End Kyuhyun POV

Next day

Nickhun POV

“Kau menyebalkan sekali!” bentakku pada kekasihku, Eunjung.

“Kau yang menyebalkan. Sudah selesai latihan basket tapi malah mengobrol dengan teman-temanmu. Seharusnya kau langsung menemuiku dan makan siang berdua.” balasnya.

“Kami sedang membicarakan soal strategi untuk pertandingan nanti!” ucapku.

“Tapi kau sudah janji setelah latihan basket, kita langsung makan siang berdua!” ucapnya.

“Kau kekanak-kanakan sekali. Kalau begini caranya, aku bisa di berhentikan menjadi kapten basket!” ucapku kesal.

“Masa bodoh!”

“MWO??!!” ucapku shock.

“Aku tak peduli..” ucapnya angkuh.

“KAU! Kau adalah wanita yang tidak tau di untung. Mulai hari ini kita putus!” teriakku marah lalu pergi meninggalkannya.

“What? Putus? No way, Khun. Kita tidak akan pernah putus!” teriaknya namun tak ku hiraukan.

Aku berjalan menghampiri tim ku. Disana sudah ada pelatih yang berkacak pinggang dan menatapku intens.

“Jangan pikirkan soal pacaran, Nickhun-ssi! Pikirkan pertandingan.” ucap beliau.

“Ne~ lagipula aku dan Eunjung sudah putus!” ucapku.

“Mwo? Jinjcha? Kenapa bisa?” tanya teman-teman satu tim ku.

“Mianhamnida, Nickhun-ssi. Tetapi saya tidak pernah menyuruhmu putus.” ucap pelatih.

“Ini atas kehendakku sendiri, pelatih!” jawabku.

“Baiklah. Semua terserah padamu. Yang penting kau tetap harus fokus kepertandingan.” ucap beliau sambil menepuk-nepuk bahuku.

“Semuanya kembali ke kelas. Latihan kita akhiri. Sekian dan kamsahamnida! Annyeonghaseo~” ucap pelatih.

“Annyeonghaseo~” balas kami.

#*#*#*#*#

Aku berjalan menuju kantin. Namun tiba-tiba aku tertabrak seorang wanita.

“Jessica?”

“Ah~ Nickhun? Jeongmal mianheyo!” ucapnya sambil membungkuk beberapa kali.

“Tidak usah berlebihan seperti itu!” ucapku sambil tertawa.

“Berlebihan ya?” tanyanya polos, membuatnya semakin terlihat aegyo.

“Oh ya Jessica, ku dengar kau terpilih sebagai pemeran utama dalam drama musical?” tanyaku.

“Ne~ aku terpilih!” jawabnya.

“Chukaeyo Jessica! Aku senang kau yang terpilih, bukan Eunjung.” ucapku.

“Mwo? Kenapa kau tidak suka Eunjung yang terpilih?” tanyanya.

“Tidak apa-apa. Kalau dia yang menjadi pemeran utamanya, aku tidak akan menonton!” jawabku.

“Mianhe~ tapi apakah kalian sudah-“

“Ne~ kami sudah putus!” potongku cepat.

“Mianheyo~” ucapnya.

“Gwenchana~” jawabku.

“Kau mau kemana?” tanyanya.

“Ke kantin. Mau ikut?” tawarku.

“Kebetulan aku lapar.” ucapnya tersenyum malu.

“Kajja!” seruku.

End Nickhun POV

Author POV

@Canteen

Nickhun dan Jessica makan siang berdua. Semua murid menatap mereka. Bukankah Nickhun berpacaran dengan Eunjung? Mengapa dia makan siang bersama Jessica? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari murid-murid itu.

“Eunjung, lihat itu!” seru Jiyeon sambil menunjuk kea rah Nickhun dan Jessica.

“MWO? Mereka makan siang bersama? Keterlaluan!” ucap Eunjung kesal.

“Bukankah kalian sudah putus?” tanya Hyomin.

“Enak saja. Kami belum putus!” ucap Eunjung kesal.

Eunjung pun memutuskan pergi dari kantin, di susul 2 sahabatnya, Jiyeon dan Hyomin.

“Nickhun, aku merasa tidak enak!” ucap Jessica risih.

“Waeyo?” tanya Nickhun.

“Semua murid menatap kita. Aku hanya takut mereka berpikir yang bukan-bukan tentang kita!” jawab Jessica.

“Tidak apa-apa kalau mereka berpikiran seperti itu!” ucap Nickhun santai.

“Mwo?” Jessica tampak shock.

“Kau tidak usah urusi mereka. Urusi saja makananmu. Sebentar lagi bel berbunyi!” seru Nickhun.

“Ah! Ne ne ne~” jawab Jessica lalu melahap makanannya.

#*#*#*#*#

Sepulang sekolah..

Jessica, Tiffany, dan Taeyeon berjalan menuju parkiran. Tiba-tiba Nickhun datang menghampiri mereka.

“Jessica, kau mau pulang bersamaku?” tawarnya.

“Mwo? Err…” Jessica menatap kedua temannya yang menganggukkan kepala mereka, seolah-olah mengijinkan Jessica pulang bersama Nickhun.

“Taeyeon dan Tiffany juga boleh ikut!” ucap Nickhun.

“Sorry, Nick! Tapi kami bawa mobil sendiri.” jawab Tiffany.

“Ottokhe, Jessica?” tanya Nickhun.

“Lain kali saja ya, Nickhun. Sepulang sekolah aku harus latihan vocal bersama mereka!” jawab Jessica.

“Ohh~ aku tau kau sangat sibuk untuk persiapan drama musikal nanti!” ucap Nickhun.

“Begitulah..” jawab Jessica.

“Ok! Kalau begitu aku duluan. Annyeong~” ucap Nickhun lalu pergi menghampiri tempat dimana mobil mewahnya di parkirkan.

“Sayang sekali, kenapa kau tolak?” tanya Taeyeon.

“Aku tidak enak! Dia kan baru putus dengan Eunjung!” jawab Jessica.

End Author POV

Kyuhyun POV

Sekarang aku sedang bersama ketiga sahabatku, Jessica, Taeyeon, dan Tiffany. Mereka sedang latihan vocal untuk drama musikal mereka sedangkan aku mengiringi dengan permainan gitarku.

I dream high

I dream, when it’s hard
I close my eyes
While I imagine that moment
I get up

I shake at the end of fear
Afraid of falling
Like a baby bird who can’t fly up

Can do it
Will my dream come true
One by one my walking goes
When I get afraid

I dream high, I dream
When I’m tired I close my eyes
I keep imagining that dream
While I get up

I can fly high, I believe that
I can go up in that sky
Open my wings and fly high
Freely then anyone else..

“YEY!!!!!!” teriak kami berempat sambil bertepuk tangan.

“Suara kalian luar biasa! Daebbak!” ucapku.

“Gomawo!” ucap mereka serempak.

“Sica, sekarang ceritakan kenapa kau bisa dekat dengan Nickhun?” tanya Taeyeon.

Nickhun? Sica dekat dengan Nickhun? Kok aku tidak tahu?

“Semua itu berawal dari ketidaksengajaan kami saat bertabrakan. Lalu kami berbicara satu sama lain dan begitulah..” jawab Sica.

“Kau pasti sangat senang kan? Akhirnya bisa dekat dengan pria yang kau sukai?” goda Tiffany.

“Tentu saja aku senang! Senang sekali! Rasanya seperti bermimpi!” jawab Sica tampak kegirangan.

Sica sangat senang rupanya bisa dekat dengan Nickhun. Bagus! Sekarang hilanglah harapanku untuk mendapatkan Sica.

“Kyu, kenapa diam?” ucap Taeyeon menyadarkanku.

“Anniyo!” jawabku.

“Kyu, aku ingin bicara denganmu!” ucap Tiffany tampak serius.

“Bicara saja!” jawabku.

“Sica, ayo kita ambil makanan dan minuman!” ajak Taeyeon pada Sica.

“Ok!” jawab Sica. Mereka berdua pun pergi dari kamar, meninggalkan ku bersama Tiffany.

“Mwoeyo?” tanyaku pada Tiffany.

“Aku tahu kau cemburu!” ucapnya.

“Mwo? Kenapa harus cemburu?” tanyaku.

“Tentu saja kau cemburu. Kau kan suka pada Jessi.” jawabnya.

“Anni~ biasa saja!” ucapku berbohong.

“Liar!” cibirnya.

“Jinjcha!” jawabku.

“Come on, Kyu! Jangan menyakiti perasaanmu. Aku hanya meminta satu hal padamu. Jangan menyerah! Mereka belum pacaran dan kau masih bisa mendapatkan Jessi.” ucapnya.

“Err..”

“Stok makanannya habis! Ada yang mau menemaniku berbelanja?” tanya Sica yang tiba-tiba muncul.

“Taeng eoddiseo?” tanya Tiffany.

“Pacarmu sedang membuang emas! Ku rasa kau mengerti maksudku.” jawab Sica.

“Euww~” gumamku jijik.

“Kyuhyun akan menemanimu ke supermarket. Maja Kyu?” ucap Tiffany dengan eye-smile yang membuatku ingin muntah itu.

“Ne~ maja!” jawabku pasrah.

“Come on, Kyu!” seru Sica seraya menarik tangan ku.

#*#*#*#*#

@Supermarket

“Kyu, menurutmu apakah aku harus membeli pasta atau nuggets?” tanya Sica.

“Dua-duanya enak. Beli saja dua-duanya.” usulku.

“Ok! Aku ambil dua-duanya.” ucap Sica seraya mengambil sebungkus pasta dan nuggets lalu memasukkannya ke keranjang dorong yang ku pegang.

“Sekarang kita cari minuman!” ucapnya.

“Asyik! Minum Soju!” seruku.

“Siapa bilang aku akan membeli Soju?” tanyanya.

“Kalau begitu, aku saja yang membelinya.” jawabku.

“Andwee! Kau tidak boleh minum Soju!” protesnya.

“Baiklah..” ucapku mengalah.

“Jessica! Kyuhyun!” tiba tiba ada suara yang memanggil kami. Ternyata yang memanggil kami adalah Nickhun. Aish~ kenapa dia ada disini?

“Annyeong Nickhun!” sapa Sica.

“Kalian sedang berbelanja apa?” tanyanya.

“Kami berbelanja makanan dan minuman.” jawab Sica.

“Kalian berdua pacaran ya?” tanya Nickhun.

“Anni~ kami hanya bersahabat!” bantah Sica yang langsung membuatku cemberut.

“Pasti kalian sangat akrab!” ucapnya.

“Geurom!” jawabku.

“Jessica, besok malam akan ada acara di apartement ku!” ucap Nickhun.

“Acara apa?” tanya Sica.

“Perayaan untuk tim kami. Ternyata tim kami masuk ke babak final!” jawabnya.

“Chukaeyo!” seru Sica.

“Jangan lupa datang ya? Kau juga, Kyuhyun!” ucapnya.

“Aku tidak tahu! Aku tidak dapat memberi kepastian!” jawabku dingin.

“Kau pasti sibuk belajar untuk cerdas cermat kan? By the way, chukae karena sudah masuk ke babak final juga. Kau memang sangat pintar!” ucapnya.

“Biasa saja!” jawabku membuang muka.

“Kyu! Kau tidak boleh bersikap seperti itu!” ucap Sica.

“Fyuhh~~ Gomasheumnida!” ucapku pada Nickhun dengan malas.

“Ne~ cheonmayo!” jawabnya.

End Kyuhyun POV

Next day

Jessica POV

Hari ini ada ulangan matematika. Mana aku belum belajar. Aku segera pergi menuju lokerku untuk mengambil buku rumus matematika.

Saat aku membuka lokerku, tiba-tiba jatuh sepucuk surat dengan amplop berwarna pink. Aku segera membukanya.

Dear Jessica,

Aku adalah pria pengecut, bodoh, dan payah.
Aku tak punya banyak keberanian untuk mengungkapkannya padamu.
Kau adalah wanita special, kau berbeda dengan yang lain.
Aku sudah berpacaran dengan wanita lain, tetapi mereka sama sekali tidak menyenangkan.
Mereka tidak bisa membuatku merasakan cinta.
Tapi saat bertemu denganmu.. kau berbeda.
Kau mampu membuatku jatuh cinta.
Mungkin sekarang aku belum bisa mengutarakan identitasku.
Kalau kau ingin mengetahui siapa aku, datanglah ke perpustakaan pada jam istirahat pertama.
Saranghamnida uri Jung Jessica!

Your secret admirer

“KYAKKKKK!!!! AKU PUNYA PENGGEMAR RAHASIA!!!!” teriakku senang.

“Tapi siapa ya?” gumamku.

TENG! TENG!

Bel sudah berbunyi. Aku harus segera masuk ke kelas.

#*#*#*#*#

“Kajja! Kita harus pergi ke perpustakaan!” seruku seraya menyeret Tiffany dan Taeyeon.

“Aish! Pelan-pelan..” ucap Tiffany.

@Library

Aku, Tiffany, dan Taeyeon masuk ke dalam perpustakaan dan mencari siapa penggemar rahasiaku.

“Tidak ada pria disini, Sica!” ucap Taeyeon.

“Ayo kita berkeliling!” seruku.

“SICA! TIFFANY! TAEYEON!” teriak Kyuhyun sambil melambai-lambaikan tangannya.

“Jangan berisik, anak muda! Jangan mengganggu murid-murid yang sedang membaca!” omel pengawas perpustakaan.

“Poor Kyuvil!” ucap Tiffany.

“Kita tanyakan saja pada Kyuhyun. Apakah dia melihat penggemar rahasiaku!” usulku.

“Baiklah..” ucap mereka setuju.

Kami pun berjalan menghampiri Kyuhyun.

“Kyu, kau melihat pria misterius?” tanyaku.

“MWO? What do you mean?” tanyanya tampak bingung.

“Kau salah menggunakan kata-kata, Jess!” ucap Tiffany.

“Kau melihat penggemar rahasia Sica?” tanya Taeyeon.

“Annyeong Jessica!” tiba-tiba terdengar suara yang menyebut namaku. Refleks aku dan Taeyeon Tiffany berbalik.

“NICKHUN???!!!”

OMO! Diakah penggemar rahasiaku?

TBC!

Annyeong~

Dhyna datang membawa ff yang dhyna janjikan. Ini ff Kyusica! Mian ya kalo gaje, soalnya tanpa feel bikinnya. Saia juga lagi fokus sama sekolah. Hehe~

RCL yha ^^

Buat Kyusica shipper, semoga ff ini tidak mengecewakan untuk kalian! Kalau mau lanjut, koment yang banyak yha.. Jangan jadi Silent reader, ok?!