Title : Love Rival
Author : Xiao Li/ @dhynakim10
Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s LuHan as Xiao Luhan
o SNSD’s Seohyun as Seo Joohyun
o SNSD’s YoonA as Im Yoona
Support Cast :
o EXO’s Kris as Kris Wu
o EXO’s Sehun as Oh Sehun
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Yuri as Kwon Yuri
o SNSD’s Sooyoung as Choi Sooyoung
o etc
Genre : School-life, Friendship, Romance
Length : Oneshot
A/N : Fic ini merupakan ‘Request FF’ dari Jessie. Hopefully you like this story! It’s for you and my lovely readers. Enjoy^^
-
***
Suatu hari, di sebuah sekolah seni terpopuler di Korea Selatan—School of Performing Art—, ada tiga murid perempuan yang sangat populer bahkan tidak hanya di sekolah itu saja, tetapi mereka juga terkenal di seluruh sekolah di Korea Selatan. Mereka bertiga adalah puteri dari tiga konglomerat besar di Korea Selatan. Kecantikan mereka juga membuat semua orang berdecak kagum dan para murid lelaki tiada henti mengejar mereka. Mereka bertiga adalah Jessica Jung, Im Yoona, dan Seo Joohyun.
“I-Itu Jessica, Yoona, dan Joohyun telah tiba!,” seru seorang murid lelaki.
Para murid lelaki yang tadinya berada di dalam sekolah pun segera berlari ke halaman sekolah untuk menyambut tiga murid pujaan mereka itu.
Seperti biasa, Jessica berjalan paling depan dengan kecantikan mematikannya. Meskipun Jessica hanya sibuk memainkan tabletnya dan mengenakan earphone di sepasang telinganya tanpa memandang para penggemarnya itu, Jessica sudah berhasil membuat jantung para penggemarnya berdebar-debar. Dibelakangnya, Yoona dan Joohyun berjalan mengekorinya. Seperti biasa, Yoona dengan kecantikannya yang menyegarkan memasang senyuman ramahnya kepada para murid lelaki itu, sedangkan Joohyun berjalan disamping Yoona dengan menunduk malu. Meski begitu, Joohyun tetap dipuja oleh para penggemarnya. Meskipun di antara mereka bertiga, Joohyun lah yang paling sedikit memiliki penggemar.
Jessica, Yoona, dan Joohyun berjalan menuju kelas mereka di ikuti para penggemar mereka. Hal itu membuat para murid perempuan sangat iri dan kesal.
“Ah, lihat. Tiga tuan puteri telah tiba,” ucap Yuri—salah satu dari murid perempuan yang membenci Jessica, Yoona, dan Joohyun—kesal.
Sooyoung—sahabat Yuri—menghela napas kasar, “Mengapa hanya mereka memiliki kecantikan dan kekayaan yang begitu besar? Dunia ini sungguh tidak adil,” ucapnya tak kalah kesal dan iri.
“JESSICA-YA~!!!!,” teriak seorang murid lelaki bertubuh tinggi yang baru saja keluar dari ruang kelasnya seraya menghampiri Jessica bersama kedua sahabatnya itu.
“My Channie!,” pekik Sooyoung kesal.
“Ya! Jangan menghalangi jalanku, Park Chanyeol!,” bentak Jessica seraya memasukkan tablet dan earphone miliknya ke dalam tas.
“Aku kan hanya ingin menyambut kedatangan tuan puteri ku yang cantik ini,” ucap Chanyeol.
Jessica memutar bola matanya, “Jika kau masih menghalangi jalanku, akan ku pastikan ini adalah pertemuan terakhir kita,”
Chanyeol tersentak kaget, “Apa? T-Tidak! Oke, aku akan pergi. Sampai jumpa, sayang!, ucapnya lalu segera pergi dari hadapan Jessica.
“Sayang, sayang. Seenak jidatnya saja memanggilku dengan panggilan seperti itu,” gerutu Jessica kesal, lalu kembali berjalan.
Yoona hanya terkekeh pelan lalu mengikuti Jessica bersama Joohyun.
>>>
Jessica dan Yoona duduk berdua, sedangkan di belakang mereka adalah tempat Joohyun. Joohyun duduk hanya sendiri saja karena Joohyun merupakan tipe gadis pendiam dan pemalu. Meski begitu, Joohyun merupakan murid terpintar di sekolahnya. Jessica dan Yoona selalu bergantung padanya jika mereka harus bertemu dengan pelajaran yang sulit.
Tepat di sebelah kanan tempat Jessica dan Yoona, ada dua murid lelaki terpopuler di sekolah seni tersebut. Mereka adalah Kris Wu dan Oh Sehun. Sebenarnya, Park Chanyeol juga murid lelaki terpopuler di sekolah tersebut dan dia adalah sahabat dari Kris Wu dan Oh Sehun. Hanya saja Chanyeol dan Kris sering bertengkar karena mereka sama-sama menyukai Jessica, sedangkan Sehun sangat menyukai Yoona. Oh ya, Park Chanyeol juga berada di kelas yang berbeda dengan mereka.
Sedari tadi dan seperti biasa, Kris dan Sehun sedang memandangi pujaan hati mereka—Jessica dan Yoona. Mungkin jika murid perempuan lain yang dipandang seperti itu akan bahagia. Tapi, tidak dengan Jessica dan Yoona. Terutama Yoona yang sangat dan selalu merasa risih jika dipandangi oleh Sehun.
“Sica-ah, aku sangat merasa tidak nyaman dengan posisiku sekarang. Bisa bertukar tempat?,” bisik Yoona.
Jessica meletakkan buku yang ia baca ke meja dengan sedikit keras, lalu menatap sahabatnya itu. “Ini sudah kesekian-kalinya kau berkata seperti itu, Yoona-ah. Kau tidak perlu mempedulikannya. Anggap saja dia itu adalah sebuah bongkahan es yang baru saja di buang ke jurang terdalam di seluruh dunia,” balasnya, lalu kembali membaca bukunya.
Yoona mendesis kesal, “Imajinasimu terlalu buruk, Jessica Jung,” cibirnya.
“S-Su-Sudahlah, Yoona-ssi, Jessica-ssi. Kalian jangan b-bertengkar,” ucap Joohyun yang berada di belakang mereka.
“Aku dan Jessica tidak sedang bertengkar, Seo Joohyun. Apa kau tak mengerti?,” tanya Yoona lembut seperti biasa. Yoona memang tidak pernah bersikap tidak ramah kepada semua orang kecuali kepada Jessica.
Joohyun menunduk, “M-Maafkan aku, Yoona-ssi,” ucapnya.
Yoona tersenyum manis, “Kau ini selalu saja meminta maaf. Padahal kau tidak salah apa-apa. Dan juga, kau selalu memanggilku dan Jessica dengan formal. Kita ini kan sahabat? Tidak perlu seformal itu,” ucapnya.
“M-Maaf. A-Aku merasa nyaman seperti itu,” ucap Joohyun.
Yoona menghela napas kecil, “Baiklah. Jika itu membuatmu nyaman, Joohyun-ah,” ucapnya.
Joohyun tersenyum lega. Yoona memang selalu mengerti akan dirinya. Tidak seperti Jessica yang selalu tidak peduli dengan keadaan. Meski begitu, Joohyun tetap sangat menyayangi Jessica. Karena keluarga Jessica lah yang membantu bisnis keluarganya tetap memuncak. Dan Jessica sendiri yang meminta kepada orangtuanya untuk membantu bisnis keluarga Joohyun.
“Oh! Yoona-ku sangat baik hati. Seperti malaikat!,” seru Sehun.
“Kau ini sepertinya telah tertular oleh Chanyeol, ya? Sikapmu sangat menjijikan sekali,” komentar Kris.
“Aku tidak akan bersikap seperti ini di depan Yoona. Aku tahu, aku harus tetap menjaga image-ku. Lagi pula, kau yang selalu bersikap sok keren tetap tidak di lirik oleh Jessica,” ucap Sehun.
Kris langsung memukul kepala Sehun, “Kau ini bicara apa? Itu artinya, Jessica adalah tipe gadis terhormat. Ia tidak mudah tergoda dengan berbagai macam lelaki, meskipun dengan lelaki tampan seperti aku sekalipun,” ucapnya.
Sehun mengusap kepalanya, “Iya. Iya. Gadis pujaanmu memang luar biasa. Aku saja merasa pesimis jika disuruh untuk mendapatkannya,” ucapnya.
“Tentu saja kau pesimis. Kau kan tidak tampan seperti aku,” ucap Kris percaya diri.
Sehun hanya diam dengan raut wajah kesalnya. Di dalam hati, ia sedang sibuk mengutuki sahabatnya itu.
Tiba-tiba, seorang guru masuk di ekori seorang murid lelaki asing di kelas itu. Meskipun asing, tetapi semua murid perempuan langsung berteriak histeris melihat wajah murid lelaki itu. Termasuk Jessica dan Yoona sekalipun. Tapi, tidak dengan Joohyun. Well, she’s shy girl, isn’t? Tapi, di dalam hati, Joohyun sangat mengagumi lelaki itu.
“Dia tampan,” gumam Joohyun pelan.
“Manisnya!,” seru Yoona.
“A-Aku tidak pernah melihat lelaki sesempurna dia,” ucap Jessica grogi.
Melihat dua murid perempuan terpopuler itu juga terpikat, semua murid laki-laki maupun perempuan di kelas tersebut menghela napas berat. Bagi para lelaki, mereka merasa semakin jauh untuk menggapai idola mereka. Sedangkan bagi para perempuan, mereka merasa sangat tersaingi oleh dua murid cantik itu.
“Bisa tenang sebentar? Jika tidak, kalian tidak akan mengetahui identitas murid baru kita ini,” ucap guru itu.
Semua murid pun tenang dalam sekejap. Meskipun ada sedikit terdengar helaan napas berat dari para lelaki.
“Selamat pagi, semuanya. Nama saya Xiao Luhan. Kalian boleh memanggil saya Luhan. Saya adalah murid pindahan dari China. Saya harap, kita bisa berteman baik. Terima kasih,” ucap murid lelaki itu memperkenalkan diri.
“Nah, Luhan-ssi, kau boleh duduk di kursi yang kosong,”
“Baiklah,”
“Yoona-ah, cepat kau pindah tempat ke belakang. Kau duduk dengan Joohyun saja,” perintah Jessica.
“Enak saja. Kau saja yang pindah. Jadi, Luhan bisa duduk disampingku,” balas Yoona.
“Apa? Beraninya kamu!,”
“Memangnya aku takut padamu?,”
Kedua sahabat itu pun bertengkar. Kris dan Sehun mencoba melerai. Murid-murid lainnya mulai mengadakan taruhan dan berteriak mendukung salah satunya. Sedangkan guru yang berada di depan hanya bisa geleng-geleng kepala.
Luhan melewati sekumpulan murid-murid yang asik menonton pertengkaran antara Jessica dan Yoona lalu duduk disamping Joohyun. Joohyun terperangah saat Luhan sudah duduk disampingnya.
“K-Kau duduk di-disini?,” tanya Joohyun gugup.
“Iya. Boleh, kan?,” balas Luhan dengan senyuman terbaiknya.
Wajah cantik Joohyun memerah seperti kepiting rebus. Hal itu membuat Luhan mengacak-acak rambut Joohyun dengan gemas. Joohyun pun merasa semakin panas dan salah tingkah.
“Kau itu manis sekali. Aku jadi tertarik,” ucap Luhan.
“Eh?,”
Joohyun menundukkan kepalanya. Jantungnya berdetak sangat cepat. Ia harap, Luhan tidak mendengar suara jantungnya tersebut.
>>>
Waktu istirahat telah tiba. Semua orang melakukan aktivitas mereka masing-masing. Jessica dan Yoona memilih makan di kantin, sedangkan Joohyun memisahkan diri dengan pergi ke perpustakaan.
“Uh, ini semua karena kau, Yoona-ah. Luhan jadi harus duduk dengan Joohyun. Padahal, aku tahu sekali kalau Luhan itu sangat menginginkan duduk disampingku. Dari awal dia masuk kelas, dia selalu memperhatikanku. Aku tahu dia sangat mengagumi kecantikanku,” ucap Jessica.
Yoona memutar bola matanya, “Luhan itu tidak sedang memandangmu. Matamu saja yang rabun. Jelas sekali kalau Luhan itu memandangiku dan terpesona oleh kecantikan alamiku, bukan dengan kecantikan make-up mu itu,” balasnya.
“APA? KECANTIKANKU INI ALAMI, NONA BERTUBUH KURUS!,” teriak Jessica kesal.
“KECANTIKANKU LEBIH ALAMI, NONA BERTUBUH PENDEK!,” teriak Yoona tak kalah kesal.
“Sudah, sudah! Jangan bertengkar demi memperebutkanku, Sica-ya, Yoona-ssi!,” ucap Chanyeol.
“SIAPA YANG MEMPEREBUTKANMU???!!,” teriak Jessica dan Yoona kepada Chanyeol hingga lelaki bertubuh tinggi itu harus terpental(?) ke lantai.
“Dasar, si bodoh itu,” cibir Kris.
“A-Aku tidak akan bersikap sepertinya lagi,” ucap Sehun takut.
Yuri tertawa senang melihat kejadian itu, “Ini kejadian langka. Dua sahabat bertengkar. Aku merasa berada di surga,” ucapnya.
Tapi, tidak dengan Sooyoung. Gadis itu sedang menggigit baju seragamnya dengan raut wajah sedih, “My Channie! Kasihan sekali dia harus menjadi korban angin puting beliungnya Jessica-ssi dan Yoona-ssi,” ucapnya.
Yuri menatap sahabatnya itu aneh, “Imajinasimu terlalu buruk, Sooyoung-ah,”
>>>
Joohyun sedang membaca buku sejarah di perpustakaan. Tiba-tiba, ia merasa seseorang duduk disampingnya. Dengan takut, Joohyun menoleh perlahan.
“Lu-Luhan-hmmm!,” hampir saja Joohyun berteriak keras jika Luhan tidak membungkam mulut gadis cantik itu. Bukan apa-apa, hanya saja Luhan tidak ingin mereka berdua dimarahi oleh penjaga perpustakaan lalu di usir.
Dengan perlahan, Luhan melepaskan dekapan tangannya di mulut Joohyun. Joohyun kini sangat malu karena bibirnya baru saja disentuh oleh telapak tangan yang lembut milik Luhan.
“M-Maaf,” ucap Luhan.
“T-Tidak. A-Aku yang seharusnya me-meminta ma-maaf,” ucap Joohyun.
Luhan tersenyum, dan bagi Joohyun itu adalah senyuman terindah yang pernah ia lihat. Luhan mengacak rambut Joohyun pelan, “Kau sangat menggemaskan. Berbeda dengan gadis yang lain. Aku jadi semakin tertarik,”
“Eh?,” dan wajah Joohyun kembali memerah.
“Nah, wajah memerahmu muncul lagi. Sepertinya wajahmu yang seperti ini akan menjadi wajah favoritku. Boleh ku foto?,”
Joohyun menggeleng cepat, “T-Tidak boleh. M-Maaf,”
Luhan tertawa pelan, “Aku hanya bercanda kok. Dan, jangan berkata maaf terus. Aku bosan mendengarnya,” ucapnya.
Joohyun menundukkan wajahnya. Ia sangat malu dengan lelaki di hadapannya itu. Seolah-olah, Luhan datang dan memberikan banyak harapan untuknya. Dan Joohyun tak ingin hanya sekedar harapan.
>>>
Satu minggu telah berlalu. Hubungan Joohyun dan Luhan semakin dekat saja. Meskipun Joohyun memang selalu gugup jika berada di dekat Luhan. Sedangkan Jessica dan Yoona tidak berhenti bertengkar dan mencoba berbagai cara untuk mendekati Luhan. Tetapi, Luhan selalu menanggapinya dengan bercanda.
“Argh! Susah sekali mendapatkan Luhan. Aku tak percaya Luhan tak luluh padaku,” gerutu Jessica kesal.
“Aku juga tidak percaya. Padahal aku selalu bersikap ramah padanya. Biasanya, kan, setiap lelaki menyukai tipe gadis yang ramah,” ucap Yoona.
“Tidak semua lelaki menyukai tipe gadis ramah. Buktinya, penggemarku lebih banyak darimu. Padahal kan aku selalu bersikap dingin pada mereka,” ucap Jessica.
“Iya, iya. Terserah apa katamu saja. Aku lelah bertengkar denganmu setiap hari,” ucap Yoona.
Jessica menghela napas berat, “Aku juga. Tapi, menurutmu, apakah ada yang aneh dengan Joohyun?,”
“Kau juga berpendapat seperti itu?,” tanya Yoona.
Jessica mengangguk, “Dia menjadi sering memisahkan diri dengan kita. Padahal, ia tak pernah seperti itu sebelum Luhan datang,”
“Dan anehnya, di saat yang sama, Luhan juga tidak ada,” ucap Yoona.
Jessica menggigit bibirnya, “Jangan bilang kalau mereka..,”
Yoona menggeleng cepat, “Tidak! Tidak mungkin Joohyun mengkhianati kita,” ucapnya.
Jessica mendesis, “Mungkin saja, kurus. Kau saja mau mengkhianatiku demi mendapatkan Luhan, apalagi Joohyun,” ucapnya.
“Tapi, Joohyun bukan tipe yang seperti itu. Lagi pula, Joohyun tidak pernah tertarik pada lelaki,” ucap Yoona.
“Tentu saja kita tidak tahu. Joohyun itu kan jarang sekali mau bercerita kepada kita. Apalagi tentang perasaannya,” ucap Jessica.
Yoona mengangguk pelan, “Benar juga, ya,” ucapnya setuju, “Jadi, kita harus bagaimana?,” tanyanya.
“Ya, bagaimana lagi? Tentu saja kita harus memastikan kebenarannya besok,” jawab Jessica.
>>>
Joohyun sedang membaca buku di kantin. Tetapi, ia tak bisa senyaman biasanya karena kedua sahabat yang ada dihadapannya itu sedang menatapinya dengan tatapan tajam mereka. Joohyun bergedik ngeri, apalagi ia baru pertama kali melihat Yoona bersikap seperti itu kepadanya.
“T-Teman-teman, a-ada apa?,” tanya Joohyun takut.
“Tell the truth,” Jessica mendekatkan wajahnya sedikit ke wajah Joohyun, “Are you like Luhan?,” tanyanya.
Seketika Joohyun membeku saat itu juga. Ia tak dapat mengeluarkan satu kata pun.
“Hm. Right. Seo Joohyun likes Luhan. See, Im Yoona? Dugaanku selalu benar,” ucap Jessica.
“A-Aku—,”
“Joohyun-ah, aku tidak percaya. Ternyata kau lebih jahat dari Jessica. Kau mengkhianatiku secara diam-diam. Ku pikir sainganku hanya Jessica, ternyata kau juga turut serta. Bahkan selama ini, kau lah yang paling dekat dengan Luhan,” ucap Yoona kecewa.
“Yoona-ssi, a-aku tidak—,”
“Tidak perlu mengelak, Seo Joohyun! Kalau kau menyukai Luhan, mengapa kau tak pernah mengatakannya kepada kami? Kalau kami mengetahuinya, kami kan bisa membantumu untuk mendapatkannya,” ucap Jessica.
“Eh?,” Joohyun mengerjap bingung.
Yoona dan Jessica saling memandang, dan seketika tertawa lepas.
“Astaga! Aktingmu benar-benar jelek, kurus,” ucap Jessica di sela tawanya.
“Kau pikir aktingmu bagus, pendek?,” balas Yoona di sela tawanya.
“K-Kalian—,”
“Jangan mengira kalau kami marah padamu, Joohyun-ah. Kami tahu kalau kau tak pernah merasakan cinta. Jadi, kami merasa senang sekali saat mengetahui Joohyun kami sudah jatuh cinta pada lelaki di sekolah ini,” ucap Yoona.
“Kalian tidak marah?,” tanya Joohyun takut.
“Sebenarnya kami marah karena kau tidak terang-terangan mengatakan hal ini kepada kami. Tapi, kami tahu kau sangat tertutup bahkan kepada sahabat-sahabatmu. Jadi, kami memakluminya,” jawab Jessica.
“Lagi pula, kami tidak mempermasalahkan siapa yang akan mendapatkan Luhan. Yang terpenting, kita tetap bersahabat. Lelaki di dunia ini kan banyak. Aku dan Jessica memiliki banyak penggemar. Jadi, tidak ada yang perlu di khawatirkan,” ucap Yoona.
Joohyun menunduk, “Tidak. Kalian salah,” ucapnya.
Jessica dan Yoona menatap Joohyun bingung, “Apa maksudmu?,” tanya mereka serempak.
“Sebenarnya..,”
“Joohyun-ah,” panggil Luhan.
Joohyun menoleh dengan malu-malu, “A-Ada apa, Luhan-ssi?,” tanyanya.
Luhan terlihat gelisah sendiri, “Aish. Aku harus jujur atau tidak, ya?,” gumamnya.
Joohyun mendengar jelas gumaman lelaki yang ia kagumi itu. Jantung Joohyun semakin berdebar kencang. ‘Jangan katakan kalau Luhan-ssi ingin menyatakan cinta kepadaku?’, batinnya.
“Joohyun-ah, kita sudah cukup akrab, kan?,” tanya Luhan.
“I-Iya,” jawab Joohyun gugup.
“Boleh aku jujur padamu?,” tanya Luhan.
‘Bagaimana ini? Aku belum siap menjadi kekasih Luhan-ssi. Aku juga belum siap menjadi love rival Jessica-ssi dan Yoona-ssi’, batin Joohyun bingung.
Luhan menghela napas berat, “Sebenarnya, sejak aku masuk sekolah ini, aku sudah jatuh cinta pada—,”
Joohyun menggigit bibirnya sambil memejamkan matanya. Kedua tangannya meremas-remas rok yang ia kenakan.
“—Jessica,”
Joohyun tersentak kaget. Ia menatap Luhan tak percaya, “A-Apa?,”
“Dia memiliki kecantikan yang luar biasa. Aku sampai tidak tahan untuk menatapnya. Padahal, aku ingin sekali duduk disampingnya. Tapi, ia duduk bersama orang lain dan hanya tempatmu yang tersisa. Tapi, di saat itu juga, aku merasa nyaman denganmu meskipun kau terlalu kaku. Ku pikir kita sangat cocok menjadi teman. Terlebih lagi, kau adalah sahabat Jessica. Jadi, menurutku, aku bisa mencari tahu banyak hal tentang Jessica darimu,” ucap Luhan panjang lebar.
Joohyun masih syok. Ternyata dugaannya selama ini salah. Luhan menyukai Jessica, bukan dirinya maupun Yoona.
Luhan menggenggam kedua tangan Joohyun, “Kau mau membantuku agar aku bisa berpacaran dengan Jessica, kan?,” tanyanya penuh harap.
Joohyun mengangguk cepat dengan perasaan tak rela. Tapi, apa boleh buat? Cintanya bertepuk sebelah tangan. Mau tidak mau, cepat atau lambat, Joohyun harus merelakan Luhan.
“Tidak bisa dipercaya,” ucap Jessica kaget.
“Kau tidak mengarang cerita, kan?,” tanya Yoona tak percaya.
“Aku berkata jujur,” jawab Joohyun sambil menunduk sedih.
Yoona menatap Jessica, “Jadi, apa kau akan menerima Luhan?,” tanyanya.
Jessica terdiam sejenak. Namun, beberapa detik kemudian, ia merangkul Yoona dengan erat. Hal itu membuat Yoona maupun Joohyun bingung.
“Dan membiarkan kedua sahabatku sedih? Never!,” jawab Jessica.
“A-Aku tidak sama sekali keberatan,” ucap Yoona.
“Well, menurutku, lebih baik kita bertiga melupakan lelaki itu. Perasaan merelakan itu sangatlah menyakitkan. Meskipun kita bisa tersenyum di depan, tetapi kita akan menangis di belakang. Dan itu bukanlah hal yang baik. Sungguh tega aku sebagai sahabat membiarkan sahabatnya menangis,” ucap Jessica.
“Sica-ah,” gumam Yoona terharu.
“Yang terpenting adalah kita tetap bersahabat dan selalu bersama. Meskipun awalnya kita adalah love rival, tetapi pada akhirnya tidak ada yang memenangkan pertarungan ini. Kita tetap bersahabat karena persahabatan itu susah dicari sedangkan cinta mudah untuk dicari,” ucap Jessica.
Yoona mengangguk, “Apalagi kita adalah gadis-gadis cantik dan berkualitas. Pasti kita akan mendapatkan cinta dengan mudah. Benar, kan, Joohyun-ah?,”
Joohyun tersenyum dan mengangguk.
Mereka bertiga pun berpelukan. Murid-murid di kantin yang memperhatikan mereka turut senang. Apalagi lelaki berwajah oriental—Xiao Luhan. ‘Syukurlah jika persahabatan kalian tetap terjalin erat. Meskipun aku harus berbohong dengan mengatakan kalau aku jatuh cinta pada Jessica. Padahal sebenarnya, aku menyukaimu, Seo Joohyun. Tapi, aku lebih menginginkan kalian tetap bersama karena tidak ada yang bisa menggantikan persahabatan’, batinnya sambil tersenyum.
-
END
Review, please~!