I Choose To Love You (Chapter 8 – END)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

i-choose-to-love-you

Poster © bubbletea

***
Baca lebih lanjut

I Choose To Love You (Chapter 7)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :

  • EXO’s Tao as Huang Zi Tao
  • EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

Gambar

Poster © bubbletea

*** Baca lebih lanjut

I Choose To Love You (Chapter 6)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

    i-choose-to-love-you
    Poster © bubbletea

    ***

Byun Baekhyun berjalan memasuki kelasnya yang dipenuhi oleh keributan teman-teman sekelasnya seperti biasa. Baekhyun hanya bisa menggelengkan kepalanya apalagi saat ia melihat kedua sahabatnya—Chanyeol dan Tao—sedang bertengkar karena hal yang sepele.

“Real Madrid curang! Harusnya Barcelona yang memenangkan pertandingan tadi malam!,” seru Chanyeol.

“Curang dari mana? Real Madrid menjalankan pertandingan sesuai dengan aturan,” balas Tao.

“Salah satu pemain dari Real Madrid sengaja mendorong keeper dari Barcelona!,”

“Dia takkan melakukannya jika salah satu pemain dari Barcelona menabraknya!,”

Baekhyun menghela napas berat melihat kedua sahabatnya itu. Tiba-tiba, matanya melirik ke bangku yang tepat berada di sebelahnya.

Kosong.

“Aneh. Jessica tidak biasanya terlambat. Sebentar lagi kan bel masuk berbunyi,” gumam Baekhyun kemudian berbalik ke belakang, “Taeyeon-ah, apa kau melihat Jessica?,” tanyanya.

Taeyeon menggeleng kaku lalu kembali membaca bukunya. Alis kanan Baekhyun terangkat. Tak biasanya Taeyeon terlihat kaku seperti itu.

“Songsaenim datang!,” seru seorang mahasiswa.

Semuanya pun kembali ke tempat masing-masing dan duduk dengan rapi. Sang dosen memandu para mahasiswa untuk memulai pelajaran, tetapi tampaknya si jenius Byun Baekhyun sedang tidak tertarik dengan pelajaran.

“Jessica Jung tidak masuk? Ada yang tahu mengapa?,” tanya dosen itu.

Tidak ada jawaban. Bahkan Baekhyun sangat menantikan seseorang menjawab pertanyaan dari gurunya itu.

“Byun Baekhyun, kau tidak tahu?,”

Baekhyun menggeleng, “Saya tidak tahu, songsaenim,” jawabnya.

>>>

“Ya! Jangan lemas begitu, Baekhyunnie. Kau harus menghabiskan makananmu,” seru Chanyeol.

“Aku sedang tidak nafsu makan,” jawab Baekhyun sambil mengaduk-aduk makanannya.

“Kami tahu kau sangat mencemaskan Jessica. Kami pun sama. Tapi, jika kau tidak makan, kau tidak akan punya tenaga untuk menjalankan aktivitas hari ini. Terlebih lagi, pasti kita akan mencari Jessica sepulang sekolah nanti,” ucap Tao.

“Mungkin Jessica sakit. Ibunya sedang bekerja dan tidak sempat memberitahu ke sekolah,” ucap Chanyeol.

“Jessica itu kuat. Dia jarang sekali sakit sejak kecil,” protes Baekhyun.

“Taeyeon-ah, kenapa kau diam saja?,” tegur Tao.

Taeyeon yang sedari tadi menunduk sambil melahap makanannya pun akhirnya mengangkat kepalanya, “A-Aku sedang makan,” jawabnya.

“Ah, biasanya kau juga banyak bicara saat makan,” ucap Chanyeol.

Bukannya menjawab, Taeyeon malah kembali menunduk dan melanjutkan makannya.

“Kau sakit?,” tanya Baekhyun sedikit cemas.

Taeyeon menggeleng, “Aku sudah selesai makan. Aku pergi duluan, ya?,” ucapnya lalu beranjak pergi dari tempat tersebut.

“Apakah kau memikirkan apa yang ku pikirkan?,” tanya Chanyeol.

“Taeyeon terlihat aneh?,” tanya Tao.

“Bukan aneh, tapi mencurigakan,” jawab Chanyeol.

“Jangan berpikiran buruk kepadanya,” ucap Baekhyun.

“Oh. Sang pangeran membela sang puteri,” goda Chanyeol.

“Hey, apakah itu Kyungsoo?,” tanya Tao sambil menunjuk seorang mahasiswa berkacamata yang sedang mengambil makanan.

“Iya. Memangnya kenapa?,” tanya Chanyeol.

“Memangnya kenapa? Kita kan bisa bertanya soal Jessica kepadanya,” jawab Tao.

“Do Kyungsoo!,” panggil Baekhyun.

Kyungsoo menoleh ke sumber suara. Ia melihat Baekhyun menggerakan tangannya untuk meminta Kyungsoo menghampiri Baekhyun. Kyungsoo pun menghampiri Baekhyun dengan membawa makanannya.

“Ada apa, sunbae?,” tanya Kyungsoo.

“Apa kau tahu mengapa Jessica tidak hadir hari ini?,” tanya Baekhyun.

Bukannya menjawab, Kyungsoo justru tertawa keras. Ketiga seniornya itu menatapnya aneh.

“Kita salah pertanyaan,” bisik Chanyeol.

“Bukan salah pertanyaan, tapi salah orangnya,” bisik Tao.

“Kenapa tertawa?,” tanya Baekhyun.

“Pertanyaan sunbae sunggul menggelikan,” ucap Kyungsoo sambil berusaha menghentikan tawanya.

“Tuh kan, salah pertanyaannya. Bukan orangnya,” bisik Chanyeol.

“Apa maksudmu? Tidak ada yang lucu dari pertanyaanku,” ucap Baekhyun.

“Sunbae pikir Jessica noona membolos? Tidak mungkin,” ucap Kyungsoo.

“Jadi, maksudmu, Jessica masuk hari ini?,” tanya Tao.

“Tentu saja. Dia berangkat bersamaku. Kalian ini kenapa? Aneh sekali,” jawab Kyungsoo.

“Ku rasa kali ini aku setuju dengan Chanyeol,” ucap Baekhyun.

“Kau memang harus setuju denganku. Yang benar itu salah pertanyaannya, bukan orangnya,” ucap Chanyeol percaya diri.

“Bukan itu, bodoh. Tapi, ini soal—Taeyeon,” ucap Baekhyun.

“Ada apa dengan Taeyeon?,” tanya Tao.

“Apa kau lupa Chanyeol sempat berkata tadi kalau Taeyeon terlihat—,” Baekhyun menggantung kalimatnya dan menatap kedua sahabatnya itu.

“MENCURIGAKAN!!,” teriak mereka bertiga.

>>>

Baekhyun, Tao, dan Chanyeol berlari menuju kelasnya. Saat sudah sampai di kelas, mereka langsung menghampiri Taeyeon yang sedang membaca bukunya. Taeyeon terkaget-kaget saat ketiga temannya berada di depannya.

“Ya! Kalian mengagetkanku saja!,” pekik Taeyeon.

“Kenapa, eh?,” tanya Baekhyun.

Taeyeon mengernyit bingung, “Apa maksudmu?,” tanyanya.

“Kenapa sikapmu seperti ini, Taeyeon-ah? Ada sesuatu yang kau sembunyikan?,” tanya Baekhyun.

“Aku menyembunyikan apa? Aku sama sekali tak mengerti maksud dari perkataanmu tadi,” jawab Taeyeon.

Baekhyun berjongkok di dekat kaki Taeyeon, “Ku mohon,” pintanya, “Hanya kau satu-satunya yang tahu dimana Jessica, kan?,”

Mata Taeyeon membulat sempurna. Ia langsung berdiri dari kursinya, “Aku mengerti. Jadi, kau menuduhku,” ucapnya.

Baekhyun langsung berdiri, “B-Bukan. Aku tidak menuduhmu, tapi—,”

“Kalau tidak menuduhku, apa lagi? Dimana pikiranmu sampai berpikir aku yang menyembunyikan Jessica?,” tanya Taeyeon marah.

“Aku tidak bilang kalau kau menyembunyikan Jessica. Aku hanya berpikir kalau kau menyembunyikan informasi tentang keberadaan Jessica,” jawab Baekhyun.

“Memangnya apa bedanya?,” tanya Taeyeon.

“Jelas berbeda. Dari kalimat menyembunyikan informasi keberadaan Jessica dengan menyembunyikan Jessica saja sudah jelas berbeda,” sahut Chanyeol.

“Apapun itu, intinya kau telah menuduhku, Byun Baekhyun,” ucap Taeyeon lalu segera pergi.

“Ya! Kim Taeyeon!,” panggil Baekhyun.

Taeyeon berbalik, “Aku kecewa padamu, Baekhyun-ah,” ucapnya lalu keluar dari kelas.

Baekhyun mengacak-acak rambutnya frustasi. Gadis yang ia cintai sedang marah padanya dan sahabatnya menghilang. Bagaimana dirinya tak frustasi?

“Tenang dulu, Baekhyun-ah. Kita akan membantumu mencari Jessica sampai ketemu,” ucap Tao.

Baekhyun mengangguk lemah, “Iya. Terima kasih, teman-teman,” ucapnya.

>>>

Pelajaran sedang berjalan dengan lancar. Tetapi, mahasiswa pintar berkacamata itu tampak gelisah. Biasanya dirinya akan sibuk melontarkan jawaban-jawaban dari pertanyaan sang dosen. Tetapi, untuk menjawab pertanyaan ‘kau kenapa?’ dari teman sebangkunya saja ia tak bisa.

‘Jessica noona, dimana kau berada?’, batin Do Kyungsoo ketakutan. Tentu saja ia ketakutan. Jelas-jelas Jessica berangkat bersamanya tadi pagi. Tapi, mengapa Jessica tidak masuk ke kelasnya?

“Ya! Do Kyungsoo! Mengapa hari ini kau begitu mengecewakan, eh? Sangking mengecewakannya, rasanya aku ingin memberimu nilai F,” ucap sang dosen sambil berkacak pinggang.

Tak ada jawaban dari pria manis yang mengaku mirip Harry Potter itu. Ia hanya terus-terusan memikirkan seseorang yang ia sayangi.

“Kau benar-benar ingin mendapat nilai F, ya?,”

“Songsaenim, bisakah kau maklumi dia?,” pinta teman sebangku Kyungsoo.

“Memaklumi apa?,” tanya sang dosen bingung.

“Sepertinya dia sedang memiliki masalah besar. Ku mohon jangan buat masalahnya bertambah besar. Kita semua tahu Do Kyungsoo tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Jadi, aku sebagai temannya memohon kemakluman dari kalian semua terutama anda, songsaenim,”

Sang dosen menghela napas berat, “Baiklah. Kali ini ku maafkan. Di lihat dari wajahnya, dia memang terlihat sedang mengalami masalah besar,”

>>>

Jessica membuka matanya perlahan seiring dengan rasa sakit yang mulai ia rasakan di seluruh tubuhnya terutama di kedua tangan dan kakinya. Betapa kagetnya dirinya saat melihat tempat di sekitarnya. Ia bahkan tak tahu ia berada dimana. Yang jelas, Jessica pernah melihat tempat-tempat menyeramkan di televisi dan tempatnya kurang lebih persis dengan tempat dimana ia berada sekarang.

“Mmmhhh.. mmmhhh,” Jessica tak dapat berbicara. Di mulutnya tertempel isolasi hitam yang sangat rekat. Ia juga baru sadar kedua tangan dan kakinya di ikat.

Jessica mulai mengamuk. Ia memberontak dan berusaha untuk melepaskan diri, tapi tidak bisa. Talinya terlalu kuat. ‘Tamatlah riwayatku’, batinnya.

>>>

“Jadi, gadis bodoh itu mengurung Jessica di gudang ini?,” tanya Sunkyu.

“Iya. Sesuai dengan apa yang ku perintahkan,” jawab Tiffany.

“Bagus. Kalau begitu, tidak akan ada lagi Jessica di kampus kita. Senangnya melihat kampus kita bersih tanpa ada parasit,” seru Hyoyeon.

“Jangan senang dulu,” ucap Sunkyu.

Tiffany dan Hyoyeon menatap Sunkyu bingung, “Kenapa?,” tanya mereka kompak.

Sunkyu mengambil suatu benda di tanah dan menunjukkannya kepada kedua sahabatnya. Tiffany dan Hyoyeon terperanjat kaget, “KUNCI?!!,” pekik mereka.

“Ssshh! Nanti Jessica bisa mendengarnya,” ucap Sunkyu.

“Ya! Lee Sunkyu! Tumben kau pintar,” ucap Hyoyeon.

“Si bodoh Kim Taeyeon itu. Apa dia terlalu payah untuk melakukan hal semudah ini?,” gerutu Tiffany kesal.

“Jadi, kunci ini kita apakan?,” tanya Hyoyeon.

“Buang saja ke laut,” jawab Sunkyu asal.

Tiffany menatap Sunkyu tak percaya, “Ya! Baru kali ini aku mau mengakui kepintaranmu, Lee Sunkyu. Kebetulan sekali sekolah kita dekat dengan laut,” ucapnya.

“Kau serius mengikuti saranku?,” tanya Sunkyu tak percaya.

“Of course,” jawab Tiffany, “Come on, girls. Let’s go to the sea!,” serunya.

“Okay!,” balas Hyoyeon dan Sunkyu.

Ketiga gadis itu pun segera pergi dari depan gudang di kampus mereka. Tak lama kemudian, Taeyeon muncul dengan napas tak beraturan.

“Dimana kuncinya?,”

Taeyeon mencari-cari kunci yang ia buang tadi pagi di tanah. Ia cari kemana-mana tapi tak kunjung ia temukan. Taeyeon semakin panik, tetapi ia tetap berusaha untuk mencarinya.

“Dimana kuncinya? Ya Tuhan, bantu aku,”

Tetesan dari langit mulai turun dan semakin deras. Tetapi hal itu tidak meruntuhkan seorang Kim Taeyeon untuk tetap mencari kunci tersebut.

“ARGH!!,” teriak Taeyeon geram. Ia sudah mencari di tanah sekitar gudang tetapi tak kunjung ia temukan. Kini Taeyeon benar-benar menyesal telah mengikuti saran dari Tiffany.

“Jessica akan sangat membenciku. Baekhyun pun juga. Ku pikir, dengan ku lakukan ini, hubunganku dan Baekhyun akan semakin membaik. Ternyata, aku merasa tidak sanggup untuk bertemu dengan Baekhyun karena ia akan selalu menanyakan soal Jessica,” gumam Taeyeon sambil menangis. Tak ada yang bisa melihat air matanya karena seluruh anggota tubuhnya yang di tetesi oleh air hujan.

Taeyeon tak bisa membiarkan Jessica berada di dalam selamanya. Jessica bisa mati. Taeyeon pun segera berlari untuk mencari Baekhyun.

>>>

“Laut memang yang paling terbaik. Aku mencintaimu, laut!,” seru Sunkyu.

“Ya! Jangan menghilangkan image pintarmu, Lee Sunkyu. Tadi kau sangat keren. Sekarang kau menjadi aneh kembali,” ucap Hyoyeon.

“Kenapa? Memangnya orang pintar tidak boleh mencintai laut?,” protes Sunkyu kesal.

“Diamlah kalian. Kenapa kalian tidak mengambil gambar saat aku membuang kunci ini?,” tanya Tiffany.

“Ide yang brilian,” ucap Hyoyeon.

Sunkyu mengeluarkan ponselnya, “Kamera.. action!,” serunya.

“HENTIKAN!!,”

“Oh, Do Kyungsoo, kan?,” tebak Hyoyeon.

Kyungsoo menghampiri ketiga gadis yang sedang berdiri di atas jembatan di atas laut dengan berlari. Kyungsoo mengatur napasnya saat ia sudah sampai di hadapan ketiga gadis itu.

“Sedang apa kau kemari? Jangan merusak upacara pentingku,” ucap Tiffany.

“Berikan kuncinya,” pinta Kyungsoo.

“Oh. Are you Jessica’s super hero?,” tebak Tiffany.

“Bukankah Jessica pernah memukulmu di depan umum? Mengapa kau mau menyelamatkannya?,” tanya Hyoyeon.

“Ku mohon. Berikan kuncinya,” pinta Kyungsoo.

“Apa jaminannya?,” tanya Tiffany.

“Apapun akan ku berikan,” jawab Kyungsoo.

Tiffany tersenyum meremehkan, “Sayang sekali. Aku tak butuh apapun dari pria miskin sepertimu,” dan ia pun menjatuhkan kuncinya ke laut.

“TIDAK!!!,” teriak Kyungsoo.

“Let’s go out here, girls,” seru Tiffany lalu pergi bersama kedua sahabatnya.

Kyungsoo tak percaya Tiffany tega melakukan ini kepada saudaranya, meskipun Jessica adalah saudara tirinya. Tanpa ragu, Kyungsoo langsung bercebur ke laut untuk mengambil kunci tersebut.

>>>

“Jadi, tempat mana yang harus kita datangi terlebih dahulu?,” tanya Chanyeol.

“Mungkin rumahnya. Siapa tahu ia sudah berada di rumah,” jawab Baekhyun.

“BAEKHYUN-AH!!,”

Taeyeon berlari menghampiri Baekhyun, Chanyeol, dan Tao. “Oh, sudah tak marah lagi?,” goda Chanyeol.

“Baekhyun-ah, kau harus ikut aku!,” perintah Taeyeon.

“Tidak bisa. Kami harus mencari Jessica,” sahut Chanyeol.

“Kalau kalian ingin menemukan Jessica, kalian harus ikut denganku,” ucap Taeyeon.

“Jangan bilang kau tahu—,”

“Tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Cepat!,” seru Taeyeon lalu berlari disusul ketiga pria itu.

Mereka berempat berlari menuju sebuah gudang di kampus mereka.

“Jessica berada di dalam? Sejak kapan?,” tanya Baekhyun.

“Sudah ku bilang tidak ada waktu untuk menjelaskannya. Cepat keluarkan dia,” jawab Taeyeon panik.

“Pintunya terkunci, Baekhyun-ah,” ucap Chanyeol.

“Dimana kuncinya, Taeyeon-ah?,” tanya Baekhyun.

“Aku juga tidak tahu. Dobrak saja pintunya,” jawab Taeyeon.

“Tao-ah, Chanyeol-ah, bantu aku mendobrak pintunya,” pinta Baekhyun.

“Baik,” jawab Tao dan Chanyeol kompak.

Ketiga pria itu langsung mendobrak pintu tersebut dengan keras namun tidak berhasil. Mereka mencoba, dan terus mencoba, hingga akhirnya berhasil. Dan mereka kaget saat melihat Jessica dalam keadaan seperti sedang di culik.

“JESSICA!!,” teriak Baekhyun.

Mereka semua langsung menghampiri Jessica. Mereka melepaskan semua benda yang menggangu Jessica. Setelah semuanya sudah di lepas, Jessica langsung memeluk Baekhyun erat, begitu pula sebaliknya.

“Mengapa hal ini bisa terjadi padamu, hah? Aku sangat mencemaskanmu!,” ucap Baekhyun.

“A-Aku tidak tahu. Aku takut sekali, Baekhyun-ah,” jawab Jessica.

Taeyeon menatap pemandangan tersebut sambil tersenyum pahit. Ini bukan yang ia inginkan. Tetapi, Taeyeon tahu inilah balasan yang harus ia terima. Dan mungkin masih ada balasan lain yang lebih menyakitkan dari ini.

“Kita harus membawa Jessica pulang ke rumah. Jessica butuh istirahat,” ucap Tao.

Tiba-tiba, ponsel Jessica berbunyi dari dalam tasnya. Baru saja Jessica ingin mengambil, Baekhyun langsung mencegatnya.

“Biar aku saja yang mengangkatnya,” ucap Baekhyun. Di balas anggukan pasrah dari Jessica.

Baekhyun mengeluarkan ponsel Jessica dari dalam tas Jessica. Ia melihat nama Do Kyungsoo tertera di layar ponsel Jessica. Di dalam hati, Baekhyun menggerutu, ‘Pria ini selalu saja mengganggu momen ku bersama Jessica’, lalu mengangkat teleponnya.

“Halo?,”

“…”

“Maaf. Saya bukan Jessica. Saya temannya,”

“…”

“Iya, saya mengenalnya. Ada apa, ya?,”

“…”

Mata Baekhyun yang sipit seketika membulat sempurna, “APA??!!,”

“Baekhyun-ah, ada apa?,” tanya Jessica cemas.

“…”

“Baik. Akan saya sampaikan. Terima kasih,”

Baekhyun menutup teleponnya. Ia menghela napas berat membuat teman-temannya menjadi cemas.

“Ya! Siapa yang menelpon?,” tanya Chanyeol.

“Seorang dokter yang menggunakan nomor Do Kyungsoo,” jawab Baekhyun.

“Dokter? Apa yang terjadi pada Kyungsoo?,” tanya Jessica.

Baekhyun menghela napas berat. Ia tahu sekarang bukan waktu yang tepat untuk memberitahu soal itu karena kondisi Jessica masih buruk. Dan ia tahu Jessica akan bertindak bagaimana jika ia memberitahu apa yang terjadi.

“Ya! Byun Baekhyun! Jawab aku!,” bentak Jessica marah.

Sekali lagi Baekhyun menghela napas berat, “Do Kyungsoo—dilarikan ke rumah sakit,”

“APA????!!!!,”

    TBC

    Tadaaaaaa!!! Saya muncul lagi, yorobeun! Tolong tinggalkan komentarnya, ya? Karena FF ini satu-satunya yang belum selesai, maka saya akan buat perhitungan. Keke~!

    Kalau FF ini tidak memiliki komentar minimal 30, maka FF ini tidak akan dilanjutkan. Jadi, kalian gak boleh pelit ngasih komentar. Ayo, mau di lanjut apa gak? Soalnya dibandingkan ‘Who I Love’, FF ini masih kurang diminati. Jadi, aku pengen tau sebenarnya FF ini emang bener kurang diminati atau yang minat pada pelit ngasih komentar? Keke ^^v

    Review, ne? :*

I Choose To Love You (Chapter 5)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o EXO’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO’s D.O as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO’s Tao as Huang Zi Tao
o EXO’s Chanyeol as Park Chanyeol
o SNSD’s Tiffany as Tiffany (Hwang) Jung
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

i-choose-to-love-you

    Poster © Bubbletea
    ***

Jessica mengajak Baekhyun untuk mengunjungi rumah barunya. Sebenarnya bukan Jessica yang mengajak, melainkan Baekhyun yang memaksa. Dengan terpaksa, Jessica mengikuti permintaan sahabatnya mengingat mereka baru saja berbaikan.

“Rumahku kumuh dan jelek. Kau pasti tidak akan betah. Ruangannya kecil dan panas. Hanya ada kipas angin lama dan angin alami yang bisa mendinginkan rumahku,” ucap Jessica sepanjang jalan.

Baekhyun mendesis, “Bisa berhenti berbicara seperti itu, tidak? Kau pikir aku ini sahabat macam apa jika aku bersikap sekonyol itu saat aku berada di rumahmu?,”

Jessica menunduk, “M-Maafkan aku,” ucapnya.

Baekhyun menghela napas berat, “Tidak. Aku yang minta maaf karena sudah membentakmu,” ucapnya.

Jessica mendongak, “Itu rumahku,” ucapnya sambil menunjuk sebuah rumah kecil dihadapan mereka.

Berbeda dengan apa yang Jessica katakan, rumah kecil itu sangatlah manis menurut Baekhyun. Dindingnya bersih, halamannya bersih, banyak bunga dan pepohonan rindang. ‘Mengapa aku harus tidak betah di tempat semanis ini?’, pikir Baekhyun.

“B-Bagaimana?,” tanya Jessica takut.

“Sempurna. Sebagaimana adanya,” jawab Baekhyun dengan senyuman lebarnya.

Senyuman Jessica mengembang, “Benarkah?,” tanyanya.

Baekhyun mengangguk, “Dibandingkan dengan gedung bertingkat, rumah ini sangat terlihat nyaman. Aku merasa seperti di negeri dongeng, sedang melihat rumah para kurcaci yang ditinggali oleh puteri salju,” jawabnya.

Jessica menghela napas lega, “Syukurlah kau menyukainya,” ucapnya.

“Tapi, kenapa berbeda dengan yang ada di mading, ya?,”

Jessica dan Baekhyun menoleh ke sumber suara. Ternyata, Tao, Chanyeol, dan Taeyeon mengikuti mereka dari belakang.

“Hey! Siapa yang menyuruh kalian ikut?,” tanya Baekhyun kesal kepada Tao dan Chanyeol.

“Aku!,” jawab Taeyeon lantang, “Ada masalah?,” tanyanya.

Baekhyun menyengir pelan, “T-Tidak kok,” jawabnya.

“Taeyeon penasaran dengan rumah Jessica, jadi dia memaksa kami untuk mengikuti kalian,” ucap Chanyeol.

“Tapi, rumah ini benar-benar berbeda,” ucap Tao seraya meneliti rumah Jessica di hadapannya itu.

“Berbeda?,” tanya Jessica.

“Dengan yang di mading. Aku masih ingat foto rumahmu yang di mading sangatlah kotor dan kumuh. Banyak sampah berserakan di halaman. Tidak seperti rumah ini,” jawab Tao.

“Rumahku dari dulu ya seperti ini. Meskipun aku merasa rumahku kumuh dan jelek,” ucap Jessica.

“Kau terlalu merendahkan diri, Sica-ya,” ucap Baekhyun.

“Apa kau tidak menyadari foto di mading tersebut berbeda dengan aslinya, Sica-ya?,” tanya Taeyeon.

Jessica menggeleng, “Tidak. Saat itu terlalu banyak murid. Dan aku juga sedang emosi tinggi. Jadi, aku tidak menyadarinya,” jawabnya.

“Pasti seseorang telah mengedit fotonya,” seru Chanyeol.

“Tentu saja begitu. Pertanyaannya adalah siapa pelakunya?,” sahut Tao.

“Siapa orang yang sangat membenci Jessica?,” tanya Baekhyun.

“Jessica adalah murid baru, sama sepertiku. Jadi, untuk hal yang seperti itu, masih terlalu dini untuk mengetahuinya. Selama ini, tidak ada yang terlihat menonjol dari murid-murid yang membenci Jessica,” jawab Taeyeon.

“Jessica kan dekat dengan Baekhyun,” seru Chanyeol.

“Jadi?,” tanya Baekhyun bingung.

“Orang yang cemburu dengan kedekatan mereka lah yang melakukannya,” jawab Chanyeol.

“Orang yang menyukai Baekhyun, ya?,” gumam Tao. Mata Tao melebar saat sudah menemukan jawabannya, “TIFFANY!,” serunya.

“Kau yakin?,” tanya Jessica.

“Tentu saja. Selama ini, dia lah yang selalu mengejar Baekhyun,” jawab Tao.

“Aku akan membalas perbuatannya,” ucap Baekhyun.

“Tidak. Kau hanya membuang-buang waktumu, Baekhyun-ah. Kita lupakan saja kejadian tadi,” ucap Jessica.

“Dan membiarkannya menyakitimu lagi? Tidak akan!,”

Taeyeon tercengang mendengar Baekhyun berbicara seserius itu. ‘Sebegitu besar kah rasa sayang Baekhyun kepada Jessica?’, batinnya.

Jessica menggenggam kedua tangan Baekhyun, “Ku mohon. Lupakan kejadian tadi. Anggap saja tidak ada yang terjadi. Kau tak perlu khawatir denganku. Aku adalah gadis yang kuat. Dia takkan bisa menyakitiku lagi. Percayalah,”

“J-Jessica,” gumam Baekhyun.

“Itu benar. Jessica Jung adalah gadis perkasa. Tidak akan ada yang bisa mengalahkannya,” ucap Chanyeol.

“Hidup gadis perkasa!,” seru Tao.

Jessica mendesis kesal, “Apa maksud kalian menyebutku gadis perkasa, eh?,” tanyanya.

“Sica-ah, kau disana?,”

Mereka menoleh ke sumber suara. Mereka menemukan seorang wanita setengah paruh berada di ambang pintu rumah tersebut.

“Mum!,” seru Jessica.

“Kenapa diam saja? Ayo ajak teman-temanmu masuk. Eomma sudah menyiapkan makan siang untuk kalian semua,”

“Woah. Ahjumma sangat baik,” ucap Chanyeol.

“Hidup ahjumma!,” seru Tao.

“Terima kasih sudah merepotkan,” ucap Taeyeon.

“Tidak apa. Ayo masuk,”

Chanyeol, Tao, dan Taeyeon pun masuk terlebih dahulu.

“Mum, masih ingat dengan Baekhyun?,” tanya Jessica.

“Tentu saja ingat. Sahabat yang paling tampan sedunia itu, kan?,” seru sang ibu seraya mengedipkan sebelah matanya.

Wajah Jessica memerah. Ia memukul pelan lengan ibunya sambil menggerutu. Baekhyun tertawa melihatnya.

“Ya sudah. Ayo masuk. Kalian pasti lapar,”

“Baik,”

Mereka bertiga pun masuk dan pintu tertutup.

Di luar, Kyungsoo yang berada di balik pohon tersenyum lega. Ia pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

“Syukurlah kau bisa tersenyum kembali, noona,” gumamnya.

>>>

Taeyeon berjalan menuju kelasnya. Banyak murid laki-laki yang menyapanya. Tentu saja karena kecantikannya, Taeyeon telah menjadi idola di sekolah tersebut.

Tiba-tiba, tiga murid perempuan menghampirinya.

“Kalian Tiffany, Sunkyu, dan Hyoyeon itu, kan?,” tebak Taeyeon.

Tiffany tersenyum sinis, “Hebat sekali seorang gadis yang begitu terkenal di sekolah ini hanya dalam waktu satu hari bisa mengenal kami yang sudah berada di popularitas tingkat bawah,”

Taeyeon tertawa, “Kalian merasa begitu?,” tanyanya.

“Tentu saja. Semenjak kehadiran kau dan Jessica itu, semuanya menjadi kacau. Padahal dulu penggemar kami sangat banyak,” jawab Hyoyeon.

“Kasihan sekali kalian,” ucap Taeyeon dengan nada mengejek.

“Kau boleh mengasihani kami, Kim Taeyeon. Tapi, sebelumnya, aku ingin memberitahukan sesuatu untukmu,” ucap Tiffany.

“Dan kau pikir aku tertarik?,” tanya Taeyeon.

“Oh, tentu saja. Karena ini tentang dua orang terdekatmu, Jessica dan Baekhyun,” jawab Sunkyu.

Taeyeon terdiam sejenak. ‘Jangan bilang mereka telah menyakiti Jessica lagi?’, batinnya.

“A-Apa yang ingin kau beritahu?,” tanya Taeyeon.

‘Kena kau, Kim Taeyeon!’, batin Tiffany. “Kami tahu, berada di posisimu sangatlah tidak menyenangkan,” ucapnya.

“Maksudmu?,”

“Kami tidak sebodoh itu, Kim Taeyeon. Sebagai orang yang pernah di abaikan oleh lelaki yang aku sukai, aku sangat mengerti dengan keadaanmu,” ucap Tiffany.

“Aku tidak pernah bernasib sama denganmu,” ucap Taeyeon.

“Benarkah? Lalu, apa kau merasa tidak sakit hati dengan hubungan mereka berdua yang tidak wajar jika hanya disebut sahabat itu?,” tanya Hyoyeon.

“Ngg—aku—,”

“Jangan khawatir, Taeyeon-ssi. Selama kau percaya kepada kami, kau akan bisa mendapatkan hati Baekhyun. Tapi, jika kau tidak percaya, ya tidak apa-apa. Lagi pula, kami hanya berniat untuk membantumu saja sebelum hal yang tidak kau inginkan benar-benar terjadi,” ucap Tiffany.

Taeyeon menunduk takut. Ia memikirkan perkataan ketiga gadis dihadapannya itu. Bagaimana jika Jessica dan Baekhyun pada akhirnya akan bersatu? Apakah ia sanggup menerima kenyataan itu?

“Come on, girls. Let’s go to the classroom,” ajak Tiffany.

Trio gadis itu pun pergi dari hadapan Taeyeon. Taeyeon mengangkat kepalanya seraya menghela napas berat. Ia bingung harus bertindak bagaimana.

Dan seketika, Taeyeon membeku saat melihat di ujung koridor, Jessica dan Baekhyun berpegangan tangan sambil berjalan. Tubuh Taeyeon bergetar pelan dan dadanya terasa sesak. Perkataan trio gadis tadi pun terus mengiang-ngiang di pikirannya.

“What should I do?,” gumamnya.

>>>

Jessica dan Baekhyun keluar dari sekolah menuju area parkir disusul Taeyeon, Chanyeol, dan Tao. Langkah Jessica terhenti saat dirinya melihat Kyungsoo sedang menaiki sepedanya.

“Ya! Do Kyungsoo!,” panggil Jessica.

Kyungsoo menoleh ke sumber suara, “Noona!,” balasnya.

Jessica berlari menghampiri Kyungsoo, “Aku boleh pulang bersamamu?,” pintanya.

“Apa? Kau serius, noona?,” tanya Kyungsoo tak percaya.

“Tentu saja. Tapi, sebelum kau antarkan aku ke rumah, bisa kita singgah ke kedai es krim? Aku akan mentraktirmu sepuasnya,” seru Jessica.

“B-Baik!,” jawab Kyungsoo senang. ‘Tak pernah aku melihat Sica noona bersemangat seperti ini’, batinnya.

“TEMAN-TEMAN, AKU PULANG DULU, YA?!,” teriak Jessica.

“Hati-hati dijalan!,” balas Tao.

“Sampai jumpa besok, Sica-ya!,” balas Chanyeol.

“Selamat bersenang-senang!,” balas Taeyeon.

Sedangkan Baekhyun hanya memasang senyuman pahitnya.

Jessica duduk di belakang Kyungsoo dan mereka pun pergi mengendarai sepeda milik Kyungsoo.

“Mereka itu cocok, lho!,” ucap Tao.

“Cocok memerankan film animasi Beauty and The Beast, kan?,” tebak Chanyeol.

Tao, Chanyeol, dan Taeyeon tertawa. “Kalian ini!,” seru Taeyeon disela tawanya. Namun, tawanya berhenti saat melihat Baekhyun menunduk dan terlihat murung.

“Ada apa, Baekhyun-ah?,” tanya Taeyeon khawatir.

“Kenapa kau murung? Rasanya tadi kau bersemangat sekali,” sahut Tao.

“Aku tidak apa-apa. Hanya mendadak kehilangan mood saja,” jawab Baekhyun lalu berjalan meninggalkan teman-temannya.

“Aneh sekali dia,” ucap Chanyeol.

“Sepertinya dia cemburu karena Jessica pulang bersama Kyungsoo,” ucap Tao.

“Ah, tidak mungkin. Baekhyun kan hanya mencintai Taeyeon?,”

“Mungkin saja,”

Taeyeon menunduk sambil mendengar perkataan Chanyeol dan Tao. ‘Mereka benar. Aku yakin sekali Baekhyun sedang cemburu’, batinnya.

>>>

“Ingin pesan apa, agasshi?,”

“Es krim rasa vanilla,” jawab Jessica.

“Sama dengannya,” jawab Kyungsoo.

“Baik. Harap menunggu,” pelayan itu pun pergi.

“Eh? Kau hanya memesan itu? Aku bilang kau boleh memesan sepuasnya,” ucap Jessica.

“Aku hanya ingin itu, noona,” jawab Kyungsoo.

“Jangan bilang kau tidak enak padaku karena aku adalah orang miskin? Tenang saja! Mum memberiku uang banyak hari ini,” ucap Jessica.

“Tidak, noona. Terima kasih. Aku hanya ingin satu es krim saja,” jawab Kyungsoo.

Jessica menghela napas berat, “Baiklah jika itu yang kau mau,” ucapnya.

Kyungsoo menjadi tidak enak, “Maafkan aku, noona,” ucapnya.

Mendengar itu, Jessica spontan tertawa keras. Kyungsoo menjadi bingung karenanya.

“Kau sangat polos, Kyungsoo-ah. Untuk apa meminta maaf? Memangnya kau salah apa?,” tanya Jessica.

Kyungsoo menyengir, “Tidak ada sih,” jawabnya.

Jessica memukul lengan Kyungsoo sambil tertawa, “Kau ini!,” serunya disela tawanya.

Kyungsoo tersenyum lebar melihat Jessica tertawa senang. Ia sangat jarang melihat Jessica bisa sesenang ini. ‘Mungkin karena Jessica noona tidak perlu menyimpan rahasianya lagi. Makanya dia bisa selega dan sesenang ini sekarang’, batinnya.

Dan satu hal yang membuat Kyungsoo semakin senang dengan keadaan sekarang. ‘Jessica noona terlihat sangat cantik saat tertawa’, batinnya.

>>>

Taeyeon sedang memikirkan tawaran dari Tiffany pada waktu kemarin. Berhubung ia selalu merasa tidak tahan melihat Baekhyun bersama Jessica, Taeyeon mencoba untuk menerimanya. Tetapi, apa ia sanggup untuk menyakiti sahabatnya sendiri? Apa ia harus bermain curang untuk mendapatkan hati pria yang ia cintai?

Taeyeon memegang selembar kertas bertuliskan nomor ponsel Tiffany. Tiffany memang sengaja memberinya pada saat pulang sekolah agar Taeyeon bisa memutuskan tawarannya, antara menerima atau menolak. Setelah menghela napas berat, Taeyeon mulai mengetik nomor ponsel Tiffany di ponselnya, lalu menekan tombol hijau untuk memanggilnya.

“H-Halo? A-Apakah ini Tiffany?,”

“…”

“Aku adalah Taeyeon. Aku sudah memutuskan untuk menerima tawaranmu,”

>>>

Jessica berpisah dengan Kyungsoo di pertigaan koridor kampus mereka. Jessica berjalan seorang diri menuju kelasnya. Dengan senandung ria, Jessica berjalan penuh semangat. Tapi, kelas-kelas yang di laluinya masih sangat sepi. Ya, Jessica memang sengaja datang pagi-pagi untuk mengerjakan tugasnya yang belum sempat ia kerjakan kemarin.

Tiba-tiba, sesuatu membungkam hidung dan mulutnya. Bau yang sangat menyengat tercium ke dalam hidungnya. Jessica mulai kehilangan napas hingga penglihatannya menjadi gelap.

Seorang wanita membawa Jessica yang tak sadarkan diri menuju sebuah gudang yang cukup jauh dengan kelas-kelas di kampus tersebut. Untungnya hari masih pagi sehingga tidak ada yang melihat mereka. Sesampai di gudang, wanita itu meletakkan Jessica bersandar di dinding. Ia mengikat kedua tangan dan kaki Jessica dan menutup mulut Jessica dengan isolasi hitam. Setelah semuanya telah selesai, wanita itu segera keluar dari gudang dan mengunci gudang itu. Kunci tersebut pun di buang ke sembarang tempat dan wanita itu pun melangkah pergi sebelum ada orang yang melihatnya.

“Maafkan aku, Sica-ya,”

    TBC

Review, please~!

(Request FF) – We Aren’t Childish Couple


Title : We Aren’t Childish Couple

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • SNSD’s Jessica as Jessica (Jung) Wu
  • EXO-M’s Kris as Kris Wu

Support Cast :

  • EXO-K’s Kai as Kim Jongin
  • Sistar’s Bora as Yoon Bora
  • SNSD’s Tiffany as Stephanie Young
  • EXO-M’s Tao as Edison Huang
  • etc

Genre : Romance, Married-life, Friendship, Comedy

Length : Oneshot

Note : Ini adalah ‘Request FF’ dari hepidiana. Hopeful you love this story. Dan semoga tidak mengecewakan, ya? ^^

***

 

Jessica keluar dari sebuah kamar di rumahnya dengan mengendap-endap. Ia berjalan berjingkat menuju ruang tengah yang terdapat sofa dan televisi disana. Pelan-pelan, ia duduk dan meraih sebuah benda bernama remote. Setelah menekan tombol on, Jessica mengurangi volume agar suara dari televisi itu tidak terdengar keras. Jessica tersenyum lega. Ia bersandar dikepala sofa dan memeluk bantal sofa sambil menonton film yang sedang diputar di salah satu chanel televisi.

“Whoo! Nicki dan teman-temannya sangat keren!,” kagum Jessica.

Di dalam kamar, Kris terlihat sedang tertidur. Namun, sebuah getaran yang berasal dari ponsel miliknya yang berada di bawah bantal berhasil membangunkannya. Kris dengan nyawa yang masih belum terkumpul meraih ponselnya dan membaca pesan masuk di ponsel miliknya.

Mata Kris membulat sempurna, “Barcelona melawan Real Madrid baru saja dimulai?!,” pekiknya.

Kris segera bangkit dari tidurnya. Ia melompat dari ranjang ke lantai, lalu berlari keluar dari kamar. Kris berlari menuju ruang tengah yang disana sudah ada isterinya yang sedang menonton film.

“K-Kau bangun?,” pekik Jessica tak percaya.

Kris tak menjawab melainkan mengambil remote televisi yang terletak di atas meja. Kris segera memindah chanel olahraga dan segera duduk disamping Jessica dengan jarak yang terhalang sekitar tiga puluh sentimeter.

“Ah, syukurlah baru dimulai,” ucap Kris seraya menghela napas lega.

Jessica mendengus, “Apa-apaan ini?,” tanyanya kesal.

“Apa sih?,” tanya Kris tanpa mengalihkan tatapannya dari televisi.

“Aku rela bangun di dini hari demi menonton film yang belum ku tonton di bioskop. Tapi, kau malah mengganti chanelnya,” ucap Jessica kesal.

“Film bisa ditonton di bioskop. Tapi, pertandingan liga Spanyol tidak bisa ditonton di bioskop,” ucap Kris.

“Kembalikan remote-nya!,” seru Jessica seraya mengambil remote televisi dari tangan Kris. Namun, Kris bisa menahannya. Jadi, mereka sedang saling menarik remote tersebut.

“Hentikan. Nanti bisa rusak!,” seru Kris.

“Tidak mau! Aku ingin menonton film The Bling Ring!,” jawab Jessica.

Kris berhenti menarik remote tersebut. Jessica juga ikut berhenti.

“The Bling Ring? Film tentang perampokan selebriti di United States itu?,” tanya Kris.

Jessica mengutuki dirinya sendiri di dalam hati. Jessica tahu, Kris tak mengijinkannya menonton film itu karena Jessica sedang mengandung. Takutnya, bayi mereka akan memiliki sifat yang sama dengan para perampok di film itu.

“Aku menyukai film itu, Kris. Film itu adalah film terkeren di musim panas ini!,” ucap Jessica.

Kris menggeleng, “Tidak, selama kau hamil. Aku tak ingin anak kita mengalami dampak buruk dari film itu!,”

“Tapi—Kris,”

“Tidak ada tapi-tapian. Lagipula, kau harus beristirahat. Tidak baik ibu hamil begadang,” ucap Kris.

“Tapi—,”

“Masuk kamar, Jess. Dan tidur nyenyak. Tidak baik begadang untukmu,” ucap Kris.

Jessica menghela napas kasar, “Okay. Okay. I will!,” jawabnya akhirnya, lalu berjalan menuju kamarnya dan Kris. Sepanjang jalan, Jessica terus menggerutu bahkan mengutuki Kris di sela gerutuannya.

Kris tak mempedulikan isterinya itu. Ia kembali fokus ke televisi. Dan…

“GOAL!!!!!!!!!,” teriak Kris sambil melompat-lompat di atas sofa.

***

 

“Stephanie! Aku bisa gila!,” seru Jessica prustasi.

Stephanie terlihat sedang mengaduk-aduk pasta pesanannya, “Tidak perlu seprustasi itu, Jess. Film itu takkan menghilang setelah kau melahirkan,” ucapnya.

“Tapi, itu masih lama, Steph. Tujuh bulan lagi. Kau bisa membayangkannya?,”

“Waktu itu terus berjalan, Jess. Kau pasti akan kaget jika waktu itu datang dengan cepat. Tenang saja. Kau hanya butuh bersabar,” jawab Stephanie.

Jessica mengusap wajahnya kasar, “Sekarang aku benar-benar stres,” ucapnya.

“Kau ini seperti anak-anak saja. Kris juga. Tidak ada yang bisa bersifat dewasa diantara kalian. Terkadang diantara kalian ada yang bersifat dewasa. Tapi, selanjutnya, kembali bersifat kekanak-kanakan,”

“Dan kau ingin menyebut kami ‘The Childish Couple’, begitu?,” tebak Jessica kesal.

“Memang begitu kenyataannya. Setiap hari kalian tidak pernah akur. Kalian selalu terlibat pertengkaran. Untungnya hanya pertengkaran kecil,”

“Ah, sudahlah. Berbicara denganmu membuatku semakin stres,” ucap Jessica.

Stephanie mendengus kesal, “Aku kan hanya ingin memberikan pendapatku,”

Jessica segera menyuap pasta ke mulutnya dan tak mendengarkan Stephanie yang terus mengomel seperti nenek tua.

***

 

“Aku pulang!,” seru Kris.

Kris menoleh ke seluruh ruangan dari ruang depan, “Dimana Jessica?,” gumamnya.

Kris berjalan masuk melewati ruang tengah. Masih tidak ada Jessica. Di ruang makan, juga tidak ada. Dan dikamar, akhirnya Kris temukan. Jessica sedang tertidur pulas di atas ranjang.

“Enak sekali dia tidur. Bagaimana dengan makan malam?,” gerutu Kris kesal.

Setelah mandi dan berpakaian, Kris berjalan menuju ruang makan. Awalnya, ia ingin memasak sendiri. Tapi, Kris merasa ingin membuka tutup saji di atas meja makan.

Kris pun membuka tutup saji tersebut. Mata Kris membulat sempurna saat melihat makan malam sudah siap dan ada selembar kertas di atas meja. Kris meraihnya dan membacanya.

Makan malam untukmu. Maaf, ya, aku makan duluan. Soalnya aku kelelahan sih!

Semoga masakanku kali ini lebih enak dari masakan kemarin.

Selamat makan!

 

–          Jessica

Kris tersenyum. Ternyata Jessica masih mengingat dirinya meskipun Jessica sedang kelelahan.

Akhirnya, Kris pun menikmati makan malam sendirian dengan penuh senyuman.

***

 

TING! TONG!

Kris membuka pintu utama rumahnya. Terdapat seorang lelaki dengan wajah asia namun memiliki kulit cokelat seperti western. Senyumannya lebar sekali saat melihat Kris yang membuka pintu.

Mereka pun berpelukan.

“Apa kabar, hyung?,”

“Baik. Sangat baik, Jongin-ah!,” jawab Kris, “Bagaimana dengan kabarmu? Keluarga Jung dan Kim?,” tanyanya.

“Kami semua baik-baik saja, hyung,” jawab Jongin.

“Ayo masuk! Jessica pasti senang jika tahu kau datang,” ajak Kris.

Jongin mengangguk setuju. Mereka pun masuk ke dalam rumah besar milik Kris dan Jessica.

***

 

“Noona, kau jahat sekali tidak menyambut kedatanganku!,” gerutu Jongin kesal.

“Kehadiranmu di rumah ini membawa masalah, Jongjin!,” ucap Jessica tak kalah kesal.

“Namaku Jongin!,” protes Jongin, “Lagipula, masalah bagaimana?,”

“Kau selalu berbohong kepadaku ataupun Kris hingga kami bertengkar,” jawab Jessica.

Jongin menyengir pelan, “Kalau itu, aku kan hanya bercanda,” ucapnya.

“Dan candaanmu sangat tidak lucu, Jongjin!,”

“JONGIN!!,” teriak Jongin kesal, karena namanya terus disebut salah oleh sepupunya itu.

“Yeah. Whatever,” ucap Jessica sambil memutar bola matanya.

“Ayolah, Jess. Jangan kau perlakukan Jongin seperti ini. Dia adalah sepupu—,”

“Kau ini bagaimana sih? Kenapa lebih membela dia daripada aku? Atau kau menjalin hubungan dibelakangku dengan Jongjin?,” semprot Jessica berapi-api.

Jongin sweatdrop dibuatnya.

“Jangan berbicara yang tidak-tidak. Kau pikir aku ini gay?,” protes Kris tak terima.

“Ya. Kau itu gay. Bahkan kau selalu makan siang bersama Edison setelah bekerja!,” ucap Jessica.

“Edison adalah sahabat sekaligus rekan kerjaku. Kau ini kekanak-kanakan sekali!,”\

“Kau yang kekanak-kanakan!,”

“KAU!,”

“KAU!,”

“KAU!,”

“KAU!,”

“SHUT UP!!!!!!!!!!,” teriak Jongin yang sukses membuat sepasang suami isteri itu terdiam.

“Kalian sama saja. Kalian adalah pasangan yang paling kekanak-kanakan yang pernah aku lihat!,” omel Jongin.

“WE ARE NOT CHILDISH COUPLE!!!!!!!!,” teriak Jessica dan Kris serempak hingga Jongin terjatuh ke lantai.

***

 

Jongin sedang memakan roti buatan Jessica di ruang makan bersama Jessica. Kris sudah berangkat kerja karena ia sedang ada rapat pagi hari ini. Jadi, Kris akan sarapan di tempat kerja saja.

“Pekerjaan Kris hyung masih sebagai pengusaha?,” tanya Jongin.

Jessica mengangguk sambil memberi selai pada rotinya.

“Tidak takut resiko pekerjaan itu?,”

Jessica menatap Jongin tajam, “Pekerjaan itu tidak memakan nyawa, Jongjin,”

Jongin menghela napas berat, “Bukan begitu maksudku. Perusahaan identik dengan karyawan. Dan biasanya banyak karyawan wanita. Apalagi status Kris hyung adalah direktur utama. Kris hyung juga memiliki wajah yang tampan. Apa noona tidak takut jika para karyawan wanita itu mendekati bahkan menggoda Kris hyung?,”

Jessica memutar bola matanya, “Kali ini kau takkan bisa menipuku lagi, Jongjin. Aku sudah kebal dengan tipuan busukmu itu,” ucapnya, sambil kembali memberi selai pada rotinya.

“Aku kan hanya berandai-andai saja, noona. Bukankah hal itu tidak mustahil terjadi?,”

Tenangkan dirimu, Jessica. Jangan tertangkap tipuan busuknya. Jangan sampai kau mempercayai kata-katanya. Dia selalu membohongimu, Jessica. So, please calm down!, batin Jessica.

Jongin tertawa melihat sepupunya yang sedang menahan amarahnya. Ia memang senang sekali menggoda Jessica. Jessica noona memang mudah tertipu sih, batinnya.

***

 

“Terima kasih atas rapat kali ini,” ucap Kris pada seluruh karyawan di perusahaannya.

Para karyawan itu satu persatu mulai keluar. Edison berjalan menghampiri Kris, “Mau sarapan bersama?,” tawarnya.

“Oke,” jawab Kris.

“Sajangnim,” panggil seorang karyawati cantik dan cukup seksi.

“Oh, ada apa, Bora-ssi?,” tanya Kris.

“Anda sangat dermawan dan bijaksana. Saya semakin—mengagumi anda,”

Edison menyenggol lengan Kris sambil menahan tawa. Sedangkan Kris tersenyum tipis kepada Bora, “Terima kasih karena sudah mengagumi saya,” ucapnya.

“Anda adalah panutan saya, sajangnim. Mohon terus memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini. Permisi,”

Bora pun keluar dari ruangan tersebut menyisakan Kris dan Edison berdua.

“Bora selalu mengatakan secara langsung, ya? Apa dia tak tahu direktur kita ini memiliki seorang isteri?,”

Kris mendesis, “Tutup mulutmu dan ayo kita ke restauran,” ucapnya.

“Oke. Kali ini, aku yang traktir, ya?,” usul Edison.

“Terserah apa maumu saja,” jawab Kris.

***

 

“Bora?,”

“Ya. Dia adalah karyawati tercantik di perusahaanku. Memangnya untuk apa kau menanyakan hal itu?,”

Jongin tersenyum sambil menggeleng, “Tidak ada. Hanya iseng saja,” jawabnya.

Kris memicingkan matanya kepada Jongin, “Aku jadi curiga,” ucapnya.

“Oh, yang benar saja. Aku tidak akan berbuat apa-apa lagi kok. Janji deh!,”

“Apa yang kalian bicarakan?,” tanya Jessica yang berada di anak tangga, melihat Kris dan Jongin berada di ruang tengah.

“Tidak ada,” jawab Jongin.

“Jess, bagaimana besok kita pergi makan malam berdua?,” tawar Kris.

Jessica menuruni anak tangga dan berjalan menghampiri Kris, “Tidak biasanya kau mengajakku makan malam diluar. Ada apa kau tiba-tiba mengajakku?,”

“Temanku sewaktu di sekolah menengah atas mengundangku untuk makan malam di restauran miliknya. Kebetulan restauran itu akan dibuka untuk pertama kalinya besok malam. Jadi, dia akan memberikan diskon besar-besaran. Restauran itu memasak masakan Perancis. Kau suka, kan?,”

Jessica mengangguk bersemangat, “Ya. Aku suka!,” jawabnya.

“Bagaimana denganku?,” tanya Jongin.

“Kau jaga rumah saja. Nanti, akan ku bawakan untukmu,” jawab Kris.

“Aku juga ingin pergi kesana,” ucap Jongin.

“Tidak usah membantah. Tinggal saja di rumah. Kau ini seperti anak-anak saja yang merengek ingin ikut orangtuanya pergi,” ucap Jessica.

Jongin mendengus kesal. Tiba-tiba, ia mendapatkan ide yang sangat bagus. Kau akan ku hantui dengan tipuanku, noona!, batinnya.

***

 

From : Kris-ma husband

 

Sepulang kerja, kita akan langsung berangkat. Jadi, bersiap-siaplah dari sekarang.

 

Jessica tersenyum setelah membaca pesan dari Kris. Ia memasukkan ponselnya ke dalam tasnya. Jessica sangat senang kali ini. Bukan hanya karena diskon besar-besaran di restauran milik teman Kris, tetapi Jessica juga senang karena mereka akan makan malam berdua. Akhir-akhir ini, Jessica dan Kris memang jarang makan bersama. Kris terlalu banyak pekerjaan sehingga Kris selalu berangkat di pagi hari dan pulang di malam hari.

“Bora,”

Jessica menoleh ke sumber suara. Ia melihat Jongin masuk ke kamarnya.

“Untuk apa kau kemari?,” tanya Jessica.

“Hanya menyampaikan berita,” jawab Jongin.

Jessica menaikkan sebelah alisnya, “Aku tidak mengerti apa maksudmu,” ucapnya.

Jongin duduk di tepi ranjang milik Jessica dan Kris, “Bora adalah seorang karyawati cantik yang memiliki hubungan dekat dengan Kris hyung,”

Jessica mendesis, “Aku tak percaya,”

“Kris hyung sendiri yang memberitahuku,” ucap Jongin.

“Aku tak ingin mempercayai kata-katamu lagi, Kim Jongjin! Jadi, tutup mulutmu atau ku masukkan semua peralatan make-up ku ke dalam mulutmu!,”

Jongin bergedik ngeri, “Noona menyeramkan sekali. Aku kan hanya bercanda,” ucapnya.

Jessica tak mempedulikan perkataan Jongin melainkan sibuk mempercantik diri.

***

 

Jessica telah sampai di kantor perusahaan milik Kris. Ia sudah menghubungi Kris namun nomornya tidak aktif. Kris sudah terlambat menjemputnya setengah jam. Akhirnya, Jessica pergi ke kantor menaiki taksi.

“Selamat malam, Mrs. Wu,” sapa para karyawan kepada Jessica. Jessica tak membalas melainkan terus berjalan menuju ruangan Kris. Jessica sangat panik. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk kepada suaminya itu.

KREKKK!!!

“KRIS, KAU—,”

Perkataan Jessica berhenti saat melihat Kris sedang berpegangan tangan dengan seorang karyawati. Jessica kembali teringat dengan perkataan Jongin. Jangan-jangan.., batinnya.

“Jess, perkenalkan, dia ini—,”

Belum selesai Kris berbicara, Jessica sudah pergi dari tempat itu.

***

 

“Jess, kau marah?,” tanya Kris yang sedang berada di depan pintu kamar mereka.

“Kau salah paham, Jess. Dia bukan siapa-siapa selain seorang karyawati di perusahaanku. Dia memegang tanganku karena dia berterima kasih karena aku sudah membebaskan dirinya dari hutang-hutangnya,”

Masih tidak ada jawaban.

“Jess, kau ini kekanakkan sekali sih,”

Pintu terbuka. Kris kaget saat melihat Jessica keluar membawa ember. Dan lebih kagetnya, Jessica menumpahkan isi ember tersebut kepada Kris hingga Kris basah kuyup.

“Apa maksudnya ini?,” tanya Kris kesal.

“Kau berselingkuh!,” jawab Jessica.

“Tidak. Bukankah aku sudah menjelaskan semuanya? Lagipula, Bora itu—,”

“Oh, jadi dia yang bernama Bora?,” tanya Jessica sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.

“Kau tahu dia?,” tanya Kris.

“Selingkuhan gay-mu yang memberitahuku,” jawab Jessica sambil menunjuk Jongin dengan dagunya.

Kris menoleh. Jongin mengeluarkan senyuman tiga jarinya. Tanpa basa-basi, Kris langsung menyeretnya dan membawanya ke hadapan Jessica.

“Ampun, hyung!,”

“Jelaskan yang sebenarnya terjadi kepada Jessica!,” perintah Kris kesal.

Jongin menyengir pelan, “Sebenarnya, Bora itu tidak pernah memiliki hubungan dekat dengan Kris hyung, noona. Aku hanya menggodamu saja,” ucapnya.

“Jadi, kau—,”

Jongin tertawa, “Noona tertangkap di dalam tipuanku lagi, ya? Noona ternyata masih mempercayai tipuanku,”

“TUTUP MULUTMU!!!!,” teriak Jessica seraya menendang Jongin hingga tersungkur ke lantai.

“Noona jahat sekali,” gumam Jongin sambil mengusap pantatnya.

Kris tersenyum, “Sekarang kau mempercayaiku, kan?,” tanyanya.

“Tidak semudah itu,” jawab Jessica.

“Jessica..,”

“Aku tidak bisa percaya begitu saj—,” kalimat Jessica terhenti saat Kris mencium bibirnya.

Jongin yang melihat hal itu hanya menggelengkan kepalanya, “Dasar pasangan suami isteri yang kekanak-kanakan,”

END

Yey! Selesai lagi satu FF! Semoga FF ini bisa memuaskan kalian semua terutama hepidiana. Jangan lupa reviewnya, yaks? ^^

Next, masih ada ‘Request FF’ yang lain. Yuk dibaca dan dikomentari!

I Choose To Love You (Chapter 4)


i-choose-to-love-you

Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
o EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
o SNSD’s Jessica as Jessica Jung
o SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
o EXO-K’s DO as Do Kyungsoo

Support Cast :
o EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol
o EXO-M’s Tao as Huang Zi Tao
o SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
o SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
o SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
o etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

    Poster © Bubbletea

>>>

Jessica berlari menuju rumahnya dengan mata yang berair. Ya, Jessica sedang menangis. Karena apa? Tentu saja karena tak sanggup melihat pemandangan yang tak pernah ia inginkan.

Baekhyun mencium Taeyeon.

Jessica merasa ingin mati saja. Perasaannya telah hancur, dadanya terasa sesak dan sakit. Siapa yang bisa bertahan jika melihat orang yang di cintai mencium orang yang bukan dirinya?

Jessica menyinggahi halte bus karena ia merasakan tetesan dari langit mengenainya. Untunglah halte bus itu sepi, tak ada orang. Jessica duduk di kursi sambil menenggelamkan wajahnya di pangkuannya. Tubuhnya bergetar hebat dan isakan mulai terdengar keras. Hanya saja masih kalah keras dengan hujan yang mulai turun deras.

Seorang lelaki berkacamata berlari menyinggahi halte bus. Ia mengusap tubuhnya dengan kedua tangannya yang basah.

“Sial sekali aku hari ini. Eomma memintaku membeli siput, tapi aku kehujanan. Saat sampai ke rumah pasti eomma akan memukuli pantatku,” gerutu lelaki itu.

Mendengar seseorang menggerutu, Jessica mengangkat kepalanya. Ia melihat lelaki yang membelakanginya. Dari postur tubuhnya dari belakang, Jessica merasa tak asing. Tiba-tiba, hidung Jessica terasa gatal dan..

“HATCHI~!!,”

Lelaki itu berbalik. Ia melepas kacamatanya dan mengelapnya dengan kain bajunya lalu memakainya kembali. Kemudian ia mengerjapkan matanya. Sedangkan Jessica menatapnya aneh.

“Apa yang kau lakukan, Kyungsoo-ah?,” tanya Jessica.

Lelaki itu—Kyungsoo—tersentak, “Kau mengenalku?,” tanyanya.

“Astaga! Apa kau sedang amnesia?,” tanya Jessica, “Ini aku, Jessica!,” serunya.

“Noona? Jadi, benar kau Jessica noona?,” tanya Kyungsoo heboh.

Jessica menatapnya datar, “Jadi, kau tahu aku siapa?,” tanyanya.

Kyungsoo mengangguk, “Aku hanya memastikan, noona. Apakah penglihatanku benar atau salah,” jawabnya. Kyungsoo menatap mata Jessica yang memerah dan bengkak, “Noona sehabis menangis?,” tanyanya.

Jessica spontan mengusap kedua matanya, “T-Tidak kok. Hanya sakit mata,” jawabnya.

“Oh,” ucap Kyungsoo, “Lalu, apa yang noona lakukan disini?,” tanyanya.

Jessica berpikir sebentar. Ia mencoba mencari alasan yang masuk akal. Tapi, meskipun ia memberikan alasan yang tidak masuk akal, Kyungsoo pasti akan tetap mempercayainya. Kyungsoo kan sedikit gila, pikirnya.

“Berteduh,” jawab Jessica akhirnya.

Kyungsoo tersenyum sumringah, “Aku juga sama. Wah! Berarti kita berjodoh!,” serunya.

Jessica menganga mendengarnya. Berjodoh dengan Kyungsoo? Ya Tuhan, apa tidak ada lelaki lain yang kau berikan untukku?, batinnya.

Kyungsoo duduk di samping Jessica. Jessica spontan menggeser tubuhnya sedikit. Karena perkataan Kyungsoo tadi, Jessica kembali merasa ilfeel kepada Kyungsoo. Tapi, ia kembali sadar bahwa ia telah memutuskan untuk berteman dengan Kyungsoo selagi Kyungsoo menyimpan rahasianya.

“Memangnya tadi noona dari mana?,” tanya Kyungsoo.

Jessica mendesis, “Kau itu bukan eomma-ku. Jangan banyak tanya,” balasnya kesal.

Kyungsoo mendadak cemberut, “Maaf kalau begitu,” ucapnya, “Aku kan hanya bertanya,” lanjutnya.

Jessica menjadi tidak enak. Ia pun memaksakan tersenyum lalu menepuk-nepuk punggung Kyungsoo.

“Hei! Harry Potter tidak sejelek saat kau cemberut. Cerialah kembali,” hibur Jessica. Sebenarnya ia ingin muntah saat menyebut nama ‘Harry Potter’. Ayolah! Harry Potter meskipun menggunakan kacamata tetap terlihat menawan. Sedangkan Kyungsoo?, pikirnya.

Mendengar Jessica berkata seperti itu, Kyungsoo kembali tersenyum. Spontan, ia memeluk Jessica erat.

“KYAAAA~!!,” teriak Jessica kaget. Jessica segera mendorong Kyungsoo hingga pelukannya terlepas, “Bukankah sudah ku katakan jangan memelukku lagi?,” omelnya.

“Maaf. Aku terbawa suasana,” jawab Kyungsoo, di ikuti kekehannya.

Jessica memutar bola matanya kesal. Alasan tipis, gerutunya dalam hati.

***

Baekhyun masuk ke dalam rumahnya yang besar. Ia melihat kedua orangtuanya berada di ruang tengah sedang menyaksikan TV. Baekhyun pun menghampiri kedua orangtuanya dan duduk di sofa yang lain.

“Kau sudah pulang, sayang,” seru Sohee.

“Iya, eomma,” jawab Baekhyun.

“Darimana, Baekhyun-ah?,” tanya Minseok.

“Hm—pergi bersama Taeyeon,” jawab Baekhyun.

“Taeyeon?,” seru Sohee, “Bukankah dia adalah temanmu dan Jessica saat kecil?,” tanyanya.

Baekhyun mengangguk, “Benar sekali. Ternyata eomma masih mengingatnya,” jawabnya.

“Tentu saja eomma ingat,” ucap Sohee.

“Oh, ya, kau masih berteman dengan Jessica?,” tanya Minseok, “Appa dengar dia tidak jadi kuliah di Oxford,” lanjutnya.

Baekhyun mengangguk, “Jessica adalah sahabat baikku, appa. Tentu saja kami masih berteman. Dia satu kampus denganku,” jawabnya.

“Kenapa kau tak ajak dia ke rumah?,” tanya Sohee.

“Dia selalu sibuk, eomma,” jawab Baekhyun, dengan nada kecewa.

“Sekarang Jessica tinggal dimana?,” tanya Minseok.

Baekhyun mengernyit bingung. Untuk apa appa menanyakan hal itu? Ya sudah jelas di kediaman Jung Yunho, batinnya. “Dia masih tinggal di rumahnya, appa,” jawabnya.

“Yang benar? Bukankah Jessica ikut bersama eomma-nya?,” tanya Minseok.

Baekhyun dan Sohee saling berpandangan. Kemudian, Sohee beralih ke suaminya, “Apa maksudmu, sayang?,” tanyanya.

“Sohee-ah, Yunho dan Yuri sudah bercerai,”

Baekhyun tersentak. Sama halnya dengan Ibunya—Sohee. “K-Kapan? Kenapa aku tidak tahu?,” tanya Sohee.

“Aku juga baru saja tahu. Kemarin, aku bertemu Yunho bersama anak tirinya,” jawab Minseok.

Baekhyun menunduk sambil berpikir keras. Jadi, selama ini Jessica berpura-pura sibuk hanya untuk menyembunyikan hal ini? Tapi, kenapa?, pikirnya.

***

Semua mahasiswa mengerumuni tempat tertempelnya mading kampus. Sepertinya ada berita menarik hari ini hingga semua mahasiswa rela bersesakan hanya demi membaca berita tersebut.

Jessica berjalan menelusuri koridor dengan perasaan tidak nyaman. Semua mata tertuju padanya. Jessica pun memeriksa apakah ada yang salah dengannya. Tapi, ia tak berhasil menemukan kesalahan tersebut.

“NOONA!!,” teriak Kyungsoo, seraya berlari menghampiri Jessica.

“Ada apa?,” tanya Jessica.

Kyungsoo mengatur napasnya, “A-Ada berita gawat!,” jawabnya.

“Gawat apanya?,” tanya Jessica kebingungan.

“Ikut denganku!,” ajak Kyungsoo, seraya menarik tangan Jessica dan membawanya berlari. Beberapa kali Jessica protes, tapi Kyungsoo tetap membawanya lari tanpa mendengarkan ocehannya.

Dan.. sampailah mereka di tempat berkumpulnya banyak mahasiswa. Kehadiran Jessica pun menjadi pusat perhatian. Jessica semakin merasa ada yang tidak beres.

Kyungsoo mendorong Jessica untuk menerobos para mahasiswa itu hingga mereka berada di barisan depan. Kini, Jessica dapat membaca berita hari ini dengan jelas.

Mata Jessica membulat sempurna saat membaca judulnya. ‘Jessica Jung, gadis blasteran yang angkuh ternyata tinggal di rumah kecil nan jelek’. Terdapat foto rumah Jessica yang tertempel di artikel tersebut. Jessica meremas tangannya. Bagaimana hal ini bisa ketahuan? Bukankah hanya Kyungsoo yang mengetahui ini? Jessica terdiam. Pasti lelaki berkacamata berhidung belang itu yang berada di balik ini semua, pikirnya yakin.

Jessica segera berbalik dan menonjok Kyungsoo hingga Kyungsoo terjatuh ke lantai. Semua mahasiswa menatap Jessica tajam dan takut.

Kyungsoo segera bangkit, “Kenapa noona menonjokku?,” tanyanya.

“Masih bertanya juga rupanya. Pasti kau yang berada di balik ini semua, bukan?,” tuduh Jessica.

“Demi Tuhan. Bukan aku pelakunya, noona,” jawab Kyungsoo.

“Lalu, siapa? Hanya kau yang tahu ini!,” ucap Jessica murka.

“Aku benar-benar tidak tahu, noona,” jawab Kyungsoo.

BUKK!!

Jessica kembali menonjok Kyungsoo hingga terjatuh kembali. Baru saja Jessica ingin menendang Kyungsoo, Baekhyun dan Chanyeol segera menahannya.

“Hentikan, Jessica-ya! Kau sudah tidak waras,” seru Baekhyun marah.

“B-Baekhyun-ah, aku—,”

“Aku sangat kecewa padamu, Jessica-ya,” ucap Baekhyun, lalu pergi dari sana.

“Baekhyun-ah!,” panggil Jessica, namun tak di hiraukan.

Taeyeon pergi menyusul Baekhyun. Sedangkan Tao dan Chanyeol membantu Kyungsoo berdiri.

“Kau jahat sekali, Jessica-ya. Menuduh orang tanpa bukti,” ucap Tao kecewa.

Tao dan Chanyeol pun segera membawa Kyungsoo ke ruang kesehatan. Para mahasiswa juga berbubaran dari tempat itu. Sedangkan Jessica hanya bisa menangis sambil meratapi penyesalannya.

Di sisi lain, tiga mahasiswa perempuan tertawa bahagia melihat kejadian tersebut. Mereka adalah Tiffany, Sunkyu, dan Hyoyeon.

“Well done, Hyoyeon-ah. Kau benar-benar seorang paparazzi yang hebat,” ucap Tiffany.

Hyoyeon tersenyum licik, “Tentu saja. Untungnya aku menemukan Jessica dan Kyungsoo berada di halte bus. Jadi, aku mengikuti mereka dan menemukan kediaman kecil milik perempuan malang itu,” jawabnya.

Sunkyu mengacungkan kedua jempolnya, “Kau hebat, Hyoyeon-ah! Hebat!,” serunya.

“Tapi—ini belum berakhir. Ku pikir, dengan kejadian ini, Baekhyun akan terbebas dari gadis-gadis yang tidak pantas untuknya seperti Jessica. Tapi, ternyata masih ada Taeyeon,” ucap Tiffany kesal.

“Tenang, Fany-ah. Berarti target kita selanjutnya adalah—,”

“KIM TAEYEON!!!,” seru mereka bertiga lalu tertawa licik bersama.

***

Kelas Jessica telah berakhir. Jessica duduk sendirian di ujung kelas bagian belakang. Sedangkan tempat Jessica sebelumnya di isi oleh Taeyeon. Baekhyun rupanya masih marah pada Jessica.

Semua mahasiswa di kelas tersebut keluar dari kelas dan menyisakan Jessica seorang. Jessica menelungkup wajahnya di atas lipatan tangannya di atas meja. Isakan tangis mulai terdengar dari mulut Jessica.

“Noona,”

Jessica mengangkat kepalanya. Ia mengerjap kaget saat melihat lelaki yang berada di dekatnya.

“K-Kyungsoo?,”

Kyungsoo menarik kursi untuk duduk. Tangannya mengusap air mata Jessica yang jatuh membasahi pipinya. Jessica hanya terdiam. Di dalam hatinya masih tersimpan seribu penyesalan kepada Kyungsoo.

“Aku adalah orang terjahat di dunia,” ucap Jessica.

“Tidak, noona. Kau tidak jahat. Wajar kau menuduhku karena kau hanya tahu bahwa aku yang mengetahui rahasiamu. Wajar kau memukulku karena kau tahu kau pasti sedang emosi saat itu,” ucap Kyungsoo.

Mendengar perkataan Kyungsoo, Jessica bangkit dari kursinya dan langsung memeluk Kyungsoo erat sambil menangis. Kyungsoo kaget sekali saat itu. Bukankah Jessica selalu marah jika Kyungsoo memeluknya? Tapi, kali ini Jessica sendiri yang memeluk Kyungsoo.

“N-Noona,”

“Aku beruntung memilikimu, Kyungsoo-ah,”

Kyungsoo terlena mendengarnya. Kata-kata terindah yang pernah ia dengar dari mulut seorang Jessica Jung. Terlihat jelas bahwa Kyungsoo sangat bahagia. Ia membalas pelukan Jessica sambil tersenyum lebar.

“Maafkan aku,” ucap Jessica.

“Aku selalu memaafkanmu, noona. Percayalah,” jawab Kyungsoo.

Jessica semakin mengeratkan pelukannya. Ia merasa Tuhan telah memberikannya kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya. Itu artinya, ia juga harus meminta maaf kepada sahabat karibnya—Byun Baekhyun.

***

Jessica pergi ke lapangan basket yang berada di bawah rumah pohon. Jessica bisa melihat disana Baekhyun sedang bermain basket sendirian. Setahunya, Baekhyun tidak pernah bermain sendirian. Baekhyun selalu mengajak Jessica. Oh, Jessica hampir lupa. Mana mungkin Baekhyun mengajaknya. Baekhyun sedang marah padanya.

“Baekhyun-ah,”

Baekhyun berbalik. Ia cukup kaget saat melihat Jessica. Baekhyun memeluk bola basketnya seraya menatap Jessica tajam.

“Untuk apa kau kemari?,” tanya Baekhyun sarkatis.

“A-Aku ingin meminta maaf,” ucap Jessica.

“Memangnya kau punya salah denganku?,” tanya Baekhyun.

Jessica menunduk, “Aku menyembunyikan rumah kecilku darimu dan berbohong bahwa aku masih tinggal bersama dad. Aku selalu menolak ajakanmu dan tidak mengijinkanmu datang ke rumahku. Dan yang terakhir, aku telah menuduh dan memukul Kyungsoo,” jawabnya.

“Wah! Banyak sekali kesalahanmu,” komentar Baekhyun.

“Tapi, aku punya alasan di balik ini semua, Baekhyun-ah,” ucap Jessica.

“Alasan yang kau buat setelah pulang sekolah, benar?,” tebak Baekhyun.

Jessica menggeleng cepat, “Alasan sesungguhnya!,” jawabnya, “Biarkan aku menjelaskan semuanya, Baekhyun-ah,” pintanya.

Baekhyun terdiam. Well, apa salahnya membiarkan Jessica menjelaskan. Lagipula, Baekhyun memang sangat ingin mengetahui alasan tersebut.

“Orangtuaku bercerai, Baekhyun-ah. Aku memilih ikut bersama mom karena aku merasa nyaman bersamanya. Kami tinggal di rumah yang kecil dan pekerjaan mom menjadi seorang tukang jahit,” Jessica mulai mengeluarkan air mata, “A-Aku takut kau tidak akan mau berteman denganku lagi, Baekhyun-ah. Aku yakin kau pasti malu memiliki teman sepertiku yang sekarang menjadi miskin. Dan soal Kyungsoo, aku menuduhnya karena aku tahu hanya dia yang mengetahui dimana rumahku. Itu alasannya mengapa kami dekat akhir-akhir ini,” Jessica mulai terisak, “Tapi, aku sudah meminta maaf kepada Kyungsoo dan Kyungsoo memaafkanku. Dan sekarang—,” Jessica menarik napas sejenak, “Aku harap kau mau memaafkanku meskipun kau tak mau lagi berteman denganku,” ucapnya.

Baekhyun menatap Jessica iba. Ia tak pernah memikirkan soal kekayaan di dalam persahabatan. Ia hanya menginginkan persahabatan yang tulus. Itu saja. Dan jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia tak pernah ingin berhenti berteman dengan Jessica. Meskipun Baekhyun marah pada Jessica.

“Kau mau kan memaafkanku?,” tanya Jessica penuh harap.

Baekhyun pun menarik Jessica ke dalam pelukannya. Di peluknya erat sahabatnya itu. Jessica pun kembali menangis.

“Aku memaafkanmu dan kita akan tetap berteman seperti biasa, Jessica-ya. Aku tak mempermasalahkan keadaanmu sekarang,” Baekhyun melepaskan pelukannya dan menatap Jessica dalam, “Yang aku ingin adalah mulai saat ini jangan pernah menyembunyikan apapun lagi dariku,” ucapnya.

Jessica mengangguk. Dan mereka kembali berpelukan.

Di balik pohon, ada tiga orang yang sedang mengintip kejadian tersebut. Mereka adalah Taeyeon, Chanyeol, dan Tao.

“Kasihan sekali Jessica,” gumam Tao.

“Aku terharu menonton mereka,” ucap Chanyeol mellow.

Sedangkan Taeyeon tersenyum tipis. Ia senang Jessica dan Baekhyun kembali berbaikan. Tapi, ia merasa posisinya semakin terancam. Bagaimana jika mereka kembali dekat dan setiap hari akan membuat dirinya cemburu?

    TBC

Pendekan, ya? Saya lagi kekurangan ide nih buat bikinnya. Di tambah suasana hati gak pas. Soalnya masih banyak tugas juga sih. Dan bentar lagi, aku mau liburan ke luar kota. Jadi, aku bakal hiatus sementara sampai setelah lebaran. Jadi, tunggu aja kelanjutan semua FF ku setelah lebaran.

Review, please~!

Sacred In The Dust


Title : Sacred In The Dust

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :
• SNSD’s Jessica as Jessica Jung
• EXO-K’s Suho as Kim Joonmyun

Support Cast :
• EXO-M’s LuHan as Xiao Lu Han
• EXO-K’s Kai as Kim Jongin
• EXO-K’s Sehun as Oh Sehun
• SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
• SNSD’s Yuri as Kwon Yuri
• SNSD’s Seohyun as Seohyun Jo
• SNSD’s YoonA as Im Yoona
• etc

Genre : Angst, Romance, Friendship

Length : Oneshot

Rating : PG17

Note : Terinspirasi dari lagu malaysia, lupa siapa penyanyinya yang pasti judul lagunya ‘Suci dalam debu’ sama dengan arti judul FF ini. Saya jatuh cinta sama liriknya apalagi pas di bawain oleh Alex Rudiart di X-Factor. Keke

    Poster © AzaleaChoi74 @ Graphics Art

>>>

Jessica sedang berjalan menelusuri koridor kampus di iringi ejekan dari para mahasiswa di kampus tersebut yang di tujukan kepadanya. Jessica sudah terbiasa dengan hal ini karena memang setiap hari mereka melakukan hal tersebut kepada Jessica.

Menyakitkan?

Tentu saja. Hingga Jessica harus meng-nonaktifkan pendengarannya. Bahkan Jessica sangat berharap bahwa ia bisa menjadi tunarungu. Namun, inilah pemberian Tuhan untuknya. Kesalahan harus di bayar dengan kesalahan. Kesalahan fatal yang ia buat membuahkan hasil yang sangat menakutkan.

Dan akhirnya.. Jessica sampai di kelasnya—ruang kelas jurusan bisnis manajemen. Jessica duduk di kursinya. Hingga datanglah dosen tampan dan muda masuk di kelas mereka.

“Good morning, everyone!,”

“Good morning, Mr. Kris,” balas semua mahasiswa.

Kris menatap Jessica yang sedang menunduk. Ia tersenyum kecil.

“What’s wrong, Jessica Jung?,” tanya Kris.

Jessica spontan mengangkat kepalanya. Wajah murungnya ia hapus sebisanya. Ia hanya menggelengkan kepalanya.

“If you sick, you must go to clinic!,” ucap Kris.

“No, thanks. I’m very well, sir,” jawab Jessica.

“Mana mungkin Jessica Jung sakit!,” seru Yuri.

“Pasti dia kelelahan karena sudah bercinta dengan banyak pria,” sahut Seohyun.

Seisi kelas menertawakan Jessica, kecuali Kris dan Kim Joonmyun—salah satu mahasiswa di kelas tersebut.

“Silent!,” ucap Kris, setengah berteriak.

Semua mahasiswa mengatup rapat mulut mereka. Jika Kris marah, kelas mereka akan hancur. Kris merupakan dosen muda yang sering sekali emosi. Bahkan para mahasiswa menganggapnya adalah seorang psikopat.

Kelas tersebut memulai pelajaran. Semuanya tampak sedang serius mengisi lembar soal yang di berikan Kris. Termasuk Jessica. Jessica sangat bersungguh-sungguh dengan jurusannya ini. Cita-citanya adalah menjadi seorang pebisnis atas yang ternama. Namun, cita-citanya seperti sekedar bayangan semu karena sedikitpun tak bisa ia capai karena statusnya yang jelek di mata semua orang.

Segumpal kertas tiba-tiba saja muncul di atas mejanya. Jessica mencari-cari sumber yang melemparkan kertas tersebut. Oh, ternyata player nomor 1 di kampusnya—Kim Jongin. Jongin sedang tersenyum kepada Jessica.

Jessica pun membuka kertas tersebut dan membaca isinya.

I want a beautiful night tonight. Please go to Swan Hotel in Busan. Don’t worry, I’ll pay you and I’m not tell anybody. Okay, honey?

Jessica menghela napas kasar. Terlebih lagi Jongin memakai bahasa Inggris yang sangat mudah ia mengerti. Jongin memintanya untuk melayaninya di Hotel Swan di Busan. Dia berjanji akan membayarnya dan tidak memberitahu orang lain.

Namun, segumpal kertas kembali ia dapatkan. Tanpa basa-basi, Jessica langsung membukanya.

WANITA JALANG!

Jessica bisa melihat Yuri yang menatapnya tajam. Oh, Yuri adalah mantan kekasih Jongin yang sampai saat ini masih mengejar Jongin.

Jessica tidak tahu harus berbuat apa. Keadaan memaksa dirinya untuk menyandang status tersebut. Dan seharusnya, Jessica di keluarkan dari kampusnya karena Jessica sudah mencemarkan nama baik kampus tersebut. Hanya saja banyak pihak yang masih tidak percaya dengan isu yang sudah tersebar luas di seluruh Korea Selatan. Jessica merupakan mahasiswa berprestasi. Sangat sulit untuk mempercayai bahwa Jessica adalah seorang wanita jalang.

>>>

Jessica sudah tiba di Hotel Swan. Jongin sudah mengirimkan nomor kamar melalui pesan teks. Setelah menanyakan resepsionis, Jessica segera pergi menuju kamar bernomor 121.

Dan.. Jessica sudah tiba di kamar tersebut. Jongin adalah pelanggan setia Jessica. Mereka sudah sering melakukan seks hingga Jessica mempercayai bahwa Jongin tak akan melaporkan ini kepada siapapun. Jessica sangat mengharapkan itu.

Pintu kamar tersebut terbuka. Jongin dengan keadaan telanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek memasang wajah polosnya. Ia tersenyum melihat Jessica mengenakan dress merah sepaha yang memperlihatkan paha mulus yang tak pernah membosankan seorang Kim Jongin.

“Ayo masuk, sayang. Aku sudah tidak sabar,” ucap Jongin.

Jessica menghela napas kasar. Terkadang dirinya ingin menangis. Ia sudah terjebak di dunia ini. Ia hanyalah debu yang sudah tak suci lagi.

Jongin berjalan hingga ia berada di belakang Jessica. Tangannya melingkari perut Jessica dan berusaha mendorong agar Jessica yang sedari tadi melamun untuk masuk ke dalam kamar yang sudah ia pesan.

>>>

Jessica terbangun dari tidurnya. Ia menemukan dirinya berada di tempat asing. Oh, ia hampir lupa apa yang ia lakukan tadi malam bersama pria yang saat ini masih terlelap di sampingnya. Mereka berdua tak mengenakan busana dan hanya terbalut oleh selimut. Jessica pun segera beranjak dan meraih pakaiannya yang berserakan di lantai. Jessica pergi menuju kamar mandi di kamar tersebut untuk membersihkan diri.

Setelah selesai berpakaian lengkap, Jessica melihat Jongin yang juga sudah berpakaian lengkap berjalan menghampirinya. Jongin memberikan uang dengan angka yang lumayan besar kepada Jessica.

“Tadi malam kau lemas sekali. Harusnya kau membalasku. Aku menginginkan malam seperti malam pertama kita bertemu lain kali. Aku akan membayarmu lebih,” ucap Jongin.

Jessica terkisap dengan pria yang berada di hadapannya. Ia benar-benar tak bisa berkata apa-apa. Jessica yakin, bukan hanya dirinya yang menjadi partner seks seorang Kim Jongin.

>>>

Jessica dan sahabatnya—Taeyeon—sedang makan siang di sebuah kafe. Hari ini merupakan hari libur untuk kelas mereka. Jadi, mereka bisa bebas tanpa harus penat memikirkan pelajaran.

“Tadi malam kau melayani Jongin lagi?,” tanya Taeyeon.

Jessica mengangguk lemas.

“Dia membayarmu berapa?,” tanya Taeyeon.

“Lima puluh juta won,” jawab Jessica.

Taeyeon sedikit kaget mendengar jumlah yang banyak. Namun ini sudah biasa untuk Jessica karena biasanya ia di bayar lebih oleh pria-pria lain. Namun, sepertinya hanya Kim Jongin yang paling banyak membayar Jessica. Sebelumnya Jongin pernah membayar Jessica sekitar satu milyar won.

“Pasti madam Rose sangat mencintaimu,” ucap Taeyeon.

“Maksudmu?,”

“Kau adalah mesin pencetak uang untuknya. Maka dari itu, sampai saat ini ia tak pernah mengijinkanmu berhenti menjadi pekerjanya. Jika kau melepas pekerjaan ini, maka ia akan melaporkan tentang perbuatanmu selama ini kepada semua orang,” jawab Taeyeon.

Jessica menghela napas berat, “Dia benar-benar mengancamku. Aku ingin sekali berhenti,” ucapnya.

“Kau sudah berada di posisi itu, Sica-ya. Mau tidak mau, kau harus menyelesaikan posisimu hingga akhir,” ucap Taeyeon.

Jessica terdiam. Inilah resikonya. Ia merasa bahwa dirinya adalah manusia yang paling sial di dunia. Ya, ia selalu merasa seperti itu.

>>>

Jessica sedang memeluk sebuah buku tebalnya sambil berjalan menelusuri koridor kampusnya. Saat ia melewati tikungan, tiba-tiba saja ia menabrak seorang mahasiswa. Buku yang Jessica peluk menjadi terjatuh ke lantai.

“M-Maafkan aku. Aku sangat menyesal,” sesal Jessica.

Mahasiswa itu tersenyum lalu meraih buku tebal milik Jessica dan memberikannya pada Jessica.

“Lain kali hati-hati, Jessica-shi,” ucapnya lembut.

Jessica terpana akan senyuman dan suara lembutnya. Siapa yang tak terpana dengan kesempurnaan Kim Joonmyun—mahasiswa tampan dengan kepribadian yang sangat baik. Jessica merasa tidak pantas berteman dengan pria sesuci Kim Joonmyun yang sering berdoa ke gereja dan menyumbang dana yang ia dan keluarganya punya untuk orang-orang yang tidak mampu.

“A-Aku permisi dulu, Joonmyun-shi,” ucap Jessica, seraya membungkuk sopan lalu meninggalkan Joomnyun.

Joonmyun berbalik dan menatap punggung Jessica yang semakin menjauh. Ia mengukir senyuman di bibirnya. Benar-benar gadis yang manis, batinnya.

>>>

Jessica masuk ke dalam kelasnya. Ia melihat Jongin yang sedang bersama teman-temannya tersenyum ke arahnya. Jessica tak mempedulikan pria yang menidurinya kemarin malam itu. Jessica segera duduk di tempatnya.

Seperti biasa, di mejanya penuh dengan gumpalan kertas. Jessica membukanya satu persatu. Semua isinya sama saja. Kertas yang mengatai Jessica adalah seorang pelacur sialan. Jessica memasukkan gumpalan kertas tersebut ke dalam tasnya daripada ia harus melihat keadaan mejanya yang berantakan.

Jessica baru saja ingin mengambil pena miliknya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Pena miliknya ia letakkan di dalam buku tebalnya. Tetapi, ia sudah mengobrak-abrik setiap halaman buku tersebut dan ia belum mendapatkannya.

“Mencari ini?,”

Jessica mendongakkan kepalanya. Oh, ternyata pria suci—Kim Joonmyun. Jessica mendadak grogi. Selalu saja grogi di setiap ia berjumpa dengan Joonmyun yang selalu ramah pada semua orang. Ia pikir Joonmyun berbeda dengan pria-pria lain yang bajingan.

Jessica perlahan meraih pena yang di pegang oleh Joonmyun, “T-Terima kasih,” ucapnya.

Joonmyun tersenyum, membuat Jessica menelan salivanya kasar. Oh my goodness, senyumannya seperti malaikat, pikir Jessica.

“Aku harap kita bisa berteman,” ucap Joonmyun, lalu kembali ke kursinya.

Jessica terdiam sembari memikirkan kalimat terakhir Joonmyun. Berteman? Apa Joonmyun tidak salah bicara?, pikirnya.

Jessica sangat menyadari bahwa ia seribu kali tidak pantas untuk berteman dengan Joonmyun. Maka dari itu, ia masih tak percaya Joonmyun mengatakan kalimat hangat seperti itu.

>>>

Sudah dua hari berlalu, ia tak mendapatkan pekerjaan. Mungkin saat ini pekerja-pekerja Madam Rose masih sanggup melayani pria-pria brengsek selagi Jessica masih sibuk kuliah.

Tiba-tiba, Tao—mahasiswa satu kelas dengan Jessica—menghampiri Jessica. Jessica sempat kaget. Ia sempat berpikir apakah pria asal China itu ingin di layani olehnya juga seperti Jongin. Karena yang ia tahu, Tao dan Jongin adalah sahabat, juga dengan Sehun dan Chanyeol.

“Jessica-shi, ada kabar buruk,” seru Tao.

Jessica spontan berdiri. Ia melihat wajah panik dari Tao, “Apa yang terjadi?,” tanyanya.

“Sahabatmu—Kim Taeyeon jurusan kelas seni, dia terjatuh dari tangga dan sekarang sedang di rawat di ruang kesehatan,” jawab Tao.

Jessica pun segera berlari keluar dari kelasnya. Melihat itu, Tao tersenyum puas. Ia mulai mengetik pesan melalui ponselnya untuk sahabatnya Sehun.

Mission complete. Sekarang aku tinggal mengurus Jongin dan Chanyeol agar mereka tak mengetahui hal ini.

>>>

Jessica segera berlari menuju ruang kesehatan. Setelah ia sampai, ia segera membuka pintu ruang tersebut.

“Taeyeon-ah?,” panggil Jessica.

Tidak ada seorang pun di ruang kesehatan. Kasur-kasur di ruang tersebut pun tak ada yang menempati.

Tiba-tiba, seorang pria yang muncul di belakang Jessica segera menutup dan mengunci rapat pintu tersebut. Otomatis Jessica berbalik. Jessica pun menjadi syok.

“S-Sehun-shi?,” pekiknya.

Sehun tersenyum sambil berjalan mendekati Jessica. Namun Jessica terus berjalan mundur hingga punggung Jessica menabrak kasur di hadapannya.

“Semakin hari, kau semakin menggoda saja, Jessica-shi,” ucap Sehun.

“Apa maumu?,” tanya Jessica, was-was.

“Mauku?,” tanya Sehun, seraya membuka kancing kemeja yang di kenakan Jessica satu persatu.

Kini Jessica mengerti. Rupanya ada lagi pria brengsek yang mau bermain denganku, batinnya.

“Aku tidak akan memberitahu siapapun. Aku juga akan membayarmu. Tapi, aku meminta satu hal darimu,” ucap Sehun seraya memberikan sentuhan di setiap tubuh Jessica dengan tangannya.

“Apa?,” tanya Jessica.

“Kau harus merahasiakan ini dari partner seksmu, Jongin,” jawab Sehun, lalu mulai melumat bibir tipis Jessica.

Jessica pun hanya pasrah. Ya, apa yang bisa ia lakukan? Jika ia menolak, ia akan tahu apa resikonya. Sehun bisa saja memotret apa yang mereka lakukan dan melaporkannya kepada pihak kampus.

>>>

Jessica berjalan masuk ke dalam rumahnya. Ada sebuah pemandangan yang sangat ia benci. Tepat di ruang tengah, ia melihat Ayahnya dan seorang wanita yang tidak ia kenal sedang melakukan seks di atas sofa.

Jessica naik ke lantai atas tanpa mempedulikan aktivitas Ayahnya. Ia masuk ke dalam kamarnya dengan penuh air mata. Di raihnya sebuah figura yang di dalamnya terdapat foto seorang wanita cantik yang mirip dengannya.

“Mom, andai kau disini. Aku yakin, sampai saat ini pun aku masih perawan. Dan kita semua akan hidup bahagia. Dad tidak akan mabuk-mabukan dan suka berhutang hingga saat Dad tak punya uang, Dad akan menjual puteri tunggalnya sendiri,” ucap Jessica, terisak.

Jessica merebahkan tubuhnya sambil memeluk figura tersebut, “Aku harap kebahagiaan akan datang. Dan kesedihan akan segera berakhir,” gumamnya.

>>>

“Lancang sekali Tao dan Sehun!,” geram Taeyeon.

“Jangan keras-keras,” bisik Jessica.

“Tapi mengapa mereka memakai aku? Sampai mengatakan bahwa aku terjatuh dari tangga,” gerutu Taeyeon.

Jessica tersenyum pahit, “Namanya juga pria. Semuanya brengsek,” ucapnya.

“Tapi tidak dengan pria yang berjalan menuju kemari,” bisik Taeyeon.

Jessica mengernyit bingung. Ia mengikuti arah pandang Taeyeon. Ia begitu kaget saat Joonmyun sudah ada di dekatnya.

“Selamat pagi, Jessica-shi!,” sapa Joonmyun.

Jessica kembali grogi, “S-Selamat pagi,” balasnya.

“Boleh aku duduk disini?,” ijin Joonmyun.

Jessica mengangguk perlahan. Joonmyun tersenyum dan duduk di antara Jessica dan Taeyeon. Jessica menjadi canggung.

“Apa kau adalah Kim Taeyeon?,” tanya Joonmyun.

Taeyeon mengangguk, “Ya, salam kenal,” jawabnya.

Joonmyun membalasnya dengan senyuman. Taeyeon saja yang memiliki kriteria pria di atas rata-rata merasa terpesona pada Joonmyun, apalagi Jessica.

Mereka berada di kantin kampus. Ketiganya mulai melahap sarapan mereka.

“Jessica-shi, rumahmu dimana?,” tanya Joonmyun.

Jessica menggigit bibirnya, “U-Untuk apa kau menanyakan hal itu?,” tanyanya.

Joonmyun tersenyum tipis, “Siapa tahu suatu saat aku ingin berkunjung ke rumahmu,”

Rumahku di kunjungi oleh Joonmyun yang suci?, batinnya tak percaya.

Taeyeon menendang kaki Jessica, membuat Jessica kembali tersadar dalam lamunannya.

“Rumahku di kawasan gangnam,” jawab Jessica.

“Woah! Rupanya rumah kita berdekatan,” seru Joonmyun.

“B-Benarkah?,” tanya Jessica tak percaya.

Joonmyun mengangguk, “Kalau aku mengetahui ini dari awal, aku pasti akan sering bermain ke rumahmu,” jawabnya.

Jessica tersenyum tipis. Ia melihat inisiatif Joonmyun untuk berteman dengannya seperti besar sekali.

Terima kasih karena sudah mau berteman denganku, Kim Joonmyun, gumam Jessica dalam hati.

>>>

Jessica membuka lokernya yang penuh dengan gumpalan kertas. Ia menghela napas berat. Baru ia ingin meraih salah satu dari gumpalan kertas tersebut, tiba-tiba ada yang menari rambutnya kasar.

“Aw!,” rintih Jessica.

“Dasar wanita jalang! Apa kau kurang puas dengan pria-pria yang lain? Sekarang kau mau menodai pria sesuci Joonmyun?,” bentak Seohyun.

“Aku tidak pernah berniat untuk melakukan itu, Seohyun-shi,” ucap Jessica.

“Jangan sok suci. Kau itu hanyalah debu. Kau itu wanita kotor!,” seru Yoona, lalu menampar pipi Jessica.

“Aku tidak pernah menginginkan itu semua,” ucap Jessica, terisak. Akhirnya ia menangis.

“Alasan apa kali ini, Jessica Jung? Kau memang hebat karena semua dosen mempercayaimu. Tapi, kami tidak akan pernah mempercayaimu. Kau sering melakukan seks dengan Jongin, dan dua hari yang lalu bersama Sehun, bukan?,” seru Yuri.

“A-Aku tidak—”

“Jika Jongin mengetahui apa yang kau lakukan dengan Sehun, pasti mereka akan bertengkar hebat,” ucap Yoona.

“Lalu, apa peduli wanita murahan sepertimu? Kau tidak peduli bukan jika persahabatan mereka hancur? Kau hanya menginginkan kenikmatan, bukan?,” tebak Seohyun.

“CUKUP!!!,”

Mereka berempat menoleh ke sumber suara. Dan yang benar saja, Joonmyun lah orangnya. Ia menghampiri empat wanita itu dengan ekspresi yang berbeda dari biasanya. Ia tampak marah.

“Joonmyun-ah, wanita yang akhir-akhir ini dekat denganmu adalah seorang wanita jalang. Benar, kan, Jessica-shi?,” tanya Seohyun, seraya menarik rambut Jessica.

“Hentikan~” pinta Jessica, kesakitan sambil menangis.

“Cukup, Seohyun-shi. Jangan menyakitinya,” ucap Joonmyun.

“Wanita kotor sepertinya pantas untuk—”

PLAK!!

Seohyun memegang pipinya. Ia syok saat pria sebaik Joonmyun menamparnya. Pria yang selama ini ia kagumi telah menamparnya.

“Sebelum kalian memaki orang lain, lebih baik kalian bercermin,” ucap Joonmyun.

“Apa maksudmu?,” tanya Yuri.

“Yuri, kau juga merupakan partner seks Jongin, bukan?,” tebak Joonmyun.

“A-Aku tidak—”

“Aku sudah tahu belang kalian seperti apa. Dan Yoona, kau juga sering ke Hotel bersama pria-pria, bukan?,”

Yoona menelan salivanya kasar, “A-Aku—”

“Dan kau—Seohyun—saat kita mengerjakan tugas di kediaman Jongin, kau dan Chanyeol dan Tao melakukan seks ganda,” seru Joonmyun.

“Darimana kau tahu itu semua?,” tanya Seohyun.

“Soalmu, Sehun merekamnya melalui pentilasi di pintu kamar mandi milik Jongin. Sedangkan momen seks Yuri dan Jongin di abadikan oleh Jongin sendiri di kamera video miliknya. Dan soal Yoona, aku pernah melihatnya sendiri,” jawab Joonmyun.

Jessica menatap ketiga wanita yang menyiksanya tadi dengan tatapan tak percaya. Ternyata mereka juga melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan, batinnya.

“Tapi, Jessica lebih parah. Dia sudah bermain dengan banyak pria,” seru Yuri.

“Tapi kenyataannya Jessica tak memiliki niat untuk melakukan hal tersebut. Ia melakukannya karena terpaksa,” ucap Joonmyun.

Jessica menatap Joonmyun tak percaya. Darimana Joonmyun mengetahui hal itu?, pikirnya.

“Sedangkan kalian—kalian menikmatinya dan menganggap itu bukan dosa besar. Setidaknya, Jessica lebih baik daripada kalian,” ucap Joonmyun, lalu menarik lengan Jessica dan pergi meninggalkan ketiga wanita itu.

>>>

Jessica berada di belakang kampusnya bersama Joonmyun. Mereka duduk di kursi sambil memandangi danau di hadapan mereka.

Jessica mengusap air matanya, “Darimana kau mengetahui identitasku?,” tanyanya.

Joonmyun tersenyum, “Madam Rose,” jawabnya.

Jessica menatap Joonmyun tak percaya, “K-Kalian saling mengenal?,” tanyanya.

“Mungkin kau tak akan percaya. Tetapi, aku akan mengatakan fakta bahwa aku adalah anak kandung dari wanita yang kau anggap bos-mu itu,” jawab Joonmyun.

Jessica menggeleng cepat, “Tidak mungkin,” gumamnya.

Joonmyun terkekeh, “Sudah ku bilang, kau tak akan percaya. Eomma adalah wanita yang baik dan selamanya menjadi yang terbaik. Namun, suatu hari beliau di jebak oleh seorang ahjussi. Mereka di dapati berada dalam satu kamar di hotel tanpa mengenakan busana apapun. Saat itu umurku masih 3 tahun dan saat itulah eomma dan appa bercerai dan appa menikah lagi dengan seorang wanita yang ayahnya adalah seorang pendeta di gereja,”

“Maka dari itu kau sangat suka berdoa disana?,” tanya Jessica.

Joonmyun mengangguk, “Aku senang punya eomma seperti dia. Tapi, aku tetap menyayangi eomma kandungku. Aku sering mengunjunginya dan beliau bercerita banyak tentangmu dan keluargamu. Aku saja yang berpura-pura tidak mengenalmu,” jawabnya.

Jessica menunduk. Ia memikirkan apakah bisa dengan pertolongan Joonmyun, ia meninggalkan profesi buruknya itu, pikirnya.

“Eomma sangat menyayangimu maka dari itu beliau tak ingin kau berhenti bekerja dengannya. Bukan karena beliau menginginkan uang penghasilanmu,” ucap Joonmyun.

Jessica menoleh ke arah Joonmyun.

“Tapi, cara eomma salah. Eomma sadar bahwa eomma telah membuatmu ternodai. Aku terus membujuk beliau untuk mengijinkanmu berhenti. Akhirnya beliau mau asalkan kau memang berniat untuk berhenti,” ucap Joonmyun, seraya menatap Jessica.

“Madam Rose mengijinkanku berhenti?,” tanya Jessica, dengan mata yang berbinar-binar.

Joonmyun mengangguk. Hal itu membuat Jessica hampir memeluknya. Namun, Jessica ingat bahwa Joonmyun adalah pria yang suci. Ia tak mungkin menodai seorang Kim Joonmyun, cucu tiri dari seorang pendeta.

“Tidak apa jika kau ingin memelukku,” ucap Joonmyun.

Jessica hanya tersenyum tipis mendengarnya. Ia mendongak ke langit di angkasa.

Akhirnya, kebahagiaan datang, mom, batinnya.

>>>

Jessica keluar dari ruang ujian dengan perasaan lega. Ia tak sabar menunggu hasil ujiannya. Apakah ia lulus atau tidak.

“Kau pasti lulus, Sica-ya,”

Jessica tersenyum pada pemilik suara hangat tersebut. Semenjak hari itu, persahabatan Jessica dan Joonmyun semakin dekat. Jessica juga tak lagi melayani pria-pria terutama Jongin maupun Sehun. Pernah suatu hari mereka berdua mengancam akan melaporkan apa profesi Jessica selama ini jika Jessica tidak melayani mereka. Namun, tampaknya Joonmyun berhasil menghandel masalah tersebut dengan ancaman akan menyebarkan video mesum Jongin dan Yuri, juga akan melaporkan pada Jongin bahwa Sehun sudah mengkhianati persahabatan mereka. Akhirnya, Jessica bebas dari tangan Jongin dan Sehun.

Namun, yang sampai saat ini masih Jessica sedihkan adalah Ayahnya yang tidak mau berubah. Masih saja senang berjudi dan melakukan seks dengan wanita-wanita lain.

“Jessica Jung~” panggil seorang dosen.

“Ya, Kang songsaenim?,” balas Jessica.

Dosen Kang memberikan sebuah amplop pada Jessica. Jessica meraihnya dan membungkuk sopan. Setelah dosen Kang pergi, Jessica segera duduk di sebuah kursi di ikuti Joonmyun.

“Haruskah ku buka sekarang?,” tanya Jessica ragu.

“Bukalah,” jawab Joonmyun.

Jessica perlahan membuka isi amplop tersebut. Dengan penuh perasaan takut, ia membaca isi surat tersebut.

“LULUS?,” pekik Jessica, tak percaya.

“Benar. Kau lulus, Sica-ya,” ucap Joonmyun.

Jessica terlalu senang hingga ia memeluk Joonmyun untuk yang pertama kalinya. Namun, dengan cepat ia melepaskan pelukan tersebut dan menunduk. Semburat merah menghiasi wajahnya.

“Maafkan aku,” ucap Jessica menyesal.

Joonmyun mengacak rambut Jessica, “Kau memang wanita yang lucu, Sica-ya. Tidak apa kok. Kita kan sahabat,”

Jessica mengangguk. Yeah, sahabat. Apakah selamanya kami akan menjadi sahabat? Ugh, jangan berharap lebih, Jessica. Kau itu bekas wanita kotor dan berdebu. Mana mungkin kau akan menikah dengan pria sesuci Kim Joonmyun, pikirnya.

>>>

Jessica merapikan map yang ada di mejanya. Ya, sekarang Jessica telah berhasil menggapai cita-citanya meskipun ia hanya menjadi sekretaris seorang pebisnis besar di Beijing, yaitu Xiao Lu Han. Jessica bekerja di sebuah perusahaan besar di Beijing, China. Pekerjaan ini membuatnya harus terpisah dengan sahabatnya, Joonmyun. Namun Joonmyun dan Jessica sering mengirim email dan seminggu sekali Joonmyun mengunjungi Jessica.

Jessica masih tak menyangka ternyata Tuhan memberikannya kesempatan untuk memperbaiki jalannya. Ini semua juga berkat Joonmyun yang selalu setia bersamanya. Bahkan Jessica sangat terkenal di negara Korea Selatan dan China berkat kecerdasan otaknya, ia berhasil membuat eksperimen untuk mendamaikan dua negara yang terlibat perseteruan dua tahun silam. Nama jeleknya di mata orang-orang yang mengatainya wanita kotor sepertinya sudah bersih kembali.

Tiba-tiba, telepon berdering di mejanya. Jessica mengangkat telepon tersebut.

“Nihao~”

“Jessica Jung, bisakah kau antarkan berkas hasil rapat kemarin ke ruanganku? Ini Luhan,”

Jessica mengangguk, “Baiklah. Saya akan segera kesana,” jawabnya.

Jessica segera menutup teleponnya. Ia membawa map hasil rapat dan segera keluar dari ruangannya menuju ruangan direktur, Luhan.

Jessica mengetuk pintu ruangan atasannya tersebut. Setelah mendengar suara mempersilakan masuk, Jessica pun membuka pintunya dan masuk dan tak lupa menutup pintu tersebut. Jessica menghampiri Luhan dengan map di tangannya.

Luhan melihat penampilan Jessica saat ini. Ia menyeringai. Betapa seksinya sekertarisnya itu. Jessica mengenakan seragam ketat dengan rok sepaha. Sebenarnya Jessica mempunyai seragam yang baru, tetapi karena belum kering, Jessica harus mengenakan seragam yang lama dan sudah mengecil.

“Maafkan aku karena seragamku—”

“Tidak apa. Aku lebih suka kau mengenakan seragam ini,” ucap Luhan, seraya bangkit dari kursinya.

Jessica mendadak takut saat Luhan menariknya untuk duduk bersama di sofa yang ada di ruangannya.

“J-Jadi—”

Luhan tersenyum misterius, “Apa kau lajang?,” tanyanya.

Jessica mengangguk pelan. Bagus, pikir Luhan.

Luhan pun menyergap Jessica dalam dekapannya. Jessica terbaring di atas sofa dengan Luhan di atasnya.

“Apa yang kau lakukan, tuan?,” tanya Jessica, takut.

Luhan mendekatkan bibirnya ke telinga Jessica, “Diam dan nikmatilah,” bisiknya, lalu mulai menghisap leher milik Jessica.

>>>

Jessica menangis dengan keadaan telanjang sambil duduk di lantai. Seragamnya sudah sobek akibat ulah direkturnya. Luhan pun dalam keadaan yang sama dengan Jessica namun Luhan masih terbaring lemah di atas sofa.

“Jangan menangis, sayang,” ucap Luhan.

Jessica tak mempedulikan perkataan Luhan. Jessica terus menangis. Ia tak menyangka ia kembali ternodai. Padahal ia sangat senang sudah berhasil melewati hari-harinya tanpa seks. Ia merasa ketakutan dan sepertinya..ia trauma.

“Aku akan bertanggung jawab jika kau hamil. Tenang saja,” ucap Luhan.

Tidak, bukan itu yang aku inginkan, pikir Jessica. Jessica mencintai Joonmyun, bukan Luhan. Tapi, sepertinya Jessica memang lebih pantas menikah dengan Luhan daripada dengan Joonmyun yang terlalu suci untuk Jessica.

>>>

Luhan dan Jessica pergi ke dokter kandungan untuk mengecek apa yang Jessica alami. Apakah hamil atau tidak.

“Saya tidak tahu harus berkata apa,” ucap dokter kandungan itu.

“A-Ada apa, dokter?,” tanya Jessica takut. Ia menggenggam erat tangan Luhan.

“Nona Jessica mengalami kanker rahim,”

Jessica merasa petir yang sangat dahsyat menghantam hatinya. Hancur sudah masa depannya memiliki seorang momongan. Air mata Jessica berlinang deras.

“T-Tidak mungkin, dokter. Coba kau periksa sekali lagi,” pinta Luhan.

“Penyakit ini sudah stadium 4. Dan hal ini menyebabkan nona Jessica takkan memiliki anak bahkan bisa menyebabkan kematian,”

Jessica mendadak lemas mendengarnya. Pandangan Jessica mulai kabur hingga gelap.

>>>

Jessica membuka matanya perlahan. Ia kaget saat seorang pria tertidur di atas tangannya. Rambutnya berwarna hitam. Sudah pasti bukan Luhan, pikirnya.

Pria itu bangun dan bangkit. Jessica merasakan sesak pada pernafasannya. Ternyata pria itu adalah Kim Joonmyun—orang yang ia cintai.

“Kau sudah sadar,” ucap Joonmyun sambil tersenyum.

“Bagaimana kau bisa ada disini?,” tanya Jessica.

“Bosmu yang menghubungiku,” jawab Joonmyun.

“D-Dimana dia sekarang?,” tanya Jessica.

“Dia berada di Beijing,” jawab Joonmyun.

“J-Jadi, aku berada di—”

“Rumah sakit Mary. Seoul, Korea Selatan,” jawab Joonmyun seraya mengusap pipi Jessica.

“J-Joonmyun-ah, aku—nyawaku—”

“Sshh!,” seru Joonmyun, “Jangan berbicara yang aneh-aneh. Kau akan tetap hidup,”

“Tapi, aku takkan punya anak. Seandainya aku memeriksa kandunganku dari saat kita kuliah. Penyakitku pasti takkan separah ini,” ucap Jessica, sambil menangis, “Tak akan ada pria yang mau menikah denganku,” tambahnya.

“Aku mau kok,” ucap Joonmyun sambil tersenyum hangat.

Jessica menggeleng, “Aku bukan wanita yang pantas untukmu, Kim Joonmyun,”

“Lalu wanita seperti apa yang pantas untukku? Aku tak pernah mempedulikan bagaimanapun bentuknya, rupanya, statusnya. Asal dia bisa menerimaku apa adanya, aku siap untuknya,” ucap Joonmyun.

“J-Joonmyun-ah—”

“Tidak ada yang sempurna di dunia ini, Sica-ah. Kecuali Tuhan,” ucap Joonmyun.

Jessica tersenyum mendengarnya. Ia senang bisa bertemu dengan Joonmyun. Memori pertama kali mereka bertemu muncul di benak Jessica.

“Aku mencintaimu, Kim Joonmyun,” ucap Jessica.

Joonmyun mengecup punggung tangan Jessica, “Aku juga mencintaimu, Jessica Jung,”

Kalimat yang selalu di harapkan Jessica akhirnya dapat Jessica dengar. Meskipun kalimat itu hadir di detik-detik terakhirnya.

Jessica memejamkan matanya perlahan. Senyuman khas di bibirnya mulai memudar. Mesin perekam jantung terlihat datar dan mulai mengeluarkan suara tanpa henti.

Wajah Joonmyun memucat. Ia tak menyangka Jessica akan meninggalkannya secepat ini. Air matanya mulai merembes saat itu juga.

“JESSICA!!!!,”

>>>

Joonmyun menaburi bunga di atas makam seorang wanita yang sangat ia cintai. Hari ini memperingati hari ke-100 setelah kepergian kekasih hatinya. Ia menyesal karena ia tak mengungkapkan perasaannya dari awal. Tapi, Joonmyun bahagia karena wanitanya berhasil mencapai cita-citanya dan berkat perjuangannya selamai ini, namanya selalu di kenang oleh dua negara yang sempat bersekutu, Korea Selatan dan China.

“Bagaimana keadaanmu sekarang? Aku disini baik-baik saja. Jika kau menanyakan aku sudah punya pacar atau belum, aku katakan padamu bahwa dari dulu sampai sekarang aku belum punya pacar apalagi istri,” ucap Joonmyun.

Joonmyun menghela napas berat.

“Aku tak menginginkan pernikahan di dunia. Aku ingin kita bertemu di surga dan menikah. Asal disana kau jangan mencari pacar, ya?,”

“Lucu sekali, Joonmyun-shi,”

Joonmyun menoleh ke sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari Luhan. Ia jadi teringat saat dirinya menghajar Luhan setelah tahu apa yang Luhan lakukan pada wanitanya di ruangannya.

“Jessica, ini aku calon suamimu. Apa kau masih ingat?,” tanya Luhan pada nisan.

Joonmyun mendesis, “Calon suami? In your dream,” cibirnya.

Luhan memicingkan matanya, “Aku adalah ayah dari bayi yang di kandung Jessica,”

“Apa kau sudah gila? Tidak ada bayi dalam kandungan Jessica,” ucap Joonmyun sedikit kesal.

Tiba-tiba, dua wanita berpakaian seperti perawat menghampiri Luhan dan memegang lengan kanan dan kirinya.

“Ayo kembali, tuan Luhan. Kita harus pulang ke rumah sakit,”

“Tidak mau. Aku mau ikut jika calon istriku juga ikut,” ucap Luhan, “Oh, ya, mana anakku?,” tanyanya.

Perawat itu menyerahkan boneka bayi pada Luhan. Luhan menimangnya dengan sayang.

“Joonmyun-shi, lihat. Ini buktinya. Aku dan Jessica punya bayi,” ucap Luhan, sambil tertawa.

Kedua perawat itu pun segera menyeret paksa Luhan dan pergi meninggalkan Joonmyun. Joonmyun hanya bisa melongo.

“Luhan ternyata memang gila. Aku rasa dia seperti itu karena merasa bersalah denganmu,” ucap Joonmyun, sambil kembali menaburi bunga di makam Jessica.

    END!

Fiuh! Akhirnya selesai juga. Pasti gaje, kan? Luhan di bikin gila. Pasti nanti pas pulang gue di jewer sama Luhan di rumah.
Minta reviewnya, ya? Ini request-an dari temen ku yang ngepens banget sama Suho-Sica. Semoga FF ini memuaskan, ya.

I Choose To Love You (Chapter 3)


Gambar

Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • EXO-K’s DO as Do Kyungsoo

Support Cast :

  • EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol
  • EXO-M’s Tao as Huang Zi Tao
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

    Poster by © bubbletea

>>> 

Jessica sedang duduk di halte bus dekat rumahnya. Ia melirik arlojinya. Waktu telah menunjukkan pukul 07:55 am. Oke, lima menit lagi kau akan terlambat, Jessica Jung, batinnya.

Tiba-tiba, terdengar suara ‘kring kring’ di telinganya. Ia mengangkat kepalanya, dan..

Gotcha~!

Jessica mendapati seorang pria berkacamata bulat yang berhenti di depan Jessica dengan sepeda yang di tungganginya.

“Kyungsoo-ya?,” pekik Jessica.

“Butuh tumpangan, noona?,” tawar Kyungsoo dengan senyuman khasnya.

Jessica terdiam sejenak. Sebenarnya ia membutuhkan tumpangan Kyungsoo. Terlebih lagi tidak ada bus yang lewat dan sebentar lagi kelas dosen Ahn di mulai. Tapi, jika Jessica menerima tawaran Kyungsoo, apa kata teman-temannya nanti?

“Ngg—a-aku—”

“Ayolah, noona~” bujuk Kyungsoo dengan gaya manisnya. Sebenarnya Jessica ingin muntah melihatnya.

Daripada aku terlambat, pikirnya. “Baiklah, aku ikut denganmu!,” putus Jessica akhirnya.

Kyungsoo memasang wajah bahagianya. Jessica beranjak dari duduknya lalu beralih duduk di jok belakang sepeda milik Kyungsoo. Kaget bukan main, Kyungsoo terperangah saat Jessica memeluk perutnya.

“Cepat jalankan sepedamu. Nanti kita bisa terlambat!,” perintah Jessica.

Wajah Kyungsoo bersemu merah, “B-Baiklah, noona,” jawabnya, lalu mulai mengayuh sepedanya.

***

Chanyeol berlari menuju kelasnya. Ia menabrak banyak mahasiswa wanita saat ia melintasi koridor kelas seni. Para mahasiswa wanita yang di tabrak oleh Chanyeol tidak merasa kesal sama sekali, melainkan bahagia karena bisa bersentuhan secara tidak sengaja dengan salah satu idola kampus di Universitas Inha itu.

“BAEKHYUN-AH!!,” teriak Chanyeol seraya menghampiri Baekhyun yang sedang mengobrol dengan Taeyeon dan juga Tao.

“Ada apa, Chanyeol-ah?,” tanya Baekhyun.

“J-Jessica!,” ucap Chanyeol terhenti.

“Ada apa dengan wanita perkasa itu?,” tanya Tao penasaran.

“D-Dia—”

“Cepat katakan, Chanyeol-ah! Jangan membuatku panik,” seru Baekhyun tak sabar.

Taeyeon menekuk wajahnya saat melihat kepanikan Baekhyun pada Jessica. Cemburu? Tentu saja.

“Dia berangkat ke kampus bersama pria yang mengaku sebagai Harry Potter itu,” jawab Chanyeol.

“APA??!!,” teriak Baekhyun dan Tao syok.

“Setahuku, Jessica sangat tidak menyukai pria itu,” ucap Baekhyun.

“Aku juga tidak mengerti. Terlebih lagi mereka menaiki sepeda,” ucap Chanyeol.

“Mencurigakan,” gumam Tao, “Apa mungkin Jessica dengan mudahnya mau menunggangi sepeda? Jessica adalah anak konglomerat kaya raya,” tambahnya.

“Mungkin Sica sudah berubah,” sahut Taeyeon.

Tiba-tiba, orang yang mereka bicarakan muncul dari balik pintu kelas. Jessica masuk dengan santainya dan seperti biasa—dengan langkahnya yang seperti preman, tentunya. Ia melewati Baekhyun dan yang lainnya dengan cuek dan dingin. Keempat temannya pun di buat bingung karenanya.

“Hei, Jessica-ya!,” panggil Baekhyun, dengan nada yang sinis.

Jessica berbalik dengan wajah datarnya, “Apa?,” jawabnya.

Baekhyun mendesis, “Ada apa denganmu, eoh? Mengapa kau tak menyapa kami? Mengapa kau mengabaikan kami?,” tanyanya.

“Apakah penting jika aku menyapa orang-orang yang tak menganggap keberadaan ku?,” tanya Jessica.

Baekhyun kehilangan kata-kata saat itu juga. Chanyeol, Tao, maupun Taeyeon juga tak dapat bersuara.

“Tak ada jawaban?,” tanya Jessica, “Baiklah. Aku kembali ke kursiku,” ucapnya lalu duduk di kursinya.

Baekhyun mengontrol jantungnya yang berdetak tak beraturan. Kalimat yang Jessica ungkapkan tadi berhasil menusuk hatinya. Entah mengapa, Baekhyun menjadi merasa bersalah dengan sahabatnya sendiri.

***

Jessica memainkan bola basketnya di lapangan dekat danau—tempat dimana ia dan Baekhyun sering berduaan. Ia tak memantulkan bola basket tersebut maupun memasukkannya ke dalam ring basket, melainkan ia hanya memutar-mutar bola basket tersebut di atas tanah. Seperti orang yang kurang kerjaan saja.

“Kau punya banyak waktu luang, ya?,”

Jessica menoleh ke sumber suara, “Baekhyun-ah?,” gumamnya.

Baekhyun tersenyum sambil berjalan menghampiri Jessica dan duduk di sebelahnya.

“Bola basket di gunakan untuk di pantulkan dan di masukkan ke dalam ring basket. Bukan di putar-putar seperti itu,” ucap Baekhyun.

Jessica mengerucutkan bibirnya, “Kau pikir menyenangkan bermain basket sendirian?,” tanyanya.

Baekhyun merangkul bahu Jessica, “Maafkan aku,” ucapnya.

Jessica menatap Baekhyun, begitu juga sebaliknya. “Bukannya aku tak menganggapmu, hanya saja aku ingin menemani Taeyeon, Sica-ah. Taeyeon baru tiba dua hari yang lalu di Seoul. Sungguh jahat jika aku tak menemaninya,” ucap Baekhyun.

“Aku mengerti. Tapi—”

Baekhyun mengacak-acak rambut Jessica, “Bagaimana jika kita bermain basket sekarang?,” usulnya.

Jessica mengangguk pelan, “Baiklah,” jawabnya.

Baekhyun dan Jessica pun mulai bermain basket. Mereka bermain dengan tawa yang menyertai mereka. Sampai akhirnya, Jessica lah yang memenangkan permainan tersebut.

“Sampai sekarang pun, kau masih kalah denganku,” ledek Jessica.

Baekhyun merengut, “Suatu hari nanti, aku pasti bisa mengalahkanmu,” serunya.

Jessica tersenyum sembari memantulkan bola basket ke tanah. Tiba-tiba, ponsel milik Baekhyun berdering. Ia pun meraih ponselnya dan mengangkat teleponnya.

“Ada apa, peri cantik?,” tanya Baekhyun.

Jessica mendengus. Di dalam hati, ia sibuk mengutuki Taeyeon yang lagi-lagi mengacaukan acaranya dengan Baekhyun.

“Baiklah. Aku akan kesana sekarang. Sampai jumpa,”

Baekhyun mematikan ponselnya dan memasukkannya kembali ke dalam saku celananya. Ia menatap Jessica yang tengah membelakanginya sambil memutar bola basket yang ia letakkan di atas telunjuk jarinya.

Bola basket yang berputar di atas telunjuk Jessica jatuh ke tanah saat ia merasakan sepasang tangan melingkar di perutnya dan dagu yang menyentuh bahu kanannya. Jessica juga bisa merasakan hembusan napas hangat menyapu lehernya.

“B-Baekhyun-ah—”

“Taeyeon memintaku untuk menghadiri pesta minum teh bersama Ayahnya. Apa kau mau ikut?,” ajak Baekhyun.

Jessica ingin ikut. Dengan keberadaan dirinya disana, ia akan mengetahui apa saja yang di lakukan Baekhyun dan Taeyeon disana. Tapi, apakah dirinya sanggup melihat kemesraan yang pastinya akan di ciptakan oleh dua insan itu? Ya, Jessica sudah mendapatkan jawabannya.

Jessica melepaskan diri dari pelukan Baekhyun. Ia berbalik dan menatap Baekhyun dengan senyuman khasnya. Ya, senyuman yang paling Baekhyun sukai. Senyuman yang sudah tak di saksikan oleh Baekhyun selama satu hari.

“Aku tidak bisa, Baekhyun-ah. Dad akan menghadiri pertemuan dengan rekannya dan beliau memintaku untuk ikut serta,” bohong Jessica.

Baekhyun mengangguk mengerti. Ia tahu Jessica sangat sibuk, like always.

“Baiklah, aku mengerti,” ucap Baekhyun, “Kalau begitu, aku pergi dulu, ya,” pamitnya.

Jessica mengangguk. Mereka saling melambaikan tangan dan Baekhyun pun menghilang dari pandangan Jessica. Jessica menghela napas berat.

“Semoga pesta minum teh nya berjalan lancar, Baekhyun-ah,” gumam Jessica.

***

Tiffany dan Ayah tirinya sedang berkunjung di sebuah perusahaan keluarga Byun. Byun Minseok cukup kaget saat melihat Jung Yunho berkunjung dengan seorang wanita muda yang asing di matanya.

“S-Siapa dia, Yunho-ya?,” tanya Minseok.

Yunho merangkul Tiffany, “Perkenalkan, dia adalah anak tiriku, lebih tepatnya calon anak tiriku,”

Oh, pantas saja masih muda, pikir Minseok. “Kau dan Yuri—bercerai?,” bisik Minseok.

Yunho mengangguk.

“Bagaimana dengan Jessica?,” tanya Minseok.

“Dia ikut dengan Yuri,” jawab Yunho.

Jessica? Siapa dia? Nama yang tidak asing di telingaku, batin Tiffany.

***

“Apa kau sudah lupa, Fany-ah?,” tanya Hyoyeon, “Jessica adalah sahabat Baekhyun. Wanita tomboy itu, Fany-ah,” lanjutnya.

Tiffany menutup mulutnya dengan telapak tangannya, “Bloody hell!,” pekiknya, “Jadi—saudara tiriku adalah wanita perkasa itu?,” serunya tak percaya.

“Aku masih tak menyangka,” ucap Sunkyu syok.

“Kau pikir aku tidak? Aku juga sama, Sunkyu-ah. Ini benar-benar di luar dugaan,” ucap Tiffany lebih syok.

“Tapi, aku penasaran,” ucap Hyoyeon.

Tiffany dan Sunkyu menatap Hyoyeon bingung.

“Dimana sekarang Jessica tinggal, ya?,” tanya Hyoyeon.

Senyum Tiffany mengembang, “Kita bisa mencari tahu dimana tempat tinggal Jessica. Dan aku yakin ini pasti akan menarik!,” serunya.

Sunkyu mengangguk cepat, “Kita bisa menyebarkan ke seluruh kampus jika kita berhasil mendapatkan tempat tinggal rahasia yang Jessica tinggali saat ini,” ucapnya.

Hyoyeon, Tiffany, dan Sunkyu pun saling melakukan high-five. Mereka juga bersorak ala mereka.

***

Kyungsoo sedang menunggu Jessica di depan kelas Jessica. Dan kelas Jessica pun berakhir. Jessica keluar bersama teman-temannya—Baekhyun, Taeyeon, Tao, dan Chanyeol.

“Noona~!,” panggil Kyungsoo.

Jessica tersenyum, “Hei, Kyungsoo-ah!,” serunya sambil menghampiri Kyungsoo.

Baekhyun, Taeyeon, Tao, dan Chanyeol menatap pemandangan itu tidak percaya. Siapa yang percaya jika melihat perdamaian antara Jessica dan Kyungsoo. Setahu mereka, Jessica sangat ilfeel terhadap pria yang mengaku sebagai Harry Potter itu.

“Mau pulang bersama?,” tawar Kyungsoo, “Akan ku ajak noona ke kedai es krim terbaik di Seoul,” lanjutnya.

Mata Jessica berbinar, “Aku mau!,” jawabnya.

Kyungsoo meraih lengan Jessica, “Ayo, kita pergi!,” ajaknya.

Jessica mengangguk. Mereka pergi tanpa berpamitan. Hal itu membuat keempat sahabat dari Jessica hanya bisa melongo.

“Bahkan dia melupakan kita,” ucap Tao.

“Benar-benar kejadian yang langka,” ucap Chanyeol.

Namun, senyuman terukir di bibir Taeyeon. Jika Jessica bersama Kyungsoo, maka semakin banyaklah peluang yang ia miliki untuk bersama Baekhyun.

***

Kyungsoo dan Jessica singgah di sebuah kedai es krim di kawasan Gangnam. Mereka pun memilih tempat dan segera memesan es krim.

“Es krim strawberry satu, dan es krim vanilla satu,” ucap Jessica.

Si pelayan mengangguk mengerti dan segera menjauh. Sementara itu, Jessica tampak menikmati cuaca yang sedikit mendung itu. Semilir angin menghembus di tubuhnya.

“Kau tampak menyukai tempat ini, noona,” ucap Kyungsoo.

Jessica mengangguk, “Cuacanya sangat cocok untuk menu hari ini,” jawabnya.

Kyungsoo tersenyum mendengarnya. Ia senang jika Jessica senang. Terlebih lagi ia berhasil menjadi teman baik Jessica. Ternyata perjuangan yang selama ini ia lakukan tak sia-sia.

Melihat rambut Jessica berkibar karena di tiup angin, membuat jantung Kyungsoo berdesir lembut. Kyungsoo meremas-remas celananya. Ia sangat mengagumi kecantikan dari wanita di hadapannya itu.

“Kyungsoo-ah!,” panggil Jessica seraya mengibaskan tangannya di depan wajah Kyungsoo.

“Ah~!,” Kyungsoo tersentak, “A-Ada apa, noona?,” tanyanya.

Jessica tersenyum, “Es krim milikmu sudah tiba,” jawabnya.

Kyungsoo melihat sebuah benda di atas meja. Yang benar saja, bahkan ia tak menyadari es krim vanilla nya sudah tiba di atas meja. Kyungsoo mengusap tengkuknya karena malu.

Kyungsoo menyuap sesendok es krim ke mulutnya. Namun, ia menghentikan aksinya saat Jessica tertawa melihatnya.

“Ada apa, noona?,” tanya Kyungsoo bingung.

Jessica meraih tisu dan mengelap bibir Kyungsoo yang berlepotan es krim. Kyungsoo terpaku karenanya.

“Kau ini! Makan es krim saja sudah seperti anak kecil,” ucap Jessica.

Wajah Kyungsoo memanas. Semburat merah menyebar di pipinya. Melihat itu, tawa Jessica semakin pecah.

“Wajahmu seperti badut, Kyungsoo-ah!,” seru Jessica sambil tertawa lepas.

Kyungsoo mengerucutkan bibirnya, “Noona~!,” rengeknya.

***

Taeyeon sedang duduk di atas rerumputan sambil memandangi langit biru. Sedangkan Baekhyun merebahkan kepalanya di pangkuan Taeyeon. Begitu mesra, bukan?

“Taeyeon-ah, apa kau memikirkan apa yang terjadi dengan Jessica?,” tanya Baekhyun.

Taeyeon menggeleng, “Ada apa dengannya?,” tanyanya.

“Dia sedikit aneh. Sangat aneh sebenarnya. Aku tahu dia tak menyukai Kyungsoo. Tapi, mengapa sekarang dia dan Kyungsoo—”

“Baekhyun-ah, semua manusia bisa berubah, dan Jessica pasti bisa berubah. Sampai kapanpun manusia membenci sesamanya, suatu saat nanti pertemanan pasti akan hadir di antara mereka. Dan itu semua sudah terjadi pada Jessica dan Kyungsoo,” ucap Taeyeon.

Baekhyun tersenyum. Tangan kanannya mengelus pipi Taeyeon hingga wajah Taeyeon bersemu merah.

“Aku adalah pria terberuntung di dunia ini, Taeyeon-ah,” ucap Baekhyun.

“Mengapa begitu?,” tanya Taeyeon sedikit bingung.

Baekhyun tersenyum lagi, “Karena—aku memiliki peri cantik yang saat ini aku bersandar padanya,” jawabnya.

Taeyeon tak bisa menyembunyikan senyumannya. Wajahnya juga memanas. Dan yang cukup membuatnya kaget adalah saat Baekhyun bangun dan menyentuh bibir Taeyeon dengan bibirnya.

Tanpa mereka sadari, seorang wanita yang memperhatikan mereka berlari menjauhi tempat tersebut dengan isak tangisnya. Ya, wanita itu adalah Jessica.

To Be Contiuned

I Choose To Love You (Chapter 2)


Gambar

Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • EXO-K’s DO as Do Kyungsoo

Support Cast :

  • EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol
  • EXO-M’s Tao as Huang Zi Tao
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

Genre : Romance, Friendship, Angst

Length : Series

Poster by © bubbletea

>>> 

 

Taeyeon tersenyum ria. Akhirnya aku bisa bertemu dengan kalian juga, gumamnya dalam hati.

Baekhyun berdiri dari kursinya, “T-Taeyeon-ah?,” gumamnya, masih tak percaya.

Taeyeon mengangguk, “Ini aku, Baekhyun-ah,” jawabnya.

“Kau kenal dia, Baekhyun-ah?,” tanya Tao.

“Baekhyun-ah, comblangkan aku dengannya,” pinta Chanyeol.

Baekhyun berjalan menghampiri Taeyeon. Dan betapa kagetnya Chanyeol dan Tao, dan juga Jessica saat Baekhyun memeluk Taeyeon dengan erat. Sedangkan yang di peluk hanya bisa tersenyum puas.

“A-Aku sangat merindukanmu,” ucap Baekhyun.

“Aku juga. Makanya aku kembali,” jawab Taeyeon.

Baekhyun melepaskan pelukannya. Tangannya menangkup wajah Taeyeon yang bersinar dan cantik.

“Bahkan kau masih tetap terlihat cantik, peri cantik,” ucap Baekhyun.

Semburat merah menyebar di wajah Taeyeon. Ia menunduk malu. Namun, Baekhyun mengangkat dagunya hingga mata mereka bertemu.

“Kenapa kau pergi?,” tanya Baekhyun.

Taeyeon menggigit bibirnya, “A-Aku—”

“Kau tahu, aku menjadi stres karena kau menghilang tanpa kabar. Tanyakan saja pada Jessica,” ucap Baekhyun.

Taeyeon menatap sahabat perempuan lamanya yang sedang tersenyum paksa kepadanya. Ia membalas senyuman itu dengan tulus. Lalu ia beralih menatap Baekhyun.

“Aku minta maaf. Appa juga mengatur kepergian kami mendadak sekali, jadi—aku tak sempat untuk berpamitan denganmu dan Sica,” jawab Taeyeon.

Baekhyun menghela napas berat, “Tapi—kau masih mencintaiku, kan?,” tanyanya.

Jessica menatap Baekhyun tajam. Ternyata perasaan Baekhyun pada Taeyeon memang tidak berubah. Tebakan Jessica benar 100%.

Jessica beranjak berdiri, “Permisi. Aku harus ke toilet,” ucapnya, lalu pergi meninggalkan mereka berempat.

“Tumben dia ke toilet,” cibir Tao.

“Biasanya dia selalu berkata, toilet di kampus tidak bersih,” ucap Chanyeol.

“Maklumlah, anak orang kaya,” sindir Tao.

Baekhyun mendesis, “Mengapa kalian mengejek Jessica? Kalian masih ingat kan bahwa Jessica adalah sahabatku. Jadi, jika kalian berani macam-macam dengannya, aku tidak segan-segan membunuh kalian,” omelnya.

“Kami kan hanya bercanda,” ucap Tao.

“Sebenarnya yang kau cintai itu Taeyeon atau Jessica? Selalu saja kau bela Jessica-mu itu,” ucap Chanyeol.

Taeyeon menunduk. Perasaannya memburuk. Apa mungkin Baekhyun mencintai Jessica? Mungkin saja setelah ku tinggal pergi, mereka saling mencintai, batinnya.

“Sembarangan kalian ini. Aku dan Jessica hanya bersahabat, tidak lebih,” omel Baekhyun.

>>> 

Jessica duduk di sebuah kursi di halaman kampusnya. Matanya yang sayu menunjukkan bahwa ia sehabis menangis. Hanya saja, wanita tomboy seperti Jessica tidak menangis merengek seperti gadis-gadis manja. Ia lebih berdiam diri, namun air mata tetap merembes keluar.

“Hermione~”

Jessica menoleh ke sumber suara. Ugh, dia lagi, batinnya. Ternyata di samping Jessica sudah ada pria berkacamata bulat yang mengaku mirip dengan Harry Potter—Do Kyungsoo.

“Jangan menggangguku,” perintah Jessica, dingin.

“Jangan seperti itu, Hermione. Kata eomma, jika ada yang kesepian, harus segera di temani,” ucap Kyungsoo.

Jessica menatap Kyungsoo tajam, “Kau ini selalu menggangguku. Lagipula, kau ini hoobae. Harusnya kau bersikap sopan dan memanggilku sunbae,” ucapnya, kesal.

Kyungsoo menggeleng, “Itu terlalu formal,” jawabnya, “Bagaimana dengan noona?,” usulnya.

Jessica memutar bola matanya, “Terserah saja asal jangan Hermione,” jawabnya.

“Baiklah, Hermione noona,” seru Kyungsoo, sambil memeluk Jessica.

“KYA!,” teriak Jessica, seraya mendorong Kyungsoo hingga terjatuh ke tanah. “Sudah ku bilang jangan panggil aku Hermione. Dan jangan pernah berani menyentuhku apalagi memelukku,” serunya.

“Maafkan aku, Her—eh maksudku noona. Aku tadi terbawa suasana,” ucap Kyungsoo.

Jessica mendesis, “Alasan tipis,” ucapnya, lalu pergi meninggalkan Kyungsoo.

“Noona! Jangan tinggalkan aku, noona. Leave don’t!,” seru Kyungsoo, yang masih terduduk di tanah.

>>> 

Jessica sedang bermain basket di lapangan tempat biasa ia bermain basket bersama Baekhyun. Di tempat itu juga terdapat sebuah rumah pohon yang di  bangun oleh ayah Baekhyun.

Jessica memantul-mantulkan bola basket ke tanah sambil matanya mengitari sekitarnya. Ia tak melihat tanda-tanda kedatangan Baekhyun. Biasanya Baekhyun tidak pernah telat seperti ini, batinnya.

Tiba-tiba, Jessica merasa pandangannya gelap karena sepasang tangan yang menutup matanya. Ia pun memberontak. Setelah berhasil menyingkirkan telapak tangan Baekhyun, ia berbalik.

“Baekhyun-ah, kau sudah terlam—” ucapan Jessica terhenti saat melihat Baekhyun tidak datang sendiri, tetapi bersama Taeyeon. Pantas saja dia terlambat, batinnya.

“Hai, Sica-ya,” sapa Taeyeon.

Jessica tersenyum paksa, “Ngg—hai,” balasnya.

“Maaf aku terlambat. Tadi aku menjemput Taeyeon dulu. Katanya, dia merindukan danau di taman ini,” ucap Baekhyun.

“O-Oh,” ucap Jessica mengerti.

“Ayo, Taeyeon-ah,” ajak Baekhyun, seraya menggenggam tangan Taeyeon.

Mereka berdua pun pergi ke danau yang ada di seberang lapangan basket. Baekhyun dan Taeyeon menaiki perahu. Baekhyun mengayuh perahu tersebut dengan dua alat kayuh, sedangkan Taeyeon menikmati pemandangan yang sangat ia rindukan.

Jessica berusaha menahan tangis karena dirinya begitu sakit hati melihat orang yang ia cintai sedang berbahagia dengan orang lain.

“SICA-AH!,” teriak Baekhyun, seraya melambaikan tangannya ke arah Jessica.

Jessica tersenyum walaupun wajahnya sudah basah karena air matanya yang merembes cukup banyak. Ia juga membalas lambaian tangan Baekhyun.

“Andai aku adalah Taeyeon,” gumam Jessica pelan.

>>> 

Jessica pulang ke sebuah rumah kecil. Ia melihat ibunya yang sedang menjahit di ruang tengah. Inilah kehidupan Jessica yang sekarang. Jessica bukan anak seorang konglomerat lagi. Ayah dan ibunya sudah bercerai. Meskipun ia bisa dengan kapan saja kembali pada ayahnya, tetapi ia lebih menyayangi ibunya. Baginya, ibunya lah yang sudah melakukan berbagai hal berjasa untuknya dan keluarganya.

Soal kuliah di Oxford, Jessica hampir jadi kuliah disana. Tetapi, ia menggagalkannya karena dua hal, yakni karena ia memilih ikut dengan ibunya dan ia tak ingin berpisah dengan Baekhyun.

“Mom, beristirahatlah,” ucap Jessica.

Ibu Jessica menggeleng, “Tugas eomma belum selesai, sayang,” jawabnya.

“Tapi, mom—”

“Sebentar lagi eomma akan beristirahat kok,” ucap ibu Jessica.

Jessica memeluk ibunya dari belakang, “Pink promise?,” tanyanya.

“Iya, sayang. Eomma berjanji,” jawab ibu Jessica.

Jessica melepaskan pelukannya pada ibunya. Ia merasa tubuhnya cukup sakit. Jessica pun pergi ke kamarnya yang kecil untuk beristirahat.

>>> 

Taeyeon sedang menatap figura berisikan foto dirinya dan Baekhyun. Ia mengecup wajah Baekhyun di foto tersebut.

“Baekhyun-ah, apa kau masih mencintaiku?,” tanya Taeyeon.

Taeyeon menunduk, “A-Aku takut, aku takut kau mencintai Sica, Baekhyun-ah. Aku tidak mau kehilangan kamu. Kamu adalah satu-satunya alasanku untuk kembali,” ucapnya.

“Kok puteri appa belum tidur?,”

Taeyeon menoleh ke sumber suara, “Appa!,” serunya.

Joonmyun menghampiri Taeyeon dan mengusap kepala Taeyeon lembut, “Apa ada masalah di hari pertamamu di sekolah?,” tanyanya.

Taeyeon menggeleng, “Tidak. Hanya saja—”

“Uh-hu?,”

“Aku ragu pada pria yang ku cintai, appa,” jawab Taeyeon.

“Siapa pria beruntung itu?,” tanya Joonmyun.

Taeyeon terkekeh, “Itu—Baekhyun, appa. Appa masih ingat, kan?,”

Joonmyun mengangguk, “Tentu saja appa masih ingat. Dia sahabatnya si Jessica itu, kan? Wanita tomboy itu?,”

Taeyeon mengangguk pelan. Mendengar nama Jessica membuatnya sedikit miris.

“Kenapa kau ragu padanya?,” tanya Joonmyun.

“Perasaanku mengatakan kalau Baekhyun sudah berpaling dariku, appa,” jawab Taeyeon.

“Apa yang membuatmu berpikir seperti itu? Apakah dia tidak bersikap baik padamu?,”

Taeyeon menggeleng, “Dia sangat baik, appa. Dia menemaniku seharian ini. Bahkan dia memujiku karena aku tetap cantik,” jawabnya.

Joonmyun tersenyum, “Itu artinya dia masih mencintaimu,” simpulnya.

“Appa yakin?,” tanya Taeyeon.

“Sudahlah. Lebih baik kau tidur. Lupakan pikiran negatifmu. Besok kau harus masuk sekolah,” ucap Joonmyun.

Taeyeon mengangguk, “Baik, appa,” jawabnya.

>>> 

Tiffany, Sunkyu dan Hyoyeon sedang mengerjakan skripsi di kamar Tiffany. Sunkyu tampak menikmati latar kamar Tiffany yang berwarna pink.

“Fany-ah, kamar barumu sungguh enak di pandang,” ucap Sunkyu.

Tiffany tersenyum, “Of course. Sebelumnya kamar ini berwarna putih. Menurutku terlalu biasa, jadi ku pinta pada daddy untuk mengganti cat warna kamar ini,” jawabnya.

“Pemilik kamar ini selera pasti payah,” ucap Hyoyeon.

“Memangnya siapa pemilik kamar ini sebelumnya?,” tanya Sunkyu.

“Puteri kandung daddy. Aku lupa siapa namanya. Lagipula, aku tidak peduli. Siapapun dia, yang penting, dia sudah menyingkir dari kehidupan daddy dengan ibunya. Jadi, my mom bisa menikah dengan konglomerat kaya,” jawab Tiffany, gembira.

“Kalau begitu, sehabis ini kita belanja ke mall, yuk?,” ajak Hyoyeon.

“Buat apa?,” tanya Sunkyu, “Aku masih betah disini,” ucapnya.

“Ayolah. Tiffany sudah menjadi orang kaya raya. Lebih kaya dari sebelumnya. Jadi, pasti Tiffany punya uang banyak untuk mentraktir kita,” seru Hyoyeon.

“Don’t worry, Hyoyeonnie. Setelah skripsi ini selesai, kalian akan ku traktir sepuasnya,” jawab Tiffany.

“HORE!!!,” seru Sunkyu dan Hyoyeon.

>>> 

Jessica berjalan menelusuri koridor kampusnya. Tiba-tiba, ia merasakan sebuah tangan merangkul bahunya.

“Baekhyun-ah~”

“Kemarin kau kemana? Kenapa tiba-tiba menghilang?,” tanya

Jessica tersenyum kecut, “Aku langsung pulang. Aku lelah,” jawabnya.

Baekhyun mengangguk mengerti, “Ngg—apa ponselmu masih di perbaiki?,” tanyanya.

Jessica mendadak gugup, “I-Iya,” jawabnya.

“Biasanya kalau lama di perbaiki, kau akan membeli yang baru,” ucap Baekhyun.

“A-Aku hanya tidak ingin membuang-buang benda saja,” jawab Jessica.

“NOONA!!,” teriak Kyungsoo dari kejauhan.

“Bloody hell,” gumam Jessica, “Ku rasa, kita harus segera pergi, Baekhyun-ah. Aku muak dengan pria aneh itu,” ucapnya.

Baekhyun mengangguk. Ia menggenggam tangan Jessica dan berlari dari tempat itu bersama.

“HEI! JANGAN PERGI! NOONA!!,” teriak Kyungsoo.

>>> 

Taeyeon sedang menulis sesuatu di bukunya. Tiba-tiba, ia melihat kedatangan Baekhyun dan Jessica. Dan yang membuat Taeyeon sedih adalah saat matanya menangkap keduanya sedang bergenggaman tangan.

“Ahem. Seperti sepasang kekasih saja,” goda Chanyeol.

Baekhyun dan Jessica segera melepaskan genggaman tangan mereka. Jessica merasakan wajahnya memanas. Jessica segera ke kursinya sebelum teman-temannya bertanya mengapa wajahnya memerah.

“Tontonan gratis sudah berakhir,” ucap Tao.

“Kami bukan sepasang kekasih,” protes Baekhyun.

“Iya, kami tahu. Kalian adalah sepasang sahabat. Benar, kan?,” tanya Chanyeol.

“Tuh, kau tahu,”

“Baekhyun-ah~” panggil Taeyeon.

“Ya? Ada apa, peri cantik?,” balas Baekhyun.

“Sepulang kuliah, apa kau bisa menemaniku ke toko buku?,” tanya Taeyeon.

“Tidak bisa,” sahut Jessica.

“Kenapa tidak?,” tanya Baekhyun, sedikit kesal.

“Kau dan aku akan bermain basket hari ini. Sudah cukup kemarin kita tidak bermain basket,” jawab Jessica.

“Salahmu sendiri menghilang saat itu. Padahal aku ingin mengajakmu bermain basket,” ucap Baekhyun.

“Pokoknya hari ini kau harus bermain bersamaku,” tekan Jessica.

“Ayolah, Jessica-ya. Tidak bisakah kau buat Baekhyun bahagia sebentar? Dia akan pergi bersama peri cantiknya. Kau ini tidak pengertian, ya?,” seru Tao.

Jessica terdiam. Mengapa mereka berpihak pada Taeyeon?, batinnya kesal.

“Tao benar. Kalau kita tidak bermain, belum tentu juga kan kita akan mati?,” ucap Baekhyun, “Kita bisa bermain besok,” tambahnya.

“Terserah kau saja!,” bentak Jessica, lalu keluar dari kelas.

“Begitu saja marah,” cibir Baekhyun.

Taeyeon pun merasa tidak enak. Karena dia, Baekhyun dan Jessica menjadi bertengkar.

“M-Mungkin aku bisa sendiri saja, Baekhyun-ah,” ucap Taeyeon.

“Tidak!,” bantah Baekhyun, “Aku akan tetap menemanimu,” putusnya.

“Tapi—”

“Tidak usah pedulikan Jessica. Dia marah biasanya hanya sebentar. Setelah itu, dia tidak akan marah lagi kok,” ucap Baekhyun.

Taeyeon mengangguk mengerti.

>>> 

“Permisi~”

Seorang wanita setengah paruh keluar dari rumahnya saat ada yang datang.

“Kamu siapa, ya?,” tanya wanita itu pada pria berkacamata bulat.

“Nama saya Kyungsoo, ahjumma,” jawab pria—Kyungsoo—itu, “Apakah ini rumah Jessica?,” tanyanya.

Wanita itu mengangguk, “Kamu temannya, ya?,” tanyanya.

“Iya, ahjumma,” jawab Kyungsoo, bersemangat.

“Syukurlah kau datang. Jessica sedang mengurung dirinya di dalam kamar semenjak ia pulang kuliah. Ia juga mogok makan. Tolong suruh dia keluar, ya?,” seru wanita itu.

“Baik, ahjumma. Serahkan pada Do Kyungsoo,” jawab Kyungsoo, percaya diri.

Kyungsoo pun masuk ke dalam rumah Jessica. Ia berjalan dan berhenti tepat di depan pintu kamar Jessica. Kyungsoo pun segera mengetuk pintu tersebut.

“AKU TIDAK MAU KELUAR, MOM! DON’T BOTHER ME!!,”

“Noona, ini aku Kyungsoo!,” seru Kyungsoo.

Beberapa detik kemudian, pintu kamar Jessica pun terbuka.

“KYUNGSOO??!,” teriak Jessica, kaget dan tak percaya.

Kyungsoo mengangguk, “Ya, ini aku,” jawabnya.

“Bagaimana kau bisa tahu rumahku?,” tanya Jessica.

Kyungsoo terkekeh, “Aku selalu mengikuti noona saat pulang kuliah secara diam-diam,” jawabnya.

>>> 

Jessica dan Kyungsoo duduk di atas rumput dekat danau. Mereka memandangi danau sambil mengobrol.

“Jadi, orangtua noona bercerai?,” tanya Kyungsoo.

Jessica mengangguk, “Aku ikut dengan ibuku dan memilih hidup di tempat yang kecil karena mom tidak punya banyak uang. Dad begitu jahat dan tak memberi sedikitpun harta pada kami.,” jawabnya.

“Menurutku, noona sangat hebat,” ucap Kyungsoo.

“Apa maksudmu?,” tanya Jessica, kurang mengerti.

“Padahal jika noona memilih ikut dengan ayah noona, maka kehidupan noona akan kaya raya. Tetapi, noona lebih memilih ikut dengan ibu. Itu patut di acungi jempol,” jawab Kyungsoo.

Jessica terkekeh, “Aku hanya merasa mom adalah segala-galanya bagiku,” ucapnya.

Kyungsoo tersenyum, “Jadi, noona akan tetap merahasiakan ini?,” tanyanya.

Jessica mengangguk, “Untuk saat ini, aku ingin merahasiakannya dulu,” jawabnya. Jessica menoleh ke arah Kyungsoo dan mengacungkan jari kelingkingnya, “Janji ya akan menjaga rahasia ini dengan baik?,”

Kyungsoo melingkarkan kelingkingnya pada jari kelingking milik Jessica, “Aku berjanji, noona,” jawabnya.

Keduanya saling tertawa renyah. Dan tampaknya, hari ini persahabatan dari Jessica dan Kyungsoo sudah di mulai.

To Be Contiuned

I Choose To Love You (Chapter 1)


Title : I Choose To Love You

Author : Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast :

  • EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
  • SNSD’s Jessica as Jessica Jung
  • SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
  • EXO-K’s DO as Do Kyungsoo

Support Cast :

  • EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol
  • EXO-M’s Tao as Huang Zi Tao
  • SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
  • SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
  • SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
  • etc

Genre : Fluff, Romance, Friendship, Comedy

Length : Series

Note : FF ini terinspirasi dari sinetron ‘Heart Series 2’. Jadi, kalo ada kesamaan, harap maklum, ya? Soalnya saya ngepens berat sama Yuki Kato dan saya suka banget karakter Rachel di sinetron itu. Poster nyusul, fufufu~

>>> 

 

Baekhyun, Chanyeol, dan Tao sedang makan siang di kantin. Chanyeol dan Tao terlihat lahap, berbeda dengan Baekhyun yang menunduk sambil mengaduk-aduk makan siangnya.

“Jangan menyiakan makananmu, Baekhyun-ah,” tegur Tao.

Baekhyun mendongakkan kepalanya dan menatap sahabatnya itu.

“Kalau kau tidak lapar, berikan porsimu padaku,” ucap Chanyeol.

PLETAKK!!

Chanyeol meringis ketika Tao memukul kepalanya, “Kenapa kau suka sekali memukul kepalaku?,” tanya Chanyeol.

“Karena menurutku otakmu itu sudah tidak waras,” jawab Tao, intens, “Seharusnya kau memotivasi Baekhyun, bukan meminta makanannya,” tambahnya.

Chanyeol mengusap kepalanya, “Maafkan aku,” ucapnya.

Baekhyun mendorong mangkuk berisikan makanannya ke arah Chanyeol, “Makanlah. Aku sedang dalam tidak nafsu makan,” ucapnya.

Mata Chanyeol berbinar-binar, “Aku mencintaimu, Baekhyun-ah,” serunya—seraya meraih mangkuk milik Baekhyun.

Tao mendesis, “What happen with you?,” tanyanya.

“Bisakah kau tidak menggunakan bahasa Inggris?,” pinta Baekhyun.

Tao mengernyit heran. Biasanya aku menggunakan bahasa Inggris, dia tidak protes!, batinnya.

“Jika kau menggunakan bahasa Inggris, kau akan membuat Baekhyun teringat akan gadis perkasa berdarah campuran itu,” sahut Chanyeol.

“Maksudmu Jessica?,” tanya Tao.

Chanyeol mengangguk cepat. Sedangkan Baekhyun mengusap wajahnya kasar.

“Dia bilang dia akan melanjutkan kuliah di universitas yang sama denganku. Tapi, nyatanya, dia berbohong. Dia pindah ke England secara mendadak dan melanjutkan kuliahnya disana,” ucap Baekhyun, kecewa.

“Apakah dia berkuliah di Oxford University?,” tanya Chanyeol.

“Sepertinya begitu,” jawab Baekhyun.

“Hebat!,” kagum Chanyeol.

Tao menghela napas berat, “Seharusnya kau senang Jessica bisa berkuliah di universitas setinggi Oxford University. Semua orang ingin berkuliah disana,” ucapnya.

“Kau tak mengerti, Tao-ah. Jessica adalah sahabatku sejak kecil. Kami sudah membuat perjanjian bersama agar selamanya akan terus bersama,” ucap Baekhyun.

“Terus bersama? Apakah itu artinya kalian akan menjadi pasangan hingga tua?,” tanya Chanyeol.

Baekhyun terdiam. Ia mencoba mencerna kata-kata Chanyeol.

“Mungkin maksud Baekhyun, mereka akan terus bersama hingga tua sebagai sahabat,” jelas Tao.

Chanyeol mengangguk mengerti, “Aku tidak bisa membayangkan gadis perkasa menikah dengan Baekhyun. Jessica lebih cocok menikah dengan wanita,” ucapnya.

Baekhyun melempar tasnya hingga mengenai Chanyeol. Chanyeol pun meringis kesakitan.

“Apa yang kau lakukan?,” tanya Chanyeol, kesal.

“Jessica akan menikah dengan seorang pria. Akan ku pastikan itu,” tegas Baekhyun—lalu beranjak pergi.

“Ada apa dengannya? Kenapa dia semarah itu? Aku kan hanya bercanda,” ucap Chanyeol.

“Ku rasa jiwa Baekhyun dan Jessica tertukar. Kau lihat, Baekhyun menjadi cerewet seperti gadis yang sedang menstruasi,” jawab Tao.

Chanyeol tertawa lepas karenanya. Rupanya Tao telah tertular virus lawakku, batinnya.

>>> 

Baekhyun terus berjalan menelusuri koridor kampus barunya dengan wajah yang di tekuk. Meski begitu, aura dinginnya masih terpancarkan. Rupanya hanya sosok Jessica saja yang bisa mencairkan aura dingin dari Baekhyun.

“Bloody hell!,” seru seorang gadis berambut merah.

“Ada apa, Fany-ah?,” tanya teman gadis itu—berambut merah muda.

“Iya, ada apa denganmu?,” tanya temannya yang satu lagi—berambut pirang.

“Sunkyu-ah, Hyoyeon-ah, kalian pasti takkan percaya dengan apa yang ku lihat,” ucap gadis berambut merah—yang di panggil Fany atau di kenal dengan nama Tiffany.

“Apa itu?,” tanya Sunkyu dan Hyoyeon, serempak.

“Look at that,” jawab Tiffany—seraya menunjuk Baekhyun yang kebetulan lewat.

“Ya Tuhan!,” seru Hyoyeon, terpesona.

“Dia tampan sekali!,” seru Sunkyu.

“Let’s go, girls,” ajak Tiffany.

Tiffany, Sunkyu, dan Hyoyeon pun menghampiri Baekhyun. Mereka menghalangi jalan Baekhyun hingga Baekhyun harus berhenti.

“Bisakah kalian tidak menghalangi jalanku?,” pinta Baekhyun, dingin.

Tiffany tersenyum manis—seraya mengulurkan tangannya, “Namaku Tiffany, gadis berdarah campuran Amerika dan Korea,” ucapnya.

Baekhyun terdiam. Tiffany mengingatkannya akan sosok Jessica.

“Namaku Sunkyu,” ucap Sunkyu.

“Aku Hyoyeon,” ucap Hyoyeon.

“Baiklah. Sudah cukup berkenalannya, kan?,” tanya Baekhyun—seraya pergi meninggalkan tiga gadis itu.

“I love cold boy,” ucap Tiffany.

“Me too!,” seru Sunkyu dan Hyoyeon, serempak.

Tiffany mendorong kepala Sunkyu bergantian dengan Hyoyeon. Keduanya meringis kecil.

“Just Tiffany Hwang, who can be his girlfriend. Understand?,” seru Tiffany.

“Understand!,” jawab Sunkyu dan Hyoyeon, serempak.

Tiffany segera melangkah pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

“Hyoyeon-ah,” panggil Sunkyu.

Hyoyeon menoleh, “Apa?,” balasnya.

“Apa kau mengerti arti dari kalimat terakhir dari Fany tadi?,” tanya Sunkyu.

Hyoyeon menggeleng, “Tidak,” jawabnya.

“Lalu, kenapa tadi kau bilang—”

“Ikuti saja perkataannya. Jika tidak, dia tidak akan mau lagi mentraktir kita,” bisik Hyoyeon.

Sunkyu bertepuk tangan, “Kau jenius, Hyoyeon-ah!,” serunya.

Hyoyeon tersenyum tipis, “Ngomong-ngomong, memangnya tadi kau mengerti arti dari perkataan Fany?,” tanyanya.

Sunkyu menggeleng, “Tidak!,” jawabnya.

Hyoyeon tertawa lepas, “Ternyata kau sama saja,” ucapnya.

Sunkyu mengerucutkan bibirnya sedikit kesal.

>>> 

Kelas seni telah di mulai. Kelas itu di pimpin oleh dosen bernama Ahn Sohee. Mereka sedang membahas sesi perkenalan karena ini merupakan hari pertama generasi baru memasuki Inha University.

“Dosen kita cantik juga, ya?,” bisik Chanyeol.

“Wajahnya mirip dengan kakakku di China, Xiumin,” bisik Tao.

Baekhyun berbalik ke belakang, “Kalian bisa diam, tidak? Berisik!,” omelnya.

“Byun Baekhyun!,” panggil Sohee.

Baekhyun kembali ke posisi semula, “Ada apa, songsaenim?,” tanyanya.

“Aku adalah dosenmu. Itu artinya kau harus menghargaiku saat aku berbicara,” jawab Sohee.

Baekhyun menunduk, “Aku mengerti, songsaenim,” ucapnya. Damn! Ku bunuh kalian, Park Chanyeol dan Huang Zi Tao!, batinnya.

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu.

“Masuklah,” ucap Sohee.

Pintu pun terbuka. Perlahan, munculah seorang gadis berambut cokelat bergelombang dengan penampilan kasual dan tomboy—masuk ke dalam kelas tersebut. Chanyeol dan Tao memasang ekspresi yang tak bisa di jelaskan.

“Baekhyun-ah,” panggil Chanyeol.

“Tidak mau. Nanti aku di marahi lagi,” ucap Baekhyun.

“Coba lihat ke depan!,” seru Tao.

Baekhyun mendesis. Ia menghela napas berat lalu mengangkat kepalanya dan melihat ke depan.

Gotcha!

“J-Jessica~” gumam Baekhyun—tak percaya.

“Maafkan aku, songsaenim. Lain kali aku takkan terlambat lagi,” ucap Jessica.

“Baiklah, Jessica-ssi. Kau boleh duduk di samping Byun Baekhyun,” ucap Sohee—seraya menunjuk tempat Baekhyun berada.

Jessica melangkah menuju tempat Baekhyun dengan langkah seperti anak laki-laki. Ya, itulah Jessica. Meskipun dia seorang anak pengusaha besar, tetapi dia selalu berpenampilan layaknya seorang preman.

Jessica segera duduk di samping Baekhyun. Baekhyun terus menatapnya. Sedangkan Jessica terlihat tidak mempedulikan Baekhyun yang terus menatapnya.

Jika tidak ada Sohee songsaenim, aku pasti sudah mencekikmu, Jessica Jung!, batin Baekhyun.

>>> 

“Kau bilang kau pindah ke England?,” tanya Baekhyun.

Jessica terkekeh pelan, “Mana mungkin aku meninggalkan sahabat terbaikku,” jawabnya.

Baekhyun segera memeluk Jessica erat, “Kau memang sahabat terbaikku, Sica-ah,” ucapnya.

“Ahem!,” seru Chanyeol dan Tao.

Baekhyun segera melepaskan pelukannya pada Jessica.

“Romantis sekali kalian berdua,” goda Tao.

“Benar. Membuatku iri saja,” ucap Chanyeol.

Wajah Jessica bersemu merah. Namun ia berusaha untuk mengontrol dirinya sendiri.

“Memangnya salah memeluk sahabat sendiri? Sica sudah seperti adikku, kakakku, saudaraku, bahkan ibuku,” ucap Baekhyun.

“Sekalian saja kau anggap aku nenekmu,” ucap Jessica, kesal.

“Hei, kau marah?,” tanya Baekhyun.

Jessica menggeleng, “Aku tidak marah,” jawabnya. Tentu saja aku marah! Ternyata perasaanmu terhadapku tidak berubah hingga saat ini. Bahkan saat Taeyeon tidak ada, kau tetap menganggapku hanya sebagai sahabatmu, batinnya.

>>> 

Taeyeon memandangi sebuah figura berisikan foto dirinya bersama seorang laki-laki. Keduanya terlihat saling merangkul erat. Foto itu di ambil saat keduanya masih berumur 10 tahun. Kini, keduanya sudah menginjak usia remaja.

“Baekhyun-ah,” lirih Taeyeon, “Kau sedang apa? Apa kau merindukanku?,” tanyanya.

“My princess!,” panggil seorang pria setengah paruh.

Taeyeon segera menghapus air matanya yang mengalir begitu saja, “Coming, appa!,” ucapnya.

Taeyeon segera memasukkan kembali figura tersebut ke dalam laci lemarinya. Kemudian, Taeyeon beranjak keluar dan menghampiri Kim Joonmyun di ruang tengah.

“Ada apa, appa?,” tanya Taeyeon.

Joonmyun segera berbalik. Di tangannya terdapat sebuah kue ulang tahun yang cantik dengan lilin yang berbentuk angka 17.

“Selamat ulang tahun, Kim Taeyeon!,” seru Joonmyun.

Taeyeon segera menghampiri Joonmyun dan memejamkan matanya. Ia mengirimkan harapan, lalu menium lilinnya.

“Semoga harapanmu terwujud, my princess!,” ucap Joonmyun.

“Harapanku adalah,” ucap Taeyeon, terhenti.

Joonmyun mengernyit heran. Ia bingung mengapa Taeyeon mengatakan itu sedangkan dirinya tidak bertanya pada puteri semata wayangnya itu.

“Aku ingin kita kembali ke Seoul, appa,” ucap Taeyeon.

Joonmyun menggeleng, “Disini kau lebih aman, sayang. Dokter disini lebih hebat,” ucapnya.

“Dokter di Seoul juga sama hebatnya,” ucap Taeyeon.

“Tapi—”

Taeyeon menggenggam kedua tangan Joonmyun, “Ku mohon, appa. Kabulkan harapanku di usiaku yang ke tujuh belas. Ku mohon,” pintanya.

Joonmyun menatap Taeyeon khawatir. Ia hanya mengkhawatirkan kondisi puterinya yang lemah.

“Appa, ku mohon!,”

Joonmyun menghela napas berat, “Kita kembali besok,” jawabnya.

>>> 

Baekhyun menarik lengan Jessica—membuat langkah Jessica terhenti.

“Ada apa?,” tanya Jessica.

“Sudah dua hari ku tawari pulang bersama, kau tidak mau,” ucap Baekhyun.

Jessica menggigit bibirnya, “A-Aku hanya ingin pulang sendiri saja. Lagipula, aku di jemput kok,” jawabnya.

“Padahal aku ingin kita pulang dan berangkat bersama seperti dulu,” ucap Baekhyun.

“Maafkan aku,” ucap Jessica.

“Ya sudah. Tidak apa. Tapi, besok aku boleh main ke rumahmu, kan?,” tanya Baekhyun.

Jessica menggeleng cepat, “Tidak bisa!,” jawabnya.

“Kenapa?,” tanya Baekhyun, kecewa.

“Ngg—besok aku ada urusan. Rumahku juga akan di pakai untuk acara rapat orangtuaku bersama rekan kerjanya,” jawab Jessica.

Baekhyun berkacak pinggang, “Sebelumnya kau tidak pernah sibuk seperti ini. Biasanya kau selalu mengajakku untuk menghancurkan rapat orangtuamu,” ucapnya.

“A-Aku hanya ingin menjadi penurut. Aku tahu aku tidak boleh berani pada orangtuaku,” jelas Jessica.

Baekhyun mengangguk mengerti, “Baiklah. Kalau begitu, aku pulang dulu,” pamitnya.

Jessica mengangguk seraya melambaikan tangannya, “Be careful,” ucapnya.

“I will,” jawab Baekhyun—lalu pergi meninggalkan Jessica.

Jessica menghela napas lega, “Untung saja Baekhyun tidak curiga,” gumamnya.

Disisi lain, ada tiga gadis yang memperhatikan Jessica dari balik pohon.

“Katanya sahabat, tapi kenapa sedekat itu?,” tanya Tiffany, kesal.

“Benar. Pakai pegangan tangan segala,” cibir Hyoyeon.

“Dari sorotan mata keduanya, memancarkan cahaya cinta,” seru Sunkyu.

“LEE SUNKYU!!,” teriak Tiffany dan Hyoyeon, murka.

Sunkyu mengusap kedua telinganya, “Maafkan aku,” ucapnya.

>>> 

“Appa, aku akan kuliah di Inha University?,” tanya Taeyeon, tak percaya.

Joonmyun mengangguk, “Sudah saatnya kamu melanjutkan sekolahmu kembali, Taeyeon-ah. Tapi, kau harus berjanji untuk tetap menjaga kondisi tubuhmu. Mengerti?,”

Taeyeon memeluk Joonmyun erat, “Terima kasih, appa,” ucapnya.

Joonmyun mengusap punggung Taeyeon dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Taeyeon menatap ke langit melalui jendela kacanya. Sebentar lagi kita akan bertemu, Baekhyun-ah, batinnya.

>>> 

Jessica melihat mahasiswa-mahasiswa tampak sedang mengerjai seorang mahasiswa laki-laki di belakang kampus. Jessica merupakan tipe orang yang sensitif jika ia melihat ada orang yang menyakiti orang lain.

“HEI!!,” teriak Jessica.

“Woh, itu kan gadis perkasa yang menghajar kita tadi malam di kafe?,”

“Ayo cepat, kita kabur!,”

Segerombolan mahasiswa berandalan itu pun pergi, menyisakan seorang mahasiswa laki-laki yang menjadi korban mereka. Jessica pun segera menghampiri laki-laki itu.

“Apa kau tidak apa-apa?,” tanya Jessica.

Laki-laki berkacamata bulat itu pun mendongak. Ia terpana melihat sosok Jessica yang sangat cantik di matanya. Ia pun beranjak berdiri.

“Namaku Do Kyungsoo, penggemar beratmu!,” seru laki-laki itu.

Jessica mengernyit heran, “Sorry?,”

“Whoa! Tidak salah lagi. Ternyata benar dugaanku,” seru Kyungsoo.

Jessica menggaruk kepalanya—seraya menatap Kyungsoo dengan bingungnya.

“Kau adalah Hermione Granger, benar?,” tebak Kyungsoo.

Jessica mengerjap, “What? I am Hermione Granger?,” tanyanya.

“Yes, yes, you are. Name my is Kyungsoo. But everybody me know Harry Potter as,” jawab Kyungsoo.

Jessica menganga mendengarnya. Bukan karena Kyungsoo mengaku di kenal sebagai Harry Potter, tetapi karena bahasa Inggrisnya yang terbolak-balik.

“Hermione, can I take you autograph?,” tanya Kyungsoo.

Jessica memutar bola matanya—seraya menjauh meninggalkan Kyungsoo.

“Hermione, tunggu Harry Pottermu ini!,” seru Kyungsoo—seraya mengejar Jessica.

>>> 

“Wajahmu kenapa di tekuk seperti itu, Sica-ah?,” tanya Baekhyun.

“Ada orang aneh yang selalu mengikutiku sejak tadi,” jawab Jessica.

“Siapa?,” tanya Tao dan Chanyeol, penasaran.

“Namanya Kyungsoo, mengaku sebagai Harry Potter. Dan dia menganggapku sebagai Hermione,” jawab Jessica.

Tao, Chanyeol, dan Baekhyun saling memandang, “HARRY POTTER??,” teriak mereka—lalu di susul tawa lepas mereka.

Jessica mendesis, “Apanya yang lucu?,” omelnya.

“Memangnya tampangnya sangat mirip dengan Harry Potter?,” tanya Baekhyun.

Jessica menggeleng, “Hanya kacamata bulatnya saja yang mirip,” jawabnya.

Ketiga sahabat Jessica itu kembali tertawa lagi. Hingga pada akhirnya Jessica memukul satu persatu perut ketiga sahabatnya itu.

“Sakit, Sica-ah,” ucap Baekhyun.

“Kau itu perempuan atau laki-laki?,” gerutu Tao.

“Sudah ku bilang, dia itu perempuan perkasa,” ucap Chanyeol.

“Sudah, diam. Jangan mengejekku,” ucap Jessica, kesal.

“Halo, teman-teman,”

Jessica, Baekhyun, Tao, dan Chanyeol menoleh ke sumber suara. Mata Baekhyun dan Jessica membulat sempurna. Sedangkan Tao dan Chanyeol memandang kagum orang itu.

“TAEYEON??!!,”

To Be Contiuned

Chapter 1 selesai. Chapter lain akan di lanjut kembali. Ini requestan dari banyak orang yang menginginkan aku membuat FF Baeksica. Oke, aku kabulin. Pas banget aku juga lagi kena Baeksica fever.

Don’t forget about review ^^