Skool Luv Affair (Chapter 3)


Title:
Skool Luv Affair

Author:
Xiao Li/ @dhynakim10

Main Cast:
Jessica – Jin – V – Jungkook
Suga – Jimin – J-Hope – Rap Monster

Support Cast:
YoonA – Hyoyeon
Taeyeon – Tiffany – Seohyun
etc

Genre:
School-life – Romance – Friendship

Length:
Series

skool-luv-affair

***

Yoona sedang tersenyum sambil memperhatikan Jungkook—si ketua osis di Jeguk High School—yang sedang menjelaskan pengumuman di ruangan pengurus osis tersebut. Saat ini, seluruh pengurus osis dan ketua osis sedang berkumpul disana, termasuk Yoona yang juga merupakan pengurus osis. Bukan hanya Yoona yang tersenyum sambil memperhatikan Jungkook. Semua pengurus osis perempuan lainnya juga melakukan hal yang sama. Jeon Jungkook memang murid laki-laki yang penuh pesona selain Jimin dan Seokjin. Hanya saja, cara Jungkook menunjukkan pesonanya berbeda. Tidak seperti Jimin yang sok keren, dan tidak seperti Seokjin yang menunjukkan sisi dinginnya. Jungkook menunjukkannya lewat kecerdasan dan kewibawaannya. Ya, itulah sifat dari orang tercerdas nomor satu di Jeguk High School.

Hanya saja, Yoona sadar akan satu hal. Sebesar apapun ia mengagumi Jungkook, ia takkan bisa mendapatkan hati lelaki itu. Jungkook itu membencinya, mendiaminya, tak pernah mau melihatnya. Terkadang Yoona menyesal diberi kecerdasan yang hampir setara dengan Jungkook. Karena hal itu, Jungkook jadi membencinya.

“Im Yoona-ssi!”

Yoona tersentak. Dan demi seribu pulau di dunia, orang yang baru saja menegurnya tak lain adalah Jeon Jungkook. Yoona tidak tahu apakah ia sedang berkhayal atau tidak.

“Mau sampai kapan kau disini?”

“Eoh?”

Yoona sadar, di ruangan ini hanya ada ia dan Jungkook. Hanya berdua. Yoona menunduk malu karenanya.

“Cepat keluar dari ruangan ini atau kau mau terkunci dari ruangan ini sampai besok.” ucap Jungkook dingin.

“I-Iya.” Yoona beranjak berdiri dari kursinya dan segera keluar dari ruangan tersebut lebih dulu. Yoona berjalan menuju kelasnya sambil menunduk. Wajahnya sangat merah karena malu. Ia tidak tahu harus senang atau tidak. Untuk yang pertama kalinya, Jungkook berbicara kepadanya. Tapi, tetap saja Jungkook menggunakan nada dingin di kalimatnya. Hal itu sangat positif menunjukkan bahwa Jungkook masih membencinya.

Yoona sampai di kelas dan duduk di kursinya yang terletak di depan kursi Sooyeon. Yoona menegakkan kepalanya lalu menghela napas berat. Yoona tak bisa menanggung beban ini sendirian. Maka ia memutuskan untuk memberitahu Sooyeon yang juga sedang duduk di belakangnya.

Yoona berbalik, “Sooyeon-ah, aku ingin—” kalimat Yoona terputus saat melihat Sooyeon dalam keadaan sangat buruk. Sooyeon terlihat membeku dengan mata dan pipi yang basah. Yoona tahu jelas kalau Sooyeon habis menangis.

“Sooyeon-ah, apa yang terjadi?” tanya Yoona panik.

“Sooyeon-ah!” Yoona terus mengguncang tubuh Sooyeon yang tidak mau bergerak dan berbicara. Tentu saja Yoona sangat cemas sekarang. Ia takut kalau Yoongi dan teman-temannya baru saja menyiksa Sooyeon hingga Sooyeon menjadi seperti orang yang sedang depresi berat saat ini.

Taehyung yang baru masuk dan melihat dua perempuan itu, langsung menghampiri mereka.

“Yoona-ssi, apa yang terjadi pada Sooyeon?” tanya Taehyung.

“Aku tidak tahu. Aku baru datang dan dia sudah seperti ini.” jawab Yoona, “Apakah Bangtan Sonyeondan mengerjai Sooyeon?” tanyanya.

“Tidak. Sedari tadi aku bersama mereka dan tidak ada bertemu dengan Sooyeon kecuali di kelas.” jawab Taehyung.

“Lalu, apa yang terjadi padanya?” tanya Yoona frustasi.

“Kita bawa saja ke klinik.” usul Taehyung.

“Baiklah. Kau gendong Sooyeon, ya?”

“Baik!”

>>>

“Selamat, Jeon Jungkook. Sepuluh pertanyaan dengan jawaban tercepat dan tepat berhasil kau jawab dengan benar. Hari ini kau mendapatkan nilai A+ dariku.”

Semua murid bertepuk tangan. Jungkook membungkuk dan berterima kasih. Jungkook tidak menyangka kali ini ia bisa menjawab dengan mudah. Tentu saja karena Im Yoona sedang tidak ada di kelas. Bukan hanya Yoona, Sooyeon dan Taehyung juga tidak ada. Dan itu mengumbar pertanyaan bagi semua murid di kelas tersebut.

Seokjin adalah orang yang paling merasa risih saat ini. Tidak ada Sooyeon disampingnya rasanya tidak nyaman. Perasaan cemas melandanya. Muak terus-terusan memendam perasaan tersebut, akhirnya Seokjin pun mengangkat tangan.

“Songsaenim!”

“Ada apa, Kim Seokjin?”

“Dimana sebenarnya Taehyung berada? Apakah ia sedang membolos? Mengapa ia membolos dan membawa dua murid perempuan yang tidak pernah membolos?” tanya Seokjin.

“Iya, songsaenim. Tidak biasanya Im Yoona membolos.” sahut Jungkook.

“Ah, mulai tertarik pada Im Yoona, Jungkookie?” goda Hoseok.

“Whatever.” cibir Jungkook tak peduli.

“Maafkan saya sebelumnya karena tidak memberitahu kalian. Saat ini, Kim Taehyung dan Im Yoona sedang menjaga Jung Sooyeon yang dirawat di klinik sekolah ini.”

“JUNG SOOYEON SAKIT?” pekik Yoongi kaget.

“Yoongi-ah, sejak kapan kau peduli pada Jung Sooyeon?” tanya Namjoon.

“Apakah Yoongi telah jatuh cinta?” goda Jimin.

Taeyeon mendengus kesal karena teman-teman Yoongi sedang menggoda Yoongi dengan perempuan lain selain dirinya.

“A-Aku hanya kaget saja. Jangan salah paham!” jawab Yoongi grogi.

Tak mempedulikan omongan teman-temannya, Seokjin bangkit dan langsung keluar dari kelas tanpa permisi terlebih dahulu. Semuanya kaget namun sebenarnya hal ini sudah cukup biasa terjadi pada Seokjin.

Tiffany menggigit bibirnya, “Kau tidak sedang menuju klinik untuk menjenguk Sooyeon, kan, Seokjin-ah?” gumamnya pelan.

“Jangan katakan kalau Kim Seokjin sedang ingin menemui Sooyeon.” gumam Yoongi pelan.

>>>

Sooyeon membuka matanya yang terasa berat. Setelah sampai di klinik tadi, Sooyeon langsung tertidur pulas. Dan setelah ia bangun, Sooyeon merasa lebih baik. Tidur memang obat yang paling efektif bagi Sooyeon.

“Syukurlah kau sudah sadar, Sooyeon-ah!” seru Taehyung senang.

“Tadi itu aku tidur, Kim Taehyung. Bukan pingsan!” ucap Sooyeon.

“Tadi itu Taehyung panik sekali, Sooyeon-ah.” ucap Yoona.

“Kau juga sama paniknya.” balas Taehyung. Yoona hanya menyengir dua jari.

“Kalian ini berlebihan, sampai harus membawaku ke klinik. Tapi bagus juga ide kalian. Aku jadi bisa tidur dengan nyaman.” ucap Sooyeon.

“Memangnya tadi itu kau kenapa, Sooyeon-ah? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Yoona cemas.

“Bukan apa-apa. Aku hanya syok saja. Tidak usah dibahas. Aku tidak ingin mengingatnya lagi.” jawab Sooyeon.

“Tapi, yang tadi itu bukan penyakit, kan?” tanya Taehyung.

“Memangnya ada penyakit seperti itu?” omel Sooyeon sambil menjitak kepala Taehyung.

Di balik pintu klinik, Seokjin menghela napas lega dan tersenyum. “Syukurlah kau baik-baik saja, Sooyeon-ah.”

Dan Seokjin pun berjalan kembali menuju kelas.

“Ah, Kim Seokjin. Darimana kau tadi?” tanya guru yang sedari tadi di kelas tersebut.

“Maafkan saya, songsaenim. Tadi saya ke toilet. Karena tidak tahan lagi, jadi saya pergi tanpa permisi.”

Semuanya tertawa mendengar jawaban dari Seokjin, kecuali Tiffany dan Yoongi yang sedang menghela napas lega.

“Baiklah. Kau boleh duduk kembali.”

“Baik.” ucap Seokjin lalu berjalan menuju kursinya.

>>>

Sooyeon dan Yoona berjalan menuju luar sekolah. Semua murid melakukan hal yang sama karena waktu telah menunjukkan semua murid untuk pulang sekolah. Namun, tiba-tiba sekelompok lelaki dan satu perempuan menghalangi jalan Sooyeon dan Yoona.

Sooyeon menghela napas berat, “Apa lagi, eoh?” tanyanya.

“Ngg—apa kau baik-baik saja?” tanya Yoongi.

“Apa?” tanya Jessica kaget. Tak biasanya Yoongi melontarkan pertanyaan seperti itu.

“Songsaenim berkata kau sakit dan dirawat di klinik. Apa sekarang kau baik-baik saja?”

“Kenapa kau tidak bertanya pada Kim Taehyung? Dia yang menemaniku di klinik tadi.” balas Sooyeon.

“Setelah jam pelajaran berakhir, Taehyung langsung pergi. Aku tidak sempat bertanya padanya. Lagi pula, bukankah aku sangat pengecut jika tidak bertanya pada orangnya langsung?”

“Ya. Kau benar. Hanya orang pengecut yang tidak mau menunjukkan apa yang ingin ia lakukan sebenarnya di hadapan orang lain.” ucap Sooyeon sambil menatap Seokjin tajam.

Seokjin yang ditatap hanya menaikkan sebelah alisnya seperti orang yang tidak mengerti. Namun, sebenarnya ia merasa sangat tersinggung.

“Yoongi-ssi, jangan membuat Sooyeon bingung.” pinta Yoona.

“Apa maksudmu, Im Yoona-ssi?” tanya Yoongi tak mengerti.

“Dulu kau sangat jahat. Sekarang kau berubah menjadi sangat baik. Bukankah itu mencurigakan?”

Yoongi tersenyum palsu, “Aku sungguh tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Aku sudah berubah, ingat? Ini semua berkat Jung Sooyeon.”

“Aku tahu, targetmu sekarang adalah Sooyeon, kan? Kalau memang benar, kau sudah salah memilih target. Sooyeon bukan perempuan yang bisa kau permainkan sepertiku. Sooyeon jauh lebih hebat dari kalian semua. Benar kan, Sooyeon-ah?”

Sooyeon terdiam. Ia tidak menyangka Yoona berani sekali menuduh Yoongi seperti itu. Tapi, Sooyeon setuju dengan tuduhan Yoona. Sangat mustahil jika Yoongi berubah secepat itu hanya karena Sooyeon.

Yoongi terkekeh, “Ternyata memang sulit ya berhadapan dengan saingannya Jungkook.” ucapnya.

“Dia bukan apa-apa jika dibandingkan denganku.” sahut Jungkook angkuh.

“Kau hebat, Im Yoona. Bisa menebak semua rencanaku. Benar-benar hebat!” seru Yoongi.

“Ya! Kenapa kau beritahu rencana kita?” tanya Namjoon bingung.

“Tidak ada gunanya lagi disembunyikan. Semuanya sudah ketahuan.” jawab Yoongi.

“Kau benar-benar hebat, lelaki aneh!” seru Sooyeon.

“Apa?”

“Kau ingin mempermainkanku untuk balas dendam. Bagaimana caramu, eoh? Membuatku jatuh cinta kepadamu?”

Yoongi kehilangan kata-kata. Ia sendiri bingung mengapa ia begitu sensitif mendengar kata cinta.

“Kau telah memilih orang yang salah. Karena bagiku, mustahil jatuh cinta padamu!”

Yoongi merasa ia baru saja disambar petir yang sangat dahsyat. Ia tidak tahu mengapa dadanya terasa sesak. Ia tidak tahu mengapa dadanya terasa sakit.

“Ayo, Yoona-ah. Tidak ada gunanya berbicara dengan mereka.” ajak Sooyeon lalu menarik Yoona dan pergi.

Kau benar-benar berubah, Sooyeon-ah. Kau bukan lagi gadis lemah yang ku kenal dulu. Apakah Amerika berdampak buruk bagimu?, batin Seokjin.

“Yoongi-ah, apa rencanamu selanjutnya? Kau benar-benar dipermalukan sekarang.” ucap Hoseok.

“Yoongi-ah, kau baik-baik saja?” tanya Jimin bingung karena Yoongi hanya diam mematung.

“A-Aku tidak tahu.” jawab Yoongi lemah lalu pergi meninggalkan teman-temannya dengan langkah yang lambat.

“Ya! Ada apa dengannya?” tanya Namjoon bingung.

“Apa karena harga dirinya dijatuhkan?” tebak Hoseok.

“Bukan, bodoh. Min Yoongi sedang sakit.” jawab Hyoyeon.

“Apa? Sakit apa, Hyoyeon-ah?” tanya Jimin tak percaya.

“Sakit hati, mungkin?” jawab Hyoyeon sambil tersenyum.

“Maksudmu Min Yoongi jatuh cinta pada Jung Sooyeon?” tanya Namjoon syok.

Seokjin tersentak kaget mendengar perkataan Namjoon.

“Menurutku sih begitu.” jawab Hyoyeon.

“Yoongi sudah tidak waras. Dia memang tidak pernah jatuh cinta dan tiba-tiba jatuh cinta pada gadis liar itu?” seru Jimin syok.

“Menurutku Sooyeon tidak seliar yang kita kira. Lagi pula dia cantik. Wajar jika Yoongi jatuh cinta.” ucap Hyoyeon.

Seokjin tak bisa biarkan ini. Jika Yoongi tiba-tiba berhasil membuat Sooyeon jatuh cinta kepadanya, Seokjin akan kehilangan Sooyeon untuk yang kedua kalinya.

“Hentikan.” ucap Seokjin.

“Kenapa, Seokjin-ah?” tanya Hoseok.

“Tidak usah dibahas lagi soal itu. Lebih baik kalian susul Yoongi. Dia butuh teman sekarang.” jawab Seokjin.

“Kau tidak ingin menyusulnya juga?” tanya Jimin.

“Ada hal lain yang harus ku kerjakan. Maaf.” jawab Seokjin lalu pergi.

“Ngomong-ngomong, aku cukup curiga pada Seokjin.” ucap Hyoyeon.

“Curiga kenapa?” tanya Namjoon.

“Sepertinya dia mengenal Sooyeon sejak dulu.” jawab Hyoyeon.

“Darimana kau bisa menyimpulkan hal seperti itu?” tanya Hoseok.

“Beberapa kali aku melihat Seokjin selalu memandangi Sooyeon. Sooyeon juga melakukan hal yang sama.” jawab Hyoyeon.

“Jangan-jangan mereka saling suka.” tebak Hoseok.

“Bagaimana dengan Tiffany?” tanya Namjoon.

“Oh ya, Tiffany kan sahabat Sooyeon dulu.” seru Jimin.

“Nah. Itu sudah semakin membuatku yakin dengan tebakanku. Pasti ada masa lalu yang tersembunyi diantara Seokjin, Sooyeon, dan Tiffany.” ucap Hyoyeon.

“Bisakah aku pulang?” sahut Jungkook tiba-tiba.

“Apa? Kau tidak ingin menyusul Yoongi juga?” tanya Hoseok.

“Apakah itu hal penting? Tugas esay ku jauh lebih penting dari hal itu.” jawab Jungkook lalu pergi meninggalkan teman-temannya.

“Kenapa ya Jungkook dan Seokjin tidak pernah sehati dengan kita? Selalu sibuk dengan dunianya sendiri.” ucap Jimin kesal.

“Ya sudah lah. Lebih baik kita susul Yoongi. Ku rasa sekarang dia ada di studio Taehyung.” ucap Hyoyeon.

>>>

Taehyung sedang merapikan majalah-majalahnya di atas meja. Tiba-tiba, seseorang masuk ke dalam studio Taehyung dengan wajah masam. Ia berbaring di sofa milik Taehyung dan menutupi wajahnya dengan bantal.

“Ya! Apa yang terjadi? Kau tertimpa bencana?” tanya Taehyung.

“Lebih buruk dari bencana.” jawab Yoongi.

“Kalau lebih buruk dari bencana, itu pasti menyangkut masalah harga dirimu. Benar, kan?” tebak Taehyung.

“Aku tidak tahu harus malu atau tidak. Yang pasti, aku benar-benar merasa tidak enak badan.”

Alis kanan Taehyung terangkat, “Aku sungguh tidak mengerti maksudmu.” ucapnya.

Yoongi menyingkirkan bantal dari wajahnya, “Taehyung-ah,” panggilnya.

“Hm?” jawab Taehyung tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah-majalahnya.

“Bagaimana rasanya jatuh cinta?”

Taehyung langsung batuk mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu. Ia menoleh kepada Yoongi dengan tatapan tak percaya, “Min Yoongi sedang jatuh cinta?” ledeknya.

“Jangan meledekku. Cepat jawab!”

“Kau bertanya kepada orang yang salah, Yoongi-ah. Bukankah kau tahu sendiri kalau aku tidak pernah jatuh cinta?”

Yoongi menepuk dahinya, “Kenapa aku bisa melupakan hal itu?”

Taehyung terkekeh, “Tapi, sedikit yang ku tahu tentang cinta, jatuh cinta itu adalah saat kita melihat lawan jenis kita dan kita tak bisa melupakannya. Bayangannya selalu muncul menghiasi pikiran kita.” jawabnya.

“J-Jadi, aku benar-benar jatuh cinta pada Jung Sooyeon?” pekik Yoongi tak percaya.

“APA??!!” teriak Taehyung syok.

“Ngg—Taehyung-ah, jangan bilang siapa-siapa, ya?” pinta Yoongi.

“T-Tapi, kenapa harus Sooyeon? Bukankah kau membencinya? Dan bukankah terlalu cepat jika kau jatuh cinta kepadanya?” tanya Taehyung.

“Aku sendiri tidak mengerti. Semenjak kejadian di kantin itu, aku tidak bisa melupakan Sooyeon. Aku ingin sekali menghancurkannya, tapi rasanya hatiku tidak menginginkannya. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa jatuh cinta pada gadis liar itu.” jawab Yoongi.

“Oh. Ada yang sedang curhat ya?”

Yoongi dan Taehyung menoleh ke sumber suara. Ternyata mereka adalah Hyoyeon, Jimin, Namjoon, dan Hoseok.

“Kalian mendengar semuanya?” tanya Yoongi takut.

“Memangnya apa yang bisa kami dengar dari luar studio?” tanya Namjoon.

Yoongi menghela napas lega, sedangkan Taehyung terkekeh melihat sahabatnya itu.

“Yoongi-ah,” panggil Hyoyeon.

“Ada apa, Hyoyeon-ah?”

“Apa kau percaya tentang jatuh cinta pada pandangan pertama?” tanya Hyoyeon.

“Ngg—k-kenapa kau berbicara seperti itu?” tanya Yoongi grogi.

“Menurutku, cintamu pada Sooyeon itu seperti jatuh cinta pada pandangan pertama.” jawab Hyoyeon.

“Kalian benar-benar mendengar?” tanya Yoongi tak percaya.

“Memangnya apa yang kalian bicarakan? Apakah sama dengan topik kami?” tanya Hoseok.

“Ah, lupakan.” ucap Yoongi lalu menutup wajahnya dengan bantal lagi.

>>>

“Saya akan membagi kelompok untuk tugas ini. Satu kelompok terdiri dari empat orang. Harap dengar dengan baik nama kalian berada di kelompok mana karena saya tidak akan mengulang dua kali.”

“Tugas kelompok? Menyusahkan saja.” cibir Sooyeon tidak suka.

Yoona berbalik, “Kenapa? Tugas kelompok itu menyenangkan. Kita bisa bekerja sama dengan teman sekelompok dan saling bertukar pendapat. Tidak merepotkan sama sekali. Lebih mudah daripada tugas per-orang.” ucapnya.

“Tapi, bagaimana kalau aku sekelompok dengan murid yang tidak mau ikut mengerjakan? Bukankah itu menyusahkan?” tanya Sooyeon.

“Tenang saja. Murid yang tidak ikut mengerjakan akan dihapus dari kelompok.” jawab Yoona.

“Baiklah. Saya akan membacakan kelompok yang sudah saya atur sendiri. Kelompok pertama terdiri dari Tiffany Hwang, Min Yoongi, Oh Sehun, Park Jiyeon.”

“Apa? Tiffany satu kelompok dengan my Yoongi?” pekik Taeyeon, “Fany-ah, bertukar yuk!” pintanya.

“Kalau saja bisa, aku pasti akan bertukar denganmu.” jawab Tiffany.

“Kelompok kedua terdiri dari Kim Namjoon, Kim Hyoyeon, Kim Taehyung, dan Kim Taeyeon.”

“Semuanya bermarga Kim?” seru Sooyeon.

“Kim songsaenim suka memadukan murid-murid bermarga Kim.” bisik Yoona.

“Kelompok ketiga terdiri dari Jung Hoseok, Choi Jinri, Park Jimin, dan Seo Joohyun.”

“Aku sekelompok dengan Seohyunnie? Asik!” seru Jimin senang.

Seohyun hanya memutar bola matanya. Sedangkan Hyoyeon mendesis kesal, “Awas kalau kau berani melakukan hal aneh, Park Jimin!” gumamnya pelan.

“Kelompok keempat terdiri dari Jeon Jungkook, Im Yoona—”

Aku sekelompok dengan Jungkook?, batin Yoona senang. Sedangkan Jungkook mendengus kesal karena ia tidak suka satu kelompok dengan Yoona.

“—Jung Sooyeon, dan—”

Yoona berbalik, “Kita sekelompok, Sooyeon-ah!” serunya.

Sooyeon mengangguk, “Benar!” balasnya senang.

“—Kim Seokjin.”

“APA????!!!” teriak Sooyeon, Tiffany, Seokjin, dan Yoongi bersamaan.

“Kenapa? Ada masalah?” tanya guru Kim bingung.

Seokjin menggeleng, “Tidak, songsaenim. Saya setuju dengan pilihan anda.” jawabnya sambil tersenyum.

Sooyeon pun tak bisa menutupi senyumannya karena sepertinya Seokjin menerima pilihan guru Kim dengan senang hati. Sooyeon juga senang karena bisa satu kelompok dengan Seokjin.

“Songsaenim, bukankah curang mempersatukan dua murid terpintar di kelas ini? Seperti Jeon Jungkook dan Im Yoona?” seru Tiffany.

Yoona menunduk. Di dalam hati, ia sibuk mengutuki Tiffany.

“Benar, songsaenim. Seharusnya mereka dipisah.” sahut Yoongi setuju.

“Jadi, Tiffany-ssi ingin bertukar dengan Yoona-ssi, begitu?”

“Iya!”

“Tidak!”

Tiffany menoleh kepada Yoongi dengan kesal, “Ya! Apa maksudmu, eoh?” tanyanya.

“Saya ingin saya bertukar dengan Jungkook, songsaenim.” ucap Yoongi.

“Kalau saya menukarkan kalian berdua, itu sama saja membiarkan Jungkook-ssi dan Yoona-ssi dalam satu kelompok, kan?” tanya guru Kim.

“Kalau begitu, saya saja, songsaenim.” ucap Tiffany.

“Tidak. Saya saja!” ucap Yoongi.

“Saya!”

“Saya!”

“Tidak keduanya. Jeon Jungkook dan Im Yoona akan tetap berada di kelompok yang sama bersama Jung Sooyeon dan Kim Seokjin. Maaf saya tidak bisa mengabulkan keinginan kalian berdua karena hal itu sama saja. Jangan pernah protes pada pilihan saya jika tidak bisa menemukan solusinya.” ucap guru Kim tegas.

Tiffany mendengus kesal, “Ini semua karena kau, Min Yoongi!” serunya.

“Seharusnya kau yang tutup mulut!” balas Yoongi tak kalah kesal.

>>>

Sooyeon dan Yoona berangkat menuju kediaman Kim Seokjin menaiki mobil yang dikemudikan oleh supir pribadi Sooyeon. Mereka sepakat akan mengerjakan tugas kelompok di rumah Seokjin. Tentu saja Sooyeon menyetujuinya dengan senang hati.

“Nah, itu rumahnya!” seru Sooyeon memberitahu supirnya.

“Woah! Kau benar-benar mengetahui rumah Seokjin.” ucap Yoona.

Sooyeon hanya tersenyum menanggapi ucapan Yoona lalu keluar dari mobil diikuti Yoona. Mereka pun masuk melewati gerbang yang dibukakan oleh security rumah tersebut dan berjalan menuju rumah Seokjin.

Sooyeon menekan bel. Tidak lama kemudian, wajah seorang pelayan muncul di monitor bel tersebut.

“Annyeonghaseyo. Ada yang bisa saya bantu?”

“Kami temannya Seokjin. Kami ingin mengerjakan tugas kelompok.”

“Baiklah. Sebentar ya.”

Pintu pun terbuka. Sooyeon dan Yoona melangkah memasuki istana milik keluarga Kim itu. Yoona terpesona melihat isi rumah Seokjin, sedangkan Sooyeon tersenyum senang.

“Tidak ada yang berubah.” gumam Sooyeon.

“Kau bilang apa?” tanya Yoona.

“Tidak. Bukan apa-apa.” jawab Sooyeon.

“Tuan muda sudah menunggu dikamarnya. Kamarnya berada di lantai—”

“Dua, kan? Terima kasih.” ucap Sooyeon lalu pergi bersama Yoona.

Pelayan itu bingung tapi ia memutuskan untuk tidak memikirkannya dan kembali bekerja.

“Kau tahu?” tanya Yoona tak percaya.

“Ngg—Seokjin memberitahuku melalui pesan teks.” jawab Sooyeon asal.

Sooyeon mengetuk pintu kamar Seokjin, “Seokjin-ssi, kami sudah datang.” ucapnya.

Seokjin membuka pintunya, “Kalian datang dengan cepat. Ayo masuk!”

Sooyeon dan Yoona masuk ke kamar milik Seokjin. Di kamarnya, Jungkook sudah ada dan duduk di sofa sambil membaca bukunya. Sooyeon dan Yoona juga ikut duduk di sofa yang lain. Seokjin melakukan hal yang sama.

“Apakah langsung kita mulai saja?” tanya Seokjin.

“Mulai saja. Aku tidak bisa berlama-lama disini.” jawab Jungkook dingin.

Seokjin terkekeh pelan, “Maafkan Jungkook. Dia mungkin sangat sibuk.” ucapnya.

“Tidak masalah. Jika dia pulang lebih dulu, kita masih punya Yoona.” jawab Sooyeon yang langsung membuat Jungkook menatapnya tajam.

“Sooyeon-ah..” ucap Yoona tidak enak.

“Kalau saja tidak ikut serta dalam kelompok tidak mengurangi nilaiku, maka aku akan melakukannya sejak tadi, Jung Sooyeon-ssi.” ucap Jungkook kesal.

“Sudah-sudah. Kenapa jadi bertengkar seperti ini? Kelompok tidak boleh seperti ini. Kita harus bekerja sama.” ucap Yoona.

“Apa yang dikatakan Yoona benar. Ayo kita mulai saja tugasnya.” ucap Seokjin.

Mereka pun mulai mengerjakan tugas mereka meskipun masih ada perdebatan kecil terjadi diantara Sooyeon dan Jungkook.

“Apakah ada air putih?” tanya Sooyeon.

“Kenapa? Bukankah kau suka jus?” tanya Seokjin.

“D-Darimana kau tahu aku suka jus?” tanya Sooyeon.

Seokjin mendadak grogi, “Ngg—s-semua perempuan pasti suka jus. J-Jadi, aku menduga seperti itu. Ya, seperti itu.” jawabnya.

“Oh.. Aku hanya sedang ingin minum air putih. Aku akan mengambilnya di dapur.”

“Pelayanku bisa mengambilkannya. Kau tidak perlu repot untuk ke dapur.” ucap Seokjin.

“Tidak. Kita tidak boleh selalu merepotkan pelayan. Mereka sudah bekerja sangat keras. Aku tahu dimana dapurnya. Aku akan mengambilnya sendiri.” ucap Sooyeon lalu berjalan keluar dari kamar Seokjin.

Seokjin tersenyum. Ternyata kau tidak sepenuhnya berubah, batinnya.

>>>

Sooyeon masuk ke dapur di rumah Kim Seokjin. Dapur itu sangat sepi. Tidak ada satu pun pelayan. Ia pun mengambil gelas dan menuang air putih ke dalamnya.

“Dapur ini pun tidak mengalami perubahan. Oh iya, aku kan tidak begitu lama berada di Amerika.” ucap Sooyeon lalu meneguk air putih tersebut.

“Pelayan, tolong ambilkan wine di ruang—” kalimat seorang wanita setengah paruh terhenti saat ia masuk ke dapur dan melihat Sooyeon.

Sooyeon tersentak kaget, “Eo-eomonni?” serunya.

Wanita itu tak percaya dengan apa yang ia lihat, “S-Sooyeon-ah?”

TBC

Gak pendek, kan? Semoga aja begitu. Kalau masih pendek, Insya Allah chapter selanjutnya lebih dipanjangin lagi. Kkk~! Semoga kalian suka dengan chapter ini.
Jangan lupa komentarnya! Kalau komentarnya sedikit, jangan salahin gue kalau chapter selanjutnya juga pendekan. Hehehehehe~!

15 respons untuk ‘Skool Luv Affair (Chapter 3)

  1. Cie cie ada yg jatuh cinta pd pndngan pertma..hehhee..sbnr nya ada hub apa seokjin ama sooyeon dlu nya..n pany..pnsran…

    Taehyun itu suka atw hny pgn dket ama sooyeon..pnsaran…

  2. wkwkwk si yoongi udh mulai jujur sma perasaannya sendiri kkk~ itu Jungkook kok dingin banget sih apa jgn jgn dia suka sma yoona!!! si jin jiga kayaknya udh lumayan banyak ngomong lah disini wkwk … itu taehyung deket sma jessica karna suka apa cuma anggep temen doang?? ayoo lanjut thor’-‘)/ tbc nya bikin penasaran 😀 Hwaiting and keep writing;;) klo author mau bikin yg lebih panjang lagi juga gpp kok, dengan senang hati aku akan membacanya #aseekk

  3. sehunjessicaforever berkata:

    kyaaa aku seneng bnget sama chapter ini.karena yoongi udah jatuh cinta sama sica..
    jin juga dah gak dingin bnget dan udah ada tanda” kalo dia suka sama sica.ternyata yg di chap 2 itu cuma akting.syukurlah…
    aku seneng bayangin jungkook sama sica berdebat pasti seru..
    menurutku ini masih kpendekan thor#maruk…

    cpet di lnjut ya thor…hwaiting. .!!

  4. Keren banget thor,,, tapi kurang panjang thor,, tapi gak papa kok 😀
    Ciyeee Suga udah mulai suka sama Jessica 🙂 Seokjin punya saingan baru nih??
    Ternyata Yoona suka sma Jungkook ya thor?? Trus si Jungkook bales suka gak??
    Itu yg bagian terakhir ibu nya Seokjin bukan?? Ditunggu kelanjutannya,, fighting!!

  5. Ceritanya mkin daebak thor !! 🙂
    Aku suka bnget karakter sooyeon disini, haha si yoongi suka ya sama sooyeon?? Ceritanya benci jdi cinta nih (y)
    Emang kim taehyung ga suka ya sama sica thor?? Pngennya sih smua member suka sama sica smua #maruk 😀
    Jungkook suka ya sama yoona?? Kalau iya akunya patah hati thor huweee T.T
    Di next chaptnya bnyakin moment Jinsica sama yoongsica ya thor 😉
    Fighting for the next chapt 😀

  6. Veronika Mashitoh berkata:

    Huwaaaaa akhirnya author muncul juga *peluk author
    Dari mana aja thor ??

    Wahh bakal ada perdebatan nihhh antara Yoongi sama Jin 😀
    Cieeee Yoongi yang kena karma sama Sica unnie
    ihhhh Tiffany ngajak ributtt nih >_.<

    Daebakk thor ff nya
    lanjut ya thor ff nya jangan terlalu lama oke *tapi aku gak maksa kok aku juga ngehargain author yang punya kesibukan sendiri 😀

  7. nggak setuju!!! jangan ambil my lovely honey bunny kookieeeeeee huweeee#mewek
    aku gk tau kenapa seneng pas yoongi galau hohohoho
    gk biasanya kan yoongi kaya gtu hehe, makin susah nih mau pilih jin-sica atau yoongi-sica hehehe semuanya punya kepribadian unik kalo dipasangin
    yoona mulai berani mengutarakan isi hatinya ke yoongi ya, dia mulai berani ngelawannn daebak, ayo yoona tunjukan kalo kamu gk lemahhhh
    omooo!! apa yang akan terjadi selanjutnya nihhhh sica ketemu sama eomma jinnnnnn…uhhhhh makin gk sabar nunggu next chap nih, ku tunggu ya eon klo bisa secepatnya hehehe ♥♥

  8. Ice Jung berkata:

    Uhuk ada yg jatuh cinta pada pandangan pertama kkk…
    asik nih love line nya sooyeon-seokjin-tiffany
    Yoongi-sooyeon-seokjin
    yoona-jungkook
    seokjin senyum liat sooyeon! Seokjin khawatir sm sooyeon! Seneng//^//
    yoona ternyata suka sama jungkook kkk,

  9. Oh jadi seokjin pura2 gaingat sama jessica ya? Kenapa gitu?
    Yoongi suka sama jessica? Omg. Rumit bgt kehidupan cinta para sahabat itu-_-

    Sebenernya hubungan jessica sama seokjin di masa lalu itu gimana sih? Masalah yang lain udh mulai kebuka sedikit demi sedikit.
    ibunya seokjin ingat jessica? Hubungan jessica sama keluarga seokjin baik2 ajakan? Klau Iya kemungkinan besar pertunangan seokjin sama tiffany bisa dibatalin wakakaka.

    Ini bagus bgt. Tiffany sama yoongi juga koplak
    Next chap ditunggu 🙂

  10. rahmao berkata:

    Aiya, ceritanya makin seru. Seokjin ternyata blum relain Sooyeon :3
    Tiffany ama Suga aja yah. FFnya gak krg pnjang, tpi kalo d pnjangin lbih seru… kkk 😀

  11. Jessicool berkata:

    Yeey suka bngtz ma chap ni pa lg yoongi dah jth cnt ma sooyeon kn bsa buat seokjin cmburu gtu…. Jd pnasaran ma msa lalu mrk? Dtnggu kelanjutanny

  12. Aryyy berkata:

    keren banget alur ceritanya, senyum-senyum sendiri bacanya..
    gak bisa ngomong apa-apa pokonya baguss banget thorr..
    saya suka saya suka *ala meimei 😀

    ditunggu chap selanjutnya iya thor 😉

  13. huwaaaaa akhirnya lanjutannya keluar juga! aku seneng banget tau gak thor pas ngunjingi blog author tiba2 chap3 uda keluar aja. ini ceritanya keren thor, jin udah gak sedingin biasanya, dia jg uda mulai ngomong banyak. daaaann, yoongi sudah mengakui perasaannya huaaaaaa senangnyaaaa>< aku pikir jungkook sm jessica itu lucu klo dibarengin terus, siapa tau jungkook jg bisa suka wkwk. eh tapi yoona? bodo amat deh wkwk. taehyun ini ngedeketin sica ada apa? dia suka ama sica ato cm angep temen? semua msh misteri wkwk. ditunggu next ff ini, fighting^^)9

  14. Whoaa si suga udah mulai jujur kalo dia suka sama Jessica,eh ko taehyung kaya cuek cuek aja gitu kalo suga naksir sama jessica,aku kira v suka sama jessica
    yahh kayaknya nanti jungkook juga benci jadi cinta sama yoona T.T
    btw ffnya keren thor^^

Tinggalkan komentar