Title : I Choose To Love You
Author : Xiao Li/ @dhynakim10
Main Cast :
- EXO-K’s Baekhyun as Byun Baekhyun
- SNSD’s Jessica as Jessica Jung
- SNSD’s Taeyeon as Kim Taeyeon
- EXO-K’s DO as Do Kyungsoo
Support Cast :
- EXO-K’s Chanyeol as Park Chanyeol
- EXO-M’s Tao as Huang Zi Tao
- SNSD’s Tiffany as Tiffany Hwang
- SNSD’s Sunny as Lee Sunkyu
- SNSD’s Hyoyeon as Kim Hyoyeon
- etc
Genre : Fluff, Romance, Friendship, Comedy
Length : Series
Note : FF ini terinspirasi dari sinetron ‘Heart Series 2’. Jadi, kalo ada kesamaan, harap maklum, ya? Soalnya saya ngepens berat sama Yuki Kato dan saya suka banget karakter Rachel di sinetron itu. Poster nyusul, fufufu~
>>>
Baekhyun, Chanyeol, dan Tao sedang makan siang di kantin. Chanyeol dan Tao terlihat lahap, berbeda dengan Baekhyun yang menunduk sambil mengaduk-aduk makan siangnya.
“Jangan menyiakan makananmu, Baekhyun-ah,” tegur Tao.
Baekhyun mendongakkan kepalanya dan menatap sahabatnya itu.
“Kalau kau tidak lapar, berikan porsimu padaku,” ucap Chanyeol.
PLETAKK!!
Chanyeol meringis ketika Tao memukul kepalanya, “Kenapa kau suka sekali memukul kepalaku?,” tanya Chanyeol.
“Karena menurutku otakmu itu sudah tidak waras,” jawab Tao, intens, “Seharusnya kau memotivasi Baekhyun, bukan meminta makanannya,” tambahnya.
Chanyeol mengusap kepalanya, “Maafkan aku,” ucapnya.
Baekhyun mendorong mangkuk berisikan makanannya ke arah Chanyeol, “Makanlah. Aku sedang dalam tidak nafsu makan,” ucapnya.
Mata Chanyeol berbinar-binar, “Aku mencintaimu, Baekhyun-ah,” serunya—seraya meraih mangkuk milik Baekhyun.
Tao mendesis, “What happen with you?,” tanyanya.
“Bisakah kau tidak menggunakan bahasa Inggris?,” pinta Baekhyun.
Tao mengernyit heran. Biasanya aku menggunakan bahasa Inggris, dia tidak protes!, batinnya.
“Jika kau menggunakan bahasa Inggris, kau akan membuat Baekhyun teringat akan gadis perkasa berdarah campuran itu,” sahut Chanyeol.
“Maksudmu Jessica?,” tanya Tao.
Chanyeol mengangguk cepat. Sedangkan Baekhyun mengusap wajahnya kasar.
“Dia bilang dia akan melanjutkan kuliah di universitas yang sama denganku. Tapi, nyatanya, dia berbohong. Dia pindah ke England secara mendadak dan melanjutkan kuliahnya disana,” ucap Baekhyun, kecewa.
“Apakah dia berkuliah di Oxford University?,” tanya Chanyeol.
“Sepertinya begitu,” jawab Baekhyun.
“Hebat!,” kagum Chanyeol.
Tao menghela napas berat, “Seharusnya kau senang Jessica bisa berkuliah di universitas setinggi Oxford University. Semua orang ingin berkuliah disana,” ucapnya.
“Kau tak mengerti, Tao-ah. Jessica adalah sahabatku sejak kecil. Kami sudah membuat perjanjian bersama agar selamanya akan terus bersama,” ucap Baekhyun.
“Terus bersama? Apakah itu artinya kalian akan menjadi pasangan hingga tua?,” tanya Chanyeol.
Baekhyun terdiam. Ia mencoba mencerna kata-kata Chanyeol.
“Mungkin maksud Baekhyun, mereka akan terus bersama hingga tua sebagai sahabat,” jelas Tao.
Chanyeol mengangguk mengerti, “Aku tidak bisa membayangkan gadis perkasa menikah dengan Baekhyun. Jessica lebih cocok menikah dengan wanita,” ucapnya.
Baekhyun melempar tasnya hingga mengenai Chanyeol. Chanyeol pun meringis kesakitan.
“Apa yang kau lakukan?,” tanya Chanyeol, kesal.
“Jessica akan menikah dengan seorang pria. Akan ku pastikan itu,” tegas Baekhyun—lalu beranjak pergi.
“Ada apa dengannya? Kenapa dia semarah itu? Aku kan hanya bercanda,” ucap Chanyeol.
“Ku rasa jiwa Baekhyun dan Jessica tertukar. Kau lihat, Baekhyun menjadi cerewet seperti gadis yang sedang menstruasi,” jawab Tao.
Chanyeol tertawa lepas karenanya. Rupanya Tao telah tertular virus lawakku, batinnya.
>>>
Baekhyun terus berjalan menelusuri koridor kampus barunya dengan wajah yang di tekuk. Meski begitu, aura dinginnya masih terpancarkan. Rupanya hanya sosok Jessica saja yang bisa mencairkan aura dingin dari Baekhyun.
“Bloody hell!,” seru seorang gadis berambut merah.
“Ada apa, Fany-ah?,” tanya teman gadis itu—berambut merah muda.
“Iya, ada apa denganmu?,” tanya temannya yang satu lagi—berambut pirang.
“Sunkyu-ah, Hyoyeon-ah, kalian pasti takkan percaya dengan apa yang ku lihat,” ucap gadis berambut merah—yang di panggil Fany atau di kenal dengan nama Tiffany.
“Apa itu?,” tanya Sunkyu dan Hyoyeon, serempak.
“Look at that,” jawab Tiffany—seraya menunjuk Baekhyun yang kebetulan lewat.
“Ya Tuhan!,” seru Hyoyeon, terpesona.
“Dia tampan sekali!,” seru Sunkyu.
“Let’s go, girls,” ajak Tiffany.
Tiffany, Sunkyu, dan Hyoyeon pun menghampiri Baekhyun. Mereka menghalangi jalan Baekhyun hingga Baekhyun harus berhenti.
“Bisakah kalian tidak menghalangi jalanku?,” pinta Baekhyun, dingin.
Tiffany tersenyum manis—seraya mengulurkan tangannya, “Namaku Tiffany, gadis berdarah campuran Amerika dan Korea,” ucapnya.
Baekhyun terdiam. Tiffany mengingatkannya akan sosok Jessica.
“Namaku Sunkyu,” ucap Sunkyu.
“Aku Hyoyeon,” ucap Hyoyeon.
“Baiklah. Sudah cukup berkenalannya, kan?,” tanya Baekhyun—seraya pergi meninggalkan tiga gadis itu.
“I love cold boy,” ucap Tiffany.
“Me too!,” seru Sunkyu dan Hyoyeon, serempak.
Tiffany mendorong kepala Sunkyu bergantian dengan Hyoyeon. Keduanya meringis kecil.
“Just Tiffany Hwang, who can be his girlfriend. Understand?,” seru Tiffany.
“Understand!,” jawab Sunkyu dan Hyoyeon, serempak.
Tiffany segera melangkah pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
“Hyoyeon-ah,” panggil Sunkyu.
Hyoyeon menoleh, “Apa?,” balasnya.
“Apa kau mengerti arti dari kalimat terakhir dari Fany tadi?,” tanya Sunkyu.
Hyoyeon menggeleng, “Tidak,” jawabnya.
“Lalu, kenapa tadi kau bilang—”
“Ikuti saja perkataannya. Jika tidak, dia tidak akan mau lagi mentraktir kita,” bisik Hyoyeon.
Sunkyu bertepuk tangan, “Kau jenius, Hyoyeon-ah!,” serunya.
Hyoyeon tersenyum tipis, “Ngomong-ngomong, memangnya tadi kau mengerti arti dari perkataan Fany?,” tanyanya.
Sunkyu menggeleng, “Tidak!,” jawabnya.
Hyoyeon tertawa lepas, “Ternyata kau sama saja,” ucapnya.
Sunkyu mengerucutkan bibirnya sedikit kesal.
>>>
Kelas seni telah di mulai. Kelas itu di pimpin oleh dosen bernama Ahn Sohee. Mereka sedang membahas sesi perkenalan karena ini merupakan hari pertama generasi baru memasuki Inha University.
“Dosen kita cantik juga, ya?,” bisik Chanyeol.
“Wajahnya mirip dengan kakakku di China, Xiumin,” bisik Tao.
Baekhyun berbalik ke belakang, “Kalian bisa diam, tidak? Berisik!,” omelnya.
“Byun Baekhyun!,” panggil Sohee.
Baekhyun kembali ke posisi semula, “Ada apa, songsaenim?,” tanyanya.
“Aku adalah dosenmu. Itu artinya kau harus menghargaiku saat aku berbicara,” jawab Sohee.
Baekhyun menunduk, “Aku mengerti, songsaenim,” ucapnya. Damn! Ku bunuh kalian, Park Chanyeol dan Huang Zi Tao!, batinnya.
Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu.
“Masuklah,” ucap Sohee.
Pintu pun terbuka. Perlahan, munculah seorang gadis berambut cokelat bergelombang dengan penampilan kasual dan tomboy—masuk ke dalam kelas tersebut. Chanyeol dan Tao memasang ekspresi yang tak bisa di jelaskan.
“Baekhyun-ah,” panggil Chanyeol.
“Tidak mau. Nanti aku di marahi lagi,” ucap Baekhyun.
“Coba lihat ke depan!,” seru Tao.
Baekhyun mendesis. Ia menghela napas berat lalu mengangkat kepalanya dan melihat ke depan.
Gotcha!
“J-Jessica~” gumam Baekhyun—tak percaya.
“Maafkan aku, songsaenim. Lain kali aku takkan terlambat lagi,” ucap Jessica.
“Baiklah, Jessica-ssi. Kau boleh duduk di samping Byun Baekhyun,” ucap Sohee—seraya menunjuk tempat Baekhyun berada.
Jessica melangkah menuju tempat Baekhyun dengan langkah seperti anak laki-laki. Ya, itulah Jessica. Meskipun dia seorang anak pengusaha besar, tetapi dia selalu berpenampilan layaknya seorang preman.
Jessica segera duduk di samping Baekhyun. Baekhyun terus menatapnya. Sedangkan Jessica terlihat tidak mempedulikan Baekhyun yang terus menatapnya.
Jika tidak ada Sohee songsaenim, aku pasti sudah mencekikmu, Jessica Jung!, batin Baekhyun.
>>>
“Kau bilang kau pindah ke England?,” tanya Baekhyun.
Jessica terkekeh pelan, “Mana mungkin aku meninggalkan sahabat terbaikku,” jawabnya.
Baekhyun segera memeluk Jessica erat, “Kau memang sahabat terbaikku, Sica-ah,” ucapnya.
“Ahem!,” seru Chanyeol dan Tao.
Baekhyun segera melepaskan pelukannya pada Jessica.
“Romantis sekali kalian berdua,” goda Tao.
“Benar. Membuatku iri saja,” ucap Chanyeol.
Wajah Jessica bersemu merah. Namun ia berusaha untuk mengontrol dirinya sendiri.
“Memangnya salah memeluk sahabat sendiri? Sica sudah seperti adikku, kakakku, saudaraku, bahkan ibuku,” ucap Baekhyun.
“Sekalian saja kau anggap aku nenekmu,” ucap Jessica, kesal.
“Hei, kau marah?,” tanya Baekhyun.
Jessica menggeleng, “Aku tidak marah,” jawabnya. Tentu saja aku marah! Ternyata perasaanmu terhadapku tidak berubah hingga saat ini. Bahkan saat Taeyeon tidak ada, kau tetap menganggapku hanya sebagai sahabatmu, batinnya.
>>>
Taeyeon memandangi sebuah figura berisikan foto dirinya bersama seorang laki-laki. Keduanya terlihat saling merangkul erat. Foto itu di ambil saat keduanya masih berumur 10 tahun. Kini, keduanya sudah menginjak usia remaja.
“Baekhyun-ah,” lirih Taeyeon, “Kau sedang apa? Apa kau merindukanku?,” tanyanya.
“My princess!,” panggil seorang pria setengah paruh.
Taeyeon segera menghapus air matanya yang mengalir begitu saja, “Coming, appa!,” ucapnya.
Taeyeon segera memasukkan kembali figura tersebut ke dalam laci lemarinya. Kemudian, Taeyeon beranjak keluar dan menghampiri Kim Joonmyun di ruang tengah.
“Ada apa, appa?,” tanya Taeyeon.
Joonmyun segera berbalik. Di tangannya terdapat sebuah kue ulang tahun yang cantik dengan lilin yang berbentuk angka 17.
“Selamat ulang tahun, Kim Taeyeon!,” seru Joonmyun.
Taeyeon segera menghampiri Joonmyun dan memejamkan matanya. Ia mengirimkan harapan, lalu menium lilinnya.
“Semoga harapanmu terwujud, my princess!,” ucap Joonmyun.
“Harapanku adalah,” ucap Taeyeon, terhenti.
Joonmyun mengernyit heran. Ia bingung mengapa Taeyeon mengatakan itu sedangkan dirinya tidak bertanya pada puteri semata wayangnya itu.
“Aku ingin kita kembali ke Seoul, appa,” ucap Taeyeon.
Joonmyun menggeleng, “Disini kau lebih aman, sayang. Dokter disini lebih hebat,” ucapnya.
“Dokter di Seoul juga sama hebatnya,” ucap Taeyeon.
“Tapi—”
Taeyeon menggenggam kedua tangan Joonmyun, “Ku mohon, appa. Kabulkan harapanku di usiaku yang ke tujuh belas. Ku mohon,” pintanya.
Joonmyun menatap Taeyeon khawatir. Ia hanya mengkhawatirkan kondisi puterinya yang lemah.
“Appa, ku mohon!,”
Joonmyun menghela napas berat, “Kita kembali besok,” jawabnya.
>>>
Baekhyun menarik lengan Jessica—membuat langkah Jessica terhenti.
“Ada apa?,” tanya Jessica.
“Sudah dua hari ku tawari pulang bersama, kau tidak mau,” ucap Baekhyun.
Jessica menggigit bibirnya, “A-Aku hanya ingin pulang sendiri saja. Lagipula, aku di jemput kok,” jawabnya.
“Padahal aku ingin kita pulang dan berangkat bersama seperti dulu,” ucap Baekhyun.
“Maafkan aku,” ucap Jessica.
“Ya sudah. Tidak apa. Tapi, besok aku boleh main ke rumahmu, kan?,” tanya Baekhyun.
Jessica menggeleng cepat, “Tidak bisa!,” jawabnya.
“Kenapa?,” tanya Baekhyun, kecewa.
“Ngg—besok aku ada urusan. Rumahku juga akan di pakai untuk acara rapat orangtuaku bersama rekan kerjanya,” jawab Jessica.
Baekhyun berkacak pinggang, “Sebelumnya kau tidak pernah sibuk seperti ini. Biasanya kau selalu mengajakku untuk menghancurkan rapat orangtuamu,” ucapnya.
“A-Aku hanya ingin menjadi penurut. Aku tahu aku tidak boleh berani pada orangtuaku,” jelas Jessica.
Baekhyun mengangguk mengerti, “Baiklah. Kalau begitu, aku pulang dulu,” pamitnya.
Jessica mengangguk seraya melambaikan tangannya, “Be careful,” ucapnya.
“I will,” jawab Baekhyun—lalu pergi meninggalkan Jessica.
Jessica menghela napas lega, “Untung saja Baekhyun tidak curiga,” gumamnya.
Disisi lain, ada tiga gadis yang memperhatikan Jessica dari balik pohon.
“Katanya sahabat, tapi kenapa sedekat itu?,” tanya Tiffany, kesal.
“Benar. Pakai pegangan tangan segala,” cibir Hyoyeon.
“Dari sorotan mata keduanya, memancarkan cahaya cinta,” seru Sunkyu.
“LEE SUNKYU!!,” teriak Tiffany dan Hyoyeon, murka.
Sunkyu mengusap kedua telinganya, “Maafkan aku,” ucapnya.
>>>
“Appa, aku akan kuliah di Inha University?,” tanya Taeyeon, tak percaya.
Joonmyun mengangguk, “Sudah saatnya kamu melanjutkan sekolahmu kembali, Taeyeon-ah. Tapi, kau harus berjanji untuk tetap menjaga kondisi tubuhmu. Mengerti?,”
Taeyeon memeluk Joonmyun erat, “Terima kasih, appa,” ucapnya.
Joonmyun mengusap punggung Taeyeon dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Taeyeon menatap ke langit melalui jendela kacanya. Sebentar lagi kita akan bertemu, Baekhyun-ah, batinnya.
>>>
Jessica melihat mahasiswa-mahasiswa tampak sedang mengerjai seorang mahasiswa laki-laki di belakang kampus. Jessica merupakan tipe orang yang sensitif jika ia melihat ada orang yang menyakiti orang lain.
“HEI!!,” teriak Jessica.
“Woh, itu kan gadis perkasa yang menghajar kita tadi malam di kafe?,”
“Ayo cepat, kita kabur!,”
Segerombolan mahasiswa berandalan itu pun pergi, menyisakan seorang mahasiswa laki-laki yang menjadi korban mereka. Jessica pun segera menghampiri laki-laki itu.
“Apa kau tidak apa-apa?,” tanya Jessica.
Laki-laki berkacamata bulat itu pun mendongak. Ia terpana melihat sosok Jessica yang sangat cantik di matanya. Ia pun beranjak berdiri.
“Namaku Do Kyungsoo, penggemar beratmu!,” seru laki-laki itu.
Jessica mengernyit heran, “Sorry?,”
“Whoa! Tidak salah lagi. Ternyata benar dugaanku,” seru Kyungsoo.
Jessica menggaruk kepalanya—seraya menatap Kyungsoo dengan bingungnya.
“Kau adalah Hermione Granger, benar?,” tebak Kyungsoo.
Jessica mengerjap, “What? I am Hermione Granger?,” tanyanya.
“Yes, yes, you are. Name my is Kyungsoo. But everybody me know Harry Potter as,” jawab Kyungsoo.
Jessica menganga mendengarnya. Bukan karena Kyungsoo mengaku di kenal sebagai Harry Potter, tetapi karena bahasa Inggrisnya yang terbolak-balik.
“Hermione, can I take you autograph?,” tanya Kyungsoo.
Jessica memutar bola matanya—seraya menjauh meninggalkan Kyungsoo.
“Hermione, tunggu Harry Pottermu ini!,” seru Kyungsoo—seraya mengejar Jessica.
>>>
“Wajahmu kenapa di tekuk seperti itu, Sica-ah?,” tanya Baekhyun.
“Ada orang aneh yang selalu mengikutiku sejak tadi,” jawab Jessica.
“Siapa?,” tanya Tao dan Chanyeol, penasaran.
“Namanya Kyungsoo, mengaku sebagai Harry Potter. Dan dia menganggapku sebagai Hermione,” jawab Jessica.
Tao, Chanyeol, dan Baekhyun saling memandang, “HARRY POTTER??,” teriak mereka—lalu di susul tawa lepas mereka.
Jessica mendesis, “Apanya yang lucu?,” omelnya.
“Memangnya tampangnya sangat mirip dengan Harry Potter?,” tanya Baekhyun.
Jessica menggeleng, “Hanya kacamata bulatnya saja yang mirip,” jawabnya.
Ketiga sahabat Jessica itu kembali tertawa lagi. Hingga pada akhirnya Jessica memukul satu persatu perut ketiga sahabatnya itu.
“Sakit, Sica-ah,” ucap Baekhyun.
“Kau itu perempuan atau laki-laki?,” gerutu Tao.
“Sudah ku bilang, dia itu perempuan perkasa,” ucap Chanyeol.
“Sudah, diam. Jangan mengejekku,” ucap Jessica, kesal.
“Halo, teman-teman,”
Jessica, Baekhyun, Tao, dan Chanyeol menoleh ke sumber suara. Mata Baekhyun dan Jessica membulat sempurna. Sedangkan Tao dan Chanyeol memandang kagum orang itu.
“TAEYEON??!!,”
To Be Contiuned
Chapter 1 selesai. Chapter lain akan di lanjut kembali. Ini requestan dari banyak orang yang menginginkan aku membuat FF Baeksica. Oke, aku kabulin. Pas banget aku juga lagi kena Baeksica fever.
Don’t forget about review ^^